Senin, 14 Maret 2011

kb suntik.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000/tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerapkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada zero population growth (pertumbuhan seimbang).
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan Keluarga Berencana Nasional serta peminatnya makin bertambah tinggi. Oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasien persalinan.

1.2 Tujuan
- Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Kebidanan KB pada klien dengan gangguan amenorhea.
- Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian data pada klien dengan amenorhea
2. Melakukan interpretasi data kepada klien dengan amenorhea
3. Menegakkan diagnosa potensial amenorhea
4. Menentukan rencana tindakan untuk klien dengan amenorhea
5. Melaksanakan rencana tindakan kepada klien dengan amenorhea
6. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang dilakukan kepada klien dengan amenorhea


1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapangan dilakukan tanggal 25 September 2006 s/d 14 Oktober 2006 di BPS Sri Kasijati.

1.4 Sistematika Penulisan
1. Halaman Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar isi
5. Bab I : 1.1 Pendahuluan
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika Penulisan
6. Bab II : Landasan Teori
7. Bab III : Tinjauan Kasus
8. Bab IV : Kesimpulan
9. Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
- Pengertian Secara Umum
KB adalah usaha mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya, bagi ayah serta keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.

- Pengertian Secara Khusus
KB adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah bertemunya sel mani dari laki-laki dan sel telur dari perempuan sekitar persetubuhan.

- KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah kelahiran dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Prof. Dr. Rustam, M.MPH, 1998:225).

2.2 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
1. DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat/Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara disuntikkan ini.
2. DEPO NET-EN (Norethindorone Enanthate/Depo Noristerat)
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 minggu) dengan cara disuntikkan IM.


2.3 Mekanisme Kerja
1. Primer : mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi LH surge respon kelenjar hipofise terhadap gonadotropin releasing hormon eksogeneus tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di kelenjar hipofise (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
2. Sekunder
- Mengentalkan lendir servik dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
- Menghambat transportasi gamet dan tuba
- Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi.

2.4 Indikasi KB Suntik
KB Suntik diberikan kepada wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang/wanita yang telah mempunyai cukup anak tapi enggan/tidak bisa melakukan sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wanita yang mempunyai kontra indikasi estrogen/menunjukkan efek samping dengan pemakaian estrogen/enggan minum pil tiap hari. KB suntik yang diberikan kepada ibu menyusui dan pada wanita yang mendekati menopause.

2.5 Kontra Indikasi
Ada 2 macam, yaitu:
1. Kontra indikasi secara mutlak
- Terdapatnya tromboflebitis/riwayat tromboflebitis
- Kelainan serebro vaskular
- Fungsi hati tidak / kurang baik
- Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat reproduksi

- Varices berat
- Adanya kehamilan
2. Kontra Indikasi secara relatif
- Hipertensi
- Diabetes
- Perdarahan abnormal pervaginam
- Fibromioma uterus
- Penyakit jantung dan ginjal

2.6 Macam-macam Kontrasepsi Suntik
Ada 3 macam, yaitu:
a. Depo Provera
Adalah medroxyprogesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral/mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi Steril Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) dalam air:
- Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)
- Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)
2. Waktu Pemberian dan Dosis
Disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus lama pada otot bokong musculus gluceus agak dalam.
3. Efektivitas
Efektivitas tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun asal penyuntikan dilakukan secara teratur.
4. Keuntungan
- Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari menelan pil
- Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
- Sangat efektif
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Tidak mengganggu hubungan sexual, mengurangi rasa nyeri saat haid.
- Tidak didapat pengaruh sampingan dari pemakaian estrogen.
5. Efek Samping
- Reaksi anafilaksis
- Penyakit tromboembolik, tromboplebitis
- Sistem saraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur
- Selaput kulit dan lendir bercak merah/jerawat
- Gastrointestinal, mual
- Payudara lembek dan galaktorea
- Perubahan warna kulit ditempat suntikan
6. Cara Pemberian
- Waktu pasca persalinan (PP)
Diberikan pada hari ke 3-5 PP/sesudah ASI diproduksi/ibu sebelum pulang dari RS/6-8 minggu pasca bersalin asal ibu tidak hamil/belum melakukan coitus.
- Pasca Keguguran
Segera setelah kuretage/sewaktu ibu hendak pulang dari RS, 30 hari pasca abortus asal ibu belum hamil lagi, dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid.

b. Noristat (Norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot). Larutannya merupakan campuran benzyl benzoat dan castrol oil dalam perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir servik.
1. Komposisi
Dalam ampul norigest berisi 200 mg nerotinason enantat dalam larutan minyak (depo norestirat)
2. Waktu Pemberian dan Dosis
Disuntikkan dalam dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengan cara IM. Untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 minggu dan setelah itu setiap 12 minggu.
3. Efektivitas
Menyebabkan siklus haid lebih stabil, amenorhea lebih jarang dan fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti menjadi akseptor. Efektivitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi.
4. Keuntungan
- Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
- Tidak berefek buruk terhadap laktasi
- Kembalinya kesuburan lebih cepat
- Kadar Hb sering bertambah sehingga dapat mencegah anemia
- Siklus haid lebih stabil
5. Efek Samping
- Amenorhea
- Perdarahan berkepanjangan
- Badan terasa panas dan liang senggama kering
- Bertambahnya berat badan
- Rambut rontok
- Hiperpigmentasi sekitar pipi
6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
- Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
- Mulai hari pertama sampai ke-7 siklus haid
- Pada ibu yang tidak haid, infeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex atau jika berhubungan menggunakan kondom.
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil.
- Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin mengganti dengan jenis kontrasepsi suntikan lain, dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.
- Ibu ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai ke-7 siklus haid asal tidak hamil.
- Ibu tidak haid/dengan perdarahan tidak teratur
Pertama suntikan dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex atau berhubungan dengan menggunakan kondom.

c. Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone acetat dan 5 mg estradiol cyplonate.
1. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung:
- Medroxy progesteron acetat 50 mg
- Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg noretindrom enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan melalui IM sebulan sekali.
3. Efektivitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan/1000 wanita) selama tahun pertama penggunaan.
4. Keuntungan
- Resiko terhadap kesehatan kecil
- Tidak berpengaruh pada hubungan sex
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- Jangka panjang
- Efek samping sangat kecil
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Efek Samping
- Perubahan pada kulit: gatal-gatal, penggelapan kulit,
- Sakit kepala, sakit pada dada
- Peningkatan BB
- Perdarahan berkepanjangan
- Anoreksia, rasa lelah, depresi
- Payudara lembek dan galaktosa
- Penyakit tromboembolik, tromboflebitis
- Perdarahan tidak teratur
6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
- Bila disuntikkan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh berhubungan sex atau berhubungan dengan menggunakan kondom.
- Pada klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil.
- Jika pasca persalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi.
- Pasca keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera diberikan/dalam waktu 7 hari.
- Bila sebelumnya memakai kontrasepsi hormonal dan ingin ganti, suntikan dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu sampai datang haid. Bila diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan.
- Ibu sebelumnya menggunakan AKDR, suntikan pertama diberikan hari ke 1-7 siklus haid, kemudian AKDR dicabut segera.
2.7. Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

- Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
 Proses pemecahan masalah
 Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
 Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
 Untuk pengambilan suatu keputusan
 Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan.
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

* Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

* Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.


BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian tanggal 05 juni 2007 Jam : 17.00
3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Identitas
Nama Klien : Ny. T
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Penghasilan : ± 1.500.000
Alamat : Rungkut tengah 1/16c
No. Register : 165/06 Nama Klien : Tn. S
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : ± 1.700.000
Alamat : Rungkut tengah 1/16c

3.1.1.2 Alasan Kunjungan saat ini/keluhan utama
Ibu mengatakan selama memakai KB suntik 3 bulan tidak pernah mendapat haid selama 3 bulan, dan ibu merasa khawatir dengan kondisinya saat ini.s

3.1.1.3 Riwayat Kebidanan
3.1.1.3.1 Riwayat Menstruasi
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Warna : Merah tua
Bau : Anyir Fluor Albus : tidak ada
Menarche : 13 tahun
HT : (-)
HPHT : (-)

3.1.1.3.2 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No. Suami ke UK Jenis Persalinan Penolong Penyulit BB/PB Jenis Kelamin Hidup/
Mati Meneteki Riwayat KB
1. I 9 bln Spontan B Bidan Tidak ada 3400  15 tahun 1 tahun














-
2. I 9 bln Spontan B Bidan Tidak ada 3300  12 tahun 1 tahun -
3. I 9 bln Spontan B Bidan Tidak ada 3400  9 tahun 6 bulan Suntik
4. I 9 bln Spontan B Bidan Tidak ada 3400  2 tahun 2 tahun Suntik

3.1.1.4 Riwayat Kesehatan
3.1.4.1.1 Riwayat penyakit yang sedang atau pernah diderita
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti TBC, hepatitis, asma, jantung, DM, HT, dan lain-lain
3.1.1.4.2 Riwayat penyakit Keluarga/Keturunan
Ibu mengatakan keluarga tidak menderita penyakit-penyakit menular, menurun dan menahun
3.1.1.4.3 Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan tidak minum jamu, merokok, alkohol

3.1.1.5 Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu menggunakan suntik KB 3 bulan

3.1.1.6 Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum ibu memakai KB suntik 3 bulan selama 7 tahun.

3.1.1.7 Pola Kehidupan sehari-hari
3.1.1.7.1 Pola Nutrisi
Makan 3x/hari porsi 1 piring penuh dengan nasi, lauk, sayur, minum air putih 6-8 gelas/hari.
3.1.1.7.2 Pola Eliminasi
BAK 5-6x./hari warna kuning jernih, bau amoniak, memancar, tidak ada keluhan, BAB 1x/hari warna kuning tengguli, bau khas, konsistensi lunak, tidak ada keluhan.
3.1.1.7.3 Pola Aktivitas
Selain sebagai pedagang ibu juga melakukan kegiatan IRT seperti memasak, menyapu, mencuci
3.1.1.7.4 Pola Istirahat/tidur
Malam 7 jam (21.00-04.00)

3.1.2 Data Obyektif
3.1.2.1 Pemeriksaan Umum
- Kesadaran : composmentis
- KU : baik
- TB/BB : 150 cm/60 kg
- TTV : TD = 120/80 mmHg N = 80x/mnt
S = 37°C RR = 20x/mnt
- Lingkar lengan atas : 24 cm
3.1.2.2 Pemeriksaan Fisik
Rambut : bersih, tidak ada ketombe
Muka : - Conjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak icterus
Mulut : - Stomatitis : tidak ada
- Gigi : tidak caries
Leher : - Pembesaran kelenjar getah bening: tidak ada
- Struma : tidak ada
- Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada : Simetris
Payudara : - Bentuk: bulat, menggantung
- Areola : tidak hiperpigmentasi
- Puting susu : menonjol
- Keluaran : colostum (-)
- Striae : tidak ada
Perut : - Striae : tidak ada
- Linea : tidak ada
- Pembesaran : tidak ada
- Bekas luka SC : tidak ada
Vulva : - Warna : merah tua
- Luka parut : tidak ada
- Varices : tidak ada
- Odema : tidak ada
Anus : - Hemoroid : tidak ada
- Varices : tidak ada
Ekstremitas atas dan bawah:
- Varices :
- Odema :
 Reflek Patela : +/+
 3.2 Identifikasi Masalah/Dx
Data dasar
DS: ibu mengatakan selama memakai KB suntik 3bulan tidak pernah haid selama 3 bulan. DX: Akseptor KB suntik depoprovera dengan amenorhea
DO: TTV: TD: 110/ 70 mmHg RR: 18x/mnt, ND: 88x/mnt, SH: 36,5 C, TB /BB: 153cm / 58 kg.
DS: ibu mengatakan khawatir dengan kondisinya saat ini Masalah: cemas
DO: Ekspresi wajah ibu kurang cerah



3.3 Antisipasi Masalah Potensial
Tidak ada

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada

3.5 Intervensi

Tujuan :Diagnosa: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 10 diharapkan klien mengerti tentang KB suntik 3 bulan baik efek samping dan manfaatnya.
Masalah : setelah dilakukan asuhan kebidanan 5 menit rasa cemas ibu dapat berkurang
Kriteria : Klien dapat mengerti dan mampu mengulang kembali semua yang dijelaskan petugas serta raut muka ibu kembali cerah. Dan ibu mendapatkan KB suntik 3 bulan
Intervensi : 1. Lakukan pendekatan terapeautik pada klien
Rasional : diharapkan terjalin kerjasama yang baik antar petugas dan klien.
2. Lakukan observasi TTV dan BB
Rasional : diharapkan kondisi klien terpantau selama menjadi akseptor KB
3. Berikan KIE tentang efek samping, komplikasi, jadwal kunjungan ulang
Rasional: diharapkan klien mengerti keadaan yang dialami sekarang sehingga dapat menerima perubahan yang ada dan pengetahuan klien bertambah.


4. Berikan POK (Pil Oral Kombinasi) seperti primolut N 2-3x/hari selama 3-7 hari
Rasional : diharapkan dapat mengatasi keluhan yang dialami klien.
5. Beritahu kapan klien harus datang kembali
Rasional : diharapkan tidak terjadi keterlambatan sehingga tidak terjadi kegagalan

3.6 Implementasi
3.6.1 Melakukan pendekatan terapeutik pada klien
- Memperkenalkan diri dan menyapa
- Berkata sopan dan mudah dimengerti
- Mendengarkan keluhan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

3.6.2 Melakukan Observasi TTV dan BB
KV : tampak gelisah
TD : 120/80 mmHg RR : 20x/mnt
N : 80x/mnt TB/BB : 150 cm/60 kg
S : 37°C

3.6.3 Memberikan KIE tentang efek samping, komplikasi dan jadwal klien kunjungan ulang

3.6.4 Memberikan POK Primolut N 2-3 x/hari selama 3-7 hari

3.6.5 Memberitahu klien untuk datang kembali tanggal 25-12-06 atau sewaktu-waktu ada keluhan.


3.7 Evaluasi
Tanggal : 05-06-2007 Jam : 17.10
S : Ibu mengatakan lebih lega setelah diberi penjelasan oleh petugas
O : Muka ibu tampak kembali cerah
TD : 120/80 mmHg RR : 20x/mnt
N : 80x/mnt TB/BB : 150 cm/60 kg
S : 37°C
A : Akseptor KB suntik depo dengan amenorhea
P : Beritahu klien kontrol kembali tanggal 25-12-06 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
BAB IV
KESIMPULAN

Dari berbagai uraian masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi terapeutik yang baik dengan klien sehingga dapat diperoleh data yang lengkap.
2. Dengan menganalisa data secara cermat maka akan dibuat diagnosa masalah.
3. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan tidak mengalami kesulitan jika kerjasama yang baik dengan klien.
4. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah didasarkan perencanaan tindakan yang disusun.
5. Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

• Bagian Obstetry dan Genekologi FK Unpad: Teknik Keluarga Berencana, Elstar Offset: Bandung.
• Manuaba, IBG. Prof. Dr. SPOG: Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan, 1998, Jakarta: EGC.
• Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Purwohardjo.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. “R” Akseptor KB suntik 3 bulan dengan amenorhea di BPS Ny. Sri Kasijati, Amd.Keb, Surabaya”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini tak lepas dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Sri Kasijati, Amd.Keb selaku kepala BPS Sri Kasijati.
2. Nurul Zubaidah, Amd.Keb selaku Pembimbing Praktek di BPS Sri Kasijati.
3. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya.
4. Hj. Sri Mekar, SST selaku Pembimbing Pendidikan STIKES ABI Surabaya.
5. Lia Hartanti, SST selaku Ketua Jurusan Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
6. Semua pegawai di BPS Sri Kasijati Surabaya.
7. Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.


Surabaya,





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 1
- Tujuan Umum 1
- Tujuan Khusus 1
1.3 Pelaksanaan 2
1.4 Sistematika Penulisan 2
BAB II LANDASAN TEORI 3
2.1 Pengertian KB 3
2.2 Jenis-jenis KB 3
2.3 Mekanisme Kerja 4
2.4 Indikasi KB Suntik 4
2.5 Kontra Indikasi 4
2.6 Macam Kontrasepsi Suntik 5
2.7 Konsep Asuhan Kebidanan 10
BAB III TINJAUAN KASUS 13
3.1 Pengkajian 13
3.2 Identifikasi Masalah/Diagnosa 16
3.3 Antisipasi Masalah Potensial 16
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 17
3.5 Intervensi 17
3.6 Implementasi 18
3.7 Evaluasi 19
BAB IV KESIMPULAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar