BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini jumlah penderita obesitas di Indonesia untuk populasi ibu hamil mencapai 25%. Angka ini bahkan lebih tinggi lagi di kelompok usia paruh baya mencapai 32% dari total populasi seluruh Indonesia. (Siswono, 2007).
Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) melaporkan lebih dari 400 juta penduduk dunia tergolong penderita obesitas, sekitar 20 juta jiwa diantaranya adalah anak – anak. Obesitas dipicu banyak faktor sehingga penanganannya juga harus multidisiplin.
Obesitas merupakan ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil, tidak hanya pada masa kehamilan , ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan North East Public Health Observatory yang dipublikasikan pada British journal of obstetrics and gynaecology, obesitas pada perempuan umumnya dimulai ketika mereka mulai mengandung. Hal ini diketahui pada 37 ribu perempuan hamil, hasilnya ibu hamil yang mengalami obesitas meningkat dari 9,9% ditahun 2000, menjadi 16% ditahun 2005. (Siswono, 2007)
Banyaknya jumlah ibu hamil dengan obesitas diduga karena kurangnya penatalaksanaan pengawasan kehamilan, yang berdampak fatal baik bagi ibu dan janin. Pada tahun 2004-2005 Survey Demografi Kesehatan Indonesia menemukan sekitar 20% Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh obesitas yang ditimbulkan dengan gejala pre eklampsia. (Siswono, 2007)
Obesitas berdampak buruk bagi kesehatan terutama pada ibu hamil. Obesitas menyebabkan hypertensi, hyperkolesterol, hyperglikemia yang dikenal dengan (3H). Hypertensi pada kehamilan membuat janin meninggal, plasenta terputus, Intra Uterine Grow Retardation (IUGR), Intra Uterine Fetal Dead (IUFD), dan abortus. Gejala hypertensi adalah pusing, sakit kepala hebat, mata kabur, oedem pada tungkai, dan tes laboratorium menunjukan protein yang tinggi dalam urine. Untuk itu pemeriksaan kehamilan antenatal care (ANC) sangat penting untuk mendeteksi secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan mulai dari trimester I, trimester II, dan trimester III. (Sarwono, 2006 : 282 ).
Upaya menanggulangi masalah – masalah diatas telah dilakukan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB yang salah satunya dengan mencanangkan “ Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman / Making Pregnancy Safer (MPS)”. Antara lain : melakukan tindakan pengawasan terhadap ibu hamil (ANC), persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat layanan yang adekuat. (SDKI, 2008)
Dari survey awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo kabupaten Jember pada tahun 2008 angka kejadian ibu hamil dengan hypertensi ada 31 kasus, ibu hamil dengan obesitas ada 14 kasus, dan ibu hamil dengan hypertensi karena obesitas ada 16 kasus. Ditahun 2009 hasil sementara data ibu hamil dengan hypertensi ada 10 kasus, ibu hamil dengan obesitas ada 9 kasus, dan ibu hamil dengan hypertensi karena obesitas ada 16 kasus. Peneliti mendapat data tersebut dari rekam medik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Dari tingginya angka kasus tersebut, maka perlu diteliti mengenai “Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam Kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember”. Dalam penelitian ini terjadinya obesitas sebelum kehamilan dan tidak mempunyai riwayat hypertensi.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memudahkan pemahaman dari penelitian ini, maka penulis mencoba merumuskan suatu masalah yaitu :
“Adakah pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi ibu hamil dengan obesitas Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
b. Mengidentifikasi ibu hamil dengan hypertensi di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
c. Mengidentifikasi pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Memberi pemahaman kepada responden tentang pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan.
2. Bagi Peneliti / mahasiswa
Untuk meningkatkan keilmuan dibidang kesehatan dalam rangka memenuhi tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mendorong peneliti untuk mencari kelemahan – kelemahan atau kesalahan – kesalahan yang perlu dicari jalan keluarnya demi penyempurnaan.
3. Bagi Profesi Bidan
Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu kebidanan.
4. Bagi Institusi
Memberikan informasi tentang pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Dasar Obesitas
a. Definisi Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan jauh melebihi berat badan yang diinginkan. ( Admin, 2009)
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang bisa jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan. (Siswono, 2007)
Cara mengetahui berat badan normal / abnormal seseorang dapat dihitung dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus :
b. Etiologi
Sebagian besar penyebab kegemukan adalah:
1). Keturunan (Genetik ). Seorang anak mempunyai kecenderungan menjadi gemuk jika kedua orang tuanya gemuk. Genetik juga berperanan dalam mempengaruhi fungsi hormon yang mengatur perlemakan tubuh.
2). Terlalu banyak makan. Terlalu banyak makan akan menyebabkan penambahan berat badan terutama jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung lemak dan gula seperti misalnya makanan siap saji, makanan yang digoreng dan manisan.
3). Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat.
4). Frekuensi makan lebih dari 4 -5 kali sehari.
5). Metabolisme yang lambat. Perempuan memiliki massa otot yang lebih kecil dari laki laki. Otot membakar kalori lebih banyak dari jaringan tubuh yang lain, sehingga metabolisme pada perempuan jauh lebih lambat daripada laki laki. Hal ini akan menyebabkan perempuan mempunyai kecendrungan lebih mudah gemuk jika dibandingkan dengan laki laki.
6). Kurangnya aktifitas fisik. Orang yang aktif beraktifitas akan membakar kalori lebih banyak jika dibandingkan dengan mereka yang bermalas malasan.
7). Obat obatan. Beberapa obat yang berhubungan dengan penambahan berat badan antara lain, obat anti depresi , obat anti kejang, obat obatan diabetes, kontrasepsi oral, obat obatan kortikosteroid dan beberapa obat penurun tekanan darah.
8). Faktor psikologis . Pada beberapa orang, emosi mempengaruhi kebiasaan makan. Ada orang yang tiba tiba ingin makan banyak saat sedang emosi. Padahal bila nantinya berat badan meningkat akan menimbulkan masalah psikologi lainnya.
9). Penyakit. Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan berat badan antara lain hipotiroid, resistensi insulin , dan sindroma cushing.
10). Ras. Orang kulit hitam dan orang hispanik mempunyai kecenderungan lebih mudah menjadi gemuk jika dibandingkan dengan orang kaukasian dan asia .
11). Berat badan saat anak anak. Kegemukan pada masa anak anak dan remaja juga mempengaruhi terjadinya kegemukan pada usia dewasa.
12). Hormon. Perempuan lebih mudah gemuk terutama saat hamil , menopause dan saat mengkonsumsi kontrasepsi .
c. Dampak Obesitas
Dampak dari obesitas antara lain :
- Hypertensi
- Hyperkolesterol
- Hyperglikemia
- Arteriosklerosis
- Stroke
- Jantung koroner.
- Kanker. Terjadi peningkatan resiko terjadinya kanker pada usus besar, prostate , kandung kemih, dan kanker rahim.
- Pada wanita yang telah menopause rawan terjadi :
- Kanker payudara - Osteoporosis
- Batu empedu - Gangguan tidur
- Radang sendi (gout ) - Gangguan kesuburan
d. Pencegahan Obesitas
Serangkaian saran dan pemeriksaan dokter harus dilakukan.
1). Selalu dilakukan pemeriksaan tekanan darah tiap kali periksa.
2). Membatasi asupan kalori
3). Menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.
4). Hindari makanan pemicu gula darah yang berlebihan seperti makanan yang manis – manis, berlemak dan makanan tinggi kolesterol lainnya.
5). Makanan berserat dan buah – buahan segar sangat dianjurkan karena bisa mempertahankan rasa kenyang lebih lama, disamping itu dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
7). Untuk penderita darah tinggi harus membatasi konsumsi makanan yang mengandung garam.
8). Jalani pola hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik, dianjurkan jalan kaki tiap pagi hari atau berenang untuk membakar kolesterol dan lemak dalam tubuh.
9). Selalu konsultasi dengan dokter tentang terapi menjaga berat badan. (Prof. Dr. Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000 : 47)
2. Konsep Dasar Hypertensi
a. Definisi Hypertensi
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertention ) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg . (Arif Mansjoer, dkk, 2001 : 518).
Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart attack ).
b. Klasifikasi Hypertensi
Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :
1). Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
2). Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh dan hypertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Pregnancy - induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolong parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Pre eklampsia dimasa kehamilannya. Pre eklampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut eklamsi. (Arif Mansjoer, dkk, 2001 : 518 )
c. Etiologi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. ( Admin, 2009 )
Penyakit hipertensi yang menyertai kehamilan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil bersama dengan perdarahan dan infeksi. Bagaimana kehamilan menyebabkan atau memperberat hipertensi masih belum diketahui. Kelainan hipertensi masih merupakan persoalan utama yang belum dapat diterangkan dalam ilmu kandungan. ( Admin, 2009 )
Penggolongan hipertensi pada kehamilan antara lain :
1) Hipertensi karena kehamilan / Gestational hypertension. Tekanan darah ibu hamil untuk pertama kalinya > 140 mmHg dan tekanan darah kembali normal setelah 12 minggu pasca melahirkan.
2) Pre eklampsia ialah penyakit yang ditandai dengan gejala hypertensi, oedema, dan terdapat protein dalam urine yang timbul karena kehamilan. Tingkat pre eklampsia sebagai berikut :
Pre eklamsi ringan
a) Tekanan darah sistolik 140/90 mmHg atau lebih yang kenaikan diastoliknya 15 mmHg atau lebih dan sistolik 30 mmHg atau lebih dengan interval pemeriksaan 6 jam.
b) Oedema umum pada kaki, jari tangan, dan muka.
c) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
d) Proteinuria 0,3 gr/liter atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai plus 2. (Sarwono, 2006 : 282)
Preeklamsia berat
a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b) Proteinuria 5 g/lebih per liter 3 + atau + / lebih.
c) Oliguria (<>
d) Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan.
e) Nyeri epigastrium dan ikterus
f) Edema paru atau sianosis. (Sarwono, 2006 : 282)
3) Eklampsia adalah pre eklampsia berat disertai dengan kejang.
3. Konsep Dasar Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Kehamilan terjadi jika sel telur wanita dibuahi oleh sel telur pria. Peristiwa ini disebut pembuahan. Hasil pembuahan ini juga berkembang menjadi kehamilan, lamanya kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu dibagi ke dalam 3 triwulan (trimester). (Sarwono, 2006 : 125 )
1) Kehamilan triwulan I antara 0- 12 minggu
2) Kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu
3) Kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu.
b. Tanda-tanda kehamilan
1). Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk memastikan adanya kehamilan.
Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga akibat makan obat-obat tertentu. Selain kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus normal.
2). Perubahan pada payudara
Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada putting susu. Perubahan tersebut disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta). Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.
3). Mual dan muntah-muntah
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan muntahmuntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah menyesuaikan diri.
4). Sering kencing
Pada awal kehamilan ginjal bekerja dan kandung kencing cepat penuh.
5). Gatal-gatal
Terjadi pada semua trimester, disebabkan karena hipersensitif terhadap antigen placenta, cara meringankan / mencegah yaitu kompres dingin. Tanda bahaya jika disertai dengan mual dan muntah, penyakit kuning dan kencing berwarna hitam.
6). Garis-garis di perut (Striae gravidarum )
Tampak jelas pada bulan keenam ketujuh, penyebab tidak jelas, bisa timbul akibat perubahan hormon atau dengan peregangannya.
7). Ngidam makanan
Biasanya terjadi pada trimester pertama tapi bisa juga berlangsung sepanjang masa kehamilan, hal ini disebabkan oleh indra pengecap yang menjadi tumpul, jadi makanan yang lebih merangsang dicari-cari hal ini seharusnya tidak menimbulkan kekawatiran asalkan cukup bergizi. Tanda bahaya jika terdapat pertambahan berat badan yang tidak memadai atau kehilangan berat badan, dan terdapat tanda-tanda kurang gizi.
8). Hemorrhoid (wasir)
Umumnya terjadi pada trimester II dan III. Faktor penyebabnya konstipasi. Cara meringankan yaitu makan makanan yang berserat.
9). Perubahan pada alat kandungan
a). Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping itu serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
b). Servik Uteri
Servik uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat. Hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen, akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.
c). Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (Livide ). Tanda ini disebut tanda Chadwick . Warna porsio pun tampak livide.
d). Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian ia mengecil setelah plasenta terbentuk.
e). Perubahan pada Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan seperti telah dikemukan, volume darah ibu dalam kehamilan betambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremnia . Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu. Ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis . (Sarwono, 2006 : 127)
4. Obesitas Dan Hypertensi
Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan di jaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan terjadinya beberapa penyakit. Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui sejak lama dan kedua keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular . Diketahui terjadinya resistensi leptin merupakan penyebab yang mendasari beberapa perubahan hormonal, metabolik, neurologi dan hemodinamik pada hipertensi dengan obesitas. (Siswono, 2007)
Banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi dan diduga peningkatan berat badan memainkan peranan penting pada mekanisme timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas. Mekanisme terjadinya hal tersebut belum sepenuhnya dipahami, tetapi pada obesitas didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah. Alat bantu untuk mengukur keadaan obesitas adalah dengan rumus indeks masa tubuh . Cara nenghitungnya dengan membagi antara berat badan (dalam kg) dengan tinggi badan (cm dikuadratkan). IMT 18,5 – 25 berat badan normal, jika IMT antara > 25 – 29 berat badan dikatakan tidak normal yaitu kelebihan berat badan tergolong gemuk. Jika IMT diatas 29, tergolong Obesitas. (Siswono, 2007)
5. Patogenesis
a. Timbulnya hipertensi pada obesitas adalah peningkatan volume plasma dan peningkatan curah jantung yang terjadi pada obesitas berhubungan dengan hiperinsulinemia, perubahan hormonal, resistensi insulin.
b. Leptin sendiri merupakan asam amino yang disekresi terutama oleh jaringan adipose. Fungsi utamanya adalah pengaturan nafsu makan dan pengeluaran energi tubuh melalui pengaturan pada susunan saraf pusat.
c. Dalam keadaan normal leptin disekresi kedalam sirkulasi darah dalam kadar yang rendah, akan tetapi pada obesitas didapatkan peningkatan kadar leptin dan diduga terjadinya peningkatan tersebut berhubungan dengan hyperinsulinemia melalui aksis adipoinsular .
d. Pada obesitas juga didapatkan hyperleptinemia terjadi karena resistensi leptin , adanya antibody terhadap leptin , peningkatan pengikat leptin sehingga leptin yang masuk ke otak berkurang. Adanya kegagalan mekanisme transport pada tingkat reseptor untuk melewati sawar darah otak, dan kegagalan mekanisme signal. (Surya, 2007).
6. Pengaruh Obesitas dan Hypertensi terhadap kehamilan.
Kegemukan berdampak negatif pada ibu dan janin yang dikandungnya, baik saat hamil, persalinan, maupun pasca persalinan. Salah satu dampak ibu beresiko mengalami hypertensi kronis, karena kegemukan yang membuat beban jantung terlalu berat dan tekanan pada pembuluh darah meninggi akibat tebalnya lemak. Bukan hanya itu adanya kemungkinan ibu untuk mengidap diabetes pun jadi tinggi, karena beta Human chorionic gonadotropine (HCG) akan mengubah sebagian besar lemak dalam tubuh menjadi glukosa.
a. Bahaya Obesitas Terhadap Kehamilan
Kegemukan menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak hanya pada masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan. Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan.
Kasus (gestational diabetic ) semakin meningkat. Penyebab adalah obesitas. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat badan. Pasca persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya pembuluh darah ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman sehingga infeksi sangat mungkin terjadi. Plasenta yang berfungsi menyuplai oksigen menyempit karena lemak, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. (Surya, 2007)
Kisaran Kenaikan berat badan selama kehamilan
Berat badan wanita hamil normal akan naik antara 12,5 – 16,5 kg, kebanyakan rata- rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan terlalu banyak sering ditemukan pada pre eklampsia . (Sarwono, 2006 : 206)
b. Risiko ibu hamil.
Berbagai resiko yang dialami oleh ibu hamil dengan obesitas yakni :
1) Pre eklampsia . Cirinya, kaki bengkak dan adanya penimbunan cairan tubuh, disebut juga retensi air. Akibat bengkak, aliran darah ke janin terhambat dan dapat menuju ke eklampsia dan ini dapat berakibat fatal.
2) Diabetes gestasional . Jenis diabetes yang hanya terjadi selama hamil. Ini mengakibatkan janin mengalami kenaikan berat badan yang sangat besar sehingga janin sulit melalui jalan lahir.
3) Operasi Caesar . Kemungkinan untuk melahirkan melalui operasi caesar menjadi besar jika ibu hamil obesitas. Secara ekstrim ibu hamil yang berbobot 95 kg akan sulit bersalin alami dan berisiko mengalami komplikasi jika tetap melahirkan secara normal.
4) Makrosomia atau kelebihan berat lahir. Ukuran janin yang terlalu besar (lebar bahu lebih besar dari diameter kepala) menyulitkan proses lahir secara normal. Akibatnya ini juga meningkatkan risiko terjadinya komplikasi persalinan.
5) Obesitas pada bayi. Sekitar 30% bayi yang berat lahirnya besar lahir dari ibu yang mengalami obesitas. Gejala obesitas pada bayi ini sudah terlihat sebelum balita mencapai umur 4 tahun.
Hipertensi berbahaya karena pembuluh darah menyempit sehingga asupan makanan ke bayi menjadi sedikit. Tak jarang, hipertensi pada kehamilan bisa membuat janin meninggal, plasenta terputus, pertumbuhan terganggu. Gejala hipertensi adalah pusing dan sakit kepala, kadang disertai bengkak di daerah tungkai, dan tes laboratorium menunjukkan protein yang tinggi dalam urine. (sarwono, 2006 : 283)
Hipertensi yang parah atau ekslamsia ditandai dengan tekanan darah tinggi yang terus meningkat dan kadar protein yang lebih tinggi lagi dalam urine, sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah urine. Gejala yang muncul pada ibu adalah penglihatan menjadi kabur, perut terasa sakit atau panas, sakit kepala, denyut nadi yang cepat, serta bengkak terjadi di kaki, wajah, dan tangan. Resiko eklamsia sangat besar, ibu bisa mengalami kejang-kejang hingga tak terselamatkan, gagal ginjal, dan kerusakan hati. Pada janin, aliran darah ke janin berkurang sehingga mengalami gangguan pertumbuhan. Jika jiwa ibu terancam, biasanya keselamatan ibu lebih diprioritaskan. Sedangkan bayi akan dikeluarkan dengan proses induksi untuk menghasilkan persalinan normal. ( Siswono, 2007 )
B. Kerangka Konseptual
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
Gambar 2.1 Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam Kehamilan. ( Suyanto dan Ummi. S, 2009 : 23 )
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. (Suyanto, S. Kp, M. Kep, 2009 : 31)
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian
Desain penelitian disebut juga rancangan penelitian merupakan suatu srategi untuk mencapai tujuan peneliti yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman peneliti pada seluruh proses penelitian ( Nursalam, 2003 : 81). Berdasarkan tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember, maka jenis penelitian yang digunakan adalah korelasi yaitu mencari adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat antara variabel bebas (obesitas) dan variabel terikat (hipertensi). Menurut waktunya cross sectional yaitu observasi yang dilakukan pada suatu saat saja dalam waktu yang bersamaan. Dan menurut analisanya merupakan penelitian analitik yaitu pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan. ( Suyanto, S. Kp, M. Kep, 2009 : 33 ).
B. Frame Work / Kerangka kerja
Sampling
Simpel random sampling
Pengumpulan data dengan observasi
Keterangan :
: Garis berhubungan yang dilakukan penelitian
: Garis berhubungan yang tidak dilakukan penelitian
3.1 Frame Work Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam
Kehamilan. (Suyanto, S.Kp, M..Kep, 2009 : 21-22)
C. Hipotesa Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, menurut La Biondo Wood Dan Herber ( dalam Nursalam, 2003 : 104 ) hipotesa adalah suatu asumsi pertanyaan tentang hubungan antara dua variable atau lebih variable yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian.
1. Hipotesa Nol (Ho)
Adalah suatu pernyataan statistik yang meramalkan bahwa tidak ada pengaruh, hubungan, perbedaan antara dua kelompok kejadian atau pengamatan dalam penelitian ( Notoatmodjo, 2003 : 77 ) yaitu :
Ho = Tidak ada pengaruh antara obesitas terhadap terjadinya hypertensi
dalam kehamilan.
2. Hipotesa Alternatif (Ha)
Adalah hipotesa penelitian. Hipotesa ini menyatakan adanya pengaruh, hubungan, dan perbandingan antara dua atau lebih variabel. ( Nursalam 2003 : 59) yaitu :
Ha = Ada pengaruh antara obesitas terhadap terjadinya hypertensi
dalam kehamilan.
D. Variabel
1. Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai dimana minimal dapat dibedakan dalam dua atribut. ( Notoatmodjo, 2003 : 79 ). Menurut Nursalam variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau subyek yang mempunyai variasi dalam riset penelitian. Variabel dikarakteristikan sebagai derajat, jumlah dan persadiaan. Variabel juga merupaka konsep dari berbagai level dari abstrak yang didefinisikan sebagai fasilitas untuk pengukuran manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2003 : 101 )
a. Variabel Independen
Adalah suatu variable yang nilainya menentukan variable lain. Suatu kegiatan stimulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen.Variabel bebas biasanya dimanipulasi dan diukur pengaruhnya terhadap variable lain. ( Nursalam, 2003 : 102 ). Dalam penelitian ini variable independennya adalah ibu hamil yang tergolong obesitas di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kec. Silo - Jember.
b. Variabel Dependen
Adalah variable yang nilainya ditentukan oleh keberadaan variable lain,yang muncul sebagai akibat manipulasi dari variable – variable lain. Variabel dependen adalah dampak yang diakibatkan oleh perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Jadi variable ini dikenai pengaruh dari keberadaan variable lain. ( Nursalam, 2003 : 84). Dalam penelitian ini variable dependennya adalah hypertensi.
2. Definisi Operasional Variabel.
Yaitu menjelaskan semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga memudahkan pembaca atau penguji dalam mengingatkan makna penelitian. (Suyanto, S.Kp, M.Kep, 2009 : 25)
3.1 Definisi Operasional
E. Populasi
Populasi merupakan seluruh subyek atau obyek penelitian. ( Nursalam, 2003 : 95 ). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu hamil d i Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kec amatan Silo – Jember berjumlah 123 orang ibu hamil.
F. Sampel
Sampel adalah sebagian / wakil dari populasi yang diteliti. ( Arikunto 2002 : 113). Jika subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10 – 15% atau 20 – 25%. Dalam penelitian ini sampelnya adalah 30 orang ibu hamil.
Kriteria sampel meliputi :
- Kriteria Inklusi
Merupakan karakteristik umum subyek penelitian, target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003 : 96)
a. Ibu hamil
b. Bersedia menjadi responden
- Kriteria Ekslusi
Yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Dalam penelitian ini kriteria ekslusinya yaitu ibu hamil yang tidak ada pada saat pengambilan sampel.
1. Besarnya Sampel
Besarnya sampel adalah besar kecilnya sampel atau banyak sedikitnya sampel yang diambil dari populasi. (Arikunto, 2002 : 109). Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah jika lebih dari 100 maka besar sampel yang diambil 25% dari jumlah populasi. Jika populasi kurang dari 100 maka seluruh populasi dijadikan sampel.
Setelah dilakukan penelitian didapat jumlah populasi sebanyak 123 orang, sehingga besar sampel 25 % dari 123 yaitu 30 orang. Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang ibu hamil
2. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. ( Nursalam, 2003 : 97 ). Dalam penelitian ini menggunakan tehnik simpel random sampling yaitu suatu pemilihan sampel yang paling sederhana yang merupakan jenis probability sampling , bahwa setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. ( Notoatmodjo, 2005 : 85 )
G. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Alasan pemilihan lokasi karena ingin mengidentifikasi sejauh mana pengaruh kejadian obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan.. Waktu pengambilan data penelitian dimulai tanggal 15 Juli – 15 Agustus 2009.
H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kec. Silo – Jember. dengan Prosedur sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi untuk
ditujukan kepada kepala puskesmas Silo I Desa Sempolan Kec amatan Silo – Jember.
b. Peneliti memberikan informed concent.
c. Peneliti mengobservasi ibu hamil yang bersedia menjadi responden
d. Peneliti melakukan pemeriksaan fisik kepada responden
e. Peneliti mencatat hasil pemeriksaan pada lembar observasi sesuai dengan kode.
f. Hasil yang didapatkan kemudian dikumpulkan.
g. Dilakukan penilaian skor.
2. Instrumen Pengumpulan Data.
Untuk dapat mengukur variabel penelitian penulis menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo, 2005 : 48 ) bahwa yang dimaksud dengan instrumen adalah alat – alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen ini dapat berupa kuisioner, formulir observasi, formulir – formulir lainnya yang berkaitan dengan pencatatan data dan lain - lain.
Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi yaitu dengan melakukan pengamatan, pencatatan dari hasil pemeriksaan. Jenis instrumen yang digunakan meteran untuk tinggi badan, timbangan untuk berat badan, tensimeter untuk mengukur tekanan darah. (Suyanto, S,Kp, M.Kep, 2009 : 50)
I. Teknik Analisa Data
Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahap harus dilakukan guna memperoleh data yang valid. ( Suyanto, S.Kp, M.Kep, 2009 : 57 ) Langkah – langkah analisa data sebagai berikut :
1. Editing
Pada tahap ini penulis melakukan pemeriksaan terhadap data yang diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan dalam pengisiannya.
2. Coding
Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.
3. Scoring
Penilaian skor untuk obesitas menggunakan perhitungan Indeks Masa
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m)x Tinggi Badan (m)
Tubuh :
Kriteria :
Tidak Obesitas : 18,5 - 29
Obesitas : > 29 ( Sumber Siswono, 2007)
Penilaian Skor untuk hypertensi
- TD : 140/90 mmHg hypertensi ringan
- TD : 150/100 mmHg hypertensi sedang
- TD : 160/110 mmHg hypertensi berat
4. Tabulating
Mentabulasi hasil data yang diperoleh dari lembar observasi sesuai kode.
J. Analisa Data
Hasil sementara penelitian analitik ini adalah mengetahui hubungan sebab akibat secara kuantitatif. Jenis data yang dipakai nominal dan ordinal dengan 2 variabel maka uji statistik yang digunakan adaah Uji chi square, yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh atau hubungan dua variabel yang skala datanya nominal dan ordinal.
Rumus Chi Square
Keterangan :
: Jumlah semua baris ( r )
: Jumlah semua kolom ( k )
O i.j : Frekuensi pengamatan dari baris ke – i pada kolom j
E i.j : Frekuensi pengamatan dari baris ke – i pada kolom j
n : Jumlah seluruh sampel
Sebelum dilakukan pengujian perlu dibuatkan tabel kontingensi 3 x 2.
Tabel 3.2
Tabel Kontingensi 3 x 2
Tabel chi square 3 x 2 dengan memakai rumus derajat kebebasan / degree of freedom (df ) = ( r – 1 ). (k – 1) = 2 derajat kesalahan (α ) = 0,05. db 2 = 5,991. Jika pada hasil pengujian statistik menunjukkan nilai x2 hitung > χ2 tabel df, α maka terdapat pengaruh atau hubungan signifikan antara pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi kehamilan dengan kata lain Ho ditolak, dan Ha diterima, sedangkan jika χ2 hitung < χ2 tabel df, α maka tidak ada pengaruh signifikan antara faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan kata lain Ho diterima dan Ha ditolak.
K. Etika penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin persetujuan, kemudian melakukan observasi ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian yang meliputi :
1. Informed consent
Lembar persetujuan yang diedarkan sebelum penelitian dilaksanakn dengan tujuan agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak dari yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, tetapi jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2. Anonimity ( tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, maka peneliti tidak mencantumkan nama responden yang diteliti pada lembar observasi tersebut hanya diberi kode tertentu.
3. Confidentiallity ( kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan ke subyek akan dijamin oleh peneliti, sehingga (responden) akan merasa nyaman dan tidak khawatir.
L. Keterbatasan Penelitian
Menurut Burn dan Grove ( dalam Nursalam, 2001 :16) Keterbatasan adalah hambatan dalam penelitian. Dalam penelitian terdapat beberapa keterbatasan yang dimiliki, diantaranya :
1. Jumlah sample yang diambil terbatas, mengingat keterbatasan waktu sehingga kurang representative.
2. Instrumen pengumpulan data berdasarkan observasi pada klien dirancang sendiri oleh peneliti sehingga validasi data dan reablitasnya masih perlu diuji.
3. Pengetahuan dan keterampilan sebagai peneliti pemula masih jauh dari kesempurnaan.
4. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan penyelesaian penelitian ini terbatas sehingga hasilnya kurang memuaskan.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bentuk tabel. Data yang sudah terkumpul ditabulasikan, dianalisa dan di uji kebenarannya melalui uji statistik sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
Selama penelitian ini berlangsung , peneliti menemukan banyak fakta, data dan gejala yang peneliti temukan, namun sesuai dengan tujuan peneliti ini maka akan peneliti sajikan data – data yang berkenaan dengan bukti – bukti yang diperoleh dari hasil penelitian.
Kegiatan penelitian ini dilakukan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo yang berada dikabupaten Jember. Responden penelitian berjumlah 30 orang. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Data Umum
a. Karakter Lokasi
1) Wilayah kerja Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Berbatasan dengan Ledokombo
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Banyuwangi
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Sidomulyo
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Mayamg
2) Luas wilayah kerja puskesmas Silo I sebesar 10.581,267 km2 yang terbagi atas :
Sawah : 4,052.782 ha
Tegal : 699.631 ha
Pekarangan : 2,410.232 ha
Lain – lain ( sungai, jalan) :3,418.622 ha
3) Kependudukan
Dengan jumlah penduduk sebesar 41.456 jiwa terbagi dalam 4 Desa yaitu :
Sempolan : 9186 jiwa
Sumber Jati : 10994 jiwa
Garahan : 11068 jiwa
Sidomulyo : 10208 jiwa
4) Sumber daya Puskesmas Silo I antara lain :
a) Dokter Umum : 1
b) Dokter Gigi : 1
c) Bidan : 8
d) Asisten Bidan : 3
e) Perawat : 9
f) Perawat Gigi : 2
g) Epidemiologi : 5
h) Penyuluhan Kesehatan : 6
i) Apoteker : 1
j) Asisten Apoteker : 2
k) Sanitarian : 2
l) Tata Usaha : 16
b. Karakteristik Responden
1) Karakteristik responden berdasarkan umur
Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan umur, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas Silo I Pada Bulan Juli – Agustus 2009
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berumur 21 – 35 tahun sebanyak 16 orang (53,3 %).
2) Karakteristik responden berdasarkan Trimester
Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan trimester, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Trimester di Puskesmas Silo I Pada Bulan Juli – Agustus 2009
Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berada pada trimester III 13 orang (43,3 %).
3) Krakteristik responden berdasarkan paritas
Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan paritas, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di Puskesmas Silo I pada Bulan Juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai 1 anak 16 orang (53,3%).
4) Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan
Dari hasil peneliyian di Puskesmas Silo I berdasarkan pekerjaan,, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Silo I pada bulan juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai pekerjaan lain – lain (pensiunan dan ibu rumah tangga) sebanyak 18 orang (60%).
5) Krakteristik responden berdasarkan Pendidikan
Dari hasil penelitian di Puskesnas Silo I berdasarkan pendidikan, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan SD sebanyak 12 orang (40%).
6) Karakteristik responden berdasarkan berat badan
Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan berat badan peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6
Karakteristik responden berdasarkan berat badan sebelum hamil di Puskesmas Silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai berat badan 61 – 70 kg sebanyak 15 orang ( 50% ).
7) Karakteristik responden berdasarkan tinggi badan
Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan tinggi badan peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7
Karakteristik responden berdasarkan tinggi badan di Puskesmas Silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tinggi badan 141 – 150 cm sebanyak 14 orang (46.6%).
8) Karakteristik responden berdasarkan diagnosa pre eklampsia ringan ( PER ) dan pre eklampsia berat ( PEB ).
Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan diagnosa PER dan PEB, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8
Karakteristik responden berdasarkan diagnosa PER dan PEB di Puskesmas Silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa responden yang terdiagnosa PER sebanyak 18 orang (60%).
2. Data Khusus
a. Distribusi responden berdasarkan tingkat obesitas.
Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan tingkat obesitas, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9
Distribusi responden berdasarkan tingkat obesitas di Puskesmas Silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengalami obesitas sebanyak 20 orang (66,7%).
b. Distribusi responden berdasarkan tingkat hypertensi.
Dari hasil penelitian di Puskesmas Silo I berdasarkan tingkat hypertensi, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.10
Distribusi responden berdasarkan tingkat hypertensi di Puskesmas Silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengalami hypertensi ringan sebanyak 14 orang (46,6%).
c. Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam Kehamilan. peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11
Distribusi responden berdasarkan pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I pada bulan Juli – Agustus 2009.
Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengalami obesitas terbanyak mengalami hypertensi kehamilan kategori ringan sebanyak 11 orang (55%), sedangkan responden yang tidak obesitas terbanyak mengalami hypertensi kehamilan kategori berat sebanyak 6 orang (60%).
d. Menggunakan Uji Statistik Chi Square sebagai berikut :
1) Menggunakan uji chi square secara manual.
Perhitungan chi square dengan derajat kesalahan α = 0,05, db 2 = 5,991
Hasil perhitungan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
=
=
X2 hitung = 8,872 > X2 tabel = 5,991
Df = ( r – 1 ) . ( k – 1 )
= ( 3 – 1 ) . ( 2 – 1 )
= 2 . 1
= 2
2) Menggunakan uji chi square dengan SPSS
Chi Square Tests
a.3 cells (50,0%) have expected countless than
5. The minimum expected counts Is 2,67
χ2 = 8,705, df = 2 dan ρ = 0,01, α = 0,05
Kesimpulan :
Dari uji statistik chi square χ2 hitung > χ2 tabel. χ2 hitung = 8,872, dan
χ2 tabel = 5,991, df = 2, dan ρ = 0,01, α = 0,05, maka hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh antara obesitas terhadap terjainya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
B. Pembahasan
1. Obesitas
Berdasarkan tabel 4.9 responden yang mengalami obesitas sebanyak 20 orang (66,7%) dari total sampel.
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal.(Siswono, 2007). Faktor penyebab obesitas antara lain : faktor genetik, psikologis, pola hidup kurang tepat seperti makan berlebihan, waktu makan tidak teratur, kurang melakukan aktivitas fisik, pengaruh hormon, dan obat – obatan. Dampak dari obesitas antara lain : hypertensi , hyperkolesterol , hyperglikemia , arteriosklerosis , stroke , jantung koroner, kanker. Terjadi peningkatan resiko terjadinya kanker pada usus besar, prostate , kandung kemih, dan kanker rahim. Pada wanita yang telah menopause rawan terjadi : Kanker payudara osteoporosis , batu empedu, gangguan tidur, radang sendi (gout ), gangguan kesuburan
Hal tersebut sesuai hasil penelitian karena sebagian besar responden disebabkan oleh faktor genetik, pola makan tidak tepat, kurang konsumsi makanan berserat, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik untuk membakar kalori, lambat laun kelebihan energi tersebut akan menjadi lemak dan ditimbun oleh sel lemak dibawah kulit. Hal tersebut juga diketahui dari hasil perhitungan antara berat badan dan tinggi badan yang menentukan seseorang obesitas atau tidak. Dan sebagian besar responden dilihat dari segi pekerjaan terbanyak termasuk ibu rumah tangga.
2. Hypertensi Kehamilan.
Berdasarkan tabel 4.10 responden yang mengalami hypertensi dalam kehamilan yang terbanyak adalah kategori ringan berjumlah 14 orang (46,6%) dari total sampel.
Hypertensi kehamilan atau gestational hypertention yaitu suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah akibat kehamilan atau akibat suatu penyakit. (Arif Mansjoer, dkk, 2001 : 518). Penyebab hypertensi yaitu, penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. ( Admin, 2009 )
Penyakit hipertensi yang menyertai kehamilan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil bersama dengan perdarahan dan infeksi. Bagaimana kehamilan menyebabkan atau memperberat hipertensi masih belum diketahui. ( Admin, 2009 )
Berdasarkan hasil penelitian penderita hypertensi kehamilan yang berada dalam kategori ringan terbanyak. Hal ini diketahui berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah ibu hamil, dan ibu hamil yang terdiagnosa preeklampsia ringan (PER), dengan diketahuinya hal tersebut penderita menjadi rutin memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan, agar tidak terjadi pre eklampsia berat (PEB) dan eklampsia . Sedangkan responden yang mengalami hypertensi kehamilan tingkat berat (PEB) dikarenakan pola hidup kurang tepat, selain itu penderita jarang memeriksakan kehamilannya.
3. Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Hypertensi Dalam Kehamilan.
Dari uji statistik chi square dengan derajat kebebasan df =2, α = 0,05. χ2 hitung = 8,872, sedangkan χ2 tabel = 5,991. Karena χ2 hitung > χ2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan.
Hubungan antara resiko ( pre eklampsia, eklampsia, makrosomia, gestational diabetic, penyakit jantung, dsb ) dengan obesitas dapat diketahui karena kelainan metabolik. Kelainan metabolik yang terjadi pada obesitas berhubungan dengan besarnya lapisan lemak. Kegemukan dapat membuat beban jantung terlalu berat, karena terjadi vasokontriksi , sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat akibat tebalnya lemak.
Pada kehamilan volume darah ibu bertambah 25% pada puncak kehamilan 32 minggu. Tetapi pada ibu hamil yang obesitas diperlukan adanya pompa jantung yang ekstra keras agar sirkulasi darah ibu kejanin terpenuhi. Akibat dari tebalnya lemak dapat terjadi vasokontriksi sehingga aliran darah ibu kejanin menjadi terhambat, dimana terjadi peningkatan tekanan pada pembuluh darah disertai adanya peningkatan curah jantung. Selain itu adanya kemungkinan ibu untuk mengidap diabetes pun dapat terjadi, karena beta HCG akan mengubah sebagian besar lemak menjadi glukosa. ( Surya, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan. Hal ini menggambarkan bahwa obesitas hanyalah salah satu penyebab hypertensi kehamilan, masih banyak faktor lain yang lebih dominan dan mendukung seperti faktor genetik, psikologis, pola hidup kurang tepat, pengaruh hormon dan obat – obatan. Yang mempengaruhi ringan beratnya hypertensi kehamilan dikarenakan faktor usia, pekerjaan, pola makan kurang tepat dan kerutinan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang tidak obesitas mengalami hypertensi kehamilan dalam kategori berat sebanyak 6 orang.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil evaluasi sebagian besar responden yang mengalami obesitas sebanyak 20 orang (66,7%).
2. Dari hasil evaluasi disimpulkan sebagian besar responden yang mengalami hypertensi kehamilan dalam kategori ringan sebanyak 14 orang (46,6%).
3. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata ada pengaruh obesitas terhadap terjadinya hypertensi dalam kehamilan di Puskesmas Silo I Desa Sempolan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
B. Saran
1. Bagi Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu hamil tentang dampak obesitas sehingga resiko seperti preeklampsia, eklampsia , penyakit jantung, makrosomia, gestational diabetes dapat dicegah. Dan bagi penderita hypertensi kehamilan petugas kesehatan akan selalu memberikan penatalaksanaan sehingga komplikasi yang muncul dapat dicegah.
2. Bagi Ibu Hamil
Dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin agar dapat diketahui secara dini adanya tanda bahaya dalam kehamilan. Dari penyuluhan ibu hamil diharapkan mampu mengenali masalah yang terjadi dengan obesitas yang dialami dan mau terlibat aktif dalam terapi sesuai dengan saran dari petugas kesehatan.
3. Bagi Institusi
Peneliti mengharapkan untuk lebih memperbanyak konsep – konsep teori yang dapat memberikan masukan pada ilmu kesehatan khususnya kebidanan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan riset penelitian lanjutan dengan lebih memperbanyak sampel agar hasil yang diperoleh akan maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar