Jumat, 16 Desember 2011

ASKEP MORBILI/CAMPAK PADA ANAK

  1. 1. PENGERTIAN

v Disebut juga Morbili. Campak merupakan penyakit yang sangat menular terutama menyerang anak-anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat menyerang orang dewasa. Pada anak-anak dengan keadaan gizi buruk ditemukan kejadian campak dengan komplikasi yang fatal atau berpotensi menyebabkan kematian.

v Penyakit Campak adalah penyakit menular akut yang disebabkan virus Campak/ Rubella. Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien.

v Virus ini terdapat dalam darah, air seni, dan cairan pada tenggorokan. Itulah yang membuat campak ditularkan melalui pernapasan, percikan cairan hidung ataupun ludah

  1. 2. PENYEBAB

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita. Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung virus. Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.

  1. 3. DIAGNOSA

Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :

% Anamnesis

1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili.

2. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.

3. Dapat disertai diare dan muntah.

4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, petekie, ekimosis.

5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak.

% Pemeriksaan fisik

1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.

2. Pada umumnya anak tampak lemah.

3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).

4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh tubuh.

4. PATOFISIOLOGI



































5. DIAGNOSA BANDING

1. German measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.

2. Eksantema subitum. Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. (Hassan.R. et al, 1985) Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung untuk kurang mencolok daripada ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan penyakit. Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa dengan ruam campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan daging angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.

6. KOMPLIKASI

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak :

1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah

2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderta

mudah memar dan mudah mengalami perdarahan

3. Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

4. Bronkopnemonia (infeksi saluran napas) 7. Kejang demam (step)

5. Otitis Media (infeksi telinga) ` 8. Diare

6. Laringitis (infeksi laring)

7. PENGOBATAN
A. Campak tanpa Penyulit, cukup dengan:

  • Rawat jalan
  • Cukup mengkonsumsi cairan dan kalori

Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat symtomatik, yaitu : memperbaiki keadaan umum, antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam – ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari. – Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan. – Mukolitik bila perlu – Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.

Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis, yaitu:

o Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.

o Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu.

B. Campak dengan Penyulit :
- Menyingkirkan komplikasi
- Mengobati komplikasi bila ada
- Merujuk ke rumah sakit bila perlu

8. PENCEGAHAN

1) Cara yang paling efektif untuk mencegah anak dari penyakit campak adalah dengan memberikan imunisasi campak. Jika setelah mendapat imunisasi, anak terserang campak, maka perjalanan penyakit akan jauh lebih ringan. Imunisasi campak untuk bayi diberikan pada umur 9 bulan. Bisa pula imunisasi campuran, misalnya MMR (measles-mump-rubella), biasanya diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Disuntikkan pada otot paha atau lengan atas

2) Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Biodata

o Anak yang sakit.

o Orang tua.

b. Riwayat kesehatan

o Keluhan utama.

o RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise, dll).

o Riwayat kesehatan lalu.

o Riwayat kesehatan keluarga.

  • o Riwayat kehamilan (anak yang sakit).

o Riwayat imunisasi (bayi dan anak).

o Riwayat nutrisi.

o Riwayat tumbuh kembang.

c. Pola aktivitas sehari-hari

o Nutrisi / minum : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit

o Tidur / istirahat : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit

o Kebersihan : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit

o Eliminasi : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit

d. Keadaan umum : kesadaran, TTV

e. Pemeriksaan fisik

1) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia

2) Kepala : sakit kepala

3) Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan

hidung ( pada stad eripsi ).

4) Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.

5) Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher, muka, lengan dan kaki ( pada stad. Konvalensi ), evitema, panas ( demam ).

6) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum

7) Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.

8) Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare

9) Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan

e. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni.

Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant sel yang khas.

Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 – 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi/infeksi virus

b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

1) Dx I : Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi/infeksi virus

Tujuan : setelah dilakukan askep selama 2 jam diharapkan suhu badan pasien berkurang dengan

Kriteria hasil :

  • · Suhu tubuh 36,6 – 37,4 0 C
    • · Bibir lembab
    • · Nadi normal
    • · Kulit tidak terasa panas
    • · Tidak ada gangguan neurologis ( kejang )

Intervensi :

  1. Libatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara menurunkan suhu tubuh

Rasional : agar keluarga lebih kooperatif dalam terapi

b. Memberikan kompres dingin / hangat.

Rasional : untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada pasien.

c. Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi.

Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan

d. Monitor perubahan suhu tubuh

Rasional : untuk mengetahui dan merencanakan intervensi selanjutnya

b. Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretik.

Rasional : antipiretik bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh.

suhu tubuh agar tetap normal.

2) Dx II : Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

Tujuan : setelah dilakukan askep 2x 24 jam diharapakan pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan dengan

Kriteria Hasil :

  • · BB meningkat
  • · Mual berkurang / hilang
  • · Tidak ada muntah
  • · Pasien menghabiskan makan 1 porsi
  • · Nafsu makan meningkat
  • · Pasien menyebutkan manfaat nutrisi
  • · Pasien mengungkapkan kesediaan mematuhi diit
  • · Tidak ada tanda – tanda malnutrisi

Intervensi :

a. Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak memakai es).

Rasional : untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu makan

b. Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum).

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan bernutrisi.

c. Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang sering.

Rasional : untuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan.

d. Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan mulai membaik.

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

v Copyright © 2003 gemari.or.id designed by Gemari Online. Campak Alias Morbili Oleh : Harun Riyanto

v Kategori Info Penyakit . Campak (Measles)

v http://m.okezone.com Jangan Anggap Remeh Campak

v Coprright @2008 TEMPOinteraktif. Campak

v Copyright @ indoskripsi. com launcehed at November 2007-200. Morbili Website hosting by Ide Bagus

v Kapita Selekta kedokteran Jilid 2, Jakarta : Media Aesculapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar