BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari.(1)
Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dalam pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organic maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.(1)
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.(1)
Lama tidak diketahuinya mengenai vitamin karena bahan-bahan makanan mengandung vitamin yang cukup untuk mencegah timbulnya gangguan yang hebat terhadap kesehatan. Bahan makanan yang disajikan oleh alam mengandung berbagai vitamin dan bila dimakan secara bersama-sama akan saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu konsumsi jenis bahan makanan yang monoton dalam waktu lama dapat menimbulkan terjadinya kekurangan vitamin.(2)
Gejala defisiensi bervariasi dari tingkat masalah kecil, seperti sakit kepala, masalah-masalah kulit atau hilangnya nafsu makan sampai penyakit–penyakit yang serius misalnya beri-beri yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau kudisan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Namun demikian, konsumsi vitamin yang hampir sampai pada tahap optimum juga terjadi pada beberapa bagian grup populasi.(2)
Melihat pentingnya dan peranan vitamin dalam tubuh manusia maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui sifat-sifat vitamin.
I.2 Tujuan Percobaan
A. Tujuan umum :
1. Mempelajari sifat-sifat vitamin.
2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara kualitatif.
B. Tujuan khusus :
1. Penentuan adanya vitamin A
Untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.
2. Penentuan adanya vitamin D
Untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif.
3. Penentuan adanya vitamin B1
Untuk membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif.
4. Penentuan adanya vitamin B6
Untuk membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif.
5. Penentuan adanya vitamin C
Untuk mrmbuktikan adanya vitamin C secara kualitatif.
I. 3 Prinsip Percobaan
1. Penentuan vitamin A
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan yang dapat dilakukan denga 2 metode yaitu dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu reaksi dapat dijadikan dasar penentuan kualitatif vitamin A secara kolorimetri.
2. Penentuan adanya vitamin D
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara mencampurkan minyak ikan dengan larutan H2SO4 lalu dipanaskan beberapa menit, setelah itu didinginkan dan diuji dengan pereaksi Carr-Price. Adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif.
3. Penentuan adanya vitamin B1
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara mencampurkan thiamin dengan Pb-asetat dan NaOH kemudian panaskan, jika timbul endapan warna coklat-hitam menandakan vitamin B1 positif. Atau dapat juga dilakukan dengan cara mencampurkan tiamin dengan larutan Bismuth nitrat dan tambahkan larutan KI. Timbulnya warna endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif.
4. Penentuan adanya vitamin B6
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin B6 dengan cara mencampurkan larutan pirodoksin dengan CuSO4 lalu ditambahkan NaOH. Bla terbentuk warna biru ungu berarti vitamin B6 positif. Atau dengan cara mencampurkan larutan pirooksin dengan FeCl3. Jika terbentuk warna jingga sampai merah tua berarti vitamin B6 positif.
5. Penentuan adanya vitamin C
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin C dengan cara mencampurkan asam askorbat dengan pereaksi benedict dan kemudian dipanaskan. Bila endapan berwarna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif. Atau dengan cara menetralkan asam askorbat dengan NaHCO3 kemudian ditambahkan larutan FeCL3. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C positif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahap pemrosesan dan pemasakan banyak vitamin hilang bila menggunakan suhu tinggi, air perebus dibuang, permukaan makanan bersentuhan dengan udara dan menggunakan alkali. Vitamin yang terpengaruh dalam hal ini adalah yang rusak oleh panas, oksidasi, atau yang larut dalam air. (Vita Healt ;2006)
Kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat dicegah dengan cara : menggunakan suhu tidak terlalu tinggi.
1. waktu memasak tidak terlalu lama.
2. menggunakan air pemasak sesedikit mungkin.
3. memotong dengan pisau tajam menjadi potongan tidak terlalu halus.
4. panci memasak ditutup.
5. tidak mengguanakan alkali dalam pemasakan.
6. sisa air perebus digunakan untuk masakan lain.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. (Saifudin ;2009)
Beberapa fungsi vitamin yang penting diantaranya: (Almatsier ;2004)
• Vitamin A berfungsi :mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel, membantu pertumbuhan dan proses penglihatan.
• Vitamin D berfungsi :meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfor dalam saluran pencernaan, mepunyai peranan penting pada proses klasifikasi , dan berhubungan dengan aktifitas enzim fosfatase alkali di dalam serum.
• Vitamin B1 berfungsi :sebagai koenzim (tiamin difosfat, tiamin pirofosfat) pada reaksi-reaksi metabolisme karbohidrat misalnya : pada reaksi dekarboksilasi ooksidatif asa piruvat menjadi asetil-koenzim A dan reaksi transketolasi pada “the hexose monophosphate shunt”.
• Vitamin B6 berfungsi :fungsi vitamin B6 yang utama ialah sebagai koenzim pada metabolisme asam amino, diantaranya pada proses-proses dekarboksilasi dan transminasi.
• Vitamin C berfungsi :fungsi utama vitamin C ialah mempertahankan keadaan zat-zat intersel jaringan cartilage, dentin dan tulang.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri: (Yazid ; 2006)
Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh. (Yazid ; 2006).
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air. Adapun sumber dan macam-macam penyakit yang ditimbulkan dari masing-masing jenis vitamin adalah sebagai berikut : (Syahruddin ; 2007).
1. Vitamin A
• sumber vitamin A = susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain)
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A = rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.
2. Vitamin B1
• sumber yang mengandung vitamin B1 = gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 = kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B12
• sumber yang mengandung vitamin B12 = telur, hati, daging, dan lainnya
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 = kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya
4. Vitamin C
• sumber yang mengandung vitamin C = jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C = mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain
5. Vitamin D
• sumber yang mengandung vitamin D = minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D = gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
6. Vitamin E
• sumber yang mengandung vitamin E = ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E = bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll.
7. Vitamin K
• sumber yang mengandung vitamin K = susu, kuning telur, sayuran segar, dkk
• Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K = darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya (organisasi)
Vitamin B1 (Thiamin) pertama kali dikristalkan oleh Jansen dan Donath pada tahun 1962 dan pertama kali disintetis oleh Roger R.Williams dan kawan-kawannya pada tahun 1936 (Neal dan Sauberlich,1980). Ketiga reaksi enzim yang diketahui pada hewan dan manusia yang melibatkan thiamin pirofosfat sebagai suatu ko-enzim adalah dekarboksilase piruvat, dekarboksilase α- ketoglutarat (dalam siklus krebs) dan transketolase (dalam pentose-fosfat shunt) Dan juga merupakan hal yang sangat penting dalam reaksi gelap dari proses fotosintetis, selama konversi CO menjadi karbohidrat. Enzim yang mengikat thiamin, pirofosfat membentuk substrat dalam reaksi-reaksi tersebut. Secara fisiologis, tiamin dalam bentuk tiamin difosfat (kokarboksilase) bertindak sebagai koenzim pada sistem dekarboksilase oksidatif piruvat atau alfa-ketoglutarat masing-masing pada sistem enzim piruvat atau ketoglutarat dehidrogenase. (Toha ;1992).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III. 1 Alat
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Alat yang dipakai adalah :
1. Tabung reaksi.
2. Pipet ukur dan pipet tetes
3. Spatula
2. Penentuan Adanya Vitamin D
Alat yang dipakai adalah :
1. Tabung reaksi.
2. Pipet ukur, dan pipet tetes.
3. Alat pemanas.
3. Penentuan Adanya Vitamin B1
Alat yang dipakai adalah :
1.Alat pemanas,
2.Tabung reaksi.
3.Pipet ukur dan pipet tetes
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
Alat yang dipakai adalah :
1.Tabung reaksi.
2.Pipet tetes
5. Penentuan Adanya Vitamin C
Alat yang dipakai adalah :
1.Kertas pH atau lakmus,
2.Alat pemanas.
3.Tabung reaksi.
4. Pipet tetes.
III.2 Bahan
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Minyak ikan
2. Kloroform
3. Kristal SbCl3
4. Asam setat anhidrid
5. Asam trikloroasetat (TCA)
2.Penentuan Adanya Vitamin D
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Minyak ikan
2. Kloroform
3. Asam asetat anhidrid
4. Larutan H2O2 5%
5. Asam Trikloroasetat
3.Penentuan Adanya Vitamin B1
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Larutan thiamin 1%
2. Larutan bismuth nitrat, Bi (NO3)3
3. Larutan NaOH 6 N
4. Larutan KI 5%
5. Larutan Pb-asetat 10%
4. Penentan Adanya Vitamin B6
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Larutan pridoksin- HCl 1%
2. Larutan NaOH 3%
3. Larutan CuSO4 2%
4. Larutan besi (III) klorida, FeCl3 1%
5.Penentuan Adanya Vitamin C
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Larutan asam asetat 1%
2. Pereaksi benedid
3. Larutan NaHCO 5%
4. Larutan FeCl3 1%
5. Kertas PH atau Lakmus
III.3 lokasi dan pengambilan sampel
Pengambilan sampel di Laboratorium Biologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS, pada hari minngu tanggal 28 juni 2009.
III.4 Prosedur Kerja
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Prosedur A :
a. Didalam tabung reaksi , masukan 10 tetes minyak ikan
b. Ditambahkan 15 tetes klorofom, kemudian camprlah dengan baik.
c. Ditambahkan 4 tetes asam asetat anhidrid.
d. Dibubuhka sepucuk sendok Kristal SbCl3 ke dalamnya.
e. DiPerhatikan perubahan warna yang terjadi, terbentuknya warna biru yang akan brubah menjadi merah coklat berarti vitamin A positif.
Prosedur B:
a. Didalam tabung reaksi , masukan 10 tetes minyak ikan.
b. Ditambahkan 10 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform.
c. Dicampurkan dengan baik.
d. Diamati warna yang terjadi, timbulnya warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif.
2. Penentuan adanya vitamin D
a. Didalam tabug reaksi masukan 10tetes minyak ikan.
b. Ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%.
c. Dikocoklah campuran selama kira-kira 1menit.
d. Dipanaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-gelembung gas keluar. Usahakan jangan sampai mendidih.
e. Didinginkan tabung dibawah air kran.
f. Dilakukan uji dengan pereaksi Carr-price seperti pada penentan adanya vitamin A.P
g. Diamati perubahan warna yang terjadi, adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif.
3. Penentuan adanya vitamin B1
Prosedur A :
a. Dimasukan 1 ml larutan thiamine 1% kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 1 ml larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 ml NaOH 6 N.
c. Dicampurkan dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna kuning yang terjadi.
d. Dipanaskan, sehingga akan timbul endapan warna coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif.
Prosedur B :
a. Didalam tabung reaksi masukan 5 tetes larutan thiamen 1%.
b. Ditambahkan 5 tetes larutan bismuth nitrat,dicampurkan dengan baik.
c. Ditambahkan pula satu tetes larutan KI 5%.
d. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya endapan warna merah jingga berarti vitamin B1 positif.
4. Penentuan adanya B6
Prosedur A
a. Dimaskan 10 tetes larutan pirodoksin 1 % kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 4 tetes larutan CuSO4 2% dan 20 tetes NaOH 3 N.
c. Diamati perubahan warna yang terjadi.bila terbentuk warna biru-unggu berarti vitamin B6 positif.
Prosedur B :
a. Dimasukan 10 tetes larutan pirodoksin 1% kedalam tabung reaksi
b. Ditambahkan 3-5 tetes larutan FeCl3
c. Diamati perubahan warna yang terjadi.timbulnya warna jingga sampai merah tua berarti vitanmin B6 positif
5. Penentuan adanya vitamin C
Prosedur A :
a. Dimasukan 10 tetes larutan askorbat 1% kedalam tabung reaksi
b. Ditambahkan 30 tetes preaksi benedit
c. Dipanaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit
d. Diperhatikan adanya endapan yang terbentuk warna hijau, kekuningan sampai merah bata berarti vitamin C positif.
Prosedur B :
a. Dimasukan 10 tetes larutan asam askorbat 1% kedalam tabung reaksi
b. Dinetralkan larutan mengunakan NaHCO3 5%
c. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3
d. Diamati warna yang terjadi adanya warnah merah,unggu berarti vitamin C positif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Pengamatan
A. Tabel
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Bahan Prosedur A Prosedur B
Minyak ikan 10 tetes 10 tetes
Kloroform 15 tetes -
Asam asetat anhidrid 4 tetes -
SbCl3 kristal Sepucuk sendok -
TCA dalam kloroform - 2 Ml
Camparlah dengan baik
Hasil : Perhatikan warna yang terbentuk Berwarna coklat (+) Warna kuning (-)
2. Penentuan Adanya Vitamin D
Bahan Tabung 1
Minyak ikan 10 tetes
Larutan H2O2 5% 10 tetes
Panaskan tidak sampai mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Price
Hasil :
warna jingga-kuning (+/-) Kuning (+)
3. Penentuan Adanya Vitamin B1
Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan Thiamin 1% 1 mL 5 tetes
Larutan Pb-asetat 10% 1 mL -
Larutan NaOH 6N 4,5 mL -
Larutan Bi(NO3)3 - 5 tetes
Larutan KI - 1 tetes
Campurlah dengan baik dan panaskan untuk prosedur A
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Warna coklat tidak ada endapan (-) Ada endapan coklat (-)
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan asam askorbat 10 tetes 10 tetes
Peraksi Benedict 30 tetes -
Ph larutan - 8
Larutan FeCl3 - 2-3 tetes
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Biru (+) Jingga (+)
5. Penentuan Adanya Vitamin C
Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan pirodoksin 10 tetes 10 tetes
Larutan CuSO4 4 tetes -
Larutan NaOH 3N 20 tetes -
Larutan FeCl3 1% - 3-5 tetes
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Hijau ada endapan (+) Merah bata (+)
B. Pembahasan
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Pada percobaan ini diperoleh hasil bahwa pada prosedur A dari warna biru berubah menjadi warna coklat yang menandakan hasil yang positif atau dengan kata lain terdapat vitamin A. Ini dikarenakan dalam reaksi yang digunakan dapat dipakai untuk penentuan adanya vitamin A. karna pada percobaan A ini akan terbentuk warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat yang menandakan vitamin A positif.
Hal ini dapat dibuktikan pada prosedur B diperoleh hasil larutan yang berwarna biru kehijauan yang menandakan positif terdapat vitamin A. Ini dikarenakan pada reaksi yang dipakai dengan TCA pada prosedur B akan menunjukkan larutan berwarna biru kehijauan sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung. Dimana TCA merupakan dasar penentuan secara kualitatif adanya vitamin A.
2. Penentuan Adanya Vitamin D
Pada percobaan ini hasil yang diperoleh warna kuning yang menunjukan vitamin D positif. Vitamin D ini umumnya stabil pada pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didestruksi bila lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D.
3. Penentuan Adanya Vitamin B1
Pada percobaan ini, prosedur A sebelum dipanaskan berwarna kuning setelah dipanaskan berwarna coklat tapi tidak terdapat endapan. Pada uji ini hasil yang seharusnya terdapat endapan warna coklat-hitam yang menandakan positif vitamin B1. Sedangkan pada prosedur B menghasilkan endapan berwarna coklat , yang menunjukkan hasil negative atau tidak adanya vitamin B1¬.
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
Pada percobaan A, diperoleh warna biru yang menunjukkan positif adanya vitamin B6. Namun, pada prosedur B meunjukkan hasil yang positif dengan warna jingga positif ketika direaksikan dengan FeCl3.
5. Penentuan Adanya Vitamin C
Pada percobaan A, larutan yang diperoleh berwarna hijau dan ada endapan yang menunjukan vitamin C positif . Sedangkan pada prosedur B diperoleh hasil larutan berwarna merah bata yang menandakan vitamin C positif .
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Vitamin A dapat ditentukan secara kualitatif dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA).
2. Adanya vitamin D pada minyak ikan yang ditunjukkan dengan warna hasil larutan yang berwarna jingga-kuning.
3. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak sedangkan dalam keadaan asam tahan panas.
4. Pirodoksin stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam serta paling tahan terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan.
5. Vitamin C mudah dioksidasi terutama bila di panaskan. Dimana proses oksidasi akan dipercepat dengan adanya tembaga, oksigen dan alkali.
V.2 Saran
• Saran asisten: mohon bimbingannya dengan baik pada saat praktikum berlangsung.
• Saran laboratorium : petugas laboratorium agar tepat waktu sehingga tidak terburu-buru dalam melaksanakan rangkaian praktikum. Alat-alat laboratorium juga perlu dibenahi agar proses praktikum berjalan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
2. Vitahealth. 2006. Seluk-beluk Food Suplement. Jakarta : Gramedia
3. Saifuddin, Sirajuddin. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Makassar : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
4. Yazid, Estien, dkk. 2006. Penuntun Pratikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Gresik : Andi Yogayakrta.
5. Syahruddin, Kasim, dkk. 2007. Biokimia. Makassar: UPT MKU Universitas Hasanuddin.
6. Toha, A. 1992. Biokimia. Surabaya : Alfabeta.
Jawaban Pertanyaan
A. Penentuan Adanya Vitamin A
1. Sebutkan fungsi utama vitamin A!
Jawab : Fungsi utamanya memelihara integritas struktural dan permeabilitas normal membran sel
2. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin A!
Jawab :
Hemeralopia (rabun ayam/rabun senja)
Frinoderma, kulit tangan atau kaki tampak bersisik
Pendarahan pada selaput usus, ginjal dan paru-paru
Kerusakan pada kornea
Terhentinya proses pertumbuhan
Terganggunya pertumbuhan pada bayi
3. Efek apakah yang dapat ditimbulkan bila seseorang mengalami hipervitaminosis dari vitamin A? Sebutkan gejalanya!
Jawab :
• Menyebabkan Hipervitaminosis A pada bayi dan anak kecil dapat menjadikan anak menjadi cengeng, kulit kering dan gatal-gatal
• Menyebabkan Sirosis dan Hipertensi Portal
• Menyebabkan Lemah, Rambut rontok, bintik-bintik pada kulit, sakit kepala, otot-otot kaku, sakit tulang, hepatosplenomegali dan papiledema
B. Penentuan Adanya Vitamin D
1. Apa fungsi H2O2 dan pemanasan pada percobaan !
Jawab: Fungsi H2O2 akan merusak vitamin A yang masih terkandung dalam bahan dan pemanasannya dilakukan hanyalah untuk menguapkan bahan lain yang tidak dibutuhkan dalam uji ini agar ketika diuji nanti vitamin D lah yang bereaksi.
2. Jelaskan mengapa pemanasan tidak boleh sampai mendidih!
Jawab: Pada dasarnya pemanasan dilakukan hanyalah untuk menguapkan bahan lain yang tidak dibutuhkan dalam uji ini agar ketika diuji nanti vitamin D lah yang bereaksi.
3. Sebutkan fungsi utama vitamin D dalam tubuh!
Jawab: Fungsi utamanya merangsang sintesis protein pengikat kalsium (calcium-binding protein,CaBP).
4. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin D dan gejalanya !
Jawab: Proses Osifikasi (penulangan) terganggu sehingga menimbulkan rakhitis dan tulang mudah patah, terjadi gangguan pada pertukaran zat kapur dan fosfor serta gangguan pada sistem pertulangan.
C. Penentuan Adanya Vitamin B1
1. Sebutkan fungsi utama vitamin B1!
Jawab:
• Thiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme energi.
• Berperan dalam sistem syaraf
• Menimbulkan nafsu makan
• membantu penggunaan karbohidrat dalam tubuh dan sangat berperan dalam sistem saraf.
3. Tuliskan struktur kimia vitamin B1!
Jawab:
D. Penentuan Adanya Vitamin B6
1. Sebutkan fungsi utama vitamin B6!
Jawab:
• Berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
• Membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial.
• Berperan dalam produksi sel darah merah.
• Berperan mengatur dalam penggunaan protein, lemak, karbohidrat
• Berperan dalam pembaruan sel darah merah.
• Merupakan co factor terhadap beberapa jenis enzim
2. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin B6 dengan gejalanya!
Jawab: gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawah.
E. Penentuan Adanya Vitamin C
1. Jelaskan mengapa vitamin C positif terhadap uji Benedict!
Jawab: Dalam larutan vitamin C mudah rusak karena oksidasi dari udara, tetapi lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering. Jika vitamin C dilarutkan dengan asam askorbat dan pereaksi Benedict menghasilkan warna merah bata yang menunjukkan bahan asam askorbat mengandung vitamin C.
2. Sebutkan fungsi utama vitamin C dalam tubuh!
Jawab:
• Berperan membantu spesifik enzim dalam melakukan fungsinya.
• Bekerja sebagai antioksidan.
• Membentuk kolagen, serat, struktur protein.
• Meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu tubuh menyerap zat besi.
• Membentuk senyawa kimiawi yang berfungsi sebagai perekat antar sel-sel.
• Berperan sekali dalam penyembuhan luka, memperkuat aliran darah dan membantu penyerapan zat besi, juga memperkuat daya tahan terhadap infeksi terhadap tubuh.
• Berperan dalam pembentukan substansi antarsel berbagai jaringan
• Meningkatkan aktivitas pagositas sel darah putih
• Meningkatkan absorpsi zat besi dalam usus serta transportasi zat besi
3. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin C dan gejalanya!
Jawab: Berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pujiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.
2. Almatsier, S. 2001. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
3. Sirajuddin, S. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS.
4. Sediaoetama, A. D. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat.
5. Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta : Erlangga.
6. Tim Dosen Kimia. 2008. Kimia Dasar 2. Makassar : UPT MKU UNHAS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar