Sabtu, 13 Oktober 2012

Minggu, 17 Juni 2012

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DERMATITIS KONTAK

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DERMATITIS KONTAK

A.   KONSEP DASAR MEDIS
1.    PENGERTIAN
Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontakan eksternal, yang menimbulkan fenomena sensitisasi (alergik) atau toksin (iritan). (Mansjoer et.al 2000)
Dermatitis kontak ( dermatitis venenata ) merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsure – unsure fisik, kimia, atau biologi. Penyakit ini adalah kelainan inflamasi yang sering bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap sejumlah bahan yang iritatif atau alergenik. Dermatitis kontak adalah peradangan oleh kontak dengan suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas.
(http://utamiderlauw.wordpress.com/2010/06/08/asuhan-keperawatan-dermatitis-kontak/)
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dikenal dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan yang timbul melalui mekanisme non imunologik dan dermatitis kontak alergik yang diakibatkan mekanisme imunologik dan dermatitis kontak alergik yang diakibatkan meka nisme imunologik yang spesifik.
(http://devilsavehuman.blogspot.com/2009/03/askep-klien-dermatitis-alergi.html)
2.    ANATOMI FISIOLOGI KULIT
Pembagian kulit secara garis besar :
a.      Epidermis
Lapisan kulit terluar. Sel-sel epidermis terus menerus mengalami mitosis dan diganti dengan yang baru sekitar 30 hari. Epidermis mengandung reseptor-resepror sensorik untuk sentuhan, suhu, getaran dan nyeri. Lapisan epidermis terdiri dari: stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale.
b.      Dermis
Dermis terletak tepat di bawah epidermis. Jaringan ini dianggap jaringan ikat longgar dan terdiri dari sel-sel fibroblas yang mengeluarkan protein kolagen dan elastin. Lapisan dermis terdiri dari pars papelare dan pars retikulare.
c.      Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis di bawah dermis. Lapisan ini terdiri dari lemak dan jaringan ikat dan berfungsi sebagai peredam kejut dan insulamtor panas. Lapisan subkutis adalah tempat penyimpanan kalori.Faal kulit:
3.    ETIOLOGI
Zat – zat yang dapat menyebabkan dermatitis kontak melalui 2 cara yaitu :
a.    Iritasi ( dermatitis iritan )
b.    Reaksi alergi ( dermatitis kontak alergika )
·         Sabun detergen dan logam – logam tertentu bisa mengiritasi kulit setelah beberapa kali digunakan.
·         Penyebab dermatitis kontak alergikan Kosmetika : Cat kuku, penghapus cat kuku, deodorant, pelemban lotion sehabis bercukur, parfum, tabir surya.
·         Senyawa kimia ( dalam perhiasan ) : nikel Tanaman : Racun IVY ( tanaman merambat ) racun pohon ek, sejenis rumput liar, primros.
·         Obat – obat yang terkandung dalam kritim kulit : antibiotic (penisilin,sulfonagnid,neomisin),autihistamin (defenhidramin )
·         Zat kimia yang digunakan dalam pengelolaan pakaian.
4.    PATOFISIOLOGI
a.    Dermatitis Kontak Iritan
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulari dari komplemen dan system kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis protein.
Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya mediator- mediator. Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik sangat tipis yaitu dermatitis kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu :
1.      Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang,
2.      Iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.
b.    Dermatitis Kontak Alergi Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun yang menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu :
1)    Fase Sensitisasi
Fase sensitisasi disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada fase ini terjadi sensitisasi terhadap individu yang semula belum peka, oleh bahan kontaktan yang disebut alergen kontak atau pemeka. Terjadi bila hapten menempel pada kulit selama 18-24 jam kemudian hapten diproses dengan jalan pinositosis atau endositosis oleh sel LE (Langerhans Epidermal), untuk mengadakan ikatan kovalen dengan protein karier yang berada di epidermis, menjadi komplek hapten protein.
Protein ini terletak pada membran sel Langerhans dan berhubungan dengan produk gen HLA-DR (Human Leukocyte Antigen-DR). Pada sel penyaji antigen (antigen presenting cell).
                 
2)    Fase elisitasi
Fase elisitasi atau fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen yang sama dan sel yang telah tersensitisasi telah tersedia di dalam kompartemen des. Sel Langerhans akan mensekresi IL-1 yang akan merangsang sel T untuk mensekresi Il-2. Selanjutnya IL-2 akan merangsang INF (interferon) gamma. IL-1 dan INF gamma akan merangsang keratinosit memproduksi ICAM-1 (intercellular adhesion molecule-1) yang langsung beraksi dengan limfosit T dan lekosit, serta sekresi eikosanoid. Eikosanoid akan mengaktifkan sel mast dan makrofag untuk melepaskan histamin sehingga terjadi vasodilatasi dan permeabilitas yang meningkat. Akibatnya timbul berbagai macam kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula yang akan tampak sebagai dermatitis.
5.    MANIFESTASI KLINIK 
Gejala dermatitis kontak mencakup keluhan :
a.    Gatal – gatal
b.    Rasa terbakar
c.    Lesi kulit ( vesikel )
d.    Edema yang diikuti oleh pengeluaran secret
e.    Pembentukan krusta serta akhirnya mongering dan mengelupas kulit.
Reaksi yang berulang – ulang dapat disertai penebalan kulit dan perubahan pigmentasi. Invasi sekunder oleh bakteri dapat terjadi pada kulit yang mengalami ekskoriasis karena digosok atau digaruk. Biasanya tidak terdapat gejala sistemik kecuali jika erupsinya tersebar luas.
6.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis gangguan integument yaitu :
a.    Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil contoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi.
b.    Biopsi kulit digunakan untuk menentukan apakah ada keganasan atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
c.    Uji kultur dan sensitivitas
Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri, dan jamur pada kulit. Kegunaan lain adalah untuk mengetahui apakah mikroorganisme tersebut resisten pada obat – obat tertentu. Cara pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil eksudat pada lesi kulit.
d.    Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
Pemeriksaan kulit perlu mempersiapkam pencahayaan khusus sesuai kasus. Factor pencahayaan memegang peranan penting.
e.    Uji temple
Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi.Untuk mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor imunologis. Untuk mengidentifikasi respon alergi Uji ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit, selanjutnya dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan. Apabila ditemukan kelainan pada kulit, maka hasil nya positif.
7.      PENCEGAHAN
Pencegahan dermatitis kontak berarti menghindari berkontak dengan bahan yang telah disebutkan di atas. Strategi pencegahan meliputi:
a.    Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan air dan sabun. Bila dilakukan secepatnya, dapat menghilangkan banyak iritan dan alergen dari kulit.
b.    Gunakan sarung tangan saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk menghindari kontak dengan bahan pembersih.
c.    Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung atau sarung tangan untuk menghindari kontak dengan bahan alergen atau iritan.
8.    PENATALAKSANAAN 
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk Mengistirahatkan kulit yang sakit dan melindunginya terhadap kerusakan lebih lanjut. Riwayat sakit yang rinci harus dianamnesia. Kemudian iritan yang menyebabkan didentifikasi dan dihilangkan, iritasi local harus dihindari, dan pemakaian sabun umumnya tidak dilakukan sebelum terjadi kesembuhan banyak preparat dianjurkan penggunaannya untuk meredakan dermatitis.
 Umumya lotion yang netral dan tidak mengandung obat dapat dioleskan pada bercak – bercak eritema ( inflamasi kulit ) yang kecil. Kompres yang sejuk dan basah juga dapat dilakukan pada daerah dermatitis vesikuler yang kecil. Remukan halus es yang ditambahkan pada air kompres kerapkali memberikan efek antipruritus. Kompres basah biasanya membantu membersihkan lesi eozema yang mengeluarkan secret. Kemudian preparat krim atau salep yang mengandungsalah satu jenis kostikoateroid dioleskan tipis – tipis. Mandi dengan larutan yang mengandung obat dapat diresepkan, untuk dermatitis dengan daerah – daerah lesi yang lebih luas. Pada dermatitis yang menyebar luas, pemberian kortokosteroid jangka pendek dapat diprogramkan.
B.    KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.  PENGKAJIAN
a.    Aktivitas / Istirahat
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan Perubahan tonus
b.    Sirkulasi
Tanda : pembentukan edema jaringan
c.    Integritas Ego
Gejala : Pekerjaan, masalah tentang keluarga
Tanda : ansietas, menarik diri
d.    Eliminasi
Tanda : Diuresis ( setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi )
e.    Makanan / Cairan
Tanda : edema jaringan umum
f.     Neurosensori
Tanda : perubahan orientasi, perilaku
g.      Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri pada kulit
h.      Pernapasan
Gejala : terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama
i.        Keamanan
Tanda : adanya destruksi jaringan.
2.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
2.    Nyeri  yang berhubungan dengan lesi kulit
3.    perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus
4.    Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
5.    Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan kulit.
6.    Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kuliT
3.    INTERVENSI
1.    Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
Hasil yang diharapkan :
·         Mempertahankan integritas kulit
·         Tidak ada laserasi
·         Tidak ada tanda – tanda cedera termal
·         Tidak ada infeksi
·         Memberikan obat topical yang diprogramkan
·         Menggunakan obat yang diresepkan sesuai jadwal.
 Intervensi 
a.    pantau keadaan kulit pasien
Rasional:  Mengetahui kondisi kulit untuk dilakukan pilihan intervensi yang tepat
b.    Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya cedera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu yang terlalu tinggi dan akibat cidera panas yang tidak terasa ( bantalan pemanasan, radiator )
Rasional: Penderita dermatosis dapat mengalami penurunan sensitivitas terhadap panas.
c.    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti histamine dan salep kulit
Rasional: - Banyak masalah kosmetika pada hakekatnya semua kelainan malignitas kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan kulit kronik.
-     Penggunaan anti histamine dapat mengurangi respon gatal serta mempercepat proses pemulihan
2.    Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit
Hasil yang diharapkan :
·         Mencapai peredaan gangguan rasa
·         Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal telah reda
·         Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan
·         Mematuhi terapi yang diprogramkan
·         Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.
·         Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang sehat.
Intervensi
a.    Periksa daerah yang terlibat
Rasional: - Pemahaman tentang luas dan karakteristik kulit meliputi bantuan dalam menyusun rencana intervensi.
-    Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk memberikan kenyamanan
b.    Upaya untuk menemukan penyebab gangguan rasa nyaman
Rasional : Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosisi dan pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak serupa tetapi mempunyai etiologi yang berbeda. Respons inflamasi kutan mungkin mati pada pasien lansia.
c.    Gunakan sabun ringan ( Dove ) atau sabun yang dibuat untuk kulit sensitive ( Neutrogena, Avveno ).
Rasional :  Sabun yang keras dapat menimbulkan iritasi kulit.
3.     perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus
Hasil yang diharapkan :
·         Mencapai tidur yang nyenyak
·         Melaporkan peredaan rasa gatal
·         Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat
·         Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam hari.
·         Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.
·         Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.
Intervensi
a.    Bantu pasien melakukan gerak badan secara teratur
Rasional : Gerak badan memberikan efek yang menguntungkan untuk tidur jika dilaksanakan pada sore hari.
b.    jaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.
Rasional : Udara yang kering membuat kulit terasa gatal. Lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.
c.  Cegah dan obati kulit yang kering
Rasional :   Tindakan ini mencegah kehilangan air. Kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat
4.  Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
Hasil yang diharapkan :
·            Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.
·            Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatan – mandiri.
·            Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.
·            Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.
·            Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.
·            Tampak tidak begitu memperhatikan kondisi.menggunakan teknik menyembunyikan kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan
Intervensi
a.    Kaji adanya gangguan pada citra diri pasien ( menghindari kontak mata, ucapan yang merendahkan diri sendiri, ekpresi keadaan muak terhadap kondisi kulitnya ).
Rasional : Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi pasien. Kesan sesorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri.
b.    Berikan kesempatan untuk pengungkapan. Dengarkan
 (dengan cara yang terbuka, tidak menghakimi ) untuk mengekspresikan berduka / ansietas tentang perubahan citra tubuh.
Rasional : Tindakan ini memberikan kesempatan pada petugas kesehatan untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi. Ketakutan merupakan unsure yang merusak adaptasi pasien.
c.    dorong sosialisasi dengan orang lain 
Rasional :  Meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi. 
5.    Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan kulit.
Hasil yang diharapkan :
·Memiliki pemahaman terhadap perawatan diri
·Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan rasional tindakan yang dilakukan.
·Menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang diprogramkan.
·Gunakan obat topical dengan tepat
·Memahami pentingnya nutrisi unutk kesehatan kulit
Intervensi
a.  Tentukan apakah pasien mnegetahui ( memahami dan salah mengerti ) tentang kondisi dirinya.
Rasional: Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan.
b.  Jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar ; memperbaiki kesalahan konsepsi / informasi
Rasional:  Memungkinkan pasien memperoleh kesempatan untuk menunjukkan cara yang tepat unutk melakukan terapi.
c.  Peragakan penerapan terapi yang diprogramkan ( kompres basah ; obat topical )
Rasional: Stratum korneum memerlukan air agar fleksibilitas kulit tetap terjaga. Pengolesan krim atau lotion untuk melembabkan kulit akan memcegah agar kulit tidak menjadi kering, kasar, retak, dan bersisik.
d.  Berikan nasihat kepada pasien untuk menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibel dengan tindakan hidrasi dan pengolesan krim serta lotion kulit.
Rasional : Penampakan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang. Perubahan pada kulit dapat menandakan status nutrisi yang abnormal.
6.    Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit
Hasil yang diharapkan :
·Tetap bebas dari infeksi
·Mengungkapakn tindakan perawatan kulit yang mneingktakan kebersihan dan mencegah kerusakan.
·Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi untuk dilaporkan
·Mengidentifikasi efek merugikan dari obat yang harus dilaporkan ke petugas perawatan kesehatan
·Berpartisipasi dalam tindakan perawatan kulit ( mis : penggantian balutan, mandi )
Intervensi
a.    Miliki indeksi kecurigaan yang tinggi terhadap suatu infeksi pada pasien yang system kekebalannya teganggu.
Rasional: Setiap keadaan yang mneggangu status imun akan memperbesar resiko terjadinya infeksi kulit.
  1. Berikan petunjuk yang jelas dan rinci kepada pasien mengenai program terapi
Rasional: Pendidikan pasien yang efektif bergantung pada ketrampilan – ketrampilan interpersonal professional kesehatan dan pada pemberian instruksi yang jelas yang diperkuat dengan instruksi tertulis.
  1. Laksanakan pemakaian kompres basah seperti yang diprogramkan untuk mengurangi intensitas inflamasi
Rasional: Kompres basah akan menghasilkan pendinginan lewat pengisatan yang menimbulkan vasokontriksi pembuluh drah kulit dan dengan demikian mengurangi eritema serta produksi serum.
4.  EVALUASI
a.    Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit
b.    Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi
c.    Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program
d.    Menggunakan obat topikal dengan baik
e.    Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit

DAFTAR PUSTAKA
http://akperppni.ac.id/sistem-integumen-kulit/askep-dermatitis-
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/07/askep-dermatitis.html
http://utamiderlauw.wordpress.com/2010/06/08/asuhan-keperawatan-dermatitis-kontak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar