Selasa, 24 April 2012

ASKEB Latar Belakang Masalah Diabetes

Bab I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Diabetes mungkin merupakan penmyakit yang paing sering mempengaruhi hasil kehamilan. Dua hingga tiga per seribu wanita usia subur diketahui menderita dibetes sebeum terjadi konsepsi, dan banyak kehamilan pada wanita normal lainya mungkin komplikasi oleh diabetes kehamilan ( gestasional ).
Kehamilan adalah suatu keadaan risiko tinggi baik bagi wanita yang menderita diabetes maupaun janinnya, dan kepentingan pengendalian metbolik pada wanita hamil yang menderita diabetes sekarang ini tidak diragukan lagi. Komplikasi seperti makrosomia, hipoglikema neonatus, keguguran, kemaitan intrauterine dan hidramnion, serta peningkatan kematian ( mortalitas ) perinatal dan kesakitan ( mobiditas 0 nonatsu, sebagian besar dapat dicegah dengan upaya intensif utnuk mencapai normoglikemia secara ketat.pada para wanita hamil dengan Dm, komplikasi kehamilan yang biasa seperti infeksi, hidramnion, pre –eklamspsia, dan isufsiensi plasenta mungkin juga lebih sering terjadi dan beberapa komplikasi diabetes yang spesifik, khususnya retinpati, bias timbul atau berkembang dengan cepat selama kehamilan.
Selanjutnya angk malformasi bawaan yang berat sekurang – kurangya 2 – 3 kali lebih tinggi darpada pada bayi yang lahir dai ibu yang tidak menderita DM dan ini nberkaitan angsung dengan pengendalian metabolic sebelum konsepsi.

B . Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penyusun hanya membatasi topik pada :
a. Pengertian
b. Etiologi Diabetes Mellitus
c. Klasifikasi Diabetes Melitus
d. Epidemitologi
e. Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan
f. Resiko Diabetes dan Kehamilan
g. Perubahan Metbolik Pada Kehamilan Normal dan Diabetik
h. Bimbingan Prakonsepsi
i. Pencegahan


C . Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui Pengertian
b. Untuk mengetahui Etiologi Diabetes Mellitus
c. Untuk mengetahui Klasifikasi Diabetes Melitus
d. Untuk mengetahui Epidemitologi
e. Untuk mengetahui Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan
f. Untuk mengetahui Resiko Diabetes dan Kehamilan
g. Untuk mengetahui Perubahan Metbolik Pada Kehamilan Normal dan Diabetik
h. Untuk mengetahui Bimbingan Prakonsepsi
i. Untuk mengetahui Pencegahan

D . Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Studi Pustaka
2. Diskusi kelompok
3. Browsing internet








Bab II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Diabetes adalah penyakit kronik yang komplek yang dikarakterisasikan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hiperglikemi dan perkembangan dari mikrovaskuler ( kental kapiler), arterisklerosis, makrivaskuler komplikasi dan neuropatik ( gangguan struktus dan fungsi ginjal).

B. Etiologi Diabetes Mellitus
Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
Faktor Predisposisi :
• Umur sudah mulai tua
• Multiparitas
• Penderita gemuk
• Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
• Bersifat keturunan
• Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine
• Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir mati, Sering mengalami keguguran
• Glokusuria

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.

C. Klasifikasi Diabetes Melitus
• Type I ( IDDM ) : DM yang berganyung pada insulin
• Type II ( NIDDM ) : Orang tidak bergantung pada insulin, tetapi dapat diobati dengan insulin, muncul > 50 tahun.
• Diabetes Laten : Subklinis atau diabetes hamil, uji toleransi gula tidak normal. Pengobatan tidak memerlukan insulin cukup dengan diit saja.

D. Epidemitologi
Gangguan Dm terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM.

E. Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan
1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes ( diabetik )
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan

2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :
a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta

3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan kematian

4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar

5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

F. Resiko Diabetes dan Kehamilan
a. Risikonya pada Ibu
Untuk calon ibu, risiko yang mungkin terjadi akibat diabetes adalah:
• Pre-eklampsia.
• Persalinan premature
• Cairan ketuban berlebihan (hidramnion).
• Infeksi saluran kemih.
• Infeksi vagina berupa keputihan karena jamur yang berulang.

b. Risiko pada Janin.
• Apapun yang terjadi pada calon ibu, janin pasti turut merasakan akibatnya. Hati-hati, sebab diabetes bisa membuat janin di perut Anda mengalami:
• Pertumbuhannya terhambat.
• Lahir besar atau giant baby (makrosomia) sehingga harus dilahirkan secara caesar. Ini akibat janin menerima pasokan gula berlebih dari ibu, diubah menjadi protein dan lemak, sehingga membuatnya besar.
• Cacat bawaan, peluangnya 3 kali lebih besar dari kehamilan normal.
• Meningkatnya kadar bilirubin.
• Sindroma gangguan napas. Kelebihan insulin menghambat kerja hormon kortisol yang berfungsi mematangkan paru-paru janin. Akibatnya, paru-paru janin belum matang di usia 38 minggu. Risikonya, terjadinya sindroma gawat napas. Cegah dengan melakukan pemeriksaan air ketuban untuk memantau kematangan paru-paru janin.
• Kekurangan glukosa dan kalsium.
• Kelainan jantung.
• Kelainan neurologik dan psikologik pada bayi di kemudian hari.
• Kematian mendadak di kandungan (sudden death), akibat darahnya kekurangan oksigen dan kelebihan asam laktat. Ini risiko jika kadar gula darah ibu tidak terkontrol.

c. Pantau Ekstra Janin.
• Pemeriksaan USG (ultrasonografi) pada usia kehamilan 16 dan 20 minggu.
• Pemeriksaan serial setiap 2 minggu sejak kehamilan 34 minggu.
• Pemeriksaan serial setiap minggu setelah kehamilan 36 minggu, berupa rekaman jantung janin (kardiotokografi), pemeriksaan janin dan fungsi plasenta (profil biofisik) dengan USG Doppler.
• Mulai kehamilan 38 minggu dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosintesis) untuk menilai kematangan paru-paru janin.

G. Perubahan Metbolik Pada Kehamilan Normal dan Diabetik
Yang penting untuk menejeemn DM pada kehamilan adalah pemahama perubahan metabolic yang terjadi pada ibu normal. Konsentrasi glukosa plasma tetap konstan, meskpun sedikti lebih rendah daripada kehailna yang tidak normal. Meskipun peningkatan resistensi insulin disebabkab karena perubahan lingkiungkan hormonal, termasuk meningginya estrogen , progesterone dan laktgen plasenta mausia. Tingginya sekresi insulin dapat mengkompensasi perubahan ini, tetapi kalau cadangan sel pulau langerhans fungsional tidak dapat mengamai penngkatan kebutuhan insulin ini, diabetes kehamilan ini akan timbul. Karena separuh pasien DMN kehamilan mengalami diabetes yang tidak menggantung insulin kemudian hari, tamapaknya ada kemungkinan mereka sudah mempunyai cacat sel B intrinsic.
Mula mula adaptasi terhadap kehamilan berkaitan dengan peningkatan simpanan energi, dan sebagian besar kenaikan beat badan yang terjadi pada awal kehamilan adala akibat dari depresi lemak. Kebutuhan janin akan substrat meningkat terus menerus, dan pada akhir trimester kedua kebutuhan ini sangat besar. Akibatnya, semakin banyak kehilangan gliukosa ke janin dan mobililsasi lemak ibu semakin cepat., sehingga menyebabkan peninggian ringan pada konsentrasi asam lemak buakn ester dan keton dalam plasma. Keadaan ini kadangkala disebut sebagia kelaparan yang semakin cepat. Pada wanita yang menderita DM, pemindahan glukosa ke janin terutama menggagu control metabolic kecuali bila terdapat kompensasi penambahan karbohidrat dala diet.
Sel B janin biasanya tidak terangsang oleh perubahan glukosa fisiologis, teteapi kalau DM pada ibu tidak diatur dengan baik, janian terpapr terhadap konsentrasi yang jauh lebih tinggi dari keadaan normal. Meningktaknya pelepasan metabolic ini menrangsang pulau langerhans janin, hingga menyebabkan hiperinsulinemia dan hyperplasia sel B. difusi glukosa yang dipermudah melintasi plasenta menjadi jenuh. Sehingga kecepatan mentransfer glukosa janian tidak meningkat ketika darah ibu meningkat melewati batas ini. Dengan demikian efek yang menguntungkan dari pengendalian glukosa darah ibu hamial hanya terlihat di bawah 10 mmol/1. Diperbaikinya pengendalian dari buruk menjadi rata – rata akan sedikti menimbulkan efek fisiologis pada transport glukosa dan tidak ada keuntungan bagi perkembangan dan kemajuan janin.

H. Bimbingan Prakonsepsi
Kehamilan pada wanita yang menderita Dm sebaiknya direncanakan. Semua wanita usia subur penderita Dm yang menghendaki kehamilan hendaknya dibimbing tentang perlunya pengendalian DM yang baik sebelum mereka melakukan upaya untuk hamil. Meskipun ada penurunan yang dramatis dari komplikasi yang berkaitan dengan pengendalian metabolic yang buruk, insiden malformasi konginetal pada anak – anak dari ibu yang menderita DM tetap dua hingga tiga kali lebih besar daripada insidensi populasi umum. Anomaly fatal dan malformasi multiple masih sering terjadi pada popolasi normal. Kejasian ini sudah dibuktikan ada hubungan langsung dengan konsentrasi hemoglobin. Organogenesis untuk semua tempat yang paling sering mengalami anomali kongenital pada anak dari ibu yang menderita DM sudah selesai enam minggu pertama kehamilan, sebelum sang ibu saar bahwa ia hamil. Dengan demikian, idealnya kehamilan harus ditunda samapai dapat dipertahankan pengendalian metaboik yang selama bebrapa waktu. Bukti untuk keadaan ini umumnya diambil ketika konsentrasi hemoglobin glikosit pada rentang normal. Suplemen folat sebaiknya dimulai pada fase ini.

I. Manajemen Persalinan
Perubahan sensitivitas yang dramatis dapat tejdi pada wanita yang tergantung insulin pada saat persalinan. Begitu persalinan aktif sudah mulai, kebutuhan insulin menurun. Sete;lah bayi lahir, begitu plasenta dan produk hormonalnya sudah menghilang terjadi lagi penurunan yang cepat pada kebutuhan insulin. Bahkan seger setelah kelahiran, dosisi insulin bisa turun dibawah dosis sebelum hamil.
Selama persalnan skema yang paling sederhana adalah pada menggunakan infus konstan glukosa 10 % dengan kecepatan 1 liter / 8 jam. Infus insulin independen dengan insulin larut manusia, mula – mula dengan 1 unit per jam, juga diberiakn dosis ini selanjutnya disesuaikan berdasarkan pengukuran glukosa darah di tempat tidur setiap per jam. Sistem ini boleh digunakan tanpa memandang dosis insulin subkutan terakhir, tetapi kalau direncanakan induksi atau seksio secar, cara ini paling baik dimulai pada waktu sarapan setelah suntikan malam hari insulin isofan. Segera setelah bayi lahir infus insulin harus dikurangi atau, pada wanita yang mengalami DM kehamilan, infus insulin dihentikan sama sekali. Infus glukosa sebaiknya dilanjutkan sampai jam makan berikutnya pada pasen yang menjalani pelahiran pervagina atau samapi diberikanya diet normal pada merekan yang melahirkan SC. Dosis insulin sebelum hamil hendaknya diberikan kembali pada waktu insulin ini di sesuaikan dengan kadar gula. Darah. Kalau ada rencana menyusui, masukan karbohidrat sekurang – kurangnya 200g / hari. Pasien hendaknya di ingatkan tentang risiko hipoglikemia pada waktu menyusui, khususnya pada tengah malam.
Meskipun pada umumnya mereka dalam keadaan aman, hendaknya diberiakn perawatan dengan menggunakan larutan glukosa bebas garam jangka panjang. Khususnya kalau bersamaan dengan pemberian oksitosin ( syntosinon ), dan opiat, karena dapat terjadi hipnatremia akobat retensi air

J. Pencegahan
1. Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
2. Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anto rokok, perawatan.
3. Tersier :
• Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan amputasi.
• Pemeriksaan optalmologist
• Albuminuria monitor penyakit ginjal
• Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
• Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol medikasi

Bab III
PEMBAHASAN

I. KASUS
Ny Wati ( 40 th ) G3P2A1 hamil 28 minggu dirawat di rumah sakit dengan masalah kehamilan dengan DM. Saat anda pengkajian ditemukan data ibu tampak lemah, pucat dan mengeluh sesak nafas. Nilai kadar gula darah sewaktunya adalah 250 mg%.

II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
• Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
• Diabetes mellitus gestasional.
• Hipertensi karena kehamilan.
• Infertilitas.
• Bayi low gestasional age.
• Riwayat kematian janin.
• Lahir mati tanpa sebab jelas.
• Anomali congenital.
• Aborsi spontan.
• Polihidramnion.
• Makrosomia.
• Pernah keracunan selama kehamilan.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
• Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes yang lama.
• Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
• Peningkatan tekanan darah.
• Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
• Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poli uri.
c. Nutrisi dan Cairan
• Polidipsi.
• Poliuri.
• Mual dan muntah.
• Obesitas.
• Nyeri tekan abdomen.
• Hipoglikemi.
• Glukosuria.
• Ketonuria.
• Kulit.
• Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada bekas injeksi insulin yang sering.
• Mata.
• Kerusakan penglihatan atau retinopati.
• Uterus.
• Tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal terhadap usia gestasi.
3. Psikososial
• Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
• Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
• Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.




Dari kasus di atas di dapatkan data :
• Ds : mengeluh sesak nafas, G3P2A1 hamil 28 minggu
• Do : tampak lemah, pucat, gula darah 250 mg%,

B. Prioritas Keperawatan
1. Memantau status ibu dan janin dan kemajuan persalinan.
2. Memberikan perawatan untuk menghilangkan sesak nafas
3. Mempertahankan normoglikemia.
4. Memberikan dukungan emosional.
5. Meningkatkan keberhasilan kelahiran dari bayi usia gestasi yang tepat.



C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
3. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi


D. Rencana Tindakan Keperawatan
No Dx Kriteria evaluasi
intervesni Rasional
1 Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
 Kehamilan cukup bulan.
 Meningkatkan keberhasilan kelahiran dari bayi usia gestasi yang tepat.
 Bebas cedera.
 Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia Mandiri :
a. Tinjau ulang riwayat pranatal dan kontrol maternal.




b. Periksa adanya glukosa atau keton dan albumin dalam urin ibu dan pantau tekanan darah.

c. Observasi tanda vital.

d. Anjurkan posisi rekumben lateral selama persalinan oksigen untuk janin.
e. Lakukan dan bantu dengan pemeriksaan vagina untuk menentukan kemajuan persalinan.
Kolaborasi :
a. Tinjau hasil tes pranatal seperti profil biofisikal, tes nonstres dan tes stres kontraksi.
b. Dapatkan atau tinjau ulang hasil dari amniosentesis dan ultrasonografi.
c. Pantai kadar glukosa serum maternal dengan finger stick setiap jam, kemudian setiap 2-4 jam sesuai indikasi.
d. Observasi frekuensi denyut jantung janin.

e. Lakukan pemberian cairan dekstrose 5% per parenteral.
f. Siapkan untuk induksi persalinan dengan oksitosin atau seksio saesar.
g. Kolaborasi dengan tim medis lain sesuai indikasi.

 Hiperglikemia maternal pada periode pranatal meningkatkan makrosomia, membuat janin berisiko terhadap cedera kelahiran karena distosia atau disporsia sefalopelvis. Kadar glukosa maternal yang tinggi pada kelahiran meransang pankreas janin, mengakibatkan hiperinsulinemia.
 Peningkatan glukosa dan kadar keton menandakan ketoasidosis yang dapat mengakibatkan asidosis janin dan potensial cedera susunan syaeaf pusat
 Peningkatan infeksi asenden, dapat mengakibatkan sepsis neonatal.
 Meningkatkan perfusi plasenta dan meningkatkan kesediaan

 Persalinan yang lama dapat meningkatkan resiko distres janin.


Memberikan informasi tentang cadangan pada plasenta untuk oksigenasi janin selama periode intrapartal.
 Memberikan informasi tentang maturasi paru janin

 Peningkatan kebutuhan energi, penurunan kadar glikogen.


 Tacikardi, bradikardi atau deselerasi lambat pada penurunan variabilitas menandakan kemungkinan hipoksia janin.
 Mempertahankan normoglikemia tanpa pemberian glukosa sampai persalinan aktif mulai
 Mendapatkan kelahiran dari bayi sesuai usia gestasi yang tepat.

 Profesionalisasi dapat memberikan bantuan atau tindakan yang tepat.

2 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.  Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
Mandiri
a. Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal.

b. Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
c. Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada penatalaksanaan diabetic.
d. Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang teratur bila memakai insulin.
.e. Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester pertama.
.
f. Kaji pemahaman stress pada diabetic.

g. Ajarkan pasien tentang metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri.
h. Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau hiperglikemia.



i. Instruksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomatik.


j. Anjurkan pemantauan keton urine.

Kolaborasi :
a. Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin.

b. Sesuaikan diet dan regimen insulin untuk memenuhi kebutuhan individu.
c. Rujuk pada ahli gizi.
.
d. Observasi kadar Glukosa darah.





e. Tentukan hasil HbA1c setiap 2 – 4 minggu.



 Rasional: Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan kalori.
 Rasional : Membantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet.
 Rasional : Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu membutuhkan perubahan besar selama gestasi memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi
 Rasional : Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia , sesudah makan dan kelaparan

 Rasional : Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat yang dapat mengakibatkan metabolisme lemak dan terjadinya ketosis
 Rasional : Stress dapat mengakibatkan peningkatan kadar glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan insulin.
 Rasional : Kebutuhan insulin dapat dinilai berdasarkan temuan glukosa darah serum secara periodik.
 Rasional : Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada trimester pertama karena peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen oleh ibu dan perkembangan janin. Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.

 Rasional : Pengguanaan jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi hipoglikemi menyebabkan nilai glukosa darah meningkat.
 Rasional : Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan dengan ketonuria, menandakan kebutuhan terhadap peningkatan karbohidrat.

 Rasional : Pembagian dosis insulin mempertimbangkan kebutuhan basal maternal dan rasio waktu makan.
 Rasional : Kebutuhan metabolisme prenatal berubah selama trimester pertama

 Rasional : Diet secara spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan normoglikemi
 Rasional : Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar glukosa darah antara 60 – 100 mg/dl, sebelum makan antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari 200 mg/dl.
 Rasional : Memberikan keakuratan gambaran rata rata control glukosa serum selama 60 hari . Kontrol glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu untuk stabil.

3 Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi Menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin Challenge Test negative atau Construction Stress Test secara normal.
Mandiri :
a. Kaji control diabetik sebelum konsepsi.

b. Tentukan klasifikasi white terhadap diabetes.

c. Kaji gerakan janin dan denyut janin setiap kunjungan.


d. Observasi tinggi fundus uteri setiap kunjungan.
Rasional : Untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan abnormal
e. Observasi urine terhadap keton.



f. Berikan informasi dan buatkan prosedur untuk pemantauan glukosa dan penatalaksanaan diabetes di rumah.

g. Pantauan adanya tanda tanda edema, proteinuria, peningkatan tekanan darah.
h. Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk Non stress Test setiap minggu.

i. Diskusikan rasional atau prosedur untuk melaksanakan Oxytocin Challenge Test atau Contraction Stress Test setiap minggu mulai minggu ke – 30 sampai dengan minggu ke- 32.
nta.
j. Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk tindakan amniosentesis

Kolaborasi :
a. Kaji HbA1c setiap 2 – 4 minggu sesuai indikasi.
b. Kaji kadar albumin glikosilat pada getasi minggu ke 24 sampai ke 28 khususnya pada ibu dengan resiko tinggi.
c. Dapatkan kadar serum alfa fetoprotein pada gestasi minggu ke 14 sampai minggu ke 16.

d. Siapkan untuk ultrsonografi pada gestasi minggu ke 8, 12, 18, 28, 36 sampai minggu ke 38.
e. Lakukan non stress test dan Oxytocin Challenge Test atau Construction Stress test dengan tepat.
f. Dapatkan sekuensial serum atau specimen urine 24 jam terhadap kadar estriol setelah gestasi minggu ke 30.
g. Bantu untuk persalinan per vaginam atau seksio.
 Rasional : Pengontrolan secara ketat sebelum konsepsi membantu menurunkan resiko mortalitas janin dan abnormal konginental.
 Rasional : Janin kurang beresiko bila klasifikasi white adalah A, B, C dan apabila D adalah beresiko tinggi.
 Rasional : Terjadi insufisiensi plasenta dan ketosis maternal mungkin secara negatif mempengaruhi gerakan janin dan denyut jantung janin.
 Rasional : Benda keton dapat mengakibatkan kerusakan susunan syaraf pusat yang tidak dapat diperbaiki.

 Rasional : Penurunan mortalitas dan komplikasi morbiditas janin bayi baru lahir dan anomali congenitial dihubungkan dengan kenaikan kadar glukusa darah.
 Rasional : sekitar 12% – 13% dari diabetes akan berkembang menjadi gangguan hipertensi karena perubahan kardiovaskuler berkenaan dengan diabetes

 Rasional : Aktifitas dan pergerakan janin merupakan petanda baik dari kesehatan janin

 Rasional : Contraction Stress Test dapat memberikan informasi tentang perfusi oksigen dan nutrisi pada janin. Hasil positif menandakan insufisiensi plase
 Rasional : Maturasi paru janin adalah kriteria yang digunakan untuk menentukan kelangsungan hidup.




 Rasional : Insiden bayi malformasi secara kongenital meingkat pada wanita dengan kadar HbA1c tinggi pada awal kehamilan atau sebelum konsepsi.

 Rasional : Tes serum albumin glikosilat menunjukkan glikemia lebih dari beberapa hari.
 Rasional : Insiden kerusakan tuba neural lebih besar pada ibu diabetik dari pada non diabetik bila kontrol sebelum kehamilan sudah buruk

 Rasional : Ultrasonografi bermanfaat dalam memastikan tanggal gestasi dan membantu dalam evaluasi retardasi pertumbuhan intra uterin.
 Rasional : Mengetahui kesehatan janin dan kedekatan perfusi plasenta.

 Rasional : Penurunan kadar estriol dapat menunjukkan penurunan fungsi plasenta, menimbulkan retardasi pertumbuhan intra uterin dan lahir mati.
 Rasional: Membantu menjamin hasil positif untuk neonatus. Insiden lahir mati meningkat secara bermakna pada gestasi lebih dari minggu ke-36. Makrosomia sering menyebabkan distosia dengan sefalopelvis disproporsi.

Bab IV
PENUTUP

Kesimpulan
• Diabetes adalah penyakit kronik yang komplek yang dikarakterisasikan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hiperglikemi dan perkembangan dari mikrovaskuler ( kental kapiler), arterisklerosis, makrivaskuler komplikasi dan neuropatik ( gangguan struktus dan fungsi ginjal).
• Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan
• Faktor Predisposisi :
• Umur sudah mulai tua
• Multiparitas
• Penderita gemuk
• Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
• Bersifat keturunan
• Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine
• Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir mati, Sering mengalami keguguran
• Glokusuria







DAFTAR PUSTAKA

Djoko, Moeljanto R. 2005. Diabetes Mellitus dan Penanggulanganya. Semarang FK UNDIP
Doenges E, Marilynn. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta :EGC
Mubarak, Wahit Iqbal, DKK. 2007. BukuA jar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka
Rubin, Peter. 2001. Peresapan Untuk Ibu Hamil. Jakarta : Hipokrates




















Lampiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar