BAB I
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI.
1.
Istirahat.
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa
adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi
juga kondisi yg membutuhkan ketenangan. Namun tidak berarti tidak melakukan
aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat
tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit
tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan
mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan.
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan
lingkungan atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi
klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967)
terdapat enam kondisi seseorang dapat beristirahat, diantaranya yaitu :
a. Merasa
segala sesuatu berjalan normal.
b. Merasa
diterima.
c. Merasa
diri mengerti apa yang sedang berlangsung.
d. Bebas
dari perlukaan dan ketidak nyamanan.
e. Merasa
puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna.
f. Mengetahui
bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.
2.
Tidur.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku
individu yang relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang
tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih
berganti dengan keadaan terjaga (bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman).
Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan
istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran
membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Tidur juga sebagai
fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik
psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Seorang ahli menyebutkan bahwa tidur
merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkanoleh stimulus
atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986).
Tidur dipicu
oleh sekelompok kompleks hormon yang aktif dalam utama, dan yang merespon
isyarat dari tubuh sendiri dan lingkungan. Sekitar 80 persen dari tidur tanpa
mimpi, dan dikenal sebagai gerakan mata non-cepat (NREM) tidur.
B.
FUNGSI ISTIRAHAT DAN
TIDUR.
1. Memperbaiki
keadaan fisiologis dan psikologis.
2. Melepaskan
stress dan ketegangan.
3. Memulihkan
keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron.
4. Secara
tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan diri pada
waktu periode bangun.
5. Memperbaiki
proses biologis dan memelihara fungsi jantung.
6. Berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi.
7. Mengembalikan
konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.
8. Menghasilkn
hormon pertumbuhan utk memperbaiki serta memperbaharui epitel dan sel otak.
9. Menghemat
dan menyediakan energi bagi tubuh.
10. Memelihara
kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik.
C. MEKANISME TIDUR.
1.
Teori Chemics : peningkatan CO2
menyebabkan rasa ngantuk.
2.
Teori Vaskuler : penurunan TD di
otak yang menyebabkan rasa ngantuk. Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai
pusat pengaturan tidur.
3.
Para ahli neuriofisiologis :
sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa ngantuk.
4.
Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel
saraf yang menyebabkan rasa ngantuk instink/naluri.
D.
TAHAP-TAHAP TIDUR.
1.
NREM (Non Rapid Eye Movement).
Ada 4 tahapan :
a.
Tahap 1 :
1)
Termasuk light sleep.
2)
Berakhir hanya beberapa menit.
3)
Penurunan aktivitas fisik dimulai
dengan penurunan gradual dalam tanda vital dan metabolisme.
4)
Dengan mudah dibangunkan dengan
stimulus sensori seperti suara dan individu merasa seperti mimpi di siang hari.
b.
Tahap 2 :
1)
Merupakan periode sound sleep.
2)
Kemajuan relaksasi.
3)
Masih dapat dibangunkan dengan
mudah.
4)
Berlangsung selama 10-20 menit.
5)
Fungsi tubuh berlangsung lambat.
c.
Tahap 3 :
1)
Tahap awal tidur dalam.
2)
Lebih sulit dibangunkan dan jarang
bergerak.
3)
Otot secara total relaksasi.
4)
Tanda vital mengalami kemunduran
teratur.
5)
Berlangsung 15-30 menit.
d.
Tahap 4 :
1)
Tahap tidur benar-benar nyenyak.
2)
Sangat sulit dibangunkan.
3)
Jika tidur nyenyak telah terjadi,
akan menghabiskan sepanjang malam pada tahap ini.
4)
Bertanggung jawab mengistirahatkan
dan memperbaiki tidur.
5)
Tanda vital menurun secara
signifikan.
6)
Berlangsung 15-30 menit.
7)
Dapat terjadi tidur berjalan dan
mengompol.
2.
REM (Rapid Eye Movement).
a.
Periode yang sangat hidup karena
mimpi penuh warna.
b.
Dimulai 50-90 menit setelah tidur
terjadi.
c.
Tipe yang mempengaruhi respon
autonom meliputi kecepatan gerak mata, fluktuasi jantung, rata-rata pernafasan
dan peningkatan fluktuasi tekanan darah.
d.
Kehilangan tonus otot.
e.
Peningkatan sekresi gastrik.
f.
Tahap yang bertanggung jawab untuk
perbaikan mental.
g.
Sangat sulit untuk dibangunkan.
h.
Durasi dari REM meningkat setiap
siklus dan rata-rata 20 menit.
E.
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PER
HARI.
1. Bayi baru
lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus tidur rata-rata
45-60 menit.
2.
Bayi (s/d 1 thn) : 1 siklus tidur
rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM dan tidur sepanjang malam.
3.
Todler (1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari
dengan 25% REM dan tidur sepanjang malam + tidur siang.
4.
Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan
20% REM.
5.
Usia sekolah : ± 10 jam/hari
dengan 18,5% REM.
6.
Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan
18,5% REM.
7.
Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan
20% REM.
8.
Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan
20-25% REM.
9.
Dewasa menengah : ± 7 jam/hari
dengan 20% REM dan sering sulit tidur.
10. Dewasa
tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur.
F.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ISTIRAHAT TIDUR.
1.
Umur.
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan
tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan
organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi
dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai
terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.
2.
Penyakit.
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea.
Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu
dengan klien gangguan hipertiroid.
3.
Motivasi.
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti
menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu
anda untuk tidur.
4.
Emosi.
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak
bisa tidur atau mempertahankan tidur.
5.
Lingkungan.
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi
jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.
6.
Obat – obatan.
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu
seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.
7.
Makanan dan minimum.
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak,
pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
8.
Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru
akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
G.
MASALAH-MASALAH YANG TERJADI PADA
SAAT TIDUR.
1.
Insomnia.
Pengertian insomnia mencakup banyak hal.
Insomnia merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk
memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya,
bahkan seseorang yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat
di sebut mengalami insomnia (Japardi,
2002).
Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan
untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia
bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang
menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan,
tetapi kualitasnya berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
a.
Insomnia insial adalah
ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
b.
Insomnia intermiten
adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur atau keadaan
sering terjaga dari tidur.
c.
Insomnia terminal adalah
bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa
factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri,
kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang
untuk tidur.
2.
Narkolepsi.
Merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit
mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering mengantuk
hingga dapat tertidur secara tiba-tiba, dapat di
katakan pula bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak sehingga
ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya
secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem
saraf pusat di mana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi
dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja
yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
3.
Somnabulisme (tidur
berjalan).
Merupakan
gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur,
menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan
dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi,
2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko
terjadinya cidera.
4.
Enuresis (ngompol).
Enuresis adalah kencing yang tidak di
sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada
laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada beberapa faktor yang
menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training
yang kaku.
5.
Nocturia.
Merupakan suatu keadaan di mana
klien sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil.
6.
Apnea / tidak
bernapas dan Mendengkur.
Disebabkan oleh adanya rintangan
terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan
Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah
yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut
mengendur lalu bergetar bila di lewati udara pernafasan.
7.
Delirium / Mengigau.
8.
Sehubungan
dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu.
9.
Nightmares
dan Night terrors (mimpi buruk).
Adalah
mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur
beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan
ketakutan.
10. Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami,
perubahan jumlah/kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan
biologis atau kebutuhan emosi.
A.
PENGKAJIAN.
1.
Riwayat tidur.
a.
kuantitas (lama tidur) dan
kualitas watu tidur di siang dan malam hari.
b.
Aktivitas dan rekreasi yang di
lakukan sebelumnya.
c.
Kebiasaan/pun saat tidur.
d.
Lingkungan tidur.
e.
Dengan siapa paien tidur.
f.
Obat yang di konsumsi sebelum
tidur.
g.
Asupan dan stimulan.
h.
Perasaan pasien mengenai tidurnya.
i.
Apakah ada kesulitan tidur.
j.
Apakah ada perubahan tidur.
2.
Gejala Klinis.
a.
Perasaan Lelah.
b.
Gelisah.
c.
Emosi.
d.
Apetis.
e.
Adanya kehitaman di daerah sekitar
mata bengkak.
f.
Konjungtin merah dan mata perih.
g.
Perhatian tidak fokus.
h.
Sakit kepala.
3.
Penyimpangan Tidur.
Seperti telah dijelaskan pada bab oembahasan di atas, gangguan tidur
yang mungkin terjadi adalah :
a.
Insomnia.
b.
Somnabulisme.
c.
Enuresis.
d.
Narkolepsi.
e.
Nightmare dan Night Terrors (mimpi
buruk).
f.
Apnea / tidak
bernapas dan Mendengkur.
B. DIAGNOSA.
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan
pola istirhat tidur diantaranya yaitu :
1. Gangguan
pola tidur b/d kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan
eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi,
lingkungan yang mengganggu.
2.
Cemas b/d ketidak
mampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur, (sleep apnea) dan ketidak mampuan
mengawasi prilaku.
3.
Koping individu tidak
efektif berhubungan dengan insomnia.
4.
Gangguan ukaran gas
berhubungan henti nafas saat tidur.
5.
Potensial cedera berhubungan
dengan Semnambolisme.
6.
Gangguan konsep diri
berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
C.
INTERVENSI.
Ø Tujuan
:
Mempertahankan
kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Ø Rencana
Tindakan :
a.
Lakukan identifikasi
fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b.
Lakukan pengurangan
distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c.
Tingkatkan aktivitas
pada siang hari.
d.
Coba untuk memicu
tidur.
e.
Kurangi potensial
cedera selama tidur
f.
Berikan pendidikan
kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
D.
IMPLEMENTASI.
Ø Tindakan
keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a.
Bila terjadi pada
pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan rumah sakit,
maka :
1)
Libatkan pasien dalam
pembuatan jadwal aktivitas.
2)
Berikan obat analgesik
sesuai prosedur.
3)
Berikan linngkungan
yang suportif.
4)
Jelaskan dan berikan
dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
b.
Bila faktor insomnia,
maka :
1)
Anjurkan pasien memakan
makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
2)
Anjurkan pasien tidur
pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore hari.
3)
Anjurkan pasien tidur
saat mengantuk.
4)
Anjurkan pasien
mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
5)
Anjurkan pasien
menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.
c.
Bila terjadi
somnabulisme, maka :
1)
Berikan rasa aman pada
diri pasien.
2)
Bekerjasama dengan
diazepam dalam tindakan pengobatan..
3)
Cegah timbulnya cidera.
d.
Bila terjadi enuresa,
maka :
1)
Anjurkan pasien
mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
2)
Anjurkan pasien
melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
3)
Bangunkan pasien pada
malam hari untuk buang air kecil.
e.
Bila terjadi
Narkolepsi, maka :
1)
Berikan obat kelompok
Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) untuk mengendalikan
narkolepsi.
2.
Mengurangi distraksi
lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.
a.
Tutup pintu kamar
pasien .
b.
Pasang kelambu/garden
tempat tidur.
c.
Matikan pesawat
telapon.
d.
Bunyikan musik yang
lembut.
e.
Redupkan atau matikan
lampu.
f.
Kurangi jumlah stimulus.
g.
Tempatkan pasien dengan
kawan sekamar yang cocok.
3.
Meningkatkan aktivitas
pada siang hari.
a.
Buat jadwal aktivitas
yang dapat menolong pasien.
b.
Usahakan pasien tidak
tidur pada siang hari.
4.
Membuat Pasien untuk
memicu tidur.
a.
Anjurkan pasien mandi
sebelum tidur.
b.
Anjurkan pasien minum
susu hangat.
c.
Anjurkan pasien membaca
buku.
d.
Anjurkan pasien
menonton televisi.
e.
Anjurkan pasien
menggosok gigi sebelum tidur.
f.
Anjurkan pasien
embersihkan muka sebelum tidur.
g.
Anjurkan pasien
membersuihkan tempat tidur.
5.
Mengurangi potensial
cedera sebelum tidur.
a.
Gunakan cahaya lampu
malam.
b.
Posisikan tempat tidur
yang rendah.
c.
Letakkan bel dekat
pasien.
d.
Ajarkan pasien untuk
meminta bantuan.
e.
Gantungkan selang drainase
di tempat tidur dan cara memindahkannya bila pasien memekainnya.
6.
Memberi pendidikan
kesehatan dan rujukan.
a.
Ajarkan rutinitas
jadwal tidur di rumah.
b.
Ajarkan pentingkan
latihan reguler ± ½ jam.
c.
Penerangan tentang efek
samping obat hipnotik.
d.
Lakukan rujukan segera
bila gangguan tidur kronis.
Ø
Tindakan Keperawatan
Pada Anak :
1.
Masa Neonatus dan bayi.
a.
Beri sprei kering dan
tebal untuk menutupi perlak.
b.
Hindarkan pemberian
bantal yang terlalu banyak.
c.
Atur suhu ruangan
menjadi 18˚-21˚C pada malam dan 15,5˚-18˚C pada siang.
d.
Berikan cahaya lampu
yang lembut.
e.
Yakinkan bayi merasa
nyaman dan kering.
f.
Berikan aktivitas yang
tenang sebelum menidurkan bayi.
2.
Masa Anak.
a.
Berikan kebiasaan waktu
tidur malam dan siang secara konsisten.
b.
Tempel jadwal tidur
c.
Berikan aktivitas yang
tenang sebelum tidur.
d.
Dukung aktivitas
”pereda ketegangan” seperti bercerita.
3.
Masa Sebelum Sekolah.
a.
Berikan kebiasaan waktu
tidur malam dan siang secara konsisten.
b.
Tempel jadwal tidur.
c.
Berikan aktivitas yang
tenang sebelum tidur.
d.
Dukung aktivitas
”pereda ketegangan” seperti bercerita.
e.
Sering perlihatkan
ketergantungan selama menjelang tidur.
f.
Berikan rasa aman dan
nyaman.
g.
Nyalakan lampu agak
terang.
4.
Masa Sekolah.
a.
Mengingatkan waktu
istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.
5.
Masa Remaja.
a.
Usia ini sering
memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan membersihkan diri
6.
Masa Dewasa (Muda,
Paruah Baya, dan Tua).
a.
Bantu melepaskan
ketegangan sebelum tidur.
·
Berikan hiburan.
·
Kurangi rasa nyeri.
·
Bersihkan tempat tidur.
b.
Membuat lingkungan
menjadi aman serta dekat dengan perawat.
·
Berikan selimut
sehingga tidak kedinginan.
·
Anjurkan pasien latihan
relaksasi.
·
Berikan makan ringan atau
susu hangnt sebelum tidur.
·
Berikan obat sedaktif
sesuai program terapi kolaboratif.
·
Bantu pasien mendapatkan
posisi tidur yang nyaman.
E.
EVALUASI.
1.
Klien menggunakan terapi
relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan meminta klien
melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2.
Klien melaporkan
perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien melaporkan
keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3.
Klien melaporkan dapat
menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan mengobservasi
ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4. Pola
tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10
jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan
Keperawatan, EGC, Jakarta.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses
keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Alimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses
Keperawatan, Salemba Medika Jakarta.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar