Sabtu, 30 November 2013

ASKEP CAIRAN DAN ELEKTROLIT


BAB I
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang trjadi dalam bentuk berlebihan atau kekurangan.  Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. 

Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
B.      FISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT.
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:
1.      Difusi.
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
2.      Osmosis.
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi yang sifat nya menarik.
3.      Transport aktif.
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
C.     KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
No.
Umur / BB (Kg)
Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1
3 hari/ 3 kg
250-300
2
1 tahun/ 9,5 kg
1150-1300
3
2 tahun/ 11,8 kg
1350-1500
4
6 tahun/ 20 kg
1800-2000
5
10 tahun/ 28,7 kg
2000-2500
6
14 tahun/ 45 kg
2200-2700
7
18 tahun/ 54 kg
2200-2700
1.      Volume cairan tubuh.
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan di mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya. Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB.
D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.
1.      Umur.
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2.      Iklim.
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3.      Diet.
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4.      Stress.
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5.      Kondisi sakit.
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit misalnya:
a.       Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b.      Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
c.       Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6.      Tindakan medis.
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7.      Pengobatan.
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8.      Pembedahan.
pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami gangguan  keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama pembedahan.
E.     MASALAH-MASALAH GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.
1.      Hipovolemik.
            Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut  kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata  cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
2.      Hipervolemik
                        Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a.       Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b.      Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c.       Kelebihan pemberian cairan.
d.      Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e.       Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN.
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
1.      Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
2.      Kaji manifestasi klinik melalui:
a.       Timbang berat badan klien setiap hari.
b.      Monitor vital sign.
c.       Kaji intake output.
3.      Lakukan pemeriksaan fisik meliputi:
a.       Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability.
b.      Auskultasi bunyi /suara nafas.
c.       Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran.
4.      Review nilai pemeriksaan laboratorium :
a.       Berat jenis urine.
b.      PH serum.
c.       Analisa Gas Darah.
d.      Elektrolit serum.
e.       Hematokrit.
f.       BUN.
g.      Kreatinin Urine.
B.     DIAGNOSA.
Diagnosa keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan mekanisme 

pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri.

2.      Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio, ketidakseimbangan 

elektrolit.

3.      Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan 

dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.

4.      Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih bwerhubungan dengan anuria, 

penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di 
ekstraseluler.

5.      Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan volume cairan.
6.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edema.
7.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema.
C.     INTERVENSI.
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
1.      Atur intake cairan dan elektrolit.
2.      Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan.
3.      Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
4.      Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.
DAFTAR PUSTAKA
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa.
Sacharin,Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar