Minggu, 11 November 2018

SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS




(LOGO)
  PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN
SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
MAKALAH
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan
Dosen Pembimbing:

  
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

 

 

 

PRAKATA

            Puji syukur kehadirat Allah Swt.atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Senam Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan.  
            Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1.      Ns. Peni Perdani Juliningrum, M.Kep selaku dosen pembimbing tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan sekaligus dosen penanggung  jawab mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan ;
2.      rekan-rekan yang telah membantu analisis;
3.      semua pihak yang telah memberikan motivasi kepada penulis  yang mungkin tidak bisa disebutkan satu per satu.
            Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, November  2016                                                                    Penulis
DAFTAR ISI
                                                                                                                                                                                                                                                Halaman
HALAM JUDUL...................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................iv
BAB 1.  PENDAHULUAN....................................................................1
1.1  Latar Belakang.................................................................1
1.2  Tujuan...............................................................................2
BAB 2.  PEMBAHASAN......................................................................3
  2.1 Pengkajian Fisik...............................................................3
 2.2 Analisa Data......................................................................14
 2.3 Intervensi...........................................................................15
 2.4 Implementasi.....................................................................20
 2.5 Evaluasi.............................................................................22
BAB 3.  PENUTUP..............................................................................26
3.1  Kesimpulan..................................................................................26
3.2  Saran............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................27
LAMPIRAN


BAB 1.  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif yaitu penyakit yang tidak menular akan tetapi dapat diturunkan. Salah satu penyakit degeneratif yang memerlukan penanganan secara tepat dan serius adalah diabetes mellitus (Flora, Rostika & Purwanto 2013). Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut (Regina Graciella, 2012).
Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus yang sering dijumpai adalah kaki  diabetik (diabetic foot), yang dapat bermanifestasikan sebagai ulkus, infeksi dan gangren. Namun dibalik itu semua ada solusi yang jitu untuk mencegahnya yaitu dengan melakukan senam kaki. Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita diabetes melitus atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam membimbing penderita DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan penderita dapat melakukan senam kaki secara mandiri. Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan mempermudah gerakan sendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki penderita diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes.
1.2  Tujuan
A.     Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan memperagakan kembali gerakan senam kaki  pada pasien penderita diabetes melitus serta mampu memberikan promosi kesehatan kepada pasien diabetes melitus tentang manfaat dari senam kaki.
B.     Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian senam kaki pada pasien penderita diabetes melitus.
2.      Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan senam kaki.
3.      Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hal-hal yang harus dikaji sebelum senam kaki.
4.      Mahasiswa mampu memahami dan menentukan diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan senam kaki.
5.      Mahasiswa mampu memahami dan menuliskan dokumentasi tindakan senam kaki.
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
A.    IDENTITAS
a.       Identitas Pasien
Nama                           : Zainal Efendi, S.Pd
Umur                           : 51 Tahun
Berat Badan                : 62 kg
Tinggi Badan              : 180 cm
Agama                         : Islam
Jenis Kelamin             : Laki - laki
Status                          : Menikah
Pendidikan                  : Strata 1 (S1)
Pekerjaan                    : Guru Olah Raga (SDN 01 Gumuksari) dan  Instrukstur Wasit Nasional
Suku Bangsa               : Indonesia
Alamat                        : RT 03 RW 02 Dsn. Karang Paiton, Gumuksari, Kalisat
Tanggal Pengkajian    : 12 november 2016
Diagnosa Medis          : Diabetes Melitus
Komposisi keluarga    : terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak laki-laki
Bahasa                         : Madura
Sosial ekonomi            : lebih dari cukup                   
1.1.1        Riwayat Kesehatan
A.    Status Kesehatan Saat Ini
a.       Keluhan Utama
Pasien mengalami ketakutan akan peyakitnya dan membutuhkan pengetahuan tentang diit yang tepat untuk perawatan tubuhnya, namun klien takut untuk tanya kepada tenaga kesehatan
b.      Riwayat penyakit sekarang
Pasien baru saja keluar dari rumah sakit dengan diagnosa medis Diabetes Melitus I
c.       Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Saat ini pasien melakukan suntik insulin secara mandiri seperti yang dianjurkan oleh dokter.
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa sepupunya juga pernah menderita penyakit yang sama, namu kedua orangtuanya tidak, selain itu mertua laki-laki pasien juga mengalami penyakit DM.
e.       Keadaan kesehatan lingkungan
Pasien bertempat tinggal pada sebuah desa yang dekat dengan pasar dan penduduknya padat, lingkungan sekitar bersih, banyak pohon – pohon besar yang tumbuh disekitar rumah, para tetangga pasien banyak yang memiliki penyakit DM.
f.         
B.     Satus Kesehatan Masa Lalu
a.       Penyakit yang pernah dialami
Pasien pernah menderita fertigo dan kolestrol
b.      Pernah dirawat
Pasien mengatakan belum pernah dirawat dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit karena penyakit DM tersebut
c.       Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
C.     Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan sepupunya pernah mengalami penyakit yang sama dengan dirinya, sedangkan ayah dan ibunya tidak, pasien juga mengatakan bahwa mertua laki-lakinya juga menderita DM
D.    Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa Medis          : Diabetes Melitus
Therapy                       : Pemberian  insulin secara mandiri oleh istri klien
1.1.2        Pengkajian Pola Gordon
A. POLA KEBUTUHAN DASAR (DATA BIO-PSIKO-SOSIO-KULTURAL-SPIRITUAL)
a.       Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Sebelum Sakit             : Pasien mengatakan sakitnya karena kebiasaan makan yang tidak sehat dan berlebihan
Saat Sakit                    : Saat sakit pasien akan periksa ke perawat terdekat dan takut untuk pergi ke rumah sakit, pasien juga kurang menyukai profesi dokter, namun pasien seringkali melakukan akupuntur.
b.      Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit          : Pasien mengatakan makan maksimal 7 kali sehari  dengan menu yang tidak sehat
Saat sakit                 : Pasien makan 3 x sehari dengan porsi secukupnya
BB sebelum sakit     : 84 kg
BB setelah sakit        : 62 kg
c.       Pola Eliminasi
1)   BAB
Sebelum sakit  : Pasien mengatakan 1x sehari, normal
Saat sakit         : Pasien mengatakan 1x sehari, normal
2)   BAK
Saat sakit dan belum berobat  : Pasien mengatakan  12x sehari (4 siang dan 8 malam)
Setelah berobat : Pasien mengatakan  kencing 5x sehari (2 siang dan 3 malam)
B.     POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
a.       Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri
0
1
2
3
4
Makan dan minum




Mandi




Toileting




Berpakaian




Berpindah




0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
b.       Latihan
Sebelum sakit       : Pasien mengatakan bisa bergerak bebas dan dapat beraktivitas seperti biasa, pasien juga sangat sering berolahraga dan pasien bisa bergerak tanpa adanya keletihan
Saat sakit              : Pasien mengatakan tidak mampu berbuat apa – apa karena terlalu lemah , dan setelah keluar rumah sakit, pasien mengatakan tidak bisa berolahraga sebanyak sebelum sakit. Pasien mengatakan bahwa dirinya saat ini mudah lelah hanya karena beberapa aktivitas saja.
C.     POLA KOGNITIF DAN PERSEPSI
Pasien kurang mengetahui tentang penyakit yang dideritanya secara mendetail, pasien juga tidak mengetahui apabila penyakit DM merupakan penyakit yang bisa menuru, tapi pasien mengetahui bahwaa dia terkena penyakit tersebut dikarenakan pola makan yang tidak sehat
D.           POLA PERSEPSI-KONSEP DIRI
1.      Sebelum sakit        : Pasien mengatakan bahwa
Harga Diri       : tidak bermasalah
Body Image    : tidak bermasalah
Ideal diri          : tidak bermasalah
Peran               : tidak bermasalah 
Identitas diri    : tidak bermasalah
2.      Saat sakit             : Pasien mengatakan bahwa
Harga Diri       : tidak bermasalah
Body Image    : tidak bermasalah
Ideal diri          : tidak bermasalah
Peran               : tidak bermasalah
Identitas diri    : tidak bermasalah
E.      POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
Sebelum sakit  : Pasien mengatakan setiap hari tidur dengan rentang 3-4 jam. Tidur siang pukul 14.00 – 15.00Tidur malam pukul 02.00 dan bangun pagi pukul 04.30.
Setelah sakit    : Pasien mengatakan setelah sakit pasien tidur dengan  rentang 6-7 jam dan tidak begadang lagi. Tidur siang 14.00 – 15.00 dan tidur malam 21.00 – 04.00
F.       POLA PERAN-HUBUNGAN
Sebelum sakit  : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan keluarga ataupun temannya.
Setelah Sakit   : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan teman ataupun keluarganya.
G.    POLA SEKSUAL-REPRODUKSI
Pasien merupakan seorang kepala rumah tangga dan seorang ayah dari dua anak laki-laki.
H.    POLA TOLERANSI STRESS-KOPING
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan jika mengalami sakit akan istirahat saja di rumah atau malah olahraga
Saat Sakit        : Pasien meminta istrinya untuk mau merawat dirinya dengan baik dan benar.
I.         POLA NILAI-KEPERCAYAAN
Sebelum Sakit : Pasien menganut agama Islam dan melaksanakan sholat 5 waktu.
Saat Sakit        : Pasien menganut agama Islam dan melaksanakan sholat 5 waktu.
J.       Pemerikasaa Fisik
a.       Keadaan umum :
1.      Pasien tampak bersih.
2.      Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS  Mata : 4                 verbal: 5          Psikomotor: 6             
3. Pasien terlihat pucat
4.Mata cekung
5.Pasien terlihat kurus
b.      Tanda-tanda Vital :
1.      Nadi = 70 x/ menit ,
2.      Suhu = 36 ° C,
3.      TD = 110/90 mmHg, 
4.      RR = 20 x/menit.
I.            Kepala/ rambut dan leher
1.      Rambut
Inspeksi : Rambut rapi dan tidak panjang.
Palpasi :rambut tidak rontok.
2.       Leher 
Inspeksi  : Warna sama dengan warna anggota tubuh lainnya, tidak ada lesi, gerakan flexi dan rotasi rentang baik (normal).
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, leher terasa hagat.
II.            Dada  
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak menggunakan otot tambahan ketika bernafas, tidak ada benjolan.
Palpasi : pengembangan dada pada saat inspirasi dan ekspirasi  simetris.
Perkusi : tidak terdapat kelainan
Auskultasi : tidak ada suara tambahan.
III.            Jantung
Inspeksi : Tidak terlihat ictus cordis di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Tidak terdapat kelainan
IV.            Abdomen     
Inspeksi :Abdomen agak buncit.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
V.             Integumen
Kulit keriput kering, warna kulit cokelat, kuku tampak menghitam, dan terdapat kematian jaringan, pada lutut kulit terlihat menghitam.
VI.            Ekstremitas    
Inspeksi  : Tidak ada edema pada ekstrimitas bawah dan atas, simetris kanan dan kiri, tidak ada patah tulang pada ektrimitas, warna kulit coklat, terdapat lingkaran kehitaman di bawah lutut pasien.
Palpasi : Akral hangat, denyut nadi perifer normal, tidak ada nyeri tekan pada kedua tangan dan kedua kaki, tidak ada edema.
TABEL ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
DO:
1. Pasien terlihat bersemangat ketika mahasiswa memberikan edukasi tentang diit penderita DM
2.Pasien responsif dengan apa yang disampaikan penyuluh
DS:
1.      Klien mengatakan senang apabila diberikan edukasi seputar penyakitnya.
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan


 

Klien ingin melakukan penanganan terhadap faktor risiko


 

Penyakit yang membuat klien tidak berdaya
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
2.
DS:
1.      Klien mengatakan bahwa dirinya takut untuk pergi ke rumah sakit
2.      Klien tidak dapat menjelaskan penyakit apa yang sedang diderita
3.      Klien mengatakan takut untuk melakukan kontrol Tekanan darah secara rutin
4.      Klien mengatakan tidak suka bila harus pergi ke rumah sakit
Defisiensi pengetahuan


 

Kurangnya sumber pengetahuan


 

Klien tidak mau berkonsultasi kepada tenaga kesehatan
Defisiensi Pengetahuan
3.
DO:
1.      Pasien terlihat tersenyum dan memperhatikan ketika penyuluh menawarkan untuk memberikan penyuluhan
2.      Pasien langsung meminta untuk diukur tekanan darahnya
DS:
1.      Pasien mengatakan lebih suka apabila diberi penyuluhan oleh mahasiswa karena penyampaiannya lebih mudah dimengerti dan lebih menyenangkan
Kesiapan meningkatkan pengetahuan
pasien tau bahwa butuh adanya bimbingan


 

Pasien memiliki keinginan untuk pulih
Kesiapan meningkatkan pengetahuan
4.
DO:
1.      BB: 62 Kg
2.      Pasien terkihat pucat
3.      Mata pasien terlihat cekung
DS:
1.      Pasien mengatakan bahwa setelah sakit dia tidak bisa berolahraga lagi seperti dulu
2.      Pasien mengatakan saat ini diriya sangat mudah lelah
Keletihan


 

Penurunan berat badan yang cukup drastis


 

Pembakaran protein dan lemak


 

Kekurangan kalori
Keletihan
5.
DO:
1.      Badan pasien terlihat kurus
2.      Pergerakan pasien terlihat pelan
3.      Mata pasien cekung
4.      pasien terlihat pucat
DS:
1.      Keluarga pasien mengatakan pasien pasien sering merasa lapar dan haus
2.      Keluarga pasien mengatakan bahwa berat badan pasien awalnya 84 kg menjadi 62 kg
ketidakseimbangan nutrisi kuran dari tubuh


 

polidipsia / polipagia


 

menstimulus hipotalamus di pusat lapar dan haus


 

glukosuria
ketidakseimbangan nutrisi kuran dari tubuh
2.2  Rumusan Diagnosa Keperawatan
TABEL DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL/JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PARAF
12 November 2016/ 11.00 WIB
1.      Defisiensi Pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan yang ditandai  Klien mengatakan bahwa dirinya takut untuk pergi ke rumah sakit, klien tidak dapat menjelaskan penyakit apa yang sedang diderita, klien mengatakan takut untuk melakukan kontrol tekanan darah secara rutin, klien mengatakan tidak suka bila harus pergi ke rumah sakit.
Æ
12 November 2016/ 11.00 WIB
2.      Kesiapan meningkatkan pengetahuan b.d pasien memiliki keinginan untuk pulih yang ditandai pasien terlihat tersenyum dan memperhatikan ketika penyuluh menawarkan untuk memberikan penyuluhan, pasien langsung meminta untuk diukur tekanan darahnya, pasien mengatakan lebih suka apabila diberi penyuluhan oleh mahasiswa karena penyampaiannya lebih mudah dimengerti dan lebih menyenangkan.
Æ
12 November 2016/ 11.00 WIB
3.      Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan b.d klien ingin melakukan penanganan terhadap faktor risiko yang ditandai pasien terlihat bersemangat ketika mahasiswa memberikan edukasi tentang diit penderita DM, pasien responsif dengan apa yang disampaikan penyuluh, klien mengatakan senang apabila diberikan edukasi seputar penyakitnya.
Æ
12 November 2016/ 11.00 WIB
4.      ketidakseimbangan nutrisi kuran dari tubuh b.d polidipsia / polipagia yang ditandai badan pasien terlihat kurus, pergerakan pasien terlihat pelan, mata pasien cekung, pasien terlihat pucat, istri pasien mengatakan pasien pasien sering merasa lapar dan haus, keluarga pasien mengatakan bahwa berat badan pasien awalnya 84 kg menjadi 62 kg.
Æ
12 November 2016/ 11.00 WIB
5.      Keletihan b.d kekurangan kalori yang ditandai penurunan BB: 84 kg menjadi 62 Kg, pasien terkihat pucat, mata pasien terlihat cekung, pasien mengatakan bahwa setelah sakit dia tidak bisa berolahraga lagi seperti dulu, pasien mengatakan saat ini diriya sangat mudah lelah
Æ
2.3  Intervensi Keperawatan
Defisiensi Pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan yang ditandai  Klien mengatakan bahwa dirinya takut untuk pergi ke rumah sakit, klien tidak dapat menjelaskan penyakit apa yang sedang diderita, klien mengatakan takut untuk melakukan kontrol tekanan darah secara rutin, klien mengatakan tidak suka bila harus pergi ke rumah sakit.
Setelah penyuluhan selesai klien dapat memahami tentang penyakit DM dan diit DM
Kriteria Hasil:
1.      Klien dapat menjelaskan penyebab penyakit DM
2.      Klien dapat menyimpulkan bahwa makanan untuk penderita DM perlu diatur
3.      Klien memperhatikan penyuluhan dengan seksama dan responsif
4.      Timbulnya kemauan untuk check up
5.      Menurunnya rasa takut klien pada dokter atau RS
Intervensi
Rasional
1.      kaji pemahaman klien tentang DM
2.      nilai sejauh mana pemahaman klien tentang penyakitnya dan tekhnik komunikasi yang tepat.
3.      lakukan penyuluhan individu dan keluarga
4.      Menjelaskan kepada klien tentang pengertian DM, penyebab DM, akibat DM
5.      Menjelaskan kepada keluarga bahwa DM merupakan penyakit yang menurun dan anak-anak dari klien lebih berisiko  menderita DM
6.      Lakukan penyuluhan dengan tidak terkesan menggurui klien.
1.      Mengerti pemahaman klien yang berhubugan dengan DM akan membantu perawat untuk memilih apa saja hal yang perlu diluruskan dan perlu dijelaskan kepada klien.
2.      Penilaian tentang sejauh mana klien terhadap penyakitnya dan pemilihan tekhnik komunikasi yang tepat akan membantu membuat perawat dalam memberikan penjelasan kepada klien dan klien mudah untuk menangkapnya.
3.      Penyuluhan individdu dan keluarga akan memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada klien dan keluarga, karena penyuluh akan berfokus pada satu klien dan keluarga saja.
4.      Klien perlu dijelaskan tentang seluk beluk penyakitnya untuk memberikan pengertian kepada klien bahwa dirinya memerlukan bantuan tenaga medis untuk melakukan check up rutin.
5.      Penjelasan bahwa DM merupakan penyakit herediter akan membantu keluarga untuk lebih memelihara kesehatannya lagi.
Kesiapan meningkatkan pengetahuan b.d pasien memiliki keinginan untuk pulih yang ditandai pasien terlihat tersenyum dan memperhatikan ketika penyuluh menawarkan untuk memberikan penyuluhan, pasien langsung meminta untuk diukur tekanan darahnya, pasien mengatakan lebih suka apabila diberi penyuluhan oleh mahasiswa karena penyampaiannya lebih mudah dimengerti dan lebih menyenangkan.
Setelah penyuluhan selesai pasien memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang bagaimana pola hidup sehat untuk penderita DM dan siap melaksanakannya
Kriteria Hasil:
1.      Klien dapat menerima dan tidak terdapat kesalahan informasi
2.      Klien tidak menolak ketika diberi penyuluhan
3.      Klien membuat pertanyaan balik kepada penyuluh
Intervensi
Rasional
1.      kaji pemahaman klien tentang DM
2.      tentukan tekhnik komunikasi yang tepat untuk melakukan penyuluhan
3.      gunakan bahasa nonmedis kepada klien
4.      ikut sertakan keluarga dalam penyuluhan
1.      Mengerti pemahaman klien yang berhubugan dengan DM akan membantu perawat untuk memilih apa saja hal yang perlu diluruskan dan perlu dijelaskan kepada klien.
2.      Penentuan tehnik komunikasi akan menentukan keberhasilan dalam penyampaian materi.
3.      Penggunaan bahasa nonmedis akan membuat klien percaya diri karena memahami apa yang disampaikan oleh tenaga kesehatan tersebut dan tidak merasa bodoh
4.      Keluarga sangat berperan penting untuk hal ini karena merupakan faktor pendorong yang memberikan kepada klien untuk meningkatkan kesehatannya
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan b.d klien ingin melakukan penanganan terhadap faktor risiko yang ditandai pasien terlihat bersemangat ketika mahasiswa memberikan edukasi tentang diit penderita DM, pasien responsif dengan apa yang disampaikan penyuluh, klien mengatakan senang apabila diberikan edukasi seputar penyakitnya.
Setelah penyuluhan selesai klien dapat memahami tentang jumlah durasi olahraga yang tepat untuk klien
Kriteria Hasil:
1.      Klien dapat melakukan olahraga secara rutin dan tidak berlebihan
2.      Klien dapat memilih makanan yang sehat
3.      Klien dan keluarga menerapakan pola hidup sehat
Intervensi
Rasional
1.      kaji pemahaman klien tentang pola hidup sehat
2.      berikan penyuluhan tentang olahraga yang tepat dilakukan oleh klien
3.      tunjukkan contoh pola hidup sehat kepada keluarga dan klien
1.      Mengerti pemahaman klien yang berhubugan dengan pola hidup sehat akan membantu perawat untuk memilih apa saja hal yang perlu diluruskan dan perlu dijelaskan kepada klien.
2.      Penilaian klien tentang olahraga yang tepat bisa saja salah karena terlalu berlebihan atau kurang
3.      Memberikan contoh pola hidup sehat akan memberi pandangan kepada klien tentang bagaimana pola hidup yang tepat dan dapat diterapkan di kehidupan keluarga
ketidakseimbangan nutrisi kuran dari tubuh b.d polidipsia / polipagia yang ditandai badan pasien terlihat kurus, pergerakan pasien terlihat pelan, mata pasien cekung, pasien terlihat pucat, istri pasien mengatakan pasien pasien sering merasa lapar dan haus, keluarga pasien mengatakan bahwa berat badan pasien awalnya 84 kg menjadi 62 kg.
Setelah penyuluhan selesai klien dapat menjelaskan makanan apa saja yang boleh dimakan oleh klien
Kriteria Hasil:
1.      Klien memahami pentingnya nutrisi dalam dirinya
2.      Klien dapat menjelaskan contoh makanan yang boleh dikonsumsi oleh penderita DM
3.      Klien memiliki kemauan untuk mengkonsultasikan tentang menu harian kepada dokter ketika melakukan check-up
4.      Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi
Rasional
1.      Kaji makanan apa saja yang biasaya dimakan oleh klien
2.      Ajarkan kepada klien dan keluarga tentang diit penderita DM kepada klien
3.      Ajarkan kepada klien dan keluarga asupan apa saja yang harus ada dalam tubuh klien
4.      Dorong keluarga untuk membantu memonitor dan mengkontrol asupan makanan yang dikonsumsi klien
5.      Dorong klien dan keluarga untuk membuat menu harian yang dikonsultasikan kepada dokternya
1.      Mengkaji untuk menilai bagaimana kelanjutan nutrisi yang dibutuhkan klien
2.      Klien dan keluarga harus memahami tentang diit DM, dan kebutuhan asupan gizi yang tepat untuk klien, agar bisa memberikan makanan yang tepat ketika melakukan perawatan di rumah
3.      Monitoring dan kontrol intake nutrisi sangat perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya obesitas atau kekuarangan nutrisi yang lebih jauh
4.      Mengkonsultasikan menu harian kepada dokter untuk menghindari adanya kesalahan menu akibat adanya penyakit lain.
Keletihan b.d kekurangan kalori yang ditandai penurunan BB: 84 kg menjadi 62 Kg, pasien terkihat pucat, mata pasien terlihat cekung, pasien mengatakan bahwa setelah sakit dia tidak bisa berolahraga lagi seperti dulu, pasien mengatakan saat ini diriya sangat mudah lelah
Setelah penyuluhan selesai klien dapat memahami tekhnik untuk memanajemen energi dan pola intake nutrisi
Kriteria Hasil:
4.      Klien dapat memahami makanan diit apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan
5.      Klien dapat menjelaskan penggunaan energi yang tepat untuk mengatasi kelelahan
6.      Usulkan kepada klien untuk mempertahankan istirahat yang cukup
Intervensi
Rasional
1.      Observasi adakah yang membatasi klien dalam melakukan aktivitaas
2.      Kaji adanya faktor penyebab kelelahan
3.      Suruh keluarga membantu klien dalam melakukan aktivitasnya perlahan
4.      Ajarkan klien tentang cara memonitor nutrisi dan sumber energi yang tepat dan adekuat
1.      Penghambat atau batas klien dalam beraktivitas harus disesuaikan dengan kemampuan klien.
2.      Dengan mengetahui faktor penyebab kelelahan makan akan bisa membantu klien untuk menghilangkan atau mengatasi faktor tersebut
3.      Peran keluarga yang membantu klien akan memberikan semangat kepada klien
4.      Klien perlu memahami secara mandiri cara memonitor nutrisi dan sumber energi yang harus dimasukkan ke dalam tubuhnya,karena klien merupakan klien yang sudah tidak berada dalam pengawasan rumah sakit.
2.4  Implementasi Keperawatan
Waktu
Implementasi
Paraf Ners
Tgl
Jam
12 November 2016
11.15
1.      mengukur TTV klien
2.      melakukan BHSP kepada klien
Æ
12 November 2016
11.30
3.      mengkaji pemahaman klien tentang DM
4.      membeerikan penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait pentingnya check up ke dokter dan mengubah presepsi yang salah terhadap tenaga kesehatan
5.      membeerikan penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait pengertian DM, penyebab DM, dan pencegahan DM untuk anak-anaknya
6.      membeerikan penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait diit penderita DM
7.      membeerikan penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait cara mengontrol dan memonitoring durasi olahraga dan intake nutrisi untuk megihindari obesitas atau malnutrisi dengan memberikan contoh menu harian
8.      menganjurkan kepada klien untuk mengkonsultasikan menu harian kepada dokternya
9.      membeerikan penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait pola hidup sehat
10.  membeerikan penyuluhan kepada klien dengan mengikutsertakan keluarga terkait cara mengontrol aktivitas sehingga tidak mengakibatkan keletihan
Æ
2.5  Evaluasi
Tabel Evaluasi
No
Tanggal/ jam
Diagnosa
evaluasi
1.
12 November 2016/ 12.30
Defisiensi Pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan yang ditandai  Klien mengatakan bahwa dirinya takut untuk pergi ke rumah sakit, klien tidak dapat menjelaskan penyakit apa yang sedang diderita, klien mengatakan takut untuk melakukan kontrol tekanan darah secara rutin, klien mengatakan tidak suka bila harus pergi ke rumah sakit
S: klien mengatakan saat ini klien baru memahami bahwa dirinya menderita kencing manis basah, namun klien masih merasa malas untuk ke dokter atau RS
O:klien terlihat mengangguk angguk ketika diberi penjelasan
A: klien masih tidak mau berkonsultasi kepada dokter atau rumah sakit karena menganggap bahwa komunikasi mereka buruk dan terkesan mematikan semangat
P: kaji hal lain yang berhubungan dengan pengalaman yang menyebabkan klien tidak mau pergi ke rumah sakit atau dokter
2.
12 November 2016/ 12.30
Kesiapan meningkatkan pengetahuan b.d pasien memiliki keinginan untuk pulih yang ditandai pasien terlihat tersenyum dan memperhatikan ketika penyuluh menawarkan untuk memberikan penyuluhan, pasien langsung meminta untuk diukur tekanan darahnya, pasien mengatakan lebih suka apabila diberi penyuluhan oleh mahasiswa karena penyampaiannya lebih mudah dimengerti dan lebih menyenangkan
S: klien mengatakan bahwa dirinya memahami bahwa DM itu bisa menurun dan anaknya akan berisiko lebih tinggi untuk menderita DM
O:pasien menatap penyuluh penuh kepercayaan dan mendengarkan dengan seksama
A: pasien telah berkeputusan mengubah pola hidup keluarga
P: fasilitasi dengan memberikan pendidikan terus mengenai cara hidup sehat
3.
12 November 2016/ 12.30
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan b.d klien ingin melakukan penanganan terhadap faktor risiko yang ditandai pasien terlihat bersemangat ketika mahasiswa memberikan edukasi tentang diit penderita DM, pasien responsif dengan apa yang disampaikan penyuluh, klien mengatakan senang apabila diberikan edukasi seputar penyakitnya.
S: pasien mengatakan siap melaksanakan diit DM dan menjauhi makanan yang tidak sehat
O: tidak terkaji
A: kemungkinan ini hanya semangat di awal saja
P: dorong keluarga untuk terus membantu pasien menahan kebiasaan untuk memakan makanan yang tidak sehat
4.
12 November 2016/ 12.30
ketidakseimbangan nutrisi kuran dari tubuh b.d polidipsia / polipagia yang ditandai badan pasien terlihat kurus, pergerakan pasien terlihat pelan, mata pasien cekung, pasien terlihat pucat, istri pasien mengatakan pasien pasien sering merasa lapar dan haus, keluarga pasien mengatakan bahwa berat badan pasien awalnya 84 kg menjadi 62 kg.
S: keluarga klien mengatakan paham dengan apa yang dijelaskan penyuluh
O: keluarga mampu menjelaskan makanan apa saja yang boleh dimakan oleh klien
A: keluarga klien tidak pernah tau contoh menu harian yang tepat untuk klien
P: dorong klien dan keluarga untuk mengkonsultasikan menu makan harian kepada dokter
5.
12 November 2016/ 12.30
Keletihan b.d kekurangan kalori yang ditandai penurunan BB: 84 kg menjadi 62 Kg, pasien terkihat pucat, mata pasien terlihat cekung, pasien mengatakan bahwa setelah sakit dia tidak bisa berolahraga lagi seperti dulu, pasien mengatakan saat ini diriya sangat mudah lelah
S: pasien merasa sudah memahami tekhnik olahraga lebih baik dari penyuluh
O: klien terlihat tidak senang dengan apa yang disampaikan penyuluh
A: olahraga yang dilakukan klien terlalu berat dan tidak sesuai dengan intake nutrisi
P: dorong keluarga untuk menjelaskan kepada klien pentingnya menyesuaikan kemampuan klien dengan aktivitas yang ingin dilakukan
BAB 3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit DM (Diabetes Melitus) adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (Glukosa) yang jauh di atas normal. Glukosa sangat penting bagi kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita. Penyakit Diabetes Melitus sangat berbahaya dan menakutkan. Pada kasus di atas klien menderita Diabetes Melitus tipe 1 yaitu penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas (Kelenjar ludah perut) tidak cukup untuk memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin. Diabetes tipe 1 ini termasuk dalam diabetes ketergantungan insulin atau termasuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikendalikan. Jika tubuh kurang insulin, kadar gula darah akan meningkat drastis akibat terjadinya penumpukan, ini juga disebut dengan hiperglikemia. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Melitus tipe 1. Seperti contohnya faktor genetik (keturunan), pola hidup yang tidak sehat, kurang tidur atau istirahat.
3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat selalu berhati-hatilah dalam menjaga pola hidup, pola makan yang teratur dan istirahat yang cukup, selain itu makalah selanjutnya diharapkan mendalami pada satu diagnosa yang berhubungan dengan kesehatan keluarga yang berisiko menderita DM.
DAFTAR PUSTAKA
Regina Graciella. 2012. Penyakit Diabetes Melitus. http://diabetesmelitus. org/penyakit-diabetes-melitus/DiabetesMelitus.org.
Flora, Rostika & Purwanto. 2013. Pelatihan Senam Kaki Pada Penderita Diabetes Komplikasi Diabetes Pada Kaki ( Diabetes Foot )., pp.7–15. Available at: http://ejournal. unsri.ac.id/index. php/jpsriwijaya /article /download/1543/606.
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS
Topik               : Diabetes Mellitus
Sub Topik        : definisi, tipe diabetes, gejala-gejala, diet yang benar, serta senam kaki.
Sasaran            : Zainal Efendi S.Pd (Penderita Diabetes Mellitus)
Tempat            : RT 03 RW 02 Dsn. Karang Paiton, Gumuksari, Kalisat
Hari/Tanggal   : Sabtu, 12 November 2016
Waktu             : 30 menit
Penyuluh         : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
I.     Analisa Data
A.    Kebutuhan Peserta Didik
Salah satu warga RT 03 RW 02 Dsn. Karang Paiton, Gumuksari, Kalisat, menderita DM, dan di daerah tersebut banyak yang menderita penyakit diabetes mellitus. Salah satu warga ini merupakan guru olahraga namun menderita DM karena tidak mau pergi check up ke rumah sakit dan tidak mengerti cara menjaga pola hidup sehat. Sehingga salah satu warga ini membutuhkan pendidikan bagaimana pola hidup sehat selain itu Tn zainal baru saja keluar dari RS sehingga membutuhkan pendidikan yang tepat mengenai diit bagi penderita DM. Tn Zainal seorang guru olahraga namun tidak mengerti tentang detail penyakit yang saat ini diderita Tn Zainal juga tidak memahami jika penyakitnnya bisa menurun pada anak-anaknya, sehingga penyuluhan tentang DM penting untuk diberikan kepada keluarga Tn Zainal untuk memberikan edukasi baik kepada Tn Zainal maupun kepada keluarga dan anak-anaknya yang berisiko menderita DM.
B.     Karakteristik Peserta Didik
Tn Zainal merupakan salah satu warga masyarakat RT 03 RW 02 Dsn. Karang Paiton, Gumuksari, Kalisat, yang menderita penyakit diabetes mellitus karena pola makan dan pola hidupnya yang kurang baik dan karena faktor genetic, Tn Zainal merupakan seorang guru olahraga dan intrukstur wasit liga nasional sehingga sosial ekonominya tergolong tinggi.
II.      Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, penderita diabetes tersebut mampu memahami diet yang baik dan memahami senam kaki untuk mengurangi penyakit diabetes dengan benar.
III.   Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit, penderita diabetes tersebut dapat menjelaskan tentang pengertian Diabetes Melitus, gejala-gejala Diabetes Melitus,  komplikasi Diabetes Melitus , pengelolaan Diabetes Melitus, diet penderita Diabetes Melitus serta gerakan senam kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi yang sering terjadi pada kaki-kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan menyebar.
IV.   Materi (Terlampir)
Materi yang diberikan atau disampaikan pada penderita Diabetes Mellitus adalah
a.       definisi diabetes
b.      tipe diabetes mellitus
c.       gejala-gejala diabetes
d.      diet yang benar untuk penderita diabetes
e.       senam kaki yang baik dan benar untuk mengurangi penyakit diabetes
V.      Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah, diskusi, demonstrasi.
VI.   Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah berupa flipchart dan leaflet
VII.Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
1.       
Pembukaan selama 3 menit
·      Memberikan salam
·      Memperkenalkan diri
·      Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
·      Menyebutkan materi yang akan disampaikan
Menjawab salam, mendengarkan dan memperhatikan
2.
Inti 15 menit
(ceramah dan demonstrasi)
·      Menanyakan terlebih  dahulu kepada Tn Zainal dan keluarga tentang definisi diabetes mellitus menurut pengetahuan warga
·      Menjelaskan materi tentang
definisi diabetes
tipe diabetes mellitus
gejala-gejala diabetes
diet yang benar untuk penderita diabetes
senam kaki yang baik dan benar untuk penderita diabetes
Menjawab pertanyaan dari penyuluh, mendengarkan dan memperhatikan paparan materi dari penyluh, mengikuti demonstrasi dari penyuluh
3.
Diskusi
7 menit
Memberikan kesempatan untuk peserta bertanya dan dibatasi dengan 2 pertanyaan
Audiens mengajukan pertanyaan kepada penyuluh
4.
Penutup
5 menit
·      Melakukan evaluasi
·      Menyimpulkan hasil
·      Mengucapkan salam penutup
·         Menjawab pertanyaan penyuluh
·         Memperhatikan
·         Menjawab salam
VIII.       Evaluasi
Evaluasi Proses
Penderita Diabetes tersebut mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji atau penyuluh tentang Diabetes Melitus
a.       Jelaskaan definisi diabetes?
b.      Sebutkan gejala-gejala diabetes?
c.       Bagaimana diet yang benar untuk penderita diabetes?
d.      Bagaimana cara senam kaki yang baik dan benar untuk mengurangi penyakit diabetes
Evaluasi Hasil
Penderita Diabetes tersebut mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes Melitus, gejala-gejala Diabetes Melitus, diet penderita Diabetes Melitus serta gerakan senam kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi yang sering terjadi pada kaki-kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan menyebar.
IX.       Referensi
Jackson, Marilynn. 2011. Seri Panduan Praktis Edukasi Pasien. Jakarta:Erlangga Mansjoer, Arif,dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:FK UI
Suddarth,Brunner. 2004. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta:EGC
Anonim. (2014). Universitas sumatera utara. Igarss 2014, (X), 1–5. http://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal. Glukosa sangat penting bagi kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita.
Tipe Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya, diperkirakan kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Diabetes tipe ini disebabkan kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun. Secara normal, hiperglikemia akan menurunkan sekresi glukagon, tapi hal ini tidak terjadi pada penderita DM tipe 1, sekresi glukagon akan tetap tinggi walaupun dalam keadaan hiperglikemia, hal ini memperparah kondisi hiperglikemia. Salah satu manifestasi dari keadaan ini adalah cepatnya penderita DM tipe 1 mengalami ketoasidosis diabetik apabila tidak mendapatkan terapi insulin.
Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1, terutama terjadi pada orang dewasa tetapi kadang-kadang juga terjadi pada remaja. Penyebab dari DM tipe 2 karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal, keadaan ini disebut resietensi insulin. Disamping resistensi insulin, pada penderita DM tipe 2 dapat juga timbul gangguan gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan. Obesitas yang pada umumnya menyebabkan gangguan pada kerja insulin, merupakan faktor risiko yang biasa terjadi pada diabetes tipe ini, dan sebagian besar pasien dengan diabetes tipe 2 bertubuh gemuk.
Gejala Diabetes Mellitus
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
1.      Sering merasa haus.
2.      Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
3.      Rasa lapar yang ekstrem.
4.      Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
5.      Berkurangnya massa otot.
6.      Terdapat keton dalam air seni. Keton adalah produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak yang terjadi ketika produksi insulin tidak cukup.
7.      Kelelahan.
8.      Pandangan yang kabur.
9.      Luka yang lama sembuh.
10.  Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Diet untuk Penderita Diabetes Mellitus
Peningkatan kadar gula darah pada pengidap diabetes dapat berisiko terhadap kesehatan seperti kelelahan, pusing, kerusakan saraf, penyakit jantung, hingga mengalami kebutaan bahkan kesadaran menurun. Bagi penderita diabetes biasanya akan diberi terapi melalui pola makan teratur atau disebut terapi nutrisi medis. Terapi ini dimaksudkan untuk selalu mengonsumsi makanan bergizi, rendah lemak dan kalori sehingga bisa mengontrol kadar gula darah. Pilihan makanan untuk penderita diabetes sebagai berikut:
1.    Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks seperti nasi merah, kentang panggang, oatmeal, roti dan sereal dari biji-bijian utuh.
2.    Daging tanpa lemak yang dikukus, direbus, dipanggang, dan dibakar.
3.    Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang atau dikonsumsi mentah.Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penderita diabetes di antaranya brokoli dan bayam.
4.    Buah-buahan segar.Jika Anda ingin menjadikannya jus, sebaiknya jangan ditambah gula.
5.    Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus, dimasak untuk sup dan ditumis.
6.    Produk olahan susu rendah lemak dan telur.
7.    Ikan seperti tuna, salmon, sarden dan makarel. Namun, hindari ikan dengan kadar merkuri tinggi seperti ikan tongkol.
Serta Makanan yang  harus dihindari bagi penderita Diabetes Mellitus sebagai berikut:
1.    Roti tawar putih.
2.    Nasi putih
3.    Makanan yang terbuat dari tepung terigu.
4.    Sayuran yang dimasak dengan tambahan garamkeju, mentega, dan saus dalam jumlah banyak.
5.    Buah-buahan kaleng yang mengandung banyak gula.
6.    Sayuran kaleng yang mengandung garam tinggi.
7.    Daging berlemak.
8.    Produk susu tinggi lemak.
9.    Hati, ampela, dan organ dalam hewan lainnya.
10.            Makanan yang digoreng seperti ayam goreng, ikan goreng, pisang goreng, dan kentang goreng.
11.            Kulit ayam.
Pengaturan Diet untuk Penderita Diabetes Melitus
a.       Tujuan Pengaturan Diet:
1.      Mempertahankan kadar gula darah mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat, dan olahraga
2.      Mencapai dan mempertahnakan kadar lipida serum normal.
3.      Memberi energi cukup dan mempertahankan berat badan normal.
4.      Menghindari komplikasi akut
b.      Pengaturan Diet Diabetes Melitus
1.      Jadwal = 25% – 10% – 25% – 10% – 20% -10%
2.      Jumlah = sesuai porsi (ingat makanan penukar)
3.      Jenis = sesuai kebutuhan
c.       Pola makan bagi penderita Diabetes Mellitus
1.       07.00-08.00 Makan Pagi
2.       10.00 Makan Selingan
3.       12.00-13.00 Makan Siang
4.       15.00-15.30 Makan Selingan
5.       18.00-18.30 Makan Malam
6.       19.00 Makan Selingan
d.      Pedoman makan yang sehat
1.      Pilih makanan sehat
2.      Hati-hati memilih makanan pengganti bila lapar
3.      Variasikan makanan
4.      Kunyah perlahan
5.      Pilih makanan rendah lemak
6.      Tingkatkan konsumsi makanan berserat (IG rendah) Kurangi garam dan batasi gula
Gerakan senam kaki untuk mengurangi penyakit Diabetes Mellitus
Salah satu aktifitas fisik yang juga dianjurkan secara rutin adalah Gerakan Senam Kaki Diabetes. Manfaat yang diharapkan dari gerakan kaki yang teratur dari senam kaki diabetes, adalah tidak terjadinya komplikasi yang sering terjadi pada kaki-kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan menyebar.
Cara melakukan gerakan senam kaki diabetes ini sangatlah mudah untuk dilakukan. Senam kaki diabetes bisa dilakukan di dalam maupun  di luar ruangan. Tidak memerlukan waktu yang lama, karena hanya berlangsung sekitar 15-30 menit. Dan yang penting tidak memerlukan peralatan yang rumit, karena cukup dengan kursi dan sehelai koran bekas agar manfaat senam kaki diabetes lebih maksimal, penderita minimal melakukan gerakan senam kaki diabetes 3 kali sepekan, namun alangkah baiknya dapat dilakukan setiap hari.
Berikut ini beberapa cara atau Gerakan Senam Kaki Diabetes yang dapat dilakukan oleh penderita DM secara teratur dengan sendiri atau bersama-sama :
1.      Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan penderita duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
2.      Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
3.      Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
4.      Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5.      Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
6.      Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
7.      Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
8.      Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
9.      Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang
10.  Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
11.  Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki.Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja:
·         Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
·         Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
·         Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
·         Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
DOKUMENTASI
Pengkajian dan Pemeriksaan Fisik
Pemberian pendidikan dan promosi kesehatan
Tanggapan dan penderita memberikan pertanyaan kepada penyuluh
Pemberian materi berupa gerakan senam kaki
Penderita menyimak materi yang diberikan
Bersama dengan penderita Diabetes Mellitus

1 komentar:

  1. According to Stanford Medical, It's in fact the one and ONLY reason this country's women live 10 years more and weigh 42 lbs lighter than we do.

    (By the way, it is not about genetics or some hard exercise and EVERYTHING to related to "how" they eat.)

    P.S, What I said is "HOW", not "WHAT"...

    TAP on this link to find out if this brief questionnaire can help you discover your true weight loss possibilities

    BalasHapus