ProposaL KTI
GAMBARAN UMUM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN DEPO PROGESTIN DI PKM PATTINGALLOANG MAKASSAR
TAHUN 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Stikes Mega Rezky Makassar
Oleh :
A. IDENTITAS
1. Nama : Rostinah
2. Nim : 08.3145.106.161
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat/Tanggal Lahir : Jeneponto, 07 April 1990
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Bonto duri No. 37 RT. 1 RW. 10
Kel. Parang tambung Kec. Tamalate Makassar
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat SD Madrasah Ibtidayyah AL-ABRAR Makassar Tahun 2002
2. Tamat SLTP Negeri 27 Makassar Tahun 2005
3. Tamat SMA Negeri 09 Makassar Tahun 2008
4. Sementara penyelesaian Pendidikan di Diploma III Kebidanan STIKES Mega Resky Makassar Tahun 2008 sampai sekarang.
C. ORANG TUA
1. Ayah : Sangka
2. Ibu : Hj. Satti
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Taala Wabarakatuh
Tiada
kata yang dapat penulis ucapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT
atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan proposal karya
tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Mega Rezky
Makassar dengan judul “Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan
Depo Progestin Di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa proposal karya
tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya dengan kerendahan hati
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Dalam kesempatan ini, penulis haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada ibu Syamsuryati, S.ST selaku pembimbing dan tak lupa pula saya ucapkan terma kasih kepada :
1. Bapak Kaharuddin Basorah, SKM,M.KES Selaku dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang tak ternilai harganya dan sangat bermanfaat bagi penulis.
2. Sembah sujud kepada orang tuaku Sangka dan Ibunda tersayang Hj. Satti serta Keluargaku tercinta, saudaraku Kak Supriadi atas
doa serta dorongan dan bantuan moril maupun materil selama penulis
mengikuti pendidikan D-III Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar.
3. Rekan-rekan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar khususnya Angkatan 2008 Kelas III C, terima kasih atas bantuan dan dukungan selama penulis menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas segala kebaikan, dukungan dan bantuan yang
telah didapatkan penulis dari pihak-pihak tersebut di atas. AMIN YA
RABBIL ALAMIN. Penulis juga mengharapkan semoga proposal karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Makassar, 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................i
Biodata Penulis.............................................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................................iii
Daftar Isi.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
| | ||||||||||||||||||||
A.
|
Latar Belakang…………………………………………………………………
|
1
| |||||||||||||||||||
B.
|
Rumusan Masalah………………………………………………………………
|
6
| |||||||||||||||||||
C.
|
Tujuan Penelitian……………………………………………………………….
|
6
| |||||||||||||||||||
|
1. Tujuan Umum……………………………………………………………….
|
6
| |||||||||||||||||||
|
2. Tujuan Khusus………………………………………………………………
|
7
| |||||||||||||||||||
D.
|
Manfaat Penelitian……………………………………………………………..
|
7
| |||||||||||||||||||
|
1. Manfaat Praktis……………………………………………………………..
|
7
| |||||||||||||||||||
|
2. Manfaat Ilmiah………………………………………………………………
|
7
| |||||||||||||||||||
|
3. Manfaat Institusi…………………………………………………………….
|
7
| |||||||||||||||||||
|
4. Manfaat Bagi Peneliti………………………………………………………..
|
8
| |||||||||||||||||||
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
| | ||||||||||||||||||||
A.
|
Tinjauan Tentang Kontrasepsi…………………………………………………
|
9
| |||||||||||||||||||
|
1. Pengertian Kontrasepsi………………………………………………………
|
9
| |||||||||||||||||||
|
2. Tujuan Kontrasepsi…………………………………………………………..
|
9
| |||||||||||||||||||
|
3. Macam – macam Kontrasepsi……………………………………………….
|
10
| |||||||||||||||||||
B.
|
Tinjauan Tentang Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin………………………
|
17
| |||||||||||||||||||
|
1. Pengertian……………………………………………………………………
|
17
| |||||||||||||||||||
|
2. Macam – macam…………………………………………………………….
|
17
| |||||||||||||||||||
|
3. Mekanisme Kerja…………………………………………………………….
|
17
| |||||||||||||||||||
|
4. Kontradiksi…………………………………………………………………..
|
18
| |||||||||||||||||||
|
5. Keuntungan dan Kerugian……………………………………………………
|
18
| |||||||||||||||||||
|
6. Cara Penggunaan……………………………………………………………..
|
20
| |||||||||||||||||||
|
7. Efek Samping dan Penanganan………………………………………………
|
21
| |||||||||||||||||||
C.
|
Tinjauan Umum Faktor – faktor Yang Berkaitan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan
| | |||||||||||||||||||
|
1. Umur Akseptor………………………………………………………………
|
24
| |||||||||||||||||||
|
2. Paritas………………………………………………………………………..
|
26
| |||||||||||||||||||
|
BAB. III METODE PENELITIAN
| | |||||||||||||||||||
|
| | |||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
| | ||||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
| | ||||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
KB
merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan
anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan
resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka kesakitan.
Dengan KB ibu juga dapat terhindar dari “4” terlalu, too Young (terlalu
muda), too old (terlalu tua), too many (terlalu banyak) dan too cloose
(terlalu dekat jaraknya) (Hartanto, 2003). Program KB nasional mempunyai
arti penting dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kependudukan dan
keluarga kecil berkualitas yang dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).
Program
KB merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan
kualitas penduduk. Adanya perubahan paradigma program KB dari pendekatan
pengendalian populasi dan penurunan fertilitas ke arah pendekatan
kesehatan reproduksi, menunjukkan bahwa semakin pentingnya kualitas
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berwawasan gender melalui
pemberdayaan perempuan dan partisipasi pria. Dengan tidak mengikuti
gerakan KB akan menimbulkan masalah pada bidang pendidikan, masalah gizi
dan pangan, keamanan, lapangan kerja serta masalah perumahan dan tempat
tinggal.
Visi
program Keluarga berencana adalah membentuk keluarga berkualitas 2015
untuk mewujudkan penduduk yang berkualitas dimana keluarga menjadi maju,
mandiri, sejahtera, dalam kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui keluarga kecil
sebagai bagianyang mutlak untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang potensial bagi pembangunan nasional, maka pemerintah lebih banyak
berinisiatif untuk peningkatan peran serta masyarakat dalam
menanggulangi masalah kependudukan dengan penggunaan alat kontrasepsi
yang merupakan salah satu langkah efektif untuk menunda kehamilan (
BKKBN, 2009 ).
Mengacu
pada visi program KB nasional yang baru, maka misi program KB Nasional
mencakup memberdayakan masyarakat, membangun kesejahteraan, kemandirian
dan ketahanan keluarga, meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi, meningkatkan upaya-upaya promosi, perlindungan dan
pemenuhan hak-hak reproduksi, meningkatkan upaya pemberdayan perempuan
dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam program KB,
mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak pembuahan dalam
kandungan sampai dengan usia lanjut.
Berdasarkan catatan Kepala Seksi Pelaporan & Statistik badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi selatan, Noriva SE M.Si, di peroleh informasi bahwa hingga triwulan pertama tahun 2010, sebanyak 54.260 akseptor (pengguna KB) telah menjalani program Keluarga Berencana yang di galakkan oleh BKKBN Sulsel. Angka tersebut sudah mencapai 17,35 % dari 312.813 akseptor baru yang ditargetkan BKKBN Sulsel untuk tahun 2010. angka tersebut akan terus meningkat, mengingat untuk triwulan kedua dan ketiga, Berkaca dari pencapaian tahun-tahun sebelumnya, Noriva Mengatakan optimis pencapaian target lebih dari 100%.
Untuk tahun 2009 mencapai 312.496 pengguna KB. Jika dipersentasekan, pencapaiannya 109,03% dari target awal yang hanya 286.622 akseptor dan dalam 2 tahun terakahir BKKBN juga telah menggalakkan program untuk pria agar menjadi peserta KB.
Hal tersebut dimaksudkan, agar terjadi penyetaraan gender, sehingga tidak hanya wanita yang bertindak sebagai akseptor aktif, tapi juga pria. Hasilnya, hingga akhir triwulan I (bulan Maret), akseptor pria sudah mencapai 5.211 pengguna.
Untuk tahun 2009 mencapai 312.496 pengguna KB. Jika dipersentasekan, pencapaiannya 109,03% dari target awal yang hanya 286.622 akseptor dan dalam 2 tahun terakahir BKKBN juga telah menggalakkan program untuk pria agar menjadi peserta KB.
Hal tersebut dimaksudkan, agar terjadi penyetaraan gender, sehingga tidak hanya wanita yang bertindak sebagai akseptor aktif, tapi juga pria. Hasilnya, hingga akhir triwulan I (bulan Maret), akseptor pria sudah mencapai 5.211 pengguna.
Kepala Bidang KS/PK Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel, Jamaluddin Abdullah Mengatakan bahwa Program KB untuk tahun 2010, Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) untuk menjadi peserta KB baru Sulsel ditetapkan sebanyak 312.813 pasangan, sedangkani tahun 2009 sebesar 286.622 pasangan, maka terjadi peningkatan sebesar 26.191 pasangan atau 9,1 % Hingga November 2010 sudah mencapai 109,8%.
Program KB Sulsel sudah melampaui target dan apabila dilihat dari per metode kontrasepsi, alat kontrasepsi paling tinggi capaiannya sampai dengan November 2010, secara absolut adalah alat kontrasepsi suntik, yakni sebanyak 130.256 akseptor.Jika
dibandingkan pencapaian kumulatif peserta baru (PB) hingga November
dengan PPM, maka yang paling tinggi capaiannya adalah metode operasi
pria (MOP) yakni 170 % dari 250 akseptor.
BKKBN Menargetkan peserta KB baru tahun 2011 ini,
akan mampu mencapai angka 267 ribu Pasangan Usia Subur (PUS), dan
jumlah kelahiran juga akan mengalami penurunan sekitar 140-150 ribu
jiwa. Kepala BKKBN Sulawesi selatan, Ilham Djafar juga mengungkapkan bahwa Sulsel menempati urutan pertama pencapaian peserta KB atas partisipasi priadi tahun 2010.
Tingginya
minat atau kecenderungan masyarakat khususnya pasangan usia subur dalam
menggunakan alat kontrasepsi suntikan di pengaruhi oleh popularitas
suntikan karena banyak wanita yang menerima kontrasepsi yang memuaskan,
bagi ibu-ibu yang bekerja menginginkan anak yang lebih sedikit dan
munculnya kesadaran bahwa kesuburan yang berlebihan berbahaya bagi
kesehatan serta presentase yang memakai kontrasepsi adalah wanita yang
menikah yang berumur 15-49 tahun (BKKBN 2009).
Berdasarkan pencatatan pelaporan data yang diperoleh dari Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) propinsi Sulawesi
Selatan yaitu data yg di dapat pada tahun 2010 adalah jumlah akseptor KB baru yang memakai alat kontrasepsi sebanyak 312.813 peserta sedangkan akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi suntikan, yakni sebanyak 130.256 peserta.
Puskesmas
Pattingalloang merupakan salah satu puskesmas yang di lengkapi dengan
pelayanan Keluarga Berencana dimana terdapat WUS dan PUS diwilayah
Puskesmas itu. Dari sekian banyak jumlah WUS dan PUS terdapat akseptor
Keluarga Berencana cukup banyak dan kontrasepsi suntikan yang merupakan
kontrasepsi yang paling banyak digunakan.
Alat
kontrasepsi suntikan menempati urutan tertinggi dalam pencapaian jumlah
akseptor. Hal ini dianggap penting sebagai masalah mengingat alat
kontrasepsi lainnya tidak kalah efektifnya dibanding alat kontrasepsi
suntikan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
kontrasepsi diantaranya ialah faktor
umur, pendapatan, pendidikan, efek samping, paritas, kegagalan
kontrasepsi yang digunakan sebelumnya. Tetapi dalam penelitian ini,
peneliti hanya membatasi pada gambaran umum dalam pemakaian alat
kontrasepsi suntikan yaitu umur dan paritas.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik dan dianggap perlu untuk melakukan suatu penelitian mengenai gambaran penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin di Puskesmas Pattingalloang Makassar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin menurut umur di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
2. Bagaimana gambaran penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin menurut paritas di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran penggunaan suntikan Depo Progestin di Puskesmas Pattingalloang Makassar pada Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tentang penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin menurut umur di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
b. Mengetahui gambaran tentang penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin menurut paritas di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi tenaga kesehatan terutama bagi para bidan dalam upaya meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi suntik bagi akseptor yang ingin ber KB.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai
sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai
bahan acuan sekaligus sebagai bahan bacaan bagi peneliti berikutnya.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi pengelola institusi terutama dalam mengembangkan ilmu kebidanan.
4. Manfaat Peneliti
Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga dan dapat meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan bagi peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan terutama penelitian tentang keluarga berencana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
a. Kontrasepsi
adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas
(Winkjosastro H, 2007,hal 905).
b. Kontrasepsi adalah
suatu usaha untuk menjarangkan kehamilan atau merencanakan jumlah dan
jarak waktu kelahiran dengan cara mencegah terjadinya konsepsi,dengan
menggunakan alat atau obat-obatan ( Mochtar R,1998 Hal.225 )
2. Tujuan Kontrasepsi
a. Tujuan Umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu di hayatinya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
b. Tujuan Pokok
Penurunan
angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut maka
ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran
yaitu :
1) Fase menunda perkawinan/kesuburan
2) Fase menerangkan kehamilan
3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan.
3. Macam-macam Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1) Metode Sederhana Tanpa alat
a) Pantangan berkala
Pantangan berkala adalah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa subur istri dipakai 3 patokan yaitu :
(1) Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang.
(2) sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi
(3) ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi. (Winkjosastro H, 2007,hal. 906).
b) Senggama terputus (coitus interruptus)
Sengama terputus (coitus interruptus) adalah metode
keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Cara
kerjanya yaitu alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan
antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. (Saifuddin A.B, 2006, hal Mk-15).
c) Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode
Amenore Laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman apa pun lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
(1) Menyusui secara penuh (full breast feeding)
(2) Belum haid
(3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
(4) Metode ini mempunyai sifat efektif sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.(Saifuddin A.B, 2006, hal Mk-1).
2) Metode Sederhana Dengan Alat
a) Kondom merupakan
selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat
dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal, yang bisa digulung berbentuk rata atau mempunyai
bentuk seperti puting susu. Cara kerjanya menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
Selain itu untuk mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV
dan HIV/AIDS dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom
yang terbuat dari lateks dan vinil). (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-18 ).
b) Diafragma
adalah kap berbentuk bulat cembung, tersebut bulat cembung, terbuat
dari lateks (karet) yang diinersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya menahan sperma agar tidak
mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus
dan tuba fallopii) dan sebagai alat tempat spermizida. (Saifuddin A.B,
2006, hal Mk-21).
- Diafragma
adalah karet lateks berbentuk kubah yang diinsersi ke dalam vagina.
Ketubuh ini menutupi serviks, yang berfungsi sebagai sawar sperma
sehingga membantu mencegah kehamilan.
c) Spermisida adalah bahan kimia(biasanya non oksinol-9) di gunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma.
Cara kerjanya menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. (Saifuddin A.B, 2006, hal Mk-24).
b. Metode Modern
1) Hormonal
a) Pil KB (Varney.H,2006,hal 463)
(1) Pil
kombinasi merupakan jenis kontrasepsi hormonal yang pertama kali
dikembangkan nama pil tersebut diambil dari fakta bahwa setiap pil
mengandung suatu kombinasi estrogen dan progestin.
Saat ini tersedia variasi kombinasi pil yang terdiri dari :
(a) Monofasik
jumlah dan tipe estrogen dan progestin yang dimakan sama setiap hari
selama 20 atau 21 hari, diikuti dengan tidak meminum obat hormonal
selama 7 hari.
(b) Bifasik
: Dosis dan jenis progestin tetap sama, tetapi kadar progestin berubah
diantara minggu pertama dan minggu kedua pada siklus 21 hari dengan
tidak minum obat hormonal selama tujuh hari.
(c) Trifasik
jenis estrogen tetap sama, tetapi tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progestin kadarnya tetap konstan atau dapat berubah dengan 3
dosis yang berbeda dengan tujuh tablet tanpa sesuai kadar progestin
tetap sama, tetapi memiliki hormone aktif, tiga kadar yang berbeda
siklus pil 21 hari yang diikuti dengan tidak meminum obat hormonal
selama 7 hari obat.
(2) Pil mini (low dose continuous progesterone) adalah
pil kontrasepsi yang hanya terdiri progesterone saja dalam dosis yang
rendah (0,5 mg atau kurang) dan diberikan secara terus menerus setiap
hari tanpa berhenti.
b) Suntikan KB
Kontrasepsi
suntikan merupakan kontrasepsi yang sangat efektif dan aman yang dapat
oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Ada beberapa macam
Kontrasepsi Suntikan yang sekarang banyak dipakai yaitu kontrasepsi
suntikan progestin dan suntikan kombinasi.
Kontrasepsi suntikan progestin terdiri dari :
(1) Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang di berikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
(2) Depo
Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik
intramuskular. (Saifuddin A.B, 2006, hal MK-41).
Kontrasepsi suntikan kombinasi yaitu :
(1) Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat diberikan injeksi I.M Sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat diberikan injeksi I.M sebulan sekali. (Saifuddin A.B, 2006, hal MK-34)
c) Susuk KB
Sebagian
besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh
pemasangan tidak tepat, oleh karena itu hanya petugas klinik yang
terlatih (dokter, bidan, dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun
mencabut implant. Untuk mengurangi masalah yang timbul setelah
pemasangan, semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara
hati-hati dan lembut dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang
dianjurkan. Di Indonesia dikenal beberapa jenis imlpant yaitu :
(1) Norplant
terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun
(2) Implanon
terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm,dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun.
(3) Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.(saifuddin A.B,2006 hal. MK.53,)
2) AKDR (Intra Uteri Devices)
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilasi. Memungkinkan untuk mencegah
implantasi telur dalam uterus (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-7
c. Metode Mantap
a) Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan. Cara kerjanya yaitu dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Saifuddin A.B, 2006, hal.MK.80).
b) Vasektomy adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-85).
B. Tinjauan Tentang Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
a. Kontrasepsi suntikan adalah jenis kontrasepsi yang sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, dan kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Sangat cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-41)
b. Kontrasepsi suntikan adalah hubungan suatu metode Kontrasepsi
yang berdaya kerja panjang (lama) yang tidak membutuhkan pemakaian
setiap hari atau setiap bersenggama, tetapi tetap reversible. (Hartanto,Hal.163)
2. Macam-macam Kontrasepsi Suntikan (Manuaba I.B.G, 2998 hal.444)
a. Depo Progestin yang mengandung Medroxy Progesterone asetat 150 mg.
b. Norigest 200 mg yang merupakan Derivate Tetosteron.
c. Cyclofem yang mengandung Medroxy Progesterone Asetat 50 mg dan komponen estrogen.
3. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-41)
a. Menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadi ovulasi dengan jalan menekan pembentukan realizing factor
hypothalamus.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
4. Kontra Indikasi Suntikan Depo Progestin (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-43)
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan Depo progestin yaitu antara lain :
a. Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas pemyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e. Diabetes melitus disertai komplikasi.
5. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin. (Saifuddin A.B, 2006,hal.MK-42)
a. Keuntungan
1) Sangat Efektif
2) Mencegah kehamilan jangka panjang
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI dan tumbuh kembang bayi.
6) Sedikit efek samping
7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11) Mencegah penyebab penyakit radang panggul.
12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
b. Kerugian
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a) Siklus haid yang memendek atau memanjang
b) Perdarahan yang banyak atau sedikit
c) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
d) Tidak haid sama sekali.
2) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
3) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
4) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).
5) Pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina,menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.
6. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
a. Depo Progestin diberikan setiap 12 minggu dengan cara di suntik intramuskuler.
b. Kontrasepsi
suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan
terlalau dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
c. Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil /
isopropil alkohol 60 – 90 %. Biarkan kulit kering sebelum
disuntik,setelah kulit kering baru disuntik.
d. Kocok
dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih
pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.
7. Efek Samping dan Penanganan Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
a. Efek samping
1) Gangguan Haid
a) Amenorhoe yaitu tidak dating haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi kecuali pemakaian cyclofem.
b) Menoragia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya.
c) Spooting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan.
d) Leukorea yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu.
2) Perubahan Berat Badan
Berat badan bertambah beberapa kg dalam beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan.
3) Pusing dan Sakit Kepala
Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dan bagian kepala.
4) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit. (Winkjosastro H, 2006,hal. 551).
b. Penanganan
1) Gangguan Haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi suntikan dapat memberikan gejala perdarahan tidak berlangsung lama.
b) Pengobatan
Pemberian
tablet Estradiol 25 mg 3 x 1 untuk 3 hari atau 1 tablet pil oral
kombinasi per hari untuk 14 hari. Bila hal tersebut tidak menolong
diberikan suntikan intramuskuler estrogen sintetis seperti 5 mg
Estradiolcyponat atau Estradiol Valerate dalam larutan minyak yang harus
diulangi apabila perdarahan tidak berhenti dalam waktu 24 jam. Jika
perdarahan tetap berlangsung terus, pertimbangkan untuk melakukan
dilatasi dan kuretase. (Winkjosastro H, 2006,hal. 552).
2) Keputihan
a. Konseling
Menjelaskan
kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan.
Bila hal ini terjadi juga harus dicari penyebabnya dan segera diberikan
pengobatan.
b. Pengobatan
Pengobatan
medis biasanya tidak diperlukan pada kasus dimana cairan berlebihan
dapat diberikan Preparat Anti Cholonergis seperti Extra Belladonna 10 mg
closes 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan, perubahan
warna dan biasanya disebabkan oleh adanya infeksi. (Winkjosastro H,
2006,hal. 553).
3) Perubahan Berat Badan
a) Konseling
Menjelaskan pada calon akseptor bahwa kenaikan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Bila berat badan berlebihan, hentikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain. Hipotesa
para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan
dihipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada
biasanya. (Saifuddin AB,2006,hal.MK-48)
b) Pengobatan
Diet
merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah
kalori, disertai olahraga teratur. Bila berat badan berlebihan
dianjurkan untuk cara kontrasepsi lain (Saifuddin AB, 2006,hal.MK-48).
4) Pusing dan Sakit Kepala
a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping, tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
b) Pengobatan
Pemberian Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 untuk mengurangi keluhan.
5) Hematoma
a) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping.
b) Pengobatan
Kompres
dingin di daerah yang membiru selama 2 hari setelah itu diubah menjadi
kompres hangat hingga warna biru/kuning menjadi hilang.
C. Tinjauan Umum Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
1. Umur Akseptor
Umur akseptor merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
penggunaan kontrasepsi yang rasional dalam perencanaan keluarga menuju
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKBBS). Untuk mencapai layanan
tersebut dikenal dengan 3 (tiga) fase yaitu sebagai berikut:
a. Fase
menunda mencegah kehamilan bagi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan usia
istri dibawah 20 tahun. Pada usia ini sebaiknya tidak mempunyai anak
dulu karena alat reproduksi pada usia ini belum sempurna.
b. Fase
menjarangkan kehamilan bagi pasangan usia subur dengan usia istri 20
sampai 30 tahun. Pada usia ini merupakan periode usia yang paling baik
untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kehamilan
dan kelahiran adalah 2 - 4 tahun.
c. Fase
mengakhiri menghentikan kehamilan/kesuburan, dimana umur istri di atas
30 tahun terutama di atas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan
setelah mempunyai 2 orang anak. ( Hartanto H, 2004 ).
Pada
umumnya umur akan mempengaruhi seseorang dalam menentukan pemilihan dan
penggunaan alat kontrasepsi karena biasanya ibu dengan usia muda (baru
pertama kali menggunakan alat kontrasepsi) akan cenderung memilih alat
kontrasepsi yang kebanyakan orang pakai. Dari hal tersebut maka
penggunaan kontrasepsi disesuaikan dengan usia wanita. Pada usia dibawah
20 tahun dianjurkan menunda kehamilan dengan menggunakan pil KB, AKDR,
kontrasepsi suntik, susuk, kondom, atau intarvag. Pada usia 20-30 tahun
dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan dan
cara kontrasepsi yang dianjurkan adalah AKDR, susuk, kontrasepsi
suntik, pil mini, pil KB, kondom intravag. Sesudah usia 30 tahun atau
fase mengakhiri kesuburan, dianjurkan menggunakan kontrasepsi mantap,
AKDR, susuk, kontrasepsi suntik, pil KB, kondom, intravag. (Wiknjosastro
H, 2006).
2. Paritas
Paritas
adalah jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh ibu tanpa
memandang apakah anak lahir atau mati dan umur kehamilannya mencapai 28
minggu atau berat badan 1000 gr.
Untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maka perlu mengatur jarak
kehamilan yaitu paritas 1 untuk mengatur jarak kehamilan, paritas 2-3
untuk menjarangkan kehamilan dan untuk paritas >4 yaitu di anjurkan
untuk mengakhiri kehamilan / kesuburan.
Kriteri Objek
a. Para 0 : wanita yang belum pernah melahirkan anak (nullipara)
b. Para 1 : wanita yang sudah melahirkan anak pertama (primipara)
c. Para 2-3 : wanita yang sudah pernah melahirkan anak lebih dari satu (multipara)
d. Para >4 : wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih 5 kali (grandemultipara)
Paritas
2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas 1 dan paritas >4 mempunyai angka kematian maternal
lebih tinggi. Lebih tinggi paritas,lebih tinggi kematian maternal.
Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetric lebih
baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi ( >4 ) dapat dikurangi
atau dicegah dengan Keluarga Berencana. (Winkjosastro H, 2006)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan deskriptif yang bermaksud untuk mendapatkan gambaran umum penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 Juni s/d 30 Juni 2010 tentang alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan
di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010 dengan pertimbangan
bahwa di Puskesmas Pattingalloang tersebut terdapat akseptor suntikan
dan memiliki kelengkapan status yang diperlukan dalam pengumpulan data.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor yang dilayani di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin di Puskesmas Pattingalloang Tahun 2010
D. Cara pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah data yang dilihat dari buku register yang merupakan data sekunder dengan melihat status akseptor KB suntikan Depo Progestin di Puskesmas Pattingalloang Makassar dengan persetujuan pihak tenaga kesehatan yang berwenang.
2. Pengolahan Data
Pengolahan
data dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara menggunakan
kalkulator dan disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan.
E. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data menggunakan formulasi, distribusi, dan frekuansi dengan rumus :
P
|
=
|
f
|
x
|
100%
|
n
|
P : Persentase yang dicari
f : Frekuensi atau variable yang diteliti
n : Jumlah Sampel (populasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar