Senin, 21 Mei 2012

PROSES DAN PRAKTEK KIP/K DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

PROSES DAN PRAKTEK KIP/K DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh ketrampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien.
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.

A. Pengertian KIP/K
Komunikasi Interpersonal adalah interaksi yang dilakukan antara orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi interaksi yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
Konselor adalah orang yang memberi nasehat, memberi arahan kepada orang lain (klien) untuk memecahkan masalahnya. Sedangkan konseli adalah orang yang mencari (membutuhkan) advis atau nasehat.
Tujuan konseling meliputi:
1. Mencapai kesehatan psikologi yang positif.
2. Memecahkan masalah meningkatkan efektifitas pribadi individu.
3. Membantu perubahan pada diri individu yang bersangkutan.
4. Membantu mengambil keputusan secara tepat dan cermat.
5. Adanya perubahan prilaku dari yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan bidan sebagai konselor adalah:
1. Membentuk kesiapan konseling.
Faktor yang mempengaruhi kesiapan konseling adalah motivasi memperoleh bantuan, pengetahuan klien tentang konseling, kecakapan intelektual, tingkat tilikan terhadap masalah dan harapan terhadap peran konselor.
Hambatan dalam persiapan konseling adalah:
a. Penolakan
b. Situasi fisik
c. Pengalaman konseling yang tidak menyenangkan
d. Pemahaman konseling kurang
e. Pendekatan kurang
f. Iklim penerimaan pada konseling kurang.
Penyiapan klien
a. Orientasi pra konseling
b. Teknik survey terhadap masalah klien
c. Memberikan informasi pada klien
d. Pembicaraan dengan berbagai topic
e. Menghubungi sumber-sumber referal.
2. Memperoleh informasi
Memperoleh Riwayat Kasus
Riwayat kasus merupakan kumpulan informasi ssistematis tentang kehidupan sekarang dan masa lalu. Riwayat kasus kebidanan, biasanya tercatat dalam rekam medis.
3. Evaluasi psikodiagnostik.
Psikodiagnostik meliputi pernyataan masalah klien, perkiraan sebab-sebab kesulitan (kemungkinan teknik konseling dan perkiraan hasil konseling).
Teknik Konseling
Teknik konseling ada 3 yaitu :
1. Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari keberhasilan konseling adalah dari konselor.
2. Pendekatan non-directive atau conseli centred, konseli diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.
3. Pendekatan edetic, konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah konseli.
Langkah-Langkah Konseling
Langkah-langkah konseling terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Pendahuluan (Langkah Awal)
Merupakan langkah penting dalam proses konseling kebidanan, keberhasilan langkah awal akan mempermudah langkah berikutnya dalam proses konseling kebidanan. Pada langkah awal tugas bidan sebagai seorang konselor adalah:
a. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
c. Menentukan alas an klien minta pertolongan
d. Membina rasa percaya (trust), penerimaan dan melakukan komunikasi
e. Membuat kontrak bersama
f. Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien
g. Mengidentifikasi masalah klien
h. Merumuskan tujuan bersama klien
2. Bagian Inti/ Pokok (Langkah Inti)
Bagian ini mencakup kegiatan mencari jalan keluar, memilih salah satu jalan keluar dan melaksanakan jalan keluar tersebut. Langkah ini menentukan apakah bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan klien dan apakah konseling berhasil dengan baik. Tugas bidan pada langkah inti adalah sebagai berikut:
a. Mengeksplorasi stressor yang tepat
b. Mendukung perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian koping mekanisme yang konstruktif
c. Mengatasi penolakan perilaku maladaptif
d. Memberikan beberapa alternatif yang dipilih klien
e. Merencanakan tindak lanjut dari alternative pilihan
3. Bagian Akhir (Langkah Akhir)
Merupakan kegaitan akhir dari konseling yang meliputi pengumpulan dari seluruh aspek kegiatan. Langkah ini merupakan langkah penutupan dari pertemuan dan penetapan untuk pertemuan berikutnya. Tugas bidan pada langkah akhir adalah:
a. Menciptakan realitas perpisahan
b. Membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
c. Saling mengeksplorasi perasaan, penolakan (kehilangan), sedih, marah dan perilaku lain.
d. Mengevaluasi kegiatan dan tujuan konseling
e. Apabila masih diperlukan, melakukan rencana tindak lanjut dengan membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.
Faktor Penghambat Konseling
Faktor penghambat dalam konseling antara lain :
1. Faktor individual
Keterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari:
a. Faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks
b. Sudut pandang terhadap nilai-nilai
c. Faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status sosial
d. Bahasa
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi, antara lain:
a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
b. Sikap terhadap interaksi
c. Pembawaan diri terhadap orang lain
d. Sejarah hubungan.
3. Faktor situasional
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan
Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah:
a. Kegagalan informasi penting
b. Perpindahan topik bicara
c. Komunikasi idak lancar
d. Salah pengertian.
Tujuan/ harapan dari pelayanan konseling yang telah dilakukan adalah:
1. Peningkatan kemampuan klien dalam upaya mengenal masalah, merumuskan alternatif pemecahan masalah, dan manilai hasil tindakan secara tepat dan cermat.
2. Klien memiliki pengalaman dalam menghadapi masalah dan pelaksanaan pemecahan masalah kesehatan.
3. Adanya kemandirian dalam pemecahan masalah.

B. Perbedaan Konseling dan Nasehat
Nasehat
Memberitahukan klien apa yang sebaiknya klien lakukan, menghakimi perilakunya di masa lalu dan sekarang.
Konseling
Memberikan fakta-fakta sehingga klien dapat membuat keputusan, membuat klien bertanya dan mendiskusikan masalah pribadinya.

C. Proses Konseling
Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling.
Proses konseling meliputi:
1. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport).
“En rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuannya adalah menjembatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya.
Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah:
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Topik pembicaraan yangs sesuai
d. Menciptakan suasanan yang aman dan nyaman: sikap hangat, realisasi tujuan bersama, menjamin kerahasiaan, kesadaran terhadap hakekat klien.
2. Pengumpulan dan pemberian informasi.
Pengumpulan dan pemberian informasi merupakan tugas dari konselor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: mendengar keluhan klien, mengamati komunikasi non verbal klien, bertanya riwayat kesehatan, latar belakang keluarga, masalah, memberikan penjelasan masalah yang dihadapinya.
3. Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Apabila data telah lengkap, maka bidan membantu klien untuk memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam pemecahan masalahnya.
Tahapan dalam memecahkan masalah adalah:
a. Menjajagi masalah (menetapkan masalah yang dihadapi klien)
b. Memahami masalah (mempertegas masalah yang sesungguhnya)
c. Membatasi masalah (menetapkan batas-batas masalah)
d. Menjabarkan alternatif pemecahan masalah
e. Mengevaluasi alternatif (menilai setiap alternatif dg analisis SWOT)
f. Memilih alternatif terbaik
g. Menerapkan alternatif dan menindaklanjuti pertemuan.

Sumber :
Febrina, 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling), dipos 8 Februari : 19.41 WIB.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.
Uripni, Sujianto, Indrawati, 2003. Komunikasi Kebidanan, Jakarta: EGC.
Yulifah, Rita, 2009, Komunikasi dan Koseling dalam Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika.

TUGAS (hasil diskusi dikirim lewat email de_istiqomah@yahoo.com)
Petunjuk Pengerjaan
1. Bagi kelas menjadi 6 kelompok
a. Kelompok 1 dan 2 membahas kasus A
b. Kelompok 3 dan 4 membahas kasus B
c. Kelompok 5 dan 6 membahas kasus C
2. Masing-masing kelompok mengumpulkan hasil diskusi dengan memberikan identitas anggota kelompoknya.
3. Hasil dikirim dalam format Microsoft Word. Jumlah halaman antara 8-15, ukuran kertas kuarto, dicantumkan referensi yang digunakan dalam LP dengan menggunakan spasi 1,5.
4. Diskusikan langkah dan proses konseling yang sebaiknya dilakukan bidan dengan menambahkan laporan pendahuluan (LP).
5. Fokus utama diskusi adalah proses konseling bidan terhadap kliennya.
6. Pengumpulan tugas paling lambat tanggal 18 Mei 2010.

KASUS A
Ny. A umur 21 tahun, baru melahirkan anak yang pertama 2 minggu yang lalu rencana ingin memberikan ASI eksklusif pada bayinya, pada waktu kontrol ke bidan menyampaikan ingin menggunakan kontrasepsi yang tidak mengganggu ASI dan tidak menggunakan obat maupun alat.
KASUS B
Ny. Z umur 24 tahun dengan P4 A0, menikah 6 tahun yang lalu. Anak yang terakhir umur 2 bulan. Ketika melahirkan di bidan, Ny Z disarankan untuk mengikuti program Keluarga Berencana, tetapi Ny Z menolak dengan alasan takut dilarang oleh agama.
KASUS C
Ny. D umur 20 th, 2 mg yang lalu baru saja menikah, datang ketempat bidan bersama suaminya berniat menunda kehamilan tetapi mereka tidak mau menggunakan kondom atau cara KB sederhana dan alami lainnya. Ibu saat ini sedang menstruasi hari ke 8 dan memiliki riwayat kelainan payudara jinak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar