SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
(LOGO)
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN
SENAM
KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
MAKALAH
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan dan Promosi Kesehatan
Dosen Pembimbing:
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Swt.atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Senam
Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1.
Ns.
Peni Perdani Juliningrum, M.Kep selaku dosen pembimbing
tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan sekaligus dosen penanggung jawab mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan ;
2.
rekan-rekan yang telah membantu analisis;
3.
semua pihak yang telah memberikan motivasi
kepada penulis yang mungkin tidak bisa
disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan
saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, November 2016 Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAM
JUDUL...................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................iii
DAFTAR
ISI..........................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................1
1.1 Latar
Belakang.................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN......................................................................3
2.1 Pengkajian
Fisik...............................................................3
2.2 Analisa
Data......................................................................14
2.3
Intervensi...........................................................................15
2.4
Implementasi.....................................................................20
2.5
Evaluasi.............................................................................22
BAB 3. PENUTUP..............................................................................26
3.1 Kesimpulan..................................................................................26
3.2 Saran............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................27
LAMPIRAN
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Saat ini gaya
hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat
semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan jumlah penyakit degeneratif yaitu penyakit yang tidak menular akan
tetapi dapat diturunkan. Salah satu penyakit degeneratif yang memerlukan
penanganan secara tepat dan serius adalah diabetes mellitus (Flora, Rostika & Purwanto 2013). Diabetes mellitus adalah penyakit
yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan
pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien
dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon
hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah
meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang
pada pasien tersebut (Regina Graciella, 2012).
Salah satu
komplikasi penyakit diabetes melitus yang sering dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot), yang dapat
bermanifestasikan sebagai ulkus, infeksi dan gangren. Namun dibalik itu semua
ada solusi yang jitu untuk mencegahnya yaitu dengan melakukan senam kaki. Senam
kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita diabetes melitus atau
bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki. Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain
berperan dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam
membimbing penderita DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan penderita
dapat melakukan senam kaki secara mandiri. Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat
memperlancar peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat
otot kaki dan mempermudah gerakan sendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki
penderita diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas hidup
penderita diabetes.
1.2 Tujuan
A.
Tujuan Umum
Mahasiswa
dapat memahami dan memperagakan kembali
gerakan senam kaki pada pasien penderita diabetes melitus serta mampu memberikan promosi kesehatan kepada pasien diabetes melitus tentang manfaat dari senam kaki.
B.
Tujuan
Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian senam
kaki pada pasien penderita diabetes melitus.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan senam
kaki.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hal-hal yang
harus dikaji sebelum senam kaki.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menentukan diagnosa
keperawatan yang berkaitan dengan senam kaki.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menuliskan dokumentasi
tindakan senam kaki.
BAB
2. ASUHAN KEPERAWATAN
2.1
Pengkajian
A. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Zainal
Efendi, S.Pd
Umur :
51 Tahun
Berat
Badan : 62 kg
Tinggi
Badan : 180 cm
Agama :
Islam
Jenis
Kelamin : Laki
- laki
Status : Menikah
Pendidikan :
Strata 1 (S1)
Pekerjaan : Guru
Olah Raga (SDN 01 Gumuksari) dan
Instrukstur Wasit Nasional
Suku
Bangsa :
Indonesia
Alamat : RT 03 RW 02 Dsn. Karang Paiton, Gumuksari, Kalisat
Tanggal Pengkajian : 12
november 2016
Diagnosa
Medis : Diabetes
Melitus
Komposisi
keluarga : terdiri atas ayah, ibu, dan
dua anak laki-laki
Bahasa
: Madura
Sosial
ekonomi : lebih dari cukup
1.1.1
Riwayat
Kesehatan
A. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama
Pasien
mengalami ketakutan akan peyakitnya dan membutuhkan pengetahuan tentang diit
yang tepat untuk perawatan tubuhnya, namun klien takut untuk tanya kepada
tenaga kesehatan
b. Riwayat
penyakit sekarang
Pasien
baru saja keluar dari rumah sakit dengan diagnosa medis Diabetes Melitus I
c. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Saat
ini pasien melakukan suntik insulin secara mandiri seperti yang dianjurkan oleh
dokter.
d. Riwayat
kesehatan keluarga
Pasien
mengatakan bahwa sepupunya juga pernah menderita penyakit yang sama, namu kedua
orangtuanya tidak, selain itu mertua laki-laki pasien juga mengalami penyakit
DM.
e. Keadaan
kesehatan lingkungan
Pasien
bertempat tinggal pada sebuah desa yang dekat dengan pasar dan penduduknya padat,
lingkungan sekitar bersih, banyak pohon – pohon besar yang tumbuh disekitar
rumah, para tetangga pasien banyak yang memiliki penyakit DM.
f.
B. Satus Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien
pernah menderita fertigo dan kolestrol
b. Pernah dirawat
Pasien
mengatakan belum pernah dirawat dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit
karena penyakit DM tersebut
c. Alergi
Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien
mengatakan sepupunya pernah mengalami penyakit yang sama dengan dirinya,
sedangkan ayah dan ibunya tidak, pasien juga mengatakan bahwa mertua
laki-lakinya juga menderita DM
D. Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa
Medis : Diabetes Melitus
Therapy : Pemberian insulin secara mandiri oleh istri klien
1.1.2
Pengkajian
Pola Gordon
A. POLA KEBUTUHAN DASAR (DATA
BIO-PSIKO-SOSIO-KULTURAL-SPIRITUAL)
a. Pola
Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Sebelum
Sakit : Pasien mengatakan
sakitnya karena kebiasaan makan yang tidak sehat dan berlebihan
Saat
Sakit : Saat sakit
pasien akan periksa ke perawat terdekat dan takut untuk pergi ke rumah sakit,
pasien juga kurang menyukai profesi dokter, namun pasien seringkali melakukan
akupuntur.
b. Pola
Nutrisi-Metabolik
Sebelum
sakit : Pasien
mengatakan makan maksimal 7 kali sehari
dengan menu yang tidak sehat
Saat
sakit :
Pasien makan 3 x sehari dengan porsi secukupnya
BB
sebelum sakit : 84 kg
BB
setelah sakit : 62 kg
c. Pola
Eliminasi
1) BAB
Sebelum
sakit : Pasien mengatakan 1x sehari, normal
Saat
sakit : Pasien mengatakan 1x
sehari, normal
2) BAK
Saat
sakit dan belum berobat : Pasien
mengatakan 12x sehari (4 siang dan 8
malam)
Setelah
berobat : Pasien mengatakan kencing 5x
sehari (2 siang dan 3 malam)
B. POLA AKTIVITAS DAN
LATIHAN
a. Aktivitas
Kemampuan
Perawatan Diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan
dan minum
|
√
|
||||
Mandi
|
√
|
||||
Toileting
|
√
|
||||
Berpakaian
|
√
|
||||
Berpindah
|
√
|
0:
mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
b. Latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa bergerak bebas
dan dapat beraktivitas seperti biasa, pasien juga sangat sering berolahraga dan
pasien bisa bergerak tanpa adanya keletihan
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak mampu
berbuat apa – apa karena terlalu lemah , dan setelah keluar rumah sakit, pasien
mengatakan tidak bisa berolahraga sebanyak sebelum sakit. Pasien mengatakan
bahwa dirinya saat ini mudah lelah hanya karena beberapa aktivitas saja.
C. POLA
KOGNITIF DAN PERSEPSI
Pasien
kurang mengetahui tentang penyakit yang dideritanya secara mendetail, pasien
juga tidak mengetahui apabila penyakit DM merupakan penyakit yang bisa menuru,
tapi pasien mengetahui bahwaa dia terkena penyakit tersebut dikarenakan pola
makan yang tidak sehat
D. POLA
PERSEPSI-KONSEP DIRI
1. Sebelum
sakit : Pasien mengatakan bahwa
Harga
Diri : tidak bermasalah
Body
Image : tidak bermasalah
Ideal
diri : tidak bermasalah
Peran : tidak bermasalah
Identitas
diri : tidak bermasalah
2. Saat
sakit :
Pasien mengatakan bahwa
Harga
Diri : tidak bermasalah
Body
Image : tidak bermasalah
Ideal
diri : tidak bermasalah
Peran : tidak bermasalah
Identitas
diri : tidak bermasalah
E. POLA
TIDUR DAN ISTIRAHAT
Sebelum
sakit : Pasien mengatakan setiap
hari tidur dengan rentang 3-4 jam. Tidur siang pukul 14.00 – 15.00Tidur malam
pukul 02.00 dan bangun pagi pukul 04.30.
Setelah
sakit : Pasien mengatakan setelah sakit
pasien tidur dengan rentang 6-7 jam dan
tidak begadang lagi. Tidur siang 14.00 – 15.00 dan tidur malam 21.00 – 04.00
F. POLA PERAN-HUBUNGAN
Sebelum
sakit : Pasien dapat berkomunikasi dengan
baik, dengan keluarga ataupun temannya.
Setelah
Sakit : Pasien dapat berkomunikasi
dengan baik, dengan teman ataupun keluarganya.
G. POLA
SEKSUAL-REPRODUKSI
Pasien
merupakan seorang kepala rumah tangga dan seorang ayah dari dua anak laki-laki.
H. POLA
TOLERANSI STRESS-KOPING
Sebelum
Sakit : Pasien mengatakan jika mengalami
sakit akan istirahat saja di rumah atau malah olahraga
Saat
Sakit : Pasien meminta istrinya
untuk mau merawat dirinya dengan baik dan benar.
I.
POLA NILAI-KEPERCAYAAN
Sebelum
Sakit : Pasien menganut agama Islam dan
melaksanakan sholat 5 waktu.
Saat
Sakit : Pasien menganut agama Islam
dan melaksanakan sholat 5 waktu.
J. Pemerikasaa
Fisik
a. Keadaan
umum :
1. Pasien
tampak bersih.
2. Tingkat
kesadaran : komposmetis
GCS Mata : 4
verbal: 5 Psikomotor: 6
3.
Pasien terlihat pucat
4.Mata
cekung
5.Pasien
terlihat kurus
b. Tanda-tanda
Vital :
1. Nadi
= 70 x/ menit ,
2. Suhu
= 36 ° C,
3. TD
= 110/90 mmHg,
4. RR
= 20 x/menit.
I.
Kepala/
rambut dan leher
1. Rambut
Inspeksi : Rambut rapi dan tidak panjang.
Palpasi :rambut tidak
rontok.
2.
Leher
Inspeksi : Warna sama
dengan warna anggota tubuh lainnya, tidak ada lesi, gerakan flexi dan rotasi
rentang baik (normal).
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, leher terasa hagat.
II.
Dada
Inspeksi
: Bentuk simetris, tidak menggunakan otot tambahan ketika bernafas, tidak ada
benjolan.
Palpasi
: pengembangan dada pada saat inspirasi dan ekspirasi simetris.
Perkusi
: tidak terdapat kelainan
Auskultasi
: tidak ada suara tambahan.
III.
Jantung
Inspeksi : Tidak
terlihat ictus cordis di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra.
Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan.
Perkusi : Tidak
terdapat kelainan
IV.
Abdomen
Inspeksi
:Abdomen agak buncit.
Palpasi
: Tidak ada benjolan.
V.
Integumen
Kulit keriput
kering, warna kulit cokelat, kuku tampak menghitam, dan terdapat kematian
jaringan, pada lutut kulit terlihat menghitam.
VI.
Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada edema pada ekstrimitas bawah dan
atas, simetris kanan dan kiri, tidak ada patah tulang pada ektrimitas, warna
kulit coklat, terdapat lingkaran kehitaman di bawah lutut pasien.
Palpasi
: Akral hangat, denyut nadi perifer normal, tidak ada nyeri tekan pada kedua
tangan dan kedua kaki, tidak ada edema.
TABEL ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|||||||||
1.
|
DO:
1.
Pasien terlihat bersemangat ketika mahasiswa memberikan edukasi tentang diit
penderita DM
2.Pasien
responsif dengan apa yang disampaikan penyuluh
DS:
1. Klien
mengatakan senang apabila diberikan edukasi seputar penyakitnya.
|
Kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan
Klien
ingin melakukan penanganan terhadap faktor risiko
Penyakit
yang membuat klien tidak berdaya
|
Kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan
|
|||||||||
2.
|
DS:
1. Klien
mengatakan bahwa dirinya takut untuk pergi ke rumah sakit
2. Klien
tidak dapat menjelaskan penyakit apa yang sedang diderita
3. Klien
mengatakan takut untuk melakukan kontrol Tekanan darah secara rutin
4. Klien
mengatakan tidak suka bila harus pergi ke rumah sakit
|
Defisiensi
pengetahuan
Kurangnya
sumber pengetahuan
Klien
tidak mau berkonsultasi kepada tenaga kesehatan
|
Defisiensi
Pengetahuan
|
|||||||||
3.
|
DO:
1. Pasien
terlihat tersenyum dan memperhatikan ketika penyuluh menawarkan untuk
memberikan penyuluhan
2. Pasien
langsung meminta untuk diukur tekanan darahnya
DS:
1.
Pasien
mengatakan lebih suka apabila diberi penyuluhan oleh mahasiswa karena
penyampaiannya lebih mudah dimengerti dan lebih menyenangkan
|
Kesiapan meningkatkan
pengetahuan
pasien tau bahwa butuh adanya bimbingan
Pasien
memiliki keinginan untuk pulih
|
Kesiapan
meningkatkan pengetahuan
|
|||||||||
4.
|
DO:
1. BB:
62 Kg
2. Pasien
terkihat pucat
3. Mata
pasien terlihat cekung
DS:
1. Pasien
mengatakan bahwa setelah sakit dia tidak bisa berolahraga lagi seperti dulu
2. Pasien
mengatakan saat ini diriya sangat mudah lelah
|
Keletihan
Penurunan
berat badan yang cukup drastis
Pembakaran
protein dan lemak
Kekurangan
kalori
|
Keletihan
|
|||||||||
5.
|
DO:
1. Badan
pasien terlihat kurus
2. Pergerakan
pasien terlihat pelan
3. Mata
pasien cekung
4. pasien
terlihat pucat
DS:
1. Keluarga
pasien mengatakan pasien pasien sering merasa lapar dan haus
2. Keluarga
pasien mengatakan bahwa berat badan pasien awalnya 84 kg menjadi 62 kg
|
ketidakseimbangan
nutrisi kuran dari tubuh
polidipsia
/ polipagia
menstimulus
hipotalamus di pusat lapar dan haus
glukosuria
|
ketidakseimbangan
nutrisi kuran dari tubuh
|
2.2
Rumusan
Diagnosa Keperawatan
TABEL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL/JAM
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
PARAF
|
12
November 2016/ 11.00 WIB
|
1. Defisiensi Pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan yang
ditandai Klien mengatakan bahwa
dirinya takut untuk pergi ke rumah sakit, klien tidak dapat menjelaskan
penyakit apa yang sedang diderita, klien mengatakan takut untuk melakukan
kontrol tekanan darah secara rutin, klien mengatakan tidak suka bila harus
pergi ke rumah sakit.
|
Æ
|
12
November 2016/ 11.00 WIB
|
2. Kesiapan meningkatkan pengetahuan b.d pasien memiliki
keinginan untuk pulih yang ditandai pasien terlihat tersenyum dan
memperhatikan ketika penyuluh menawarkan untuk memberikan penyuluhan, pasien
langsung meminta untuk diukur tekanan darahnya, pasien mengatakan lebih suka
apabila diberi penyuluhan oleh mahasiswa karena penyampaiannya lebih mudah
dimengerti dan lebih menyenangkan.
|
Æ
|
12
November 2016/ 11.00 WIB
|
3. Kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan b.d klien ingin melakukan penanganan
terhadap faktor risiko yang ditandai pasien terlihat bersemangat ketika
mahasiswa memberikan edukasi tentang diit penderita DM, pasien responsif
dengan apa yang disampaikan penyuluh, klien mengatakan senang apabila
diberikan edukasi seputar penyakitnya.
|
Æ
|
12
November 2016/ 11.00 WIB
|
4. ketidakseimbangan
nutrisi kuran dari tubuh b.d polidipsia / polipagia yang ditandai badan pasien
terlihat kurus, pergerakan pasien terlihat pelan, mata pasien cekung, pasien
terlihat pucat, istri pasien mengatakan pasien pasien sering merasa lapar dan
haus, keluarga pasien mengatakan bahwa berat badan pasien awalnya 84 kg
menjadi 62 kg.
|
Æ
|
12
November 2016/ 11.00 WIB
|
5. Keletihan b.d kekurangan
kalori yang ditandai penurunan BB: 84 kg menjadi 62 Kg, pasien terkihat
pucat, mata pasien terlihat cekung, pasien mengatakan bahwa setelah sakit dia
tidak bisa berolahraga lagi seperti dulu, pasien mengatakan saat ini diriya
sangat mudah lelah
|
Æ
|
2.3
Intervensi
Keperawatan
Defisiensi
Pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan yang ditandai Klien mengatakan bahwa dirinya takut untuk
pergi ke rumah sakit, klien tidak dapat menjelaskan penyakit apa yang sedang
diderita, klien mengatakan takut untuk melakukan kontrol tekanan darah secara
rutin, klien mengatakan tidak suka bila harus pergi ke rumah sakit.
|
|
Setelah
penyuluhan selesai klien dapat memahami tentang penyakit DM dan diit DM
Kriteria
Hasil:
1.
Klien dapat menjelaskan
penyebab penyakit DM
2.
Klien dapat
menyimpulkan bahwa makanan untuk penderita DM perlu diatur
3.
Klien memperhatikan
penyuluhan dengan seksama dan responsif
4.
Timbulnya kemauan untuk
check up
5.
Menurunnya rasa takut
klien pada dokter atau RS
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
1. kaji
pemahaman klien tentang DM
2. nilai
sejauh mana pemahaman klien tentang penyakitnya dan tekhnik komunikasi yang
tepat.
3. lakukan
penyuluhan individu dan keluarga
4. Menjelaskan
kepada klien tentang pengertian DM, penyebab DM, akibat DM
5. Menjelaskan
kepada keluarga bahwa DM merupakan penyakit yang menurun dan anak-anak dari
klien lebih berisiko menderita DM
6. Lakukan
penyuluhan dengan tidak terkesan menggurui klien.
|
1. Mengerti
pemahaman klien yang berhubugan dengan DM akan membantu perawat untuk memilih
apa saja hal yang perlu diluruskan dan perlu dijelaskan kepada klien.
2. Penilaian
tentang sejauh mana klien terhadap penyakitnya dan pemilihan tekhnik
komunikasi yang tepat akan membantu membuat perawat dalam memberikan
penjelasan kepada klien dan klien mudah untuk menangkapnya.
3. Penyuluhan
individdu dan keluarga akan memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada
klien dan keluarga, karena penyuluh akan berfokus pada satu klien dan
keluarga saja.
4. Klien
perlu dijelaskan tentang seluk beluk penyakitnya untuk memberikan pengertian
kepada klien bahwa dirinya memerlukan bantuan tenaga medis untuk melakukan
check up rutin.
5. Penjelasan
bahwa DM merupakan penyakit herediter akan membantu keluarga untuk lebih
memelihara kesehatannya lagi.
|
Kesiapan
meningkatkan pengetahuan b.d pasien memiliki keinginan untuk pulih yang
ditandai pasien terlihat tersenyum dan memperhatikan ketika penyuluh
menawarkan untuk memberikan penyuluhan, pasien langsung meminta untuk diukur
tekanan darahnya, pasien mengatakan lebih suka apabila diberi penyuluhan oleh
mahasiswa karena penyampaiannya lebih mudah dimengerti dan lebih
menyenangkan.
|
|
Setelah
penyuluhan selesai pasien memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang
bagaimana pola hidup sehat untuk penderita DM dan siap melaksanakannya
Kriteria
Hasil:
1.
Klien dapat menerima
dan tidak terdapat kesalahan informasi
2.
Klien tidak menolak
ketika diberi penyuluhan
3.
Klien membuat
pertanyaan balik kepada penyuluh
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
1. kaji
pemahaman klien tentang DM
2. tentukan
tekhnik komunikasi yang tepat untuk melakukan penyuluhan
3. gunakan
bahasa nonmedis kepada klien
4. ikut
sertakan keluarga dalam penyuluhan
|
1. Mengerti
pemahaman klien yang berhubugan dengan DM akan membantu perawat untuk memilih
apa saja hal yang perlu diluruskan dan perlu dijelaskan kepada klien.
2. Penentuan
tehnik komunikasi akan menentukan keberhasilan dalam penyampaian materi.
3. Penggunaan
bahasa nonmedis akan membuat klien percaya diri karena memahami apa yang
disampaikan oleh tenaga kesehatan tersebut dan tidak merasa bodoh
4. Keluarga
sangat berperan penting untuk hal ini karena merupakan faktor pendorong yang
memberikan kepada klien untuk meningkatkan kesehatannya
|
Kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan b.d klien ingin melakukan penanganan
terhadap faktor risiko yang ditandai pasien terlihat bersemangat ketika
mahasiswa memberikan edukasi tentang diit penderita DM, pasien responsif
dengan apa yang disampaikan penyuluh, klien mengatakan senang apabila
diberikan edukasi seputar penyakitnya.
|
|
Setelah
penyuluhan selesai klien dapat memahami tentang jumlah durasi olahraga yang
tepat untuk klien
Kriteria
Hasil:
1. Klien
dapat melakukan olahraga secara rutin dan tidak berlebihan
2. Klien
dapat memilih makanan yang sehat
3. Klien
dan keluarga menerapakan pola hidup sehat
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
kaji pemahaman klien
tentang pola hidup sehat
2.
berikan penyuluhan
tentang olahraga yang tepat dilakukan oleh klien
3.
tunjukkan contoh pola
hidup sehat kepada keluarga dan klien
|
1.
Mengerti pemahaman
klien yang berhubugan dengan pola hidup sehat akan membantu perawat untuk
memilih apa saja hal yang perlu diluruskan dan perlu dijelaskan kepada klien.
2.
Penilaian klien tentang
olahraga yang tepat bisa saja salah karena terlalu berlebihan atau kurang
3.
Memberikan contoh pola
hidup sehat akan memberi pandangan kepada klien tentang bagaimana pola hidup
yang tepat dan dapat diterapkan di kehidupan keluarga
|
ketidakseimbangan
nutrisi kuran dari tubuh b.d polidipsia / polipagia yang ditandai badan
pasien terlihat kurus, pergerakan pasien terlihat pelan, mata pasien cekung,
pasien terlihat pucat, istri pasien mengatakan pasien pasien sering merasa
lapar dan haus, keluarga pasien mengatakan bahwa berat badan pasien awalnya
84 kg menjadi 62 kg.
|
|
Setelah
penyuluhan selesai klien dapat menjelaskan makanan apa saja yang boleh
dimakan oleh klien
Kriteria
Hasil:
1.
Klien memahami
pentingnya nutrisi dalam dirinya
2.
Klien dapat menjelaskan
contoh makanan yang boleh dikonsumsi oleh penderita DM
3.
Klien memiliki kemauan
untuk mengkonsultasikan tentang menu harian kepada dokter ketika melakukan
check-up
4.
Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Kaji makanan apa saja
yang biasaya dimakan oleh klien
2.
Ajarkan kepada klien
dan keluarga tentang diit penderita DM kepada klien
3.
Ajarkan kepada klien
dan keluarga asupan apa saja yang harus ada dalam tubuh klien
4.
Dorong keluarga untuk
membantu memonitor dan mengkontrol asupan makanan yang dikonsumsi klien
5.
Dorong klien dan
keluarga untuk membuat menu harian yang dikonsultasikan kepada dokternya
|
1. Mengkaji
untuk menilai bagaimana kelanjutan nutrisi yang dibutuhkan klien
2. Klien
dan keluarga harus memahami tentang diit DM, dan kebutuhan asupan gizi yang
tepat untuk klien, agar bisa memberikan makanan yang tepat ketika melakukan
perawatan di rumah
3. Monitoring
dan kontrol intake nutrisi sangat perlu dilakukan untuk menghindari
terjadinya obesitas atau kekuarangan nutrisi yang lebih jauh
4. Mengkonsultasikan
menu harian kepada dokter untuk menghindari adanya kesalahan menu akibat
adanya penyakit lain.
|
Keletihan b.d kekurangan kalori
yang ditandai penurunan BB: 84 kg menjadi 62 Kg, pasien terkihat pucat, mata
pasien terlihat cekung, pasien mengatakan bahwa setelah sakit dia tidak bisa
berolahraga lagi seperti dulu, pasien mengatakan saat ini diriya sangat mudah
lelah
|
|
Setelah
penyuluhan selesai klien dapat memahami tekhnik untuk memanajemen energi dan
pola intake nutrisi
Kriteria
Hasil:
4. Klien
dapat memahami makanan diit apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh
dimakan
5. Klien
dapat menjelaskan penggunaan energi yang tepat untuk mengatasi kelelahan
6. Usulkan
kepada klien untuk mempertahankan istirahat yang cukup
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Observasi adakah yang
membatasi klien dalam melakukan aktivitaas
2.
Kaji adanya faktor
penyebab kelelahan
3.
Suruh keluarga membantu
klien dalam melakukan aktivitasnya perlahan
4.
Ajarkan klien tentang
cara memonitor nutrisi dan sumber energi yang tepat dan adekuat
|
1.
Penghambat atau batas
klien dalam beraktivitas harus disesuaikan dengan kemampuan klien.
2.
Dengan mengetahui
faktor penyebab kelelahan makan akan bisa membantu klien untuk menghilangkan
atau mengatasi faktor tersebut
3.
Peran keluarga yang
membantu klien akan memberikan semangat kepada klien
4.
Klien perlu memahami
secara mandiri cara memonitor nutrisi dan sumber energi yang harus dimasukkan
ke dalam tubuhnya,karena klien merupakan klien yang sudah tidak berada dalam
pengawasan rumah sakit.
|
2.4
Implementasi
Keperawatan
Waktu
|
Implementasi
|
Paraf Ners
|
|
Tgl
|
Jam
|
||
12
November 2016
|
11.15
|
1. mengukur
TTV klien
2. melakukan
BHSP kepada klien
|
Æ
|
12
November 2016
|
11.30
|
3. mengkaji
pemahaman klien tentang DM
4. membeerikan
penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait pentingnya
check up ke dokter dan mengubah presepsi yang salah terhadap tenaga kesehatan
5. membeerikan
penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait pengertian
DM, penyebab DM, dan pencegahan DM untuk anak-anaknya
6. membeerikan
penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait diit
penderita DM
7. membeerikan
penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait cara
mengontrol dan memonitoring durasi olahraga dan intake nutrisi untuk
megihindari obesitas atau malnutrisi dengan memberikan contoh menu harian
8. menganjurkan
kepada klien untuk mengkonsultasikan menu harian kepada dokternya
9. membeerikan
penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait pola hidup
sehat
10. membeerikan
penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait cara
mengontrol aktivitas sehingga tidak mengakibatkan keletihan
|
Æ
|
2.5
Evaluasi
Tabel
Evaluasi
No
|
Tanggal/
jam
|
Diagnosa
|
evaluasi
|
1.
|
12
November 2016/ 12.30
|
Defisiensi
Pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan yang ditandai Klien mengatakan bahwa dirinya takut untuk
pergi ke rumah sakit, klien tidak dapat menjelaskan penyakit apa yang sedang
diderita, klien mengatakan takut untuk melakukan kontrol tekanan darah secara
rutin, klien mengatakan tidak suka bila harus pergi ke rumah sakit
|
S:
klien mengatakan saat ini klien baru memahami bahwa dirinya menderita kencing
manis basah, namun klien masih merasa malas untuk ke dokter atau RS
O:klien
terlihat mengangguk angguk ketika diberi penjelasan
A:
klien masih tidak mau berkonsultasi kepada dokter atau rumah sakit karena
menganggap bahwa komunikasi mereka buruk dan terkesan mematikan semangat
P:
kaji hal lain yang berhubungan dengan pengalaman yang menyebabkan klien tidak
mau pergi ke rumah sakit atau dokter
|
2.
|
12
November 2016/ 12.30
|
Kesiapan
meningkatkan pengetahuan b.d pasien memiliki keinginan untuk pulih yang
ditandai pasien terlihat tersenyum dan memperhatikan ketika penyuluh
menawarkan untuk memberikan penyuluhan, pasien langsung meminta untuk diukur
tekanan darahnya, pasien mengatakan lebih suka apabila diberi penyuluhan oleh
mahasiswa karena penyampaiannya lebih mudah dimengerti dan lebih menyenangkan
|
S:
klien mengatakan bahwa dirinya memahami bahwa DM itu bisa menurun dan anaknya
akan berisiko lebih tinggi untuk menderita DM
O:pasien
menatap penyuluh penuh kepercayaan dan mendengarkan dengan seksama
A:
pasien telah berkeputusan mengubah pola hidup keluarga
P:
fasilitasi dengan memberikan pendidikan terus mengenai cara hidup sehat
|
3.
|
12
November 2016/ 12.30
|
Kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan b.d klien ingin melakukan penanganan
terhadap faktor risiko yang ditandai pasien terlihat bersemangat ketika
mahasiswa memberikan edukasi tentang diit penderita DM, pasien responsif
dengan apa yang disampaikan penyuluh, klien mengatakan senang apabila
diberikan edukasi seputar penyakitnya.
|
S:
pasien mengatakan siap melaksanakan diit DM dan menjauhi makanan yang tidak
sehat
O:
tidak terkaji
A:
kemungkinan ini hanya semangat di awal saja
P:
dorong keluarga untuk terus membantu pasien menahan kebiasaan untuk memakan
makanan yang tidak sehat
|
4.
|
12
November 2016/ 12.30
|
ketidakseimbangan
nutrisi kuran dari tubuh b.d polidipsia / polipagia yang ditandai badan
pasien terlihat kurus, pergerakan pasien terlihat pelan, mata pasien cekung,
pasien terlihat pucat, istri pasien mengatakan pasien pasien sering merasa
lapar dan haus, keluarga pasien mengatakan bahwa berat badan pasien awalnya
84 kg menjadi 62 kg.
|
S:
keluarga klien mengatakan paham dengan apa yang dijelaskan penyuluh
O:
keluarga mampu menjelaskan makanan apa saja yang boleh dimakan oleh klien
A:
keluarga klien tidak pernah tau contoh menu harian yang tepat untuk klien
P:
dorong klien dan keluarga untuk mengkonsultasikan menu makan harian kepada
dokter
|
5.
|
12
November 2016/ 12.30
|
Keletihan b.d kekurangan kalori
yang ditandai penurunan BB: 84 kg menjadi 62 Kg, pasien terkihat pucat, mata
pasien terlihat cekung, pasien mengatakan bahwa setelah sakit dia tidak bisa
berolahraga lagi seperti dulu, pasien mengatakan saat ini diriya sangat mudah
lelah
|
S:
pasien merasa sudah memahami tekhnik olahraga lebih baik dari penyuluh
O:
klien terlihat tidak senang dengan apa yang disampaikan penyuluh
A:
olahraga yang dilakukan klien terlalu berat dan tidak sesuai dengan intake
nutrisi
P:
dorong keluarga untuk menjelaskan kepada klien pentingnya menyesuaikan
kemampuan klien dengan aktivitas yang ingin dilakukan
|
BAB
3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
DM (Diabetes Melitus) adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai
dengan kadar gula darah (Glukosa) yang jauh di atas normal. Glukosa sangat
penting bagi kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak
maupun sel-sel yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita. Penyakit
Diabetes Melitus sangat berbahaya dan menakutkan. Pada kasus di atas klien
menderita Diabetes Melitus tipe 1 yaitu penyakit kronis yang terjadi ketika
pankreas (Kelenjar ludah perut) tidak cukup untuk memproduksi insulin atau
ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin. Diabetes tipe 1 ini
termasuk dalam diabetes ketergantungan insulin atau termasuk penyakit yang
tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikendalikan. Jika tubuh kurang insulin,
kadar gula darah akan meningkat drastis akibat terjadinya penumpukan, ini juga
disebut dengan hiperglikemia. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang
menderita penyakit Diabetes Melitus tipe 1. Seperti contohnya faktor genetik
(keturunan), pola hidup yang tidak sehat, kurang tidur atau istirahat.
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat selalu
berhati-hatilah dalam menjaga pola hidup, pola makan yang teratur dan istirahat
yang cukup, selain itu makalah selanjutnya diharapkan mendalami pada satu
diagnosa yang berhubungan dengan kesehatan keluarga yang berisiko menderita DM.
DAFTAR
PUSTAKA
Regina
Graciella. 2012. Penyakit Diabetes
Melitus. http://diabetesmelitus. org/penyakit-diabetes-melitus/DiabetesMelitus.org.
Flora,
Rostika & Purwanto. 2013. Pelatihan
Senam Kaki Pada Penderita Diabetes Komplikasi Diabetes Pada Kaki ( Diabetes
Foot )., pp.7–15. Available at: http://ejournal. unsri.ac.id/index. php/jpsriwijaya
/article /download/1543/606.
Lampiran
SATUAN
ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS
Topik :
Diabetes Mellitus
Sub Topik : definisi, tipe diabetes, gejala-gejala, diet yang
benar, serta senam kaki.
Sasaran :
Zainal Efendi S.Pd (Penderita Diabetes Mellitus)
Tempat : RT 03 RW 02 Dsn. Karang Paiton, Gumuksari, Kalisat
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 November 2016
Waktu :
30 menit
Penyuluh :
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
I.
Analisa
Data
A.
Kebutuhan
Peserta Didik
Salah
satu warga RT 03 RW 02 Dsn. Karang Paiton, Gumuksari, Kalisat, menderita DM,
dan di daerah tersebut banyak yang menderita penyakit diabetes mellitus. Salah
satu warga ini merupakan guru olahraga namun menderita DM karena tidak mau
pergi check up ke rumah sakit dan tidak mengerti cara menjaga pola hidup sehat.
Sehingga salah satu warga ini membutuhkan pendidikan bagaimana pola hidup sehat
selain itu Tn zainal baru saja keluar dari RS sehingga membutuhkan pendidikan
yang tepat mengenai diit bagi penderita DM. Tn Zainal seorang guru olahraga
namun tidak mengerti tentang detail penyakit yang saat ini diderita Tn Zainal
juga tidak memahami jika penyakitnnya bisa menurun pada anak-anaknya, sehingga
penyuluhan tentang DM penting untuk diberikan kepada keluarga Tn Zainal untuk
memberikan edukasi baik kepada Tn Zainal maupun kepada keluarga dan
anak-anaknya yang berisiko menderita DM.
B.
Karakteristik
Peserta Didik
Tn
Zainal merupakan salah satu warga masyarakat RT 03 RW 02 Dsn. Karang Paiton,
Gumuksari, Kalisat, yang menderita penyakit diabetes mellitus karena pola makan
dan pola hidupnya yang kurang baik dan karena faktor genetic, Tn Zainal
merupakan seorang guru olahraga dan intrukstur wasit liga nasional sehingga
sosial ekonominya tergolong tinggi.
II.
Tujuan
Instruksional Umum
Setelah mengikuti
penyuluhan, penderita diabetes tersebut mampu memahami diet yang baik dan
memahami senam kaki untuk mengurangi penyakit diabetes dengan benar.
III.
Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah diadakan
penyuluhan selama 30 menit, penderita diabetes tersebut dapat menjelaskan
tentang pengertian Diabetes Melitus, gejala-gejala Diabetes Melitus, komplikasi Diabetes Melitus , pengelolaan
Diabetes Melitus, diet penderita Diabetes Melitus serta gerakan senam kaki
untuk mencegah terjadinya komplikasi yang sering terjadi pada kaki-kaki pasien
DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan menyebar.
IV.
Materi
(Terlampir)
Materi yang diberikan
atau disampaikan pada penderita Diabetes Mellitus adalah
a. definisi
diabetes
b. tipe
diabetes mellitus
c. gejala-gejala
diabetes
d. diet
yang benar untuk penderita diabetes
e. senam
kaki yang baik dan benar untuk mengurangi penyakit diabetes
V.
Metode
Metode yang digunakan
dalam penyuluhan adalah ceramah, diskusi, demonstrasi.
VI.
Media
Media yang digunakan
dalam penyuluhan adalah berupa flipchart dan leaflet
VII.Kegiatan Penyuluhan
No
|
Waktu
|
Kegiatan
Penyuluhan
|
Kegiatan
Peserta
|
1.
|
Pembukaan
selama 3 menit
|
·
Memberikan salam
·
Memperkenalkan diri
·
Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus
·
Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
|
Menjawab salam, mendengarkan dan
memperhatikan
|
2.
|
Inti
15 menit
(ceramah
dan demonstrasi)
|
·
Menanyakan
terlebih dahulu kepada Tn Zainal dan
keluarga tentang definisi diabetes mellitus menurut pengetahuan warga
·
Menjelaskan materi
tentang
definisi
diabetes
tipe diabetes mellitus
gejala-gejala
diabetes
diet
yang benar untuk penderita diabetes
senam
kaki yang baik dan benar untuk penderita
diabetes
|
Menjawab pertanyaan
dari penyuluh, mendengarkan dan memperhatikan paparan materi dari penyluh,
mengikuti demonstrasi dari penyuluh
|
3.
|
Diskusi
7
menit
|
Memberikan kesempatan
untuk peserta bertanya dan dibatasi dengan 2 pertanyaan
|
Audiens
mengajukan pertanyaan kepada penyuluh
|
4.
|
Penutup
5
menit
|
·
Melakukan evaluasi
·
Menyimpulkan hasil
·
Mengucapkan salam
penutup
|
·
Menjawab pertanyaan
penyuluh
·
Memperhatikan
·
Menjawab salam
|
VIII.
Evaluasi
Evaluasi Proses
Penderita
Diabetes tersebut mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji atau
penyuluh tentang Diabetes Melitus
a. Jelaskaan
definisi diabetes?
b. Sebutkan
gejala-gejala diabetes?
c. Bagaimana
diet yang benar untuk penderita diabetes?
d. Bagaimana
cara senam kaki yang baik dan benar untuk mengurangi penyakit diabetes
Evaluasi Hasil
Penderita
Diabetes tersebut mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes Melitus,
gejala-gejala Diabetes Melitus, diet penderita Diabetes Melitus serta gerakan senam
kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi yang sering
terjadi pada kaki-kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan
menyebar.
IX.
Referensi
Jackson, Marilynn. 2011.
Seri Panduan Praktis Edukasi Pasien. Jakarta:Erlangga Mansjoer, Arif,dkk. 2007.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:FK UI
Suddarth,Brunner. 2004.
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta:EGC
Anonim. (2014). Universitas sumatera utara. Igarss 2014,
(X), 1–5. http://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar
gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal. Glukosa sangat penting bagi
kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel
yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita.
Tipe Diabetes
Mellitus
Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit
populasinya, diperkirakan kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita
diabetes. Diabetes tipe ini disebabkan kerusakan sel-sel β pulau Langerhans
yang disebabkan oleh reaksi otoimun. Secara normal, hiperglikemia akan
menurunkan sekresi glukagon, tapi hal ini tidak terjadi pada penderita DM tipe 1, sekresi glukagon akan tetap tinggi
walaupun dalam keadaan hiperglikemia, hal ini memperparah kondisi
hiperglikemia. Salah satu manifestasi dari keadaan ini adalah cepatnya
penderita DM tipe 1 mengalami ketoasidosis diabetik apabila tidak mendapatkan
terapi insulin.
Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes
yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1,
terutama terjadi pada orang dewasa tetapi kadang-kadang juga terjadi pada
remaja. Penyebab dari DM tipe 2 karena sel-sel sasaran
insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal, keadaan ini
disebut resietensi insulin. Disamping resistensi insulin, pada penderita DM
tipe 2 dapat juga timbul gangguan gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa
hepatik yang berlebihan. Obesitas yang pada umumnya menyebabkan gangguan pada
kerja insulin, merupakan faktor risiko yang biasa terjadi pada diabetes tipe
ini, dan sebagian besar pasien dengan diabetes tipe 2 bertubuh gemuk.
Gejala Diabetes Mellitus
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan
cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan banyak
penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap
diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik.
Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
1.
Sering merasa haus.
2.
Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
3.
Rasa lapar yang ekstrem.
4.
Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
5.
Berkurangnya massa otot.
6.
Terdapat keton dalam air seni. Keton adalah
produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak yang terjadi ketika produksi
insulin tidak cukup.
7.
Kelelahan.
8.
Pandangan yang kabur.
9.
Luka yang lama sembuh.
Diet untuk Penderita Diabetes
Mellitus
Peningkatan kadar gula darah pada pengidap
diabetes dapat berisiko terhadap kesehatan seperti kelelahan, pusing, kerusakan
saraf, penyakit jantung, hingga mengalami kebutaan bahkan kesadaran menurun. Bagi
penderita diabetes biasanya akan diberi terapi melalui pola makan teratur atau
disebut terapi nutrisi medis. Terapi ini dimaksudkan untuk selalu mengonsumsi
makanan bergizi, rendah lemak dan kalori sehingga bisa mengontrol kadar gula
darah. Pilihan
makanan untuk penderita diabetes sebagai berikut:
1. Makanan
yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks seperti nasi
merah, kentang panggang, oatmeal, roti dan
sereal dari biji-bijian utuh.
2. Daging tanpa lemak yang
dikukus, direbus, dipanggang, dan dibakar.
3. Sayur-sayuran yang
diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang atau dikonsumsi
mentah.Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penderita diabetes di antaranya
brokoli dan bayam.
4. Buah-buahan segar.Jika Anda
ingin menjadikannya jus, sebaiknya jangan ditambah gula.
5. Kacang-kacangan,
termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus, dimasak untuk sup dan
ditumis.
6. Produk olahan susu
rendah lemak dan telur.
7. Ikan seperti tuna,
salmon, sarden dan makarel. Namun, hindari ikan dengan kadar merkuri tinggi
seperti ikan tongkol.
Serta Makanan yang harus
dihindari bagi penderita Diabetes
Mellitus sebagai berikut:
1. Roti tawar putih.
2. Nasi putih
3. Makanan yang terbuat
dari tepung terigu.
5. Buah-buahan kaleng yang
mengandung banyak gula.
6. Sayuran kaleng yang
mengandung garam tinggi.
7. Daging berlemak.
8. Produk susu tinggi
lemak.
9. Hati, ampela, dan organ
dalam hewan lainnya.
11.
Kulit ayam.
Pengaturan Diet untuk Penderita Diabetes
Melitus
a. Tujuan
Pengaturan Diet:
1. Mempertahankan
kadar gula darah mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan
insulin, obat, dan olahraga
2. Mencapai
dan mempertahnakan kadar lipida serum normal.
3. Memberi
energi cukup dan mempertahankan berat badan normal.
4. Menghindari
komplikasi akut
b. Pengaturan
Diet Diabetes Melitus
1. Jadwal
= 25% – 10% – 25% – 10% – 20% -10%
2. Jumlah
= sesuai porsi (ingat makanan penukar)
3. Jenis
= sesuai kebutuhan
c. Pola
makan bagi penderita Diabetes Mellitus
1.
07.00-08.00 Makan Pagi
2.
10.00 Makan Selingan
3.
12.00-13.00 Makan Siang
4.
15.00-15.30 Makan
Selingan
5.
18.00-18.30 Makan Malam
6.
19.00 Makan Selingan
d. Pedoman
makan yang sehat
1. Pilih
makanan sehat
2. Hati-hati
memilih makanan pengganti bila lapar
3. Variasikan
makanan
4. Kunyah
perlahan
5. Pilih
makanan rendah lemak
6. Tingkatkan
konsumsi makanan berserat (IG rendah) Kurangi garam dan batasi gula
Gerakan senam kaki untuk mengurangi
penyakit Diabetes Mellitus
Salah
satu aktifitas fisik yang juga dianjurkan secara rutin adalah Gerakan Senam
Kaki Diabetes. Manfaat yang
diharapkan dari gerakan kaki yang
teratur dari senam kaki diabetes,
adalah tidak terjadinya komplikasi yang sering terjadi pada kaki-kaki pasien DM
seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan menyebar.
Cara melakukan gerakan senam
kaki diabetes ini sangatlah mudah untuk dilakukan. Senam kaki
diabetes bisa dilakukan di dalam maupun di luar ruangan. Tidak memerlukan
waktu yang lama, karena hanya berlangsung sekitar 15-30 menit. Dan yang penting
tidak memerlukan peralatan yang rumit, karena cukup dengan kursi dan sehelai
koran bekas agar manfaat
senam kaki diabetes lebih maksimal, penderita minimal melakukan
gerakan senam kaki diabetes 3 kali sepekan, namun alangkah baiknya dapat
dilakukan setiap hari.
Berikut
ini beberapa cara atau Gerakan Senam Kaki Diabetes yang dapat dilakukan oleh
penderita DM secara teratur dengan sendiri atau bersama-sama :
1.
Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan
penderita duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
2.
Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari
kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti
cakar ayam sebanyak 10 kali
3.
Dengan meletakkan tumit salah satu kaki
dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki
diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan
bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10
kali.
4.
Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung
kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5.
Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit
diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
6.
Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan.
Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke
kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
7.
Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian
angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan
kembali kelantai.
8.
Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah
ke 8, namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
9.
Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan
posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang
10. Luruskan salah satu kaki
dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki
dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
11. Letakkan sehelai koran
dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah
kaki.Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua
belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja:
·
Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan
kedua bagian koran.
·
Sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua kaki.
·
Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut
dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
·
Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi
bentuk bola.
DOKUMENTASI
Pengkajian
dan Pemeriksaan Fisik
Pemberian
pendidikan dan promosi kesehatan
Tanggapan
dan penderita memberikan pertanyaan kepada penyuluh
Pemberian
materi berupa gerakan senam kaki
Penderita
menyimak materi yang diberikan
Bersama
dengan penderita Diabetes Mellitus