Selasa, 14 Mei 2013

ProposaL KTI


GAMBARAN UMUM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN DEPO PROGESTIN DI PKM PATTINGALLOANG MAKASSAR
TAHUN 2010

Description: E:\sTIKES.jpg
KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Stikes Mega Rezky Makassar 


Oleh :


A.    IDENTITAS
1.   Nama                                 : Rostinah
2.   Nim                                 :  08.3145.106.161
3.   Jenis Kelamin                 : Perempuan
4.   Tempat/Tanggal Lahir   : Jeneponto, 07 April 1990
5.   Agama                           : Islam
6.   Alamat                           : Jl. Bonto duri No. 37 RT. 1 RW. 10
                                         Kel. Parang tambung Kec. Tamalate Makassar

B.    RIWAYAT PENDIDIKAN
1.     Tamat SD Madrasah Ibtidayyah AL-ABRAR Makassar Tahun 2002
2.     Tamat SLTP Negeri 27 Makassar Tahun 2005
3.     Tamat SMA Negeri 09 Makassar Tahun 2008
4.     Sementara penyelesaian Pendidikan di Diploma III Kebidanan STIKES Mega Resky Makassar Tahun 2008 sampai sekarang.

C.    ORANG TUA
1.     Ayah        : Sangka
2.     Ibu          : Hj. Satti
KATA PENGANTAR



Assalamu Alaikum Warahmatullahi Taala Wabarakatuh
          Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar dengan judul “Gambaran Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin Di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
          Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa proposal karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
          Dalam kesempatan ini, penulis haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada ibu Syamsuryati, S.ST selaku pembimbing dan tak lupa pula saya ucapkan terma kasih kepada :
1.     Bapak Kaharuddin Basorah, SKM,M.KES Selaku dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang tak ternilai harganya dan sangat bermanfaat bagi penulis.
2.     Sembah sujud kepada orang tuaku Sangka dan Ibunda tersayang Hj. Satti serta Keluargaku tercinta, saudaraku Kak Supriadi atas doa serta dorongan dan bantuan moril maupun materil selama penulis mengikuti pendidikan D-III Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar.
3.      Rekan-rekan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar khususnya Angkatan 2008 Kelas III C, terima kasih atas bantuan dan dukungan selama penulis menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.
          Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas segala kebaikan, dukungan dan bantuan yang telah didapatkan penulis dari pihak-pihak tersebut di atas. AMIN YA RABBIL ALAMIN. Penulis juga mengharapkan semoga proposal karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Makassar,               2011
                                                                                                                        

                                                            Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................................i
Biodata Penulis.............................................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................................iii
Daftar Isi.......................................................................................................................iv
BAB I  PENDAHULUAN

A.
Latar Belakang…………………………………………………………………
1
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………………
6
C.
Tujuan Penelitian……………………………………………………………….
6

1.  Tujuan Umum……………………………………………………………….
6

2.  Tujuan Khusus………………………………………………………………
7
D.
Manfaat Penelitian……………………………………………………………..
7

1.  Manfaat Praktis……………………………………………………………..
7

2.  Manfaat Ilmiah………………………………………………………………
7

3.  Manfaat Institusi…………………………………………………………….
7

4.  Manfaat Bagi Peneliti………………………………………………………..
8
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA

A.
Tinjauan Tentang Kontrasepsi…………………………………………………
9

1.  Pengertian Kontrasepsi………………………………………………………
9

2.  Tujuan Kontrasepsi…………………………………………………………..
9

3.  Macam – macam Kontrasepsi……………………………………………….
10
B.
Tinjauan Tentang Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin………………………
17

1.  Pengertian……………………………………………………………………
17

2.  Macam – macam…………………………………………………………….
17

3.  Mekanisme Kerja…………………………………………………………….
17

4.  Kontradiksi…………………………………………………………………..
18

5.  Keuntungan dan Kerugian……………………………………………………
18

6.  Cara Penggunaan……………………………………………………………..
20

7.  Efek Samping dan Penanganan………………………………………………
21
C.
Tinjauan Umum Faktor – faktor Yang Berkaitan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan


1.  Umur Akseptor………………………………………………………………
24

2.  Paritas………………………………………………………………………..
26

BAB. III  METODE PENELITIAN




A.
Jenis Penelitian……………………………………………………….. 28

B.
Waktu dan Lokasi Penelitian…………………………………………28
24
C.
Populasi dan Sampel…………………………………………………28
24
D.
Cara Pengumpulan dan Pengolahan Data…………………………….29
25
E.
Teknik Analisa Data………………………………………………….29
25








































BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
               KB merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka kesakitan. Dengan KB ibu juga dapat terhindar dari “4” terlalu, too Young (terlalu muda), too old (terlalu tua), too many (terlalu banyak) dan too cloose (terlalu dekat jaraknya) (Hartanto, 2003). Program KB nasional mempunyai arti penting dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kependudukan dan keluarga kecil berkualitas yang dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).
        Program KB merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Adanya perubahan paradigma program KB dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas ke arah pendekatan kesehatan reproduksi, menunjukkan bahwa semakin pentingnya kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berwawasan gender melalui pemberdayaan perempuan dan partisipasi pria. Dengan tidak mengikuti gerakan KB akan menimbulkan masalah pada bidang pendidikan, masalah gizi dan pangan, keamanan, lapangan kerja serta masalah perumahan dan tempat tinggal.
        Visi program Keluarga berencana adalah membentuk keluarga berkualitas 2015 untuk mewujudkan penduduk yang berkualitas dimana keluarga menjadi maju, mandiri, sejahtera, dalam kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui keluarga kecil sebagai bagianyang mutlak untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan nasional, maka pemerintah lebih banyak berinisiatif untuk peningkatan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kependudukan dengan penggunaan alat kontrasepsi yang merupakan salah satu langkah efektif untuk menunda kehamilan ( BKKBN, 2009 ).
        Mengacu pada visi program KB nasional yang baru, maka misi program KB Nasional mencakup memberdayakan masyarakat, membangun kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga, meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, meningkatkan upaya-upaya promosi, perlindungan dan pemenuhan hak-hak reproduksi, meningkatkan upaya pemberdayan perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam program KB, mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan usia lanjut.
            Berdasarkan catatan Kepala Seksi Pelaporan & Statistik  badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi  Sulawesi selatan, Noriva SE M.Si, di peroleh informasi bahwa hingga triwulan pertama tahun 2010, sebanyak 54.260 akseptor (pengguna KB) telah menjalani program Keluarga Berencana yang di galakkan oleh BKKBN Sulsel. Angka tersebut sudah mencapai 17,35 % dari 312.813 akseptor baru yang ditargetkan BKKBN Sulsel untuk tahun 2010. angka tersebut akan terus meningkat, mengingat untuk triwulan kedua dan ketiga, Berkaca dari pencapaian tahun-tahun sebelumnya, Noriva Mengatakan optimis pencapaian target lebih dari 100%.
        Untuk tahun 2009 mencapai 312.496 pengguna KB. Jika dipersentasekan, pencapaiannya 109,03% dari target awal yang hanya 286.622 akseptor dan  dalam 2 tahun terakahir BKKBN juga telah menggalakkan program untuk pria agar menjadi peserta KB.
Hal tersebut dimaksudkan, agar terjadi penyetaraan gender, sehingga tidak hanya wanita yang bertindak sebagai akseptor aktif, tapi juga pria. 
Hasilnya, hingga akhir triwulan I (bulan Maret), akseptor pria sudah mencapai 5.211 pengguna.
      Kepala Bidang KS/PK Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel, Jamaluddin Abdullah Mengatakan bahwa Program KB untuk tahun 2010, Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) untuk menjadi peserta KB baru Sulsel ditetapkan sebanyak 312.813 pasangan, sedangkani tahun 2009 sebesar 286.622 pasangan, maka terjadi peningkatan sebesar 26.191 pasangan atau 9,1 % Hingga November 2010 sudah mencapai 109,8%.
      Program KB Sulsel sudah melampaui target dan apabila dilihat dari per metode kontrasepsi, alat kontrasepsi paling tinggi capaiannya sampai dengan November 2010, secara absolut adalah alat kontrasepsi suntik, yakni sebanyak 130.256 akseptor.Jika dibandingkan pencapaian kumulatif peserta baru (PB) hingga November dengan PPM, maka yang paling tinggi capaiannya adalah metode operasi pria (MOP) yakni 170 % dari 250 akseptor.
           BKKBN Menargetkan peserta KB baru tahun 2011 ini, akan mampu mencapai angka 267 ribu Pasangan Usia Subur (PUS), dan jumlah kelahiran juga akan mengalami penurunan sekitar 140-150 ribu jiwa. Kepala BKKBN Sulawesi selatan, Ilham Djafar juga mengungkapkan bahwa Sulsel menempati urutan pertama pencapaian peserta KB atas partisipasi priadi tahun 2010. 
           Tingginya minat atau kecenderungan masyarakat khususnya pasangan usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi suntikan di pengaruhi oleh popularitas suntikan karena banyak wanita yang menerima kontrasepsi yang memuaskan, bagi ibu-ibu yang bekerja menginginkan anak yang lebih sedikit dan munculnya kesadaran bahwa kesuburan yang berlebihan berbahaya bagi kesehatan serta presentase yang memakai kontrasepsi adalah wanita yang menikah yang berumur 15-49 tahun (BKKBN 2009).
               Berdasarkan pencatatan pelaporan data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) propinsi Sulawesi Selatan yaitu data yg di dapat pada tahun 2010 adalah jumlah   akseptor KB  baru yang memakai alat kontrasepsi sebanyak 312.813  peserta sedangkan akseptor KB  yang menggunakan alat kontrasepsi suntikan, yakni sebanyak 130.256 peserta.
               Puskesmas Pattingalloang merupakan salah satu puskesmas yang di lengkapi dengan pelayanan Keluarga Berencana dimana terdapat WUS dan PUS diwilayah Puskesmas itu. Dari sekian banyak jumlah WUS dan PUS terdapat akseptor Keluarga Berencana cukup banyak dan kontrasepsi suntikan yang merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan.
           Alat kontrasepsi suntikan menempati urutan tertinggi dalam pencapaian jumlah akseptor. Hal ini dianggap penting sebagai masalah mengingat alat kontrasepsi lainnya tidak kalah efektifnya dibanding alat kontrasepsi suntikan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi diantaranya ialah faktor umur, pendapatan, pendidikan, efek samping, paritas, kegagalan kontrasepsi yang digunakan sebelumnya. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada gambaran umum dalam pemakaian alat kontrasepsi suntikan yaitu umur dan paritas.
           Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik dan  dianggap perlu untuk melakukan suatu penelitian mengenai gambaran penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin  di Puskesmas Pattingalloang Makassar.
B.    RUMUSAN MASALAH
           Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.  Bagaimana gambaran penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin  menurut umur di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
2.  Bagaimana gambaran penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin  menurut paritas di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
C.    TUJUAN PENELITIAN 
1.     Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran penggunaan suntikan Depo Progestin di Puskesmas Pattingalloang Makassar pada Tahun 2010.





2.     Tujuan Khusus
a.  Mengetahui gambaran  tentang penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin  menurut umur di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
b.  Mengetahui gambaran  tentang penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin menurut paritas di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
D.    MANFAAT PENELITIAN
1.     Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi tenaga kesehatan terutama bagi para bidan dalam upaya meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi suntik bagi akseptor yang ingin ber KB.
2.     Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan sekaligus sebagai bahan bacaan bagi peneliti berikutnya.
3.     Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi pengelola institusi terutama dalam mengembangkan ilmu kebidanan.



4.     Manfaat Peneliti
          Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga dan dapat meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan bagi peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan terutama penelitian tentang keluarga berencana

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    Tinjauan Tentang Kontrasepsi
1.  Pengertian Kontrasepsi
a.  Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Winkjosastro H, 2007,hal  905).
b.  Kontrasepsi adalah suatu usaha untuk menjarangkan kehamilan atau merencanakan jumlah dan jarak waktu kelahiran dengan cara mencegah terjadinya konsepsi,dengan menggunakan alat atau obat-obatan ( Mochtar R,1998 Hal.225 )
2.  Tujuan Kontrasepsi
a.  Tujuan Umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu di hayatinya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
b.  Tujuan Pokok
Penurunan angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu :
1)    Fase menunda perkawinan/kesuburan
2)    Fase menerangkan kehamilan
3)    Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan.
3.  Macam-macam Kontrasepsi
a.   Metode Sederhana
1)  Metode Sederhana Tanpa alat
a)    Pantangan berkala
Pantangan berkala adalah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa subur istri dipakai 3 patokan yaitu  :
(1)  Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang.
(2)  sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi
(3)  ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi. (Winkjosastro H, 2007,hal. 906).
b)    Senggama terputus (coitus interruptus)
Sengama terputus (coitus interruptus) adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Cara kerjanya yaitu alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. (Saifuddin A.B, 2006, hal Mk-15).
c)     Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode Amenore Laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya. MAL  dapat dipakai sebagai kontrasepsi  bila :
(1)  Menyusui secara penuh (full breast feeding)
(2)  Belum haid
(3)  Umur bayi kurang dari 6 bulan
(4)  Metode ini mempunyai sifat efektif sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.(Saifuddin A.B, 2006, hal Mk-1).
2)  Metode Sederhana Dengan Alat
a)    Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bisa digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Cara kerjanya menghalangi terjadinya  pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Selain itu untuk mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil). (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-18 ).
b)  Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, tersebut bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopii) dan sebagai alat tempat spermizida. (Saifuddin A.B, 2006, hal Mk-21).
-        Diafragma adalah karet lateks berbentuk kubah yang diinsersi ke dalam vagina. Ketubuh ini menutupi serviks, yang berfungsi sebagai sawar sperma sehingga membantu mencegah kehamilan.
c)  Spermisida adalah bahan kimia(biasanya non oksinol-9) di gunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma. Cara kerjanya menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. (Saifuddin A.B, 2006, hal Mk-24).
b.   Metode Modern
1)  Hormonal
a)  Pil KB (Varney.H,2006,hal 463)
(1)  Pil kombinasi merupakan jenis kontrasepsi hormonal yang pertama kali dikembangkan nama pil tersebut diambil dari fakta bahwa setiap pil mengandung suatu kombinasi estrogen dan progestin.
Saat ini tersedia variasi kombinasi pil yang terdiri dari :
(a)  Monofasik jumlah dan tipe estrogen dan progestin yang dimakan sama setiap hari selama 20 atau 21 hari, diikuti dengan tidak meminum obat hormonal selama 7 hari.
(b)  Bifasik : Dosis dan jenis progestin tetap sama, tetapi kadar progestin berubah diantara minggu pertama dan minggu kedua pada siklus 21 hari dengan tidak minum obat hormonal selama tujuh hari.
(c)  Trifasik jenis estrogen tetap sama, tetapi tablet mengandung hormone aktif estrogen/progestin kadarnya tetap konstan atau dapat berubah dengan 3 dosis yang berbeda dengan tujuh tablet tanpa sesuai kadar progestin tetap sama, tetapi memiliki hormone aktif, tiga kadar yang berbeda siklus pil 21 hari yang diikuti dengan tidak meminum obat hormonal selama 7 hari obat.
(2)  Pil mini (low dose continuous progesterone) adalah pil kontrasepsi yang hanya terdiri progesterone saja dalam dosis yang rendah (0,5 mg atau kurang) dan diberikan secara terus menerus setiap hari tanpa berhenti.
b)  Suntikan KB
Kontrasepsi suntikan merupakan kontrasepsi yang sangat efektif dan aman yang dapat oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Ada beberapa macam Kontrasepsi Suntikan yang sekarang banyak dipakai yaitu kontrasepsi suntikan progestin dan suntikan kombinasi.
Kontrasepsi suntikan progestin terdiri dari :
(1)  Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang di berikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
(2)  Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik intramuskular. (Saifuddin A.B, 2006, hal MK-41).
Kontrasepsi suntikan kombinasi yaitu :
(1)   Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat diberikan injeksi I.M Sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat diberikan injeksi I.M sebulan sekali. (Saifuddin A.B, 2006, hal MK-34)
c)   Susuk KB
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan tidak tepat, oleh karena itu hanya petugas klinik yang terlatih (dokter, bidan, dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implant. Untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan, semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan. Di Indonesia dikenal beberapa jenis imlpant yaitu :
(1)  Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
(2)  Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
(3)  Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.(saifuddin A.B,2006 hal. MK.53,)
2)  AKDR (Intra Uteri Devices)
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilasi. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-7
c.   Metode Mantap
a)  Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan. Cara kerjanya yaitu dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Saifuddin A.B, 2006, hal.MK.80).
b)  Vasektomy adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-85).
B.    Tinjauan Tentang Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
1.     Pengertian Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
a.   Kontrasepsi suntikan adalah jenis kontrasepsi yang sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, dan kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Sangat cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-41)
b.   Kontrasepsi suntikan adalah hubungan suatu metode Kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama) yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap bersenggama, tetapi tetap reversible. (Hartanto,Hal.163)
2.     Macam-macam Kontrasepsi Suntikan (Manuaba I.B.G, 2998 hal.444)
a.   Depo Progestin yang mengandung Medroxy Progesterone asetat 150 mg.
b.   Norigest 200 mg yang merupakan Derivate Tetosteron.
c.   Cyclofem yang mengandung Medroxy Progesterone Asetat 50 mg dan komponen estrogen.
3.     Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-41)
a.   Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk terjadi ovulasi dengan jalan menekan pembentukan realizing factor hypothalamus.
b.   Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
c.   Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
d.   Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
4.     Kontra Indikasi Suntikan Depo Progestin (Saifuddin A.B, 2006, hal. MK-43)
Yang  tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan Depo progestin yaitu antara lain  :
a.   Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
b.   Perdarahan pervaginam yang belum jelas pemyebabnya
c.   Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d.   Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e.   Diabetes melitus disertai komplikasi.
5.     Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin. (Saifuddin A.B, 2006,hal.MK-42)
a.   Keuntungan
1)    Sangat Efektif
2)    Mencegah kehamilan jangka panjang
3)    Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4)    Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5)    Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI dan tumbuh kembang bayi.
6)    Sedikit efek samping
7)    Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8)    Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
9)    Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10)  Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11)  Mencegah penyebab penyakit radang panggul.
12)  Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
b.   Kerugian
1)    Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a)    Siklus haid yang memendek atau memanjang
b)    Perdarahan yang banyak atau sedikit
c)     Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
d)    Tidak haid sama sekali.
2)    Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
3)    Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
4)    Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).
5)    Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.
6.     Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
a.   Depo Progestin diberikan setiap 12 minggu dengan cara di suntik intramuskuler.
b.   Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalau dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
c.    Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil / isopropil alkohol 60 – 90 %. Biarkan kulit kering sebelum disuntik,setelah kulit kering baru disuntik.
d.    Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.
7.     Efek Samping dan Penanganan Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
a.   Efek samping
1)  Gangguan Haid
a)  Amenorhoe yaitu tidak dating haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi kecuali pemakaian cyclofem.
b)  Menoragia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya.
c)   Spooting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan.
d)  Leukorea yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu.
2)  Perubahan Berat Badan
Berat badan bertambah beberapa kg dalam beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan.
3)  Pusing dan Sakit Kepala
Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dan bagian kepala.
4)  Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit. (Winkjosastro H, 2006,hal. 551).
b.   Penanganan
1)  Gangguan Haid
a)  Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi suntikan dapat memberikan gejala perdarahan tidak berlangsung lama.
b)  Pengobatan
Pemberian tablet Estradiol 25 mg 3 x 1 untuk 3 hari atau 1 tablet pil oral kombinasi per hari untuk 14 hari. Bila hal tersebut tidak menolong diberikan suntikan intramuskuler estrogen sintetis seperti 5 mg Estradiolcyponat atau Estradiol Valerate dalam larutan minyak yang harus diulangi apabila perdarahan tidak berhenti dalam waktu 24 jam. Jika perdarahan tetap berlangsung terus, pertimbangkan untuk melakukan dilatasi dan kuretase. (Winkjosastro H, 2006,hal. 552).
2)  Keputihan
a.   Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan. Bila hal ini terjadi juga harus dicari penyebabnya dan segera diberikan pengobatan.


b.   Pengobatan
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan Preparat Anti Cholonergis seperti Extra Belladonna 10 mg closes 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan, perubahan warna dan biasanya disebabkan oleh adanya infeksi. (Winkjosastro H, 2006,hal. 553).
3)  Perubahan Berat Badan
a)  Konseling
Menjelaskan pada calon akseptor bahwa kenaikan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Bila berat badan berlebihan, hentikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. (Saifuddin AB,2006,hal.MK-48)
b)  Pengobatan
Diet merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori, disertai olahraga teratur. Bila berat badan berlebihan dianjurkan untuk cara kontrasepsi lain (Saifuddin AB, 2006,hal.MK-48).

4)  Pusing dan Sakit Kepala
a)  Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping, tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
b)  Pengobatan
Pemberian Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 untuk mengurangi keluhan.
5)  Hematoma
a)  Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping.
b)  Pengobatan
Kompres dingin di daerah yang membiru selama 2 hari setelah itu diubah menjadi kompres hangat hingga warna biru/kuning menjadi hilang.
C.    Tinjauan Umum Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
1.  Umur Akseptor
           Umur akseptor merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam penggunaan kontrasepsi yang rasional dalam perencanaan keluarga menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKBBS). Untuk mencapai layanan tersebut dikenal dengan 3 (tiga) fase yaitu sebagai berikut:
a.  Fase menunda mencegah kehamilan bagi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan usia istri dibawah 20 tahun. Pada usia ini sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena alat reproduksi pada usia ini belum sempurna.
b.  Fase menjarangkan kehamilan bagi pasangan usia subur dengan usia istri 20 sampai 30 tahun. Pada usia ini merupakan periode usia yang paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kehamilan dan kelahiran adalah 2 - 4 tahun.
c.   Fase mengakhiri menghentikan kehamilan/kesuburan, dimana umur istri di atas 30 tahun terutama di atas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak. ( Hartanto H, 2004 ).
        Pada umumnya umur akan mempengaruhi seseorang dalam menentukan pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi karena biasanya ibu dengan usia muda (baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi) akan cenderung memilih alat kontrasepsi yang kebanyakan orang pakai. Dari hal tersebut maka penggunaan kontrasepsi disesuaikan dengan usia wanita. Pada usia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilan dengan menggunakan pil KB, AKDR, kontrasepsi suntik, susuk, kondom, atau intarvag. Pada usia 20-30 tahun dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan  dan cara kontrasepsi yang dianjurkan adalah AKDR, susuk, kontrasepsi suntik, pil mini, pil KB, kondom intravag. Sesudah usia 30 tahun atau fase mengakhiri kesuburan, dianjurkan menggunakan kontrasepsi mantap, AKDR, susuk, kontrasepsi suntik, pil KB, kondom, intravag. (Wiknjosastro H, 2006).
2.  Paritas
            Paritas adalah jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh ibu tanpa memandang apakah anak lahir atau mati dan umur kehamilannya mencapai 28 minggu atau berat badan 1000 gr.
                Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maka perlu mengatur jarak kehamilan yaitu paritas 1 untuk mengatur jarak kehamilan, paritas 2-3 untuk menjarangkan kehamilan dan untuk paritas >4 yaitu di anjurkan untuk mengakhiri kehamilan / kesuburan.
Kriteri Objek
a.     Para 0           : wanita yang belum pernah melahirkan anak (nullipara)
b.     Para 1           : wanita yang sudah melahirkan anak pertama (primipara)
c.     Para 2-3        : wanita yang sudah pernah melahirkan anak lebih dari satu (multipara)
d.     Para >4         : wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih 5 kali (grandemultipara)
               
           Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas >4 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas,lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetric lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi ( >4 ) dapat dikurangi atau dicegah dengan Keluarga Berencana. (Winkjosastro H, 2006)
















BAB IV
METODE PENELITIAN



A.    Jenis Penelitian
               Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan deskriptif yang bermaksud untuk mendapatkan gambaran umum penggunaan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin  di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
B.    Waktu dan Lokasi Penelitian
1.  Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 Juni s/d 30 Juni  2010 tentang alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin.
2.  Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010 dengan pertimbangan bahwa di Puskesmas Pattingalloang tersebut terdapat akseptor suntikan dan memiliki kelengkapan status yang diperlukan dalam pengumpulan data.
C.    Populasi dan Sampel
1.  Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor yang dilayani  di Puskesmas Pattingalloang Makassar Tahun 2010.
2.  Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin di Puskesmas Pattingalloang Tahun 2010
D.    Cara pengumpulan dan Pengolahan Data
1.  Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah data yang dilihat dari buku register yang merupakan data sekunder dengan melihat status akseptor KB suntikan Depo Progestin di Puskesmas Pattingalloang Makassar dengan persetujuan pihak tenaga kesehatan yang berwenang.
2.  Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara menggunakan kalkulator dan disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan.
E.    Teknik Analisa Data
Teknik analisa data menggunakan formulasi, distribusi, dan frekuansi dengan rumus  :
P
=
f
x
100%
n

P : Persentase yang dicari
f : Frekuensi atau variable yang diteliti
n : Jumlah Sampel (populasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar