Varises adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah balik/vena membesar dan berkelok2. Istilah varises umumnya ditujukan pada daerah tungkai meskipun sebenarnya dapat terjadi pada daerah-daerah yang lain.
Varises berhubungan erat dengan kelemahan struktur tonus otot pembuluh darah balik atau vena. Pada dasarnya vena tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong darah kembali ke peredaran, karena arah alirannya ke atas. Untuk membantu darah bergerak ke atas, vena dilengkapi katup. Katup terbuka untuk membiarkan darah mengalir, kemudian katup menutup kembali setelah darah melaluinya. Jika tonus otot di sekitar pembuluh vena kurang kekuatannya/lemah, maka terjadilah stasis (aliran darah terhenti) dan darah cenderung berkumpul di dasar vena, sehingga vena melebar. Akibatnya, timbul pengendapan-pengendapan darah pada pembuluh vena yang kemudian membentuk tonjolan-tonjolan besar berkelok-kelok berwarna kebiru-biruan, yang kemudian kita kenal sebagai varises.
Istilah varises lebih sering digunakan untuk tungkai bawah. Meskipun demikian varises dapat juga terjadi pada tempat lain seperti pada funikulus spermatikus (varikokel), esofagus (varises esofagus), anorektal (hemoroid)
Pemicu varises
Sangat berkaitan dengan keturunan. Varises juga erat kaitannya dengan hormonal. Kejadian varises meningkat pada masa menstruasi, kehamilan trimester I dan II serta penggunaan obat-obat kontrasepsi. Dimana keadaan tersebut diatas, diduga menyebabkan tonus vena menjadi berkurang. Selain itu obesitas juga dapat memicu timbulnya varises karena pada obesitas, struktur vena menjadi kurang baik dan terjadi peningkatan volume darah.
Faktor usia / penuaan juga menjadi pemicu varises. Pada usia tua terjadi fibroelastis pembuluh darah vena, elastisitas berkurang dan tonus otot juga berkurang. Pada orang yang banyak bekerja sambil berdiri, ada unsur gravitasi yang menyebabkan tonus harus bekerja keras untuk mengembalikan darah ke atas. Ini juga sebab lain yang dapat memicu timbulnya varises
Pemicu varises lainnya adalah pernah mengalami cedera pada kaki dan mengalami keadaan dimana tekanan dalam perut meningkat.
Penegakkkan diagnosa varises ditandai dengan adanya gambaran pembuluh darah balik/vena yang melebar dan berkelok-kelok. Selain itu dijumpai tanda-tanda sebagai berikut :
Gatal, kaki terasa berat, pegal dan cepat lelah (terutama pada malam hari dan setelah melakukan aktifitas)
Pembengkakan pada pergelangan kaki, biasanya akan berkurang bila kaki dielevasi/ditinggikan.
Nyeri kaki terutama pada pagi hari dan berkurang bila dipakai berjalan.
Kram pada malam hari.
Perbedaan warna kulit di sekitar pembuluh vena yang mengalami gangguan.
Kemerahan, tampak kering dan sensasi gatal pada aea kulit yang terkena sering dikenal dengan istilah stasis dermatitis atau venous eczema.
Jika terjadi trauma ringan pada daerah yang mengalami gangguan maka dapat terjadi perdarahan lebih banyak dari normal dan atau mengalami proses penyembuhan yang lebih lama.
Sering pada kulit diatas pergelangan kaki menjadi mengeras.
Pemeriksaan lain misalnya pasien diminta untuk berdiri selama 5-10 menit, maka varises akan terlihat. Selain itu ada pemeriksaan lain yang dapat dilakukan misalnya beberapa test seperti Test Brodie-trendelenburg yang prinsipnya menilai aliran vena kembali jika sebelumnya dilakukan penekanan pada vena. Apakah diameter vena akan tidak berubah / tetap atau akan bertambah besar atau justru besarnya vena berkurang / hilang.
Ultrasonografi dapat mendeteksi adanya varises, dengan cara menilai anatomi vena yang terkena. Doppler ultrasound , dapat mendeteksi aliran darah vena sehingga dapat memberikan informasi kompetensi aliran darah yang menuju katup terutama pada vena-vena yang dalam. Tindakan ini bermanfaat dilakukan sebelum tindakan operasi.
Penatalaksanaan
1. Non Operatif
Prinsipnya adalah menurunkan aliran darah dan tekanan darah dalam vena. Dan membuat pembuluh darah vena superfisial menjadi kempes.
Dengan cara a.l :
- Balut tekan
- Elastic stocking / bebat elastik sepanjang hari kecuali tidur
Jalan-jalan dianjurkan tapi duduk serta berdiri dalam waktu yang lama harus dhindari.
2. Skleroterapi (injeksi – kompresi)
Obat skleroterapi menyebabkan trombosis dan sklerosis. Biasanya dilakukan pada varises dibawah lutut dan bukan untuk tindakan kosmetik karena akan menyebabkan kulit berwarna lebih gelap.
3. Pembedahan – prosedur ligasi-eksisi, saphenous stripping
Indikasi pembedahan adalah :
- Pernah mengalami perdarahan akibat ulkus varises
- Nyeri berulang akibat varises
- Pertimbangan kosmetik
Tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan tindakan injeksi dan pembedahan seperti antara lain infeksi tromboflebitis akut, DVT, kehamilan, tumor pelvik.
Pada pre-operatif, lakukan evaluasi terhadap patensi dari sistim vena yang letaknya di dalam / profunda. Kemudian dilanjutkan dengan ligasi pembuluh darah vena .
Tindakan minimal invasif seperti endovenous thermal ablation, meliputi endovenous laser ablation (ELA) dan radiofrequency ablation (ERA) sepertinya belum popular dilakukan di Indonesia.
ELA dan ERA hanya dilakukan oleh dokter-dokter yang berpengalaman dan membutuhkan peralatan yang khusus.
KEKAMBUHAN
Setelah pembedahan, 10 % pasien mengalami varises kembali. Penyebab terbanyak adalah kegagalan untuk me ligasi / megikat seluruh vena-vena yang terlibat.
TIPS DAN TRIK PENCEGAHAN
1. Olah raga secara teratur.
2. Berat badan dipertahankan normal
3. Untuk wanita, jangan terlalu sering menggunakan sepatu bertumit tinggi. Karena akan menyebabkan beban kaki menjadi lebih berat.
4. Hindari duduk lama sambil menyilangkan kaki, posisi ini akan menyebabkan aliran darah terhambat.
5. Meninggikan kaki secara teratur untuk membantu pembuluh darah balik/vena agar tidak bekerja terlalu berat.
Ada yang ingin berbagi soal varises?
Varises berhubungan erat dengan kelemahan struktur tonus otot pembuluh darah balik atau vena. Pada dasarnya vena tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong darah kembali ke peredaran, karena arah alirannya ke atas. Untuk membantu darah bergerak ke atas, vena dilengkapi katup. Katup terbuka untuk membiarkan darah mengalir, kemudian katup menutup kembali setelah darah melaluinya. Jika tonus otot di sekitar pembuluh vena kurang kekuatannya/lemah, maka terjadilah stasis (aliran darah terhenti) dan darah cenderung berkumpul di dasar vena, sehingga vena melebar. Akibatnya, timbul pengendapan-pengendapan darah pada pembuluh vena yang kemudian membentuk tonjolan-tonjolan besar berkelok-kelok berwarna kebiru-biruan, yang kemudian kita kenal sebagai varises.
Istilah varises lebih sering digunakan untuk tungkai bawah. Meskipun demikian varises dapat juga terjadi pada tempat lain seperti pada funikulus spermatikus (varikokel), esofagus (varises esofagus), anorektal (hemoroid)
Pemicu varises
Sangat berkaitan dengan keturunan. Varises juga erat kaitannya dengan hormonal. Kejadian varises meningkat pada masa menstruasi, kehamilan trimester I dan II serta penggunaan obat-obat kontrasepsi. Dimana keadaan tersebut diatas, diduga menyebabkan tonus vena menjadi berkurang. Selain itu obesitas juga dapat memicu timbulnya varises karena pada obesitas, struktur vena menjadi kurang baik dan terjadi peningkatan volume darah.
Faktor usia / penuaan juga menjadi pemicu varises. Pada usia tua terjadi fibroelastis pembuluh darah vena, elastisitas berkurang dan tonus otot juga berkurang. Pada orang yang banyak bekerja sambil berdiri, ada unsur gravitasi yang menyebabkan tonus harus bekerja keras untuk mengembalikan darah ke atas. Ini juga sebab lain yang dapat memicu timbulnya varises
Pemicu varises lainnya adalah pernah mengalami cedera pada kaki dan mengalami keadaan dimana tekanan dalam perut meningkat.
Penegakkkan diagnosa varises ditandai dengan adanya gambaran pembuluh darah balik/vena yang melebar dan berkelok-kelok. Selain itu dijumpai tanda-tanda sebagai berikut :
Gatal, kaki terasa berat, pegal dan cepat lelah (terutama pada malam hari dan setelah melakukan aktifitas)
Pembengkakan pada pergelangan kaki, biasanya akan berkurang bila kaki dielevasi/ditinggikan.
Nyeri kaki terutama pada pagi hari dan berkurang bila dipakai berjalan.
Kram pada malam hari.
Perbedaan warna kulit di sekitar pembuluh vena yang mengalami gangguan.
Kemerahan, tampak kering dan sensasi gatal pada aea kulit yang terkena sering dikenal dengan istilah stasis dermatitis atau venous eczema.
Jika terjadi trauma ringan pada daerah yang mengalami gangguan maka dapat terjadi perdarahan lebih banyak dari normal dan atau mengalami proses penyembuhan yang lebih lama.
Sering pada kulit diatas pergelangan kaki menjadi mengeras.
Pemeriksaan lain misalnya pasien diminta untuk berdiri selama 5-10 menit, maka varises akan terlihat. Selain itu ada pemeriksaan lain yang dapat dilakukan misalnya beberapa test seperti Test Brodie-trendelenburg yang prinsipnya menilai aliran vena kembali jika sebelumnya dilakukan penekanan pada vena. Apakah diameter vena akan tidak berubah / tetap atau akan bertambah besar atau justru besarnya vena berkurang / hilang.
Ultrasonografi dapat mendeteksi adanya varises, dengan cara menilai anatomi vena yang terkena. Doppler ultrasound , dapat mendeteksi aliran darah vena sehingga dapat memberikan informasi kompetensi aliran darah yang menuju katup terutama pada vena-vena yang dalam. Tindakan ini bermanfaat dilakukan sebelum tindakan operasi.
Penatalaksanaan
1. Non Operatif
Prinsipnya adalah menurunkan aliran darah dan tekanan darah dalam vena. Dan membuat pembuluh darah vena superfisial menjadi kempes.
Dengan cara a.l :
- Balut tekan
- Elastic stocking / bebat elastik sepanjang hari kecuali tidur
Jalan-jalan dianjurkan tapi duduk serta berdiri dalam waktu yang lama harus dhindari.
2. Skleroterapi (injeksi – kompresi)
Obat skleroterapi menyebabkan trombosis dan sklerosis. Biasanya dilakukan pada varises dibawah lutut dan bukan untuk tindakan kosmetik karena akan menyebabkan kulit berwarna lebih gelap.
3. Pembedahan – prosedur ligasi-eksisi, saphenous stripping
Indikasi pembedahan adalah :
- Pernah mengalami perdarahan akibat ulkus varises
- Nyeri berulang akibat varises
- Pertimbangan kosmetik
Tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan tindakan injeksi dan pembedahan seperti antara lain infeksi tromboflebitis akut, DVT, kehamilan, tumor pelvik.
Pada pre-operatif, lakukan evaluasi terhadap patensi dari sistim vena yang letaknya di dalam / profunda. Kemudian dilanjutkan dengan ligasi pembuluh darah vena .
Tindakan minimal invasif seperti endovenous thermal ablation, meliputi endovenous laser ablation (ELA) dan radiofrequency ablation (ERA) sepertinya belum popular dilakukan di Indonesia.
ELA dan ERA hanya dilakukan oleh dokter-dokter yang berpengalaman dan membutuhkan peralatan yang khusus.
KEKAMBUHAN
Setelah pembedahan, 10 % pasien mengalami varises kembali. Penyebab terbanyak adalah kegagalan untuk me ligasi / megikat seluruh vena-vena yang terlibat.
TIPS DAN TRIK PENCEGAHAN
1. Olah raga secara teratur.
2. Berat badan dipertahankan normal
3. Untuk wanita, jangan terlalu sering menggunakan sepatu bertumit tinggi. Karena akan menyebabkan beban kaki menjadi lebih berat.
4. Hindari duduk lama sambil menyilangkan kaki, posisi ini akan menyebabkan aliran darah terhambat.
5. Meninggikan kaki secara teratur untuk membantu pembuluh darah balik/vena agar tidak bekerja terlalu berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar