UROLITHIASIS
♫
Definisi
Urolithiasis adalah adanya batu
(kalkuli) di traktus urinarius. Urolithiasis merupakan penyakit yang salah satu
tanda gejalanya adalah pembentukan batu di dalam saluran kemih.
♫
Etiologi
Factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan batu:
1.
Idiopatik.
2.
gangguan saluran kemih :
fomisis, striktur meatus, hipertrofi prostate, refluks vesiko-ureteral,
ureterokele, konstriksi hubungan ureteropelvik.
3.
gangguan metabolisme :
hiperparatiroidisme, hiperurisemia, hiperkalsiuria. Hiperkalsemia (kalsium serum
tinggi) dan hiperkalsiuria (kalsium urin tinggi) dapat disebabkan oleh:
§ hiperparatiroidisme
§ asidosis tubular renal
§ malignasi
§ penyakit granulamatosa (sarkoidosis, tuberculosis), yang menyebabkan
peningkatan produksi vitamin D oleh jaringan granulamatosa.
§ Masukan vitamin D yang berlebihan.
§ Masukan susu dan alkali.
§ Penyakit mieloproliferatif (leukemia, polisitemia, mieloma
multiple), yang menyebabkan proliferasi abnormal sel darah merah dari sumsum
tulang.
4.
Infeksi saluran kemih oleh
mikroorganisme berdaya membuat urease (Proteus
mirabilis).
5.
Dehidrasi : kurang minum, suhu
lingkungan tinggi.
6.
Benda asing : fragmen kateter,
telur sistosoma.
7.
Jaringan mati (nekrosis papil).
8.
Multifaktor : anak di negara
berkembang, penderita multitrauma.
♫
Patogenesis dan Patofisiologi
Sebagian besar batu saluran kencing
adalah idiopatik dan dapat bersifat simtomatik ataupun asimtomatik. Teori
terbentuknya batu antara lain:
a. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing
memerlukan adanya substansi organic sebagai inti. Substansia organic ini
terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang akan mempermudah
kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
b. Teori supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi
pembentuk batu dalam urin seperti sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat
akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori
presipitasi-kristalisasi
Perubahan PH urin akan mempengaruhi
solubilitas substansi dalam urin. Pada urin yang bersifat asam akan mengendap
sistin, santin, asam dan garam urat, sedangkan pada urin yang bersifat alkali
akan mengendap garam-garam fosfat.
d. Teori berkurangnya factor
penghambat
Berkurangnya factor penghambat
seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat, sitrat, magnesium, asam
mukopolisakarid akan mempermudah terbentuknya batu saluran kencing.
Factor lain terutama factor eksogen dan
lingkungan yang diduga ikut mempengaruhi kalkuligenesis antara lain:
1.
Infeksi
Infeksi saluran kemih dapat
menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu
saluran kencing. Infeksi oleh bakteri yang memecah ureum dan membentuk ammonium
akan mengubah PH urin menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat
sehingga akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.
2.
Obstruksi dan stasis urin
Adanya
obstruksi dan stasis urin akan mempermudah terjadinya infeksi.
3.
Jenis kelamin
Data menunjukkan bahwa batu saluran
kencing lebih banyak ditemukan pada pria.
4.
Ras
Batu saluran kencing lebih banyak
ditemukan di Afrika dan Asia sedangkan pada
penduduk Amerika dan Eropa jarang.
5.
Keturunan
Riwayat anggota keluarga yang
mempunyai batu saluran kencing mempunyai factor resiko lebih besar menderita
batu saluran kencing dibandingkan dengan tidak mempunyai riwayat tersebut.
6.
Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara
banyak minum akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan bila
kurang minum menyebabkan kadar substansi dalam urin akan meningkat dan akan
mempermudah pembentukan batu. Kejenuhan air yang diminum sesuai dengan kadar
mineralnya terutama kalsium diperkirakan mempengaruhi terbentuknya batu saluran
kencing.
7.
Pekerjaan
Pekerja-pekerja keras seperti buruh
dan petani akan mengurangi kemungkinan terjadinya batu saluran kencing daripada
pekerja-pekerja yang lebih banyak duduk.
8.
Makanan
Pada golongan masyarakat yang lebih
banyak makan protein hewani angka morbiditas batu saluran kencing berkurang,
sedangkan pada golongan masyarakat dengan kondisi social ekonominya rendah
lebih sering terjadi. Penduduk vegetarian yang kurang makan putih telur lebih
sering menderita batu saluran kencing (buli-buli dan uretra) dan hanya sedikit
yang ditemukan menderita batu ginjal atau piala.
9.
Suhu
Tempat bersuhu panas misalnya di
daerah tropis di kamar mesin, meyebabkan banyak mengeluarkan keringat, akan
mengurangi produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kencing.
♫
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala penyakit batu
saluran kemih ditentukan oleh letaknya, besarnya dan morfologinya. Walaupun
demikian penyakit ini mempunyai tanda umum yaitu hematuria, baik hematuria
terbuka atau mikroskopik; nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral;
pielonefritis dan atau sistitis; pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing;
nyeri tekan kostovertebral; gangguan faal ginjal. Selain itu bila disertai
infeksi saluran kemih dapat juga ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin
demam atau tanda sistemik lain.
♫
Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik adanya batu dalam
traktus urinarius bergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika
batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan
hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi
(pielonefritis dan sistitis yang disertai demam, menggigil dan disuria) dapat
terjadi dari iritasi batu yang terus menerus.
Batu di piala ginjal berkaitan
dengan sakit yang dalam dan terus menerus di area kostovertebral. Hematuria dan
piuria dapat dijumpai.
Batu yang terjebak di ureter
menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut dan kolik yang menyebar ke
paha dan genitalia. Pasien sering merasa ingin berkemih namun hanya sedikit
urin yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif batu.
Batu yang terjebak dikandung kemih
biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus
urinarius dan hematuria. Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung
kemih, akan terjadi retensi urin. Jika infeksi berhubungan dengan adanya batu,
maka kondisi ini jauh lebih serius, disertai sepsis yang mengancam kehidupan
pasien.
♫
Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah
untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron,
mengendalikan infeksi dan mengurangi obstruksi yang terjadi.
Indikasi pengeluaran batu saluran
kemih:
·
Obstruksi jalan kemih
·
Infeksi
·
Nyeri menetap atau nyeri
berulang-ulang
·
Batu yang agaknya menyebabkan
infeksi atau obstruksi
·
Batu metabolic yang tumbuh
cepat.
a. Pengurangan nyeri
Tujuan segera dari penanganan kolik
renal atau ureteral adalah untuk mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat
dihilangkan; morfin atau meperidin diberikan untuk mencegah syok dan sinkop
akibat nyeri yang luar biasa. Mandi air hangat diarea panggul dapat bermanfaat.
Cairan diberikan, kecuali pasien mengalami muntah atau menderita gagal jantung
kongestif atau kondisi lain yang memerlukan pembatasan cairan. Ini meningkatkan
tekanan hidrostatik pada ruang di belakang batu sehingga mendorong pasase batu
tersebut ke bawah. Masukan cairan sepanjang hari mengurangi konsentrasi
kristaloid urin, mengencerkan urin dan menjamin haluaran urin yang besar.
b. Pengangkatan batu
Pemeriksaan
sitoskopik dan pasase kateter ureteral kecil untuk menghilangkan batu yang
menyebabkan obstruksi (jika mungkin), akan segera mengurangi tekanan-belakang
pada ginjal dan mengurangi nyeri.
c. Lithotripsi Gelombang Kejut
Ekstrakorporeal (ESWL)
Adalah prosedur noninvasive yang
digunakan untuk menghancurkan batu di kaliks ginjal. Setelah batu tersebut
pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir, sisa batu-batu tersebut
dikeluarkan secara spontan.
d. Metode Endourologi
Pengangkatan Batu
Mengangkat batu renal tanpa
pembedahan mayor. Nefrostomi perkutan (atau nefrolitotomi perkutan) dilakukan
dan nefroskop dimasukkan ke traktus perkutan yang sudah dilebarkan ke dalam
parenkim ginjal.
e. Ureteroskopi
Mencakup visualisasi dan aksis
ureter dengan memasukkan suatu alat ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat
dihancurkan dengan menggunakan laser, lithotripsy elektrohidraulik atau
ultrasound kemudian diangkat.
f.
Pelarutan batu
Infus cairan kemolitik (misal: agen
pembuat asam dan basa) untuk melarutkan batu dapat dilakukan sebagai
alternative penanganan untuk pasien kurang beresiko terhadap terapi lain dan
menolak metode lain, atau mereka yang memiliki batu yang mudah larut (struvit).
g. Pengangkatan batu
Jika batu terletak didalam ginjal,
pembedahan dilakukan dengan nefrolitotomi (insisi pada ginjal
untuk mengangkat batu) atau nefrektomi, jika ginjal tidak berfungsi akibat infeksi atau hidronefrosis.
Batu dalam piala ginjal diangkat dengan pielolitotomi, sedangkan batu pada ureter diangkat dengan ureterolitotomi dan sistotomi
jika batu berada dikandung kemih. Jika batu berada dikandung kemih; suatu alat
dapat dimasukkan ke uretra ke dalam kandung kemih; batu kemudian dihancurkan
oleh penjepit pada alat ini. prosedur ini disebut sistolitolapaksi.
♫
Pencegahan
Batu
ginjal terutama mengandung kalsium, fosfor dan atau oksalat. Pencegahan batu
ginjal makanan dan minuman yang harus dibatasi:
·
Makanan kaya vitamin D harus
dihindari (vitamin D meningkatkan reabsorpsi kalsium).
·
Garam meja dan makanan tinggi
natrium harus dikurangi (Na bersaing dengan Ca dalam reabsorpsinya diginjal).
·
Daftar makanan berikut harus
dihindari :
-
Produk susu: semua keju
(kecuali keju yang lembut dan keju batangan); susu dan produk susu (lebih dari
½ cangkir per hari); krim asam (yoghurt).
-
Daging, ikan, unggas: otak,
jantung, hati, ginjal, sardine, sweetbread, telur, ikan.
-
Sayuran: bit hijau, lobak,
mustard hijau, bayam, lobak cina, buncis kering, kedelai, seledri.
-
Buah: kelembak, semua jenis
beri, kismis, buah ara, anggur.
-
Roti, sereal, pasta: roti
murni, sereal, keripik, roti gandum, semua roti yang dicampur pengembang roti,
oatmeal, beras merah, sekam, benih gandum, jagung giling, seluruh sereal kering
(kecuali keripik nasi, com flakes).
-
Minuman: teh, coklat, minuman
berkarbonat, bir, semua minuman yang dibuat dari susu atau produk susu.
-
Lain-lain: kacang, mentega
kacang, coklat, sup yang dicampur susu, semua krim, makanan pencuci mulut yang
dicampur susu atau produk susu (kue basah, kue kering, pie).
♫
Diagnosa keperawatan yang
muncul
1.
Nyeri akut b.d inflamasi,
obstruksi dan abrasi traktus urinarius.
2.
Kurang pengetahuan tentang
proses penyakit, pengobatan serta pencegahan kekambuhan b.d kurangnya
informasi.
3.
Resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
edisi 8 volume 2, EGC, Jakarta
Haryani dan Siswandi, 2004, Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care, available on: www.Us.Elsevierhealth.com
Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta
McCloskey, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC),
Mosby, USA
Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia
USA
Soeparman & Waspadji, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2 Edisi 3, FKUI, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar