Selasa, 07 Juni 2011

ASKEB NIFAS

Nifas

Pengertian
Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Sinopsis Obstetri Fisiologi Jilid I, Halaman 115).
Nifas adalah massa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga, Jilid II, Halaman 68).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. (Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Halaman 291).
Nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal).

Periode nifas
Periode nifas dibagi 3 (Menurut Depkes RI, 1990) antara lain :
Immediate puerperium adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan (0 – 24 jam sesudah melahirkan).
Early puerperium adalah keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium.
Waktu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari (1 minggu pertama).
Later puerperium adalah waktu 1 minggu sesudah melahirkan sampai 6 minggu.

Etiologi
Diduga persalinan mulai apabila uterus telah teregang sampai derajat tertentu.
Tekanan bagian terendah janin pada cervix dan segmen bawah rahim, demikian pula pada plexus nervosus di sekitar cervix dan vagina, merangsang permulaan persalinan.
Siklus menstruasi berulang setiap 4 minggu dan persalinan biasanya mulai pada akhir minggu ke-40 atau 10 siklus menstruasi.
Begitu kehamilan mencapai cukup bulan, setiap faktor emosional dan fisik dapat memulai persalinan.
Beberapa orang percaya bahwa ada hormon khusus yang dihasilkan oleh plasenta apabila kehamilan sudah cukup bulan yang bertanggung jawab atas mulainya persalinan.
Bertambah tuanya plasenta yang mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron dalam darah diduga menyebabkan dimulainya persalinan (Harry Oxorn, 1990, Patologi dan Fisiologi Persalinan; Halaman 103).

Insiden
Hampir 96 % janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada presentasi kepala ini ditemukan  58 % ubun – ubun kecil terletak di kiri depan,  23 % di kanan depan,  11 % di kanan belakang, dan  8 % di kiri belakang. Keadaan ini disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rectum.
Sehingga tampak presentase yang tinggi berada dalam uterus dibanding presentase kepala. Keadaan ini mungkin disebabkan pula karena kepala relatif lebih besar dan lebih berat. Mungkin pula bentuk uterus sedemikian rupa, sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas, di ruangan yang lebih luas, sedangkan kepala berada dibawah, di ruangan yang lebih sempit, ini dikenal sebagai teori akomodasi. Ada 3 faktor yang memegang peranan pada persalinan ialah :

Kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan.
Keadaan jalan lahir.
Janinnya sendiri
Dan data yang didapatkan di RSU Labuang Baji terdapat 79,6% ibu nifas yang melahirkan normal dari 3034 ibu nifas dalam tiga tahun terakhir ini (Medical Record RSU Labuang Baji Makassar, 2003).

Anatomi / Fisiologi

Dalam masa nifas, alat – alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genital secara keseluruhannya disebut involusio.
Genetalia interna dan eksterna (Sketsa gambar terlampir).
Setelah janin dilahirkan, fundus uteri setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir maka tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat. Pada hari ke-5 pasca persalinan uterus kurang lebih tinggi 7 cm atas symfisis atau setengah symfisis – pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas symfisis.
Bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol kedalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal.
Berat uterus gravidus aterm kira – kira 1.000 gr. Satu minggu pasca persalinan, menjadi kira – kira 500 gr, 2 minggu pasca persalinan 300 gr dan setelah 6 minggu pasca persalinan 40 – 60 gr.
Serviks agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan konsistensinya lunak.
Endometrium mengalami perubahan yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta.
Ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur – angsur kembali seperti semula.
Luka jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks yang tidak luas akan sembuh primer.

Laktasi
Kelenjar mamma telah dipersiapkan semenjak kehamilan umumnya produksi ASI baru terjadi hari kedua atau ketiga pasca persalinan, dimana masing-masing buah dada terdiri 14 – 24 lobus yang terletak terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran air susu ibu adalah faktor anatomis, faktor biologis, makanan yang dimakan ibu, faktor istirahat dan faktor isapan anak.

Lochia
Lochia adalah sekret dari cavum uteri dn vagina dalam masa nifas. Hari 1 – 2 lochia rubra berwarna merah berisi lapisan decidu, selaput ketuban, dan mekoneum. Hari 3 – 7 sanguilenta berwarna cokelat, sedikit darah, banyak serum selaput lencir leucocye. Hari 7 – 10 lochia serosa warna agak kuning cair. Hari setelah 2 minggu lochia alba berwarna kekuningan berisi selaput lendir leucocye dan kuman yang telah mati.

Manifestasi klinik
Manifestasi klinik pada ibu menyusui dimasa nifas menurut Persis Mary Hammilton yaitu :
Kontraksi pada interval
Interval antar kontraksi secara bertahap memendek.
Durasi dan intensitas kontraksi meningkat
Rasa tidak nyaman mulai di belakang dan menjalar ke abdomen.
Berjalan biasanya menyebabkan meningkatnya intensitas kontraksi.
Dilatasi dan pendataran serviks mengalami kemajuan.

Test Diagnostik
Test diagnostik yang biasanya diberikan pada ibu nifas yaitu : test laboratorium terutama terhadap hematokrit untuk melihat konsentrasi darah dalam tubuh setelah 3 hari post partum. Normal hematokrit pada saat tersebut adalah 42 %.

Penanganan Medik
Penanganan medik yang dilakukan pad ibu nifas adalah :
Perawatan perineum
Perawatan episiotomi
Perawatan hemoroid : hemoroid biasanya menyertai persalinan. Perawatannya dengan memberikan kompres dingin untuk menurunkan atau mengurangi bengkak pada hemoroid.
Perawatan payudara

Perubahan psikologi pada ibu nifas
Menurut Reva Rubin (1960) proses adaptasi psikologis pada ibu nifas melalui 3 fase yaitu :

Fase taking in (fase mengambil).
Terjadinya pada hari 1 – 3 post partum
Dalam memenuhi kebutuhan sangat tergantung pada orang lain.
Sulit mengambil keputusan.
Fase taking hold
Terjadinya pda hari 4 – 10 post partum
Sikap aktif dan positif serta lebih mandiri namun masih memerlukan bantuan orang lain.
Masih ada kurang percaya diri tetapi fokus perhatian mulai meluas.
Tenaga ibu mulai sehat dan meningkat serta merasa lebih nyaman.
Fase letting go
Terjadi setelah 10 hari post partum.
Mulai menjalankan peranannya dan sudah punya konsep.
Mampu merawat bayinya, dirinya sendiri dan mulai sibuk dengan tanggung jawab sebagai ibu.
yunitapuspitasari @ 4:28 am [disimpan dalam Uncategorized Leave a Comment »


{Mei 24, 2010} Seksio sesarea

Pengertian
Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Ilmu Kebidanan, edisi ketiga, Halaman 863).
Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio sesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Sinopsis Obstetri Jilid 2, Halaman 133).

Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Hal 133).

Etiologi
Penyebab dilakukannya seksio sesarea adalah :
Plasenta previa
Gawat janin
Disproporsi sefalo-pelvik (ketidakseimbangan kepala dan panggul).
Pernah seksio sesarea.
Kelainan letak.
Pre eklampsia dan hipertensi
Incoordination uteri action (tidak ada kerjasama yang teratur antara fungsi alat kandungan).

Insiden
Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anastesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika, angka ini sangat menurun. Angka kematian ibu pada rumah – rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000. nasib janin yang ditolong secara seksio sesarea sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara – negara dengan pengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4 – 7 %.

Jenis – jenis seksio sesarea
Seksio sesarea klasik (korporal)
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.

Seksio sesarea ismika (profunda)
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.

Komplikasi seksio sesarea
Infeksi puerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi.
Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klas
yunitapuspitasari @ 4:17 am [disimpan dalam Uncategorized Leave a Comment »


{Mei 24, 2010} Komplikasi Kehamilan
Hiperemesis Gravidarum (HG)

Definisi
Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, 1,5 – 2 % mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius. Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan. Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 – 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.

Penyebab
Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan kehamilan pertama; peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada kehamilan ganda dan hamil anggur; usia di bawah 24 tahun; perubahan metabolik dalam kehamilan; alergi; dan faktor psikososial. Wanita dengan riwayat mual pada kehamilan sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas (kegemukan) juga mengalami peningkatan risiko HG. Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya adalah :

*
Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan pertama kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah
*
Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual dan muntah
*
Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena memberikan ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan sehingga menyebabkan mual dan muntah
*
Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning sickness
*
Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan 15 g lemak jenuh setiap harinya
*
Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan dengan HG juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada lambung

Derajat hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan gejala yang dialaminya, yaitu :

* Derajat 1

Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya makanan atau minuman selama 24 jam) yang menyebabkan ibu menjadi lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun (2-3 kg dalam 1-2 minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat sampai 100x permenit, tekanan darah sistolik menurun, tekanan kulit menurun dan mata cekung

* Derajat 2

Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit kuning. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, pengentalan darah, urin berkurang, dan sulit BAB. Pada napas dapat tercium bau aseton

* Derajat 3

Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah turun. Pada jabang bayi dapat terjadi ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, penglihatan ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning berarti sudah ada gangguan hati

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan keton urin (air seni), serta elektrolit darah.

Tatalaksana
Tatalaksana hiperemesis gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya gejala yang terjadi. Tatalaksana dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika menatalaksana ibu dengan HG, pencegahan serta koreksi kekurangan nutrisi adalah prioritas utama agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat.
Pasien dapat dirawat karena mual dan muntah yang berlebihan disertai koreksi untuk gangguan elektrolit dan cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui mulut) dapat diberikan pada pasien secara perlahan-lahan, dimulai dengan makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan padat dalam porsi kecil yang kaya akan karbohidrat. Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami HG adalah:

* Menyarankan ibu hamil untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil
* Menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan menghindari makanan berminyak serta berbau lemak
* Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi obat penenang, vitamin B1 dan B6, dan antimuntah
* Perawatan di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk
* Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu ditambahkan vitamin B kompleks, vitamin C, dan kalium
* Terapi psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang adekuat tidak memberikan respon

Pencegahan
Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat menurunkan risiko hiperemesis gravidarum. Satu kali gejala HG muncul, maka perlu penatalaksanaan sejak dini agar tidak terjadi perburukan.

Preeklamsi


Pengertian
Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.

Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori – teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan.

Insiden
Di Indonesia, setelah perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Patofisiologi
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).

Manifestasi klinik
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala – gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala – gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.

Tes Diagnostik
Tes diagnostik dasar
Pengukuran tekanan darah, analisis protein dalam urin, pemeriksaan edema, pengukuran tinggi fundus uteri, pemeriksaan funduskopik.
Tes laboratorium dasar
Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada sediaan apus darah tepi).
Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat aminotransferase, dan sebagainya).
Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).
Uji untuk meramalkan hipertensi
Roll Over test
Pemberian infus angiotensin II.

Penanganan medik
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenai tanda – tanda sedini mungkin (pre eklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
Untuk mencegah terjadinya pre eklampsi dan eklampsi.
Hendaknya janin lahir hidup.
Trauma pada janin seminimal mungkin.

Perdarahan (bleeding)

Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan dan nifas sering merupakan tanda bahaya yang dapat berakibat kematian ibu dan atau janin.

1. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan dapat disebabkan oleh keguguran atau keguguran yang mengancam. Ibu harus segera meminta pertolongan bidan atau dokter. Janin mungkin masih dapat diselamatkan. Bila janin tak dapat diselamatkan, ibu perlu mendapat pertolongan agar kesehatannya terjaga
2. Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat, pada ibu yang terlambat haid 1-2 bulan, merupakan keadaan sangat berbahaya. Kehidupan ibu terancam, ia harus langsung di bawa ke rumah sakit untuk diselamatkan jiwanya.
3. Perdarahan kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan di rumah sakit.
4. Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya.
5. Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang berlangsung terus menerus, disertai bau tak sedap dan demam, juga merupakan tanda bahaya. Ibu harus segera di bawa ke rumah sakit.

Bengkak tangan/wajah, pusing, dan dapat diikuti kejang


Sedikit bengkak pada kaki atau tungkai bawah pada umur kehamilan 6 bulan ke atas mungkin masih normal. Tetapi , sedikit bengkak pada tangan atau wajah, apa lagi bila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing), sangat berbahaya. Bila keadaan ini dibiarkan maka ibu dapat mengalami kejang-kejang. Keadaan ini disebut keracunan kehamilan atau eklamsi.

Keadaan ini sering menyebabkan kematian ibu serta janin. Bila ditemukan satu atau lebih gejala tersebut, ibu harus segera meminta pertolongan kepada bidan terdekat untuk di bawa ke rumah sakit

Gerakan janin berkurang atau tidak ada


pada keadaan normal, gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada umur kehamilan 4-5 bulan. Sejak saat itu, gerakan janin sering dirasakan ibu.

Janin yang sehat bergerak secara teratur. Bila gerakan janin berkurang, melemah atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan bayi mungkin terancam. Ibu perlu segera mencari pertolongan.
yunitapuspitasari @ 4:14 am [disimpan dalam Kulkas Leave a Comment »


{Mei 18, 2010} Indonesia Sehat 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga. Banyak orang sakit yang rela untuk mengorbankan jutaan bahkan ratusan juta hanya untuk mendapatkan kesehatannya kembali. Disisi lain banyak orang yang rela mengabaikan kesehatannya demi uang ribuan. Mereka tidak pernah berfikir bahwa kesehatan merupakan anugrah yang sangat mahal harganya.

Tidak semua masyarakat mendapatkan kesehatan yang sesuai dengan haknya. Banyak masyarakat di Indonesia yang tidak mendapatkan jaminan kesehatan, sesuai dengan UUD 45′ yang mengatakan bahwa “Kesehatan merupakan hakl setiap warga negara”. Hal tersebut dapat terbukti dari teruz meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanan kesehatan. Selain itu juga, kurangnya fasilitas kesehatan yang berada di Indonesia.

B. Tujuan

1. Agar Masyarakt mengetahui tentang Indonesia sehat 2010
2. Agar Masyarakat mengetahui tentang indikator – indikator Pembangunan Kesehatan.

C. Manfaat

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang Indonesia sehat 2010
2. memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang indikator – indikator pembangunan kesehatan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Paradigma Sehat

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat meaentukan kualitas Sumber Daya Manusia, di samping juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya.

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Secara makro, paradigma sehat berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Secara mikro, paradigma sehat berarti bahwa pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan adalah: Keadaan pemukimanlperumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, juga teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti: pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, dan perilaku terhadap upaya kesehatan.

Upaya-upaya dalam bidang lingkungan dan perilaku tersebut pada waktu yang lalu belum dilaksanakan optimal. Padahal meskipun upaya kesehatan sudah dilakukan maksimal, tetapi apabila lingkungan dan perilaku belum berkembang baik, tidak akan menjamin peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu pada waktu yang akan datang pembangunan kesehatan perlu lebih proaktif tidak menunggu orang sakit, melainkan aktif memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia produktivitas masyarakat.

B. Indonesia Sehat 2010

Program Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan masyarakat, bangsa dan Negara. Indonesia Sehat 2010, bukanlah sebuah slogan semata. Rangkaian kalimat tersebut merupakan cita-cita (mungkin juga impian) pemerintah dalam pembangunan di bidang kesehatan. Disusun konsepnya pada tanggal 26 Oktober 1998, oleh dr. Ahmad Sujuti, M.Kes (Menteri Kesehatan RI saat itu) dan dicanangkan sejak tahun 1999 oleh Presiden Habibie, pada awalnya hanya berupa visi tentang bagaimana mewujudkan masyarakat Indonesia yang secara mandiri mampu menjaga maupun meningkatkan derajat kesehatan pribadi maupun keluarganya. tujuan yang ingin dicapai pemerintah untuk menuju Indonesia Sehat 2010 yaitu :

1. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau masyarakat (baik dari segi tempat maupun pembiayaannya), serta berfungsi secara efektif dan efisien. (kuratif dan rehabilitatif).
2. Terbentuknya kemandirian masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap masalah kesehatan (baik untuk dirinya, keluarga, maupun masyarakat di sekitarnya) serta ikut berperan aktif bersama petugas kesehatan di wilayahnya dalam rangka mencegah timbulnya penyakit. (promotif dan preventif).
3. Mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak (terutama pemerintah daerah) dalam hal penyediaan anggaran maupun penerbitan Perda bidang kesehatan.

Baru 4 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2003, Depkes beserta jajarannya menetapkan indikator teknis yang menjadi target untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010. Indonesia sehat 2010 terbagi dalam 6 program pembangunan kesehatan, yaitu :

1. Lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat
2. Upaya kesehatan
3. Perbaikan gizi masyarakat
4. Sumber daya kesehatan
5. Obat, makanan dan bahan berbahaya
6. Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.

Untuk mewujudkan hal tersebut dibuat strateri baru pembangunan kesehatan agar cita-cita itu tercapai:

1.
1. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2. Profesionalisme
3. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
4. Desentralisasi

Indikator dalam Pembangunan Kesehatan menurut program Indonesia Sehat 2010 adalah :

1. Lingkungan Sehat

Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

2. Perilaku Hidup Sehat

Selain lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

3. Pelayanan Kesehatan Bermutu Adil dan Merata

Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi.

C. Indikator Masyarakat Sehat

Menurut WHO indikator dari masyarakat sehat adalah :

1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, meliputi :

* Indikator komprehensif

- Angka kematian kasar menurun

- Rasio angka mortalitas proposional rendah

- Umur harapan hidup meningkat

* Indikator Spesifik

- Angka kematian ibu dan anak menurun

- Angka kematian karena penyakit menular menurun

- Angka kelahiran menurun

1. Indikator pelayanan kesehatan

D. Masalah-Masalah Kesehatan dalam Masyarakat

1. Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98 %)
2. Tingginya angka kematian ibu dan anak

1. Angka kematian ibu (420 per 100.000 kelahiran hidup)
2. Angka kematian bayi (57 per 100.000 kelahiran hidup)
3. Angka kematian balita (84 per 1000 kelahiran hidup)

1. Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular

1. Penyakit Infeksi Usus (15,1 %)
2. Tuberkolosis (3,2 %)
3. Demam Berdarah (1,3 %)
4. ISPA (3,4 %)
5. Infeksi Saluran Nafas Bawah (5,8 %)

1. Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular

1. Penyakit Jantung (2,3 %)
2. Neoplasma (4,0 %)
3. Penyakit karena cedera (10,8 %)
4. Penyakit Ganguan Mental (2,1 %)

1. Masalah kesehatan lingkungan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat meaentukan kualitas Sumber Daya Manusia.

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.

Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Program Indonesia Sehat 2010 adlh gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan masyarakat, bangsa dan Negara. Tujuan yang ingin dicapai pemerintah untuk menuju Indonesia Sehat 2010 yaitu :

1. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat.
2. Terbentuknya kemandirian masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap masalah kesehatan, serta ikut berperan aktif dalam rangka mencegah timbulnya penyakit.
3. Mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak dalam hal penyediaan anggaran maupun penerbitan Perda bidang kesehatan.

Indonesia sehat 2010 terbagi dalam 6 program pembangunan kesehatan, yaitu :

1. Lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat
2. Upaya kesehatan
3. Perbaikan gizi masyarakat
4. Sumber daya kesehatan
5. Obat, makanan dan bahan berbahaya
6. Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.

Untuk mewujudkan hal tersebut dibuat strateri baru pembangunan kesehatan agar cita-cita itu tercapai:

1. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2. Profesionalisme
3. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
4. Desentralisasi

Indikator dalam Pembangunan Kesehatan menurut program Indonesia Sehat 2010 adalah :

1. Lingkungan Sehat
2. Perilaku Hidup Sehat
3. Pelayanan Kesehatan Bermutu Adil dan Merata

B. Saran

1. Kepada masyarakat diharapkan secara aktif ikut berperan dalam pembangunan program Indonesia Sehat 2010.
2. Kepada pemerintah harus lebih konsekuen terhadap janjinya untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
3. Kepada para tenaga kesehatan harus ikut berperan aktif untuk mewujudkan program Indonesia Sehat 2010.

yunitapuspitasari @ 7:03 am [disimpan dalam Uncategorized Leave a Comment »


{Mei 18, 2010} Anemia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komposisi darah dalam tubuh harusah stabil, karena darah memegang peranan peting dalam peredaran oksigen di dalam tubuh manusia. Setiap sel dalam darah empunyai peranan masing-masing yang penting. Misalnya saja Hemoglobin (Hb) yang berperan sebagai pengikat oksigen. Jadi bila kadar Hb dalam sel darah tersebut rendah maka suplai oksigen dalam tubuh juga kurang.

Seorang ibu hamil mempunyai banyak resiko bagi janinnya jika komposisi Hb kurang, misalnya saja bayi akan lahir prematur (lahir sebelum cukup bulan) dan Asfiksia. Karena selama dalam kandungan janin kekurangan suplai oksigen bagi dirinya.

Selain pada bayi resiko lain juga terjadi bila ibu kekurangan darah (anemia), yaitu ibu rentan terhadap penyakit selama hamil. Kondisi ibu yang lemah dapat menyababkan aborsi (keguguran). Ibu mudah untuk kehilangan darah, bila terjadi perlukaan. Saat persalinanpun akan lebih lama dan memiliki resiko dari pada seorang ibu hamil dengan kecukupan gizi.

B. Tujuan

1. Agar Masyarakt mengetahui tentang penyakit anemia

C. Manfaat

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penyakit anemia

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI ANEMIA

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.


PENYEBAB ANEMIA

Penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecah pembuluh darah
3. Kronik (menahun)
- Perdarahan hidung
- Wasir (hemoroid)
- Ulkus peptikum
- Kanker atau polip di saluran pencernaan
- Tumor ginjal atau kandung kemih
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
4. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan vitamin C
- Penyakit kronik
5. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
- Pembesaran limpa
- Kerusakan mekanik pada sel darah merah
- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
- Sferositosis herediter
- Elliptositosis herediter
- Kekurangan G6PD
- Penyakit sel sabit
- Penyakit hemoglobin C
- Penyakit hemoglobin S-C
- Penyakit hemoglobin E
- Thalasemia

GEJALA ANEMIA

Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

DIAGNOSA ANEMIA

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase rel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).

PENGOBATAN ANEMIA

Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:

1. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah – selain dari haid – sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin melibatkan operasi.
2. Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan – yang seringkali suntikan seumur hidup – vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.
3. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini. Dokter berfokus pada mengobati penyakit yang mendasari. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini . Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan mengurangi kelelahan.
4. Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang Anda berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda mungkin perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum tulang ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.
5. Anemias terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk transplantasi sumsum tulang.
6. Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-sel darah merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.

Jika kondisi telah menyebabkan pembesaran limpa, Anda mungkin perlu untuk menerima limpa Anda diangkat. Limpa Anda- organ yang relatif kecil di bawah tulang rusuk di sisi kiri – penyaring sel-sel darah merah yang rusak. Anemia hemolitik tertentu dapat menyebabkan limpa Anda menjadi besar dengan sel darah merah rusak. Kadang-kadang, limpa memberikan kontribusi terhadap anemia hemolitik dengan membuang terlalu banyak sel darah merah. Tergantung pada keparahan anemia Anda, transfusi darah atau plasmapheresis mungkin diperlukan. Plasmapheresis adalah jenis prosedur penyaringan darah.

1. Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan antibiotik. Transplantasi sumsum tulang mungkin merupakan pengobatan yang efektif pada beberapa keadaan. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang dewasa.

PENCEGAHAN ANEMIA

Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:

1. Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan.
2. Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti, sereal dan pasta.
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Seorang ibu hamil mempunyai banyak resiko bagi janinnya jika komposisi Hb kurang, misalnya saja bayi akan lahir prematur (lahir sebelum cukup bulan) dan Asfiksia. Karena selama dalam kandungan janin kekurangan suplai oksigen bagi dirinya.

Selain pada bayi resiko lain juga terjadi bila ibu kekurangan darah (anemia), yaitu ibu rentan terhadap penyakit selama hamil. Kondisi ibu yang lemah dapat menyababkan aborsi (keguguran).

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.

Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah secukupnya. Anemia juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia:

Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan jenis anemia yang disebut megaloblastik, dengan sel darah merah yang besar dengan warna muda.

Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal.

Kehilangan darah akibat perdarahan dalam siklus haid perempuan.

Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik).

2. Saran

* Kepada masyarakat terutama ibu hamil harus lebih memperhatikan kondisi kesehatannya
* Kepada pemerintah harus lebih konsekuen terhadap janjinya dalam program perbaikan kesehatan ibu dan anak
* Kepada para tenaga kesehatan harus ikut berperan aktif untuk mewujudkan terpenuhinya kondisi ibu hamil yang sehat.

yunitapuspitasari @ 6:52 am [disimpan dalam Uncategorized Leave a Comment »


{Mei 18, 2010} KomPre Gemeli

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan hal fisiologis yang terjadi pada seoranmg wanita. Meskipun demikian, semua jenis kehamilan memiliki resiko terjadinya komplikasi pada masa persalinan atau bahkan masa kehamilan itu sendiri. Sebagian besar komplikasi tersebut terjadi selama proses kehamilan berlangsung. Namun tidak jarang pula komplikasi tersebut terjadi pada proses persalinan.

Meskipun demikian tidsak semua wanita hamil memiliki resiko dalam proses kehamilan. Salah satu contoh wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita yang hamil kembar. Menurut Badan Perhitungan (Statistika) Angka Kehamilan Kembar tahun 2009 di Indonesia adalah 33 %.

B. Tujuan

1. Pemenuhan tugas Askeb IV
2. Agar Mahasiswa mengetahui Gemeli dan pengisian kompre ANC Gemeli

C. Manfaat

1. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai gemeli dan pengisian ANC gemeli

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. A. Gemeli
1. Definisi

Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi maka dari laporan-laporan dari seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong meningkat. Bahkan sekarang telah ada hamil kembar lebih dari 6 janin.

1. Etiologi
1. Faktor-faktor umum yang mempengaruhi adalah: bangsa umur dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur.
2. Factor obat-obat konduksi ovulasi: profertil, clomid, dan hormone gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari
3. Factor keturunan.
4. Factor yang lain belum diketahui.
2. Frekuensi

Menurut penelitian Gruelich (2006) pada 121 juta persalinan memperoleh angka kejadian kehamilan ganda yaitu :

1. gemelly 1:85
2. triplet 1:7,629
3. quadruplet 1:6,7 dan
4. quintuplet 1:4
5. Jenis Gemelli
1. Gemelli dizigotik(kembar 2 telur), heterolog, biovuler dan futernal, kedua telur bisa berasal dari :

* 1 ovarium dan dari 2 folikel de graft
* 1 ovarium dan dari 1 folikel de graft
* 1 ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri

1. Gemelli monozigotik (kembar I telur), homotog, uniovuler, identik dapat terjadi karena:

* Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula
* Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitive steak

1. Coryoined twins, super fekundasi dan superficial conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu dengan yang lainnya. Misalnya torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus (perlengketan kedua abdomen), kraniopagus (kedua kepala) dan sebagainya. Banyak kembar siam telah dapat dipisahkan secara operatif dengan berhasil.
2. Superfukundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek. Hal ini dilaporkan oleh Archer (1990) seorang wanita kulit putih yang melakukan koitus berturut-turut dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan pria Negro melahirkan bayi kembar : satu bayi putih dan satu bayi Negro (mulatto).
3. Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau bulan setelah kehamilan pertama. Belum pernah dibuktikan pada manusia namun dapat ditemukan pada kuda. Pertumbuhan Janin Kembar
4. Komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan ganda monozigotik:
1. Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan
2. Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi monstrum seperti akardiakus dan kelainan lainnya.
3. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal: pada janin yang dapat darah lebih banyak terjadi: hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhan nya terjadilah: kecil, anemia, dehidrasi, oligohidramni dan mikrokardia.
5. Komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan kembar dizigotik
1. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
2. Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada kehamilan agak tuajanin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus. Letak Pada Presentasi lanin
6. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi pada Kehamilan kembar (Gemeli) :
1. Kedua janin dalam letak membujur,presentasi kepala ( 44-47%)
2. Letak membujur,presentasi kepala bokong (37-38%)
3. Keduanya presentasi bokong( 8-10%)
4. Letak lintang dan presentasi kepala( 5-5,3%)
5. Letak lintang dan presentasi bokong( 1,5-2%)
6. Dua-duanya letak lintang( 0,2-0,6 %)
7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi
“kunci-mengunci” (interlocking)
7. Diagnosis Kehamilan Kembar
1. Anamnesa

* Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan.
* Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
* Uterus terasa lebih cepat membesar.
* Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.

1. Inspeksi dan palpasi

* Pada pemeriksaan pertama dan ulang pada kesan uterus lebih besar dan cepat tumbuhnya dari biasa
* Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
* Banyak bagian-bagian kecil teraba
* Teraba tiga bagian besar janin
* Teraba 2 balotemen

1. Auskultasi

Terdengar dua denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya l0 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.

1. Rontgen foto abdomen : keliatan 2 janin.
2. Ultrasonografi : kelihatan 2 janin, dua jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan pada triwulan I.
3. Elektrokardiogram fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
4. Kadang kala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan kembar sering bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
5. Prediksi BBL pada kehamilan Gemeli :
1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000gr lebih ringan dari janin tunggal
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr, triplet di bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr dan quintuplet di bawah 1000 gr.
3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya
4. Berselisih antara 50 sampai 1000gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.
6. Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu:
1. Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defi siensi zat-zat lainnya.
2. Frekuensi hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
3. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering.
4. Karena uterus yang besar, wanita mengeluh: sesak nafas, sering miksi,
5. edema dan varises pada tungkai dan vulva.
6. Dapat terjadi: inersia uteri, perdarahan postpartum dan solusio plasenta dan sesudah anak pertama lahir.
7. Komplikasi yang mungkin terjadi pada janin:
1. Usia kehamilam tambah pendek dengan jumlah janin pada kehamilan kembar : 25% pada gemelli, 50% pada triplet dan 75% pada quadruplet akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan (premature)
2. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae, angka kematian bayi kedua tinggi.
3. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinngi angka kematian janin.
8. Penanganan dalam Kehamilan
1. Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa akan lebih sering (1kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas).
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan merangsang partus premafurus.
3. Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat dibolehkan, supaya terasa lebih ringan.
4. Pemeriksaan darah lengkap.
5. Pertolongan persalinan bidan tidak berwenang melakukannya (rujuk ke fasilitas pelayan yang memadai) terkecuali atas indikasi.

BAB IV

PENUTUP

1. A. Kesimpulan

Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Factor yang mempengaruhi adalah factor obat-obat konduksi ovulasi, factor keturunan, factor yang lain belum diketahui.

Angka kejadian kehamilan ganda yaitu : gemelly 1:85 ; triplet 1:7,629 ; quadruplet 1:6,7 dan quintuplet 1:4

Jenis Gemeli antara lain Gemelli dizigotik, Gemelli monozigotik, Coryoined twins, Superfukundasi dan Superfetasi. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi pada Kehamilan kembar (Gemeli) : Kedua janin dalam letak membujur dengan presentasi kepala, letak membujur,presentasi kepala bokong, keduanya presentasi bokong, letak lintang dan presentasi kepala, letak lintang dan presentasi bokong, dua-duanya letak lintang, letak dan presentasi 69.

Diagnosis Kehamilan Kembar. Pada anamnesa ibu mengatakan perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan, gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil, uterus terasa lebih cepat membesar dan pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.

Sedangkan pada pemeriksaan Inspeksi dan palpasi ditemukan pada pemeriksaan pertama dan ulang pada kesan uterus lebih besar dan cepat tumbuhnya dari biasa, teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak, banyak bagian-bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar janin, teraba 2 balotemen

Pada pemeriksaan Auskultasi terdengar dua denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya l0 denyut per menit.

Prediksi BBL pada kehamilan Gemeli : Berselisih antara 50 sampai 1000gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.

Komplikasi terhadap ibu : Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defi siensi zat-zat lainnya. Frekuensi hidramnion bertambah 10 kali lebih besar. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering. Karena uterus yang besar, wanita mengeluh: sesak nafas, sering miksi. Odema dan varises pada tungkai dan vulva. Dapat terjadi: inersia uteri, perdarahan postpartum dan solusio plasenta dan sesudah anak pertama lahir.

Komplikasi terhadap janin: Usia kehamilam tambah pendek dengan jumlah janin pada kehamilan kembar : bayi akan terlahir premature, angka kematian tinggi

Penanganan dalam Kehamilan : Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa akan lebih sering (1kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas). Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan merangsang partus premafurus. Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat dibolehkan, supaya terasa lebih ringan. Pemeriksaan darah lengkap. Pertolongan persalinan bidan tidak berwenang melakukannya (rujuk ke fasilitas pelayan yang memadai) terkecuali atas indikasi.

1. B. Saran
1. Kepada masyarakat diharapkan secara aktif melakukan ANC sesuai prosedur
2. Kepada pemerintah diharapkan menyedikan pelayanan kesehatan yang berkualitas terutama dibidang kesehatan reproduksi.
3. Kepada para pelajar diharapkan terus melakukan penelitian tentang Asuhan Kebidanan Patologis.

DAFTAR PUSTAKA

Cunninghamm, F. Garry. 2005. Obstetri Williom. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 1990. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Oxorn, Harry. L990. ILMU KEBIDANAN, Fisiologi don patologi persalinan. Jakarta: Yayasan Essentia Medic
yunitapuspitasari @ 4:17 am [disimpan dalam Uncategorized Leave a Comment »


{Mei 13, 2010} APN 58 Langkah
Asuhan Persalinan Normal

Pendahuluan

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu :
1. Perdarahan pasca persalinan
2. Eklampsia
3. Sepsis
4. Keguguran
5. Hipotermia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu :
1. Hipotermia
2. Asfiksia

Fokus asuhan kesehatan ibu selama 2 dasawarsa terakhir, yaitu :
1. Keluarga berencana
2. Asuhan antenatal terfokus
3. Asuhan pasca keguguran
4. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi
5. Penatalaksanaan komplikasi

Asuhan antenatal terfokus bertujuan :
1. Mempersiapkan kelahiran
2. Mengetahui tanda-tanda bahaya
3. Memastikan kesiapan menghadapi komplikasi kehamilan

Fokus utama asuhan persalinan normal telah mengalami pergeseran paradigma. Dulu fokus utamanya adalah menunggu dan menangani komplikasi namun sekarang fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir sehingga akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir.

Contoh pergeseran paradigma asuhan persalinan normal, yaitu :
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atoni uteri.
2. Menjadikan laserasi / episiotomi sebagai tindakan tidak rutin.
3. Mencegah terjadinya retensio plasenta.
4. Mencegah partus lama.
5. Mencegah asfiksia bayi baru lahir.

Upaya preventif terhadap perdarahan pasca persalinan berupa :
1. Manipulasi seminimal mungkin.
2. Penatalaksanaan aktif kala III.
3. Mengamati dan melihat kontraksi uterus pasca persalinan.

Pencegahan retensio plasenta dengan cara mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dengan memberikan uterotonika segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali. Upaya ini disebut juga penatalaksanaan aktif kala III.

Upaya mencegah partus lama berupa :
1. Menggunakan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janinnya serta
kemajuan proses persalinan.
2. Mengharapkan dukungan suami dan kerabat ibu.

Upaya mencegah asfiksia bayi baru lahir secara berurutan, yaitu :
1. Membersihkan mulut dan jalan napas sesaat setelah ekspulsi kepala.
2. Menghisap lendir secara benar.
3. Segera mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi.

Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal.

Praktek-praktek pencegahan yang akan dijelaskan pada asuhan persalinan normal meliputi :
1. Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis.
2. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi
lahir, termasuk penggunaan partograf.
3. Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pasca persalinan
dan nifas.
4. Menyiapkan rujukan ibu bersalin atau bayinya.
5. Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya.
6. Penatalaksanaan aktif kala III secara rutin.
7. Mengasuh bayi baru lahir.
8. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya.
9. Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang
mungkin terjadi selama masa nifas pada ibu dan bayinya.
10. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.

Membuat Keputusan Klinik
Ada 5 dasar asuhan persalinan yang bersih dan aman, yaitu :
A. Membuat keputusan klinik
B. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
C. Pencegahan infeksi
D. Pencatatan (rekam medis)
E. Rujukan

A. Membuat Keputusan Klinik
____________________________

Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir.

Ada 4 langkah proses pengambilan keputusan klinik, yaitu :
1. Pengumpulan data
a. Data subjektif
b. Data objektif
2. Diagnosis
3. Penatalaksanaan asuhan atau perawatan
a. Membuat rencana
b. Melaksanakan rencana
4. Evaluasi

1. Pengumpulan Data
_____________________

Penolong persalinan mengumpulkan data subjektif dan data objektif dari klien. Data subjektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakan, apa yang sedang dialami dan apa yang telah dialami, termasuk informasi tambahan dari anggota keluarga tentang status ibu. Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan / pengantar terhadap ibu atau bayi baru lahir.

Cara mengumpulkan data, yaitu :
1. Berbicara dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi ibu dan
riwayat perjalanan penyakit.
2. Mengamati tingkah laku ibu apakah terlihat sehat atau sakit, nyaman atau
terganggu (kesakitan).
3. Melakukan pemeriksaan fisik.
4. Melakukan pemeriksaan tambahan lainnya bila perlu, misalnya pemeriksaan
laboratorium.

2. Diagnosis
____________

Membuat diagnosa secara tepat dan cepat setelah data dikumpulkan dan dianalisa. Pencarian dan pengumpulan data untuk diagnosis merupakan proses sirkuler (melingkar) yang berlangsung secara terus-menerus bukan proses linier (berada pada satu garis lurus).

Diagnosis terdiri atas diagnosis kerja dan diagnosis defenitif. Diagnosis kerja diuji dan dipertegas atau dikaji ulang berdasarkan pengamatan dan temuan yang diperoleh secara terus-menerus. Setelah dihasilkan diagnosis defenitif barulah bidan dapat merencanakan penataksanaan kasus secara tepat.

Untuk membuat diagnosa :
1. Pastikan bahwa data-data yang ada dapat mendukung diagnosa.
2. Mengantisipasi masalah atau penyulit yang mungkin terjadi setelah diagnosis
defenitif dibuat.
3. Memperhatikan kemungkinan sejumlah diagnosa banding atau diagnosa ganda.

3. Penatalaksanaan Asuhan atau Perawatan
________________________________________

Rencana penatalaksanaan asuhan dan perawatan disusun setelah data terkumpul dan diagnosis defenitif ditegakkan. Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut tepat waktu dan mengacu pada keselamatan klien.

Pilihan intervensi efektif dipengaruhi oleh :
1. Bukti-bukti klinik
2. Keinginan dan kepercayaan ibu
3. Tempat dan waktu asuhan
4. Perlengkapan, bahan dan obat-obatan yang tersedia
5. Biaya yang diperlukan
6. Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan
7. Akses , transportasi, dan jarak ke tempat rujukan
8. Sistem dan sumber daya yang mendukung ibu (suami, anggota keluarga,
sahabat).

4. Evaluasi
___________

Penatalaksanaan yang telah dikerjakan harus dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan kebutuhan saat itu atau kemajuan pengobatan.

Jadi proses pengumpulan data, membuat diagnosa, penatalaksanaan intervensi atau tindakan dan evaluasi merupakan proses sirkuler (melingkar) yang saling berhubungan.

Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.

Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
1. Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai
martabatnya.
2. Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut.
3. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
4. Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.
5. Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
6. Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu
beserta anggota keluarga yang lain.
7. Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
8. Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
9. Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.
10. Menghargai privasi ibu.
11. Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi.
12. Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia
menginginkannya.
13. Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak memberi
pengaruh yang merugikan.
14. Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi,
pencukuran, dan klisma).
15. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
16. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi.
17. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).
18. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan,
perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi
baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

Asuhan sayang ibu pada masa post partum :
1. Menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).
2. Membantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan menganjurkan
pemberian ASI sesuai permintaan.
3. Mengajarkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang cukup
setelah melahirkan.
4. Menganjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayinya.
5. Mengajarkan ibu dang anggota-anggota keluarganya tentang bahaya dan tanda-
tanda bahaya yang dapat diamati dan anjurkan mereka untuk mencari
pertolongan jika terdapat masalah atau kekhawatiran.

Pencatatan Rekam Medik
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayinya. Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap tidak pernah melakukan asuhan tersebut. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus-menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosa serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu dan bayinya. Partograf merupakan bagian terpenting dari proses pencatatan selama persalinan.

Pencatatan rutin adalah penting karena :
1. Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan
mengevaluasi apakah asuhan atau perawatan sudah sesuai dan efektif, untuk
mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk membuat
perubahan dan peningkatan rencana asuhan atau perawatan.
2. Dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam proses membuat
keputusan klinik, sedangkan sebagai metode keperawatan, informasi ini harus
dapat diberikan atau diteruskan kepada tenaga kesehatan lainnya.
3. Merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang
diberikan.
4. Dapat dibagikan diantara para penolong kelahiran. Hal ini penting jika
memerlukan rujukan dimana lebih dari satu penolong kelahiran memberikan
asuhan pada ibu dan bayi baru lahir.
5. Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan
berikutnya, dari satu penolong persalinan kepada penolong persalinan lain atau
dari seorang penolong persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya. Melalui
pencatatan rutin, penolong persalinan mendapatkan informasi yang relevan dari
setiap ibu atau bayi baru lahir yang diasuhnya.
6. Dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.
7. Diperlukan untuk memberi masukan data statistik sebagai catatan nasional dan
daerah, termasuk catatan kematian dan kesakitan ibu / bayi baru lahir.

Aspek-aspek penting dalam pencatatan :
1. Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan
2. Identifikasi penolong persalinan
3. Paraf atau tandatangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan
4. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan jelas dan dapat
dibaca
5. Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien
6. Kerahasiaan dokumen-dokumen medis

Ibu harus diberikan salinan catatan medik (catatan klinik antenatal, dokumen-dokumen rujukan, dll) beserta panduan yang jelas mengenai :
- Maksud dari dokumen-dokumen tersebut
- Kapan harus dibawa
- Kepada siapa harus diberikan
- Bagaimana cara penyimpanan yang aman di rrumah atau selama perjalanan ke
tempat rujukan.
Rujukan

Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong / fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas tujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir, seperti :
- Pembedahan termasuk bedah sesar.
- Transfusi darah.
- Persalinan menggunakan ekstraksi vakum daan cunam.
- Antibiotik IV.
- Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lannjutan bagi bayi baru lahir.

Informasi tentang pelayanan yang tersedia di tempat rujukan, ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak yang ditempuh ke tempat rujukan merupakan hal penting yang harus diketahui oleh klien dan penolong persalinan. Jika terjadi penyulit, upaya rujukan melalui alur yang tepat dan waktu yang singkat. Jika ibu dan bayi baru lahir mengalami penyulit dan dirujuk ke tempat yang tidak sesuai, mereka akan kehilangan banyak waktu yang berharga dan kesempatan terbaik untuk menyelamatkan jika mereka.

Pada saat kunjungan antenatal, jelaskan bahwa petugas kesehatan, klien dan suami akan selalu berupaya untuk mendapatkan pertolongan terbaik, termasuk kemungkinan rujukan setiap ibu hamil apabila terjadi penyulit. Pada saat terjadi penyulit seringkali tidak cukup waktu untuk membuat rencana rujukan sehingga keterlambatan dalam membuat keputusan dapat membahayakan jiwa klien. Anjurkan ibu untuk membahas rujukan dan membuat rencana rujukan bersama suami dan keluarganya serta tawarkan untuk berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan antisipasi rencana rujukan.

Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut ke dalam rencana rujukan :
- Siapa yang akan menemani ibu dan bayi barru lahir.
- Tempat-tempat rujukan mana yang lebih dissukai ibu dan keluarga. (Jika ada lebih
dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai
berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).
- Sarana transportasi yang akan digunakan ddan siapa yang akan mengenderainya.
Ingat bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.
- Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transpusi darah diperlukan.
- Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-
bahan.
- Siapa yang akan tinggal dan menemani anakk-anak yang lain pada saat ibu tidak
di rumah.

Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau pada saat awal persalinan, jika memungkinkan. Jika ibu belum membuat rencana selama kehamilannya, penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya pada saat-saat awal persalinan. Jika kemudian timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka seringkali sulit untuk membuat persiapan-persiapan dengan cepat. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu.

Hal-hal yang penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu :
1. Bidan
2. Alat
3. Keluarga
4. Surat
5. Obat
6. Kendaraan
7. Uang

Bidan
——

Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompoten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.

Alat
—–

Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.

Keluarga
———

Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.

Surat
——

Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.

Obat
—–

Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.

Kendaraan
———-

Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.

Uang
—–

Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.

Sumber :

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002

58 Langkah APN :

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2003):

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik.

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

25. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

26. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva

35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.

54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Melengkapi partograf.
yunitapuspitasari @ 11:00 am [disimpan dalam Kulkas Leave a Comment »


{Mei 4, 2010} Cintaku Bunda

entah bagaimana harus ku katakan kepadamu Bunda
sungguh jujur hatiku tak mau kehilanganmu
lugu semua ucap bibirku sangat menyayangimu
tapi betapa durhakanya aku
setiap saat hanya mampu buatmu menangis
membuat hatimu pilu
aku ingin sungguh ingin
membuatmu terus tersenyum
membuatmu terus bahagia
karena kaulah hanya karena kau
hidupku selalu penuh berkah
tak kudapati sedikitpun duka
entah bagaimana harus ku jelaskan kepadamu Bunda
sungguh tersiksa jiwa bila jauh darimu
logika pikirku tak mampu menjabarkannya
bunda….
aku sangat menyayangimu,
betapa aku membutuhkanmu…
maafkan aku bila selalu membuatmu menanggis
maafkan aku bila selalu melukai hatimu
dengan tangisanku ini
kubawa cinta kasih mengalir dari dalam hati
yunitapuspitasari @ 11:27 am [disimpan dalam Ortu Leave a Comment »


{Mei 4, 2010} KB Pil

DALAM BAHASA INDONESIA

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak.

Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.

Ada tiga jenis pil KB yaitu pil kombinasi, pil mini, dan pil kontrasepsi darurat. Disebut pil kombinasi karena pil KB jenis ini mengandung kombinasi derivat estrogen (cth: etinil estradiol) dan derivat progestin (cth: levonorgestrel) dalam dosis kecil. Sedangkan pil mini hanya mengandung progestin saja (cth: neretindron, norgestrel, atau linestrenol). Oleh karena itu, pil mini cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengandung derivat estrogen sehingga tidak mempengaruhi produksi ASI. Contoh pil mini yang beredar di pasaran adalah exluton dan minipil.

Hormon progestin yang dikandung pil KB berfungsi untuk mengentalkan lendir pada mulut rahim, dengan demikian akan menghambat sperma masuk ke dalam rahim sehingga pembuahan sel telur terhambat. Sedangkan hormon estrogen bekerja menghambat pematangan dan pelepasan sel telur (ovulasi).

Berbeda dengan pil kombinasi dan pil mini, pil kontrasepsi darurat tidak diminum secara teratur. Pil ini hanya diminum setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan.

Pil ini sama sekali bukan untuk menggugurkan, tetapi hanya mencegah pertemuan sel telur dan sperma sehingga tidak terjadi pembuahan. Mekanismenya dengan cara mengentalkan lendir pada mulut rahim sehingga sperma terhambat untuk memasuki rahim. Oleh karena itu, agar efektif, pil ini harus sesegera mungkin diminum pasca hubungan seksual.

Pil KB mencegah terjadinya kehamilan dengan cara :

1. meniadakan ovulasi (pengeluaran telur dari indung telur)

2. mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sulit memasuki rahim Pil KB tidak menggugurkan kehamilan yang telah terjadi.

Keefektifan Pil KB

Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1 kehamilan pada 100 wanita pemakai /tahun pertama pemakaian ( 1:1000) Dalam pemakaian sehari-hari karena faktor kesalahan manusia (lupa), maka kegagalannya dapat menjadi 6-8 kehamilan / 100 wanita pemakai / tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi adalah lupa menelan pil atau terlambat memulai kemasan yang baru.

Keuntungan Pil KB :

1. Sangat efektif bila dipakai dengan benar

2. Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri

3. Menstruasi (Haid) menjadi teratur.

4. Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu

5. Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif

6. Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil

7. Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja

8. Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan

9. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi emergensi.

Kekurangan Pil KB

1. mual (terutama tiga bulan pertama)
2. perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak) , terutama bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil
3. sakit kepala ringan
4. nyeri payudara
5. meningkatkan berat badan
6. terkadang menyababkan aminore
7. sering lupa
8. pil harus tersedia sebelum pil kemasan yang lama habis

indikasi

1. menundah kehamilan
2. remaja
3. gemuk atau kurus
4. segera setelah keguguran

Kontra Indikasi :

- Menyusui, kecuali pil mini

- Pernah sakit jantung

- Tumor/keganasan

- Kelainan jantung, varises dan darah tinggi

- Perdarahan pervaginan (perdarahan melalui liang sanggama, keculai tidak diketahui

penyebabnya.

- Migrain ( pusing kepala yang hebat ).

Kapan Pil KB dapat dimulai :

1. Pil KB dapat dipakai setiap saat asal yakin tidak sedang hamil.
2. Pada saat haid
1. dapat dimulai kapan saja dalam 7 hari pertama haid, paling baik hari pertama
2. bila dimulai pada saat haid sudah berhenti, anjurkan pemakaian kondom atau spermisida selama 7 hari pertama menelan pil (pencegahan ganda).
3. Post partum (setelah bersalin)
1. Bila ibu telah berhenti menyusui atau 6 bulan setelah melahirkan
2. Bila ibu tidak menyusui, 3 -6 minggu pasca bersalin
4. Setelah keguguran :
1. mulai pada 7 hari pertama keguguran
2. setiap saat asal yakin tidak hamil dan berKB ganda (kondom atau spermisida) selama 7 hari pertama.
5. Segera setelah berhenti dari Cara KB lain.
6. Menelan pil pada malam hari (sebelum tidur, pada saat makan malam)
7. Bila lupa minum pil, segera minum pil saat ingat atau minum sekaligus.
8. Bila menyusui

Ibu menyusui dianjurkan untuk meminum minipil (progesteron) karena tidak mengandung estrogen

IN ENGLISH

Contraception is an attempt to prevent pregnancy.
KB is an attempt to control the number and spacing between births of children.

Pill is one of the many types of contraception used. Pill is preferred because it is relatively easy to obtain and use, and cheap.

There are three types of birth control pills are combination pills, mini pills, and emergency contraceptive pills. Combination pill called because this type of birth control pills contain a combination of estrogen derivatives (eg etinil estradiol) and progestin derivatives (eg levonorgestrel) in small doses. While the mini-pill contains only progestin-only (eg neretindron, norgestrel, or linestrenol). Therefore, the mini pill is suitable for breastfeeding mothers because it does not contain derivatives of estrogen so it does not affect milk production. Examples of mini-pill on the market is exluton and minipil.

Progestin hormones contained in birth control pills work to thicken the cervical mucus, thereby inhibiting sperm into the uterus so the fertilized egg is inhibited. While the hormone estrogen inhibit the maturation and release of an egg (ovulation).

In contrast to the combination pill and mini-pill, emergency contraceptive pills are not taken regularly. These pills only be taken after sexual intercourse without protection.

This pill was not to abort, but only prevents the egg and sperm meeting so there is no fertilization. The mechanism by thicken the cervical mucus so that sperm constrained to enter the uterus. Therefore, to be effective, the pill should be taken as soon as possible after intercourse.

Birth control pills prevent pregnancy by:
1. abolish ovulation (egg from the ovary of expenditure)
2. thicken the cervical mucus so that sperm entering the womb difficult Pill no abortionist pregnancies have occurred.

Pill Effectiveness
When used properly and regularly, ie very little failure of pregnancy in 100 women 0,1 user / usage the first year (1:1000) in daily use by a factor of human error (forgetting), then the failure can be 6-8 pregnancies / 100 women user / year usage. Frequent mistakes is to forget to swallow pills or too late to start a new pack.

Pill Benefits:
1. Very effective when used correctly
2. Not detract from the relationship of husband and wife
3. Menses (Menstruation) became regular.
4. Can be used for unwanted, should rest first
5. Can be used by all reproductive age women
6. Can be used by women who had never been pregnant
7. Its use can be stopped easily at any
Eight. Returned immediately after use of fertility pills halted
9. Can be used as emergency contraception.

Lack of birth control pills
1. nausea (especially the first three months)
2. bleeding between menstrual periods (often bleeding spots), especially when forgetting to swallow a pill or swallowing a pill late
3. mild headache
4. breast pain
5. increase body weight
6. sometimes caused aminore
7. often forget
Eight. pills should be available before the old pill containers discharged

indication
1. dilay pregnancy
2. adolescent
3. obese or lean
4. soon after a miscarriage

Contra Indications:

- Breastfeeding, except mini-pill
- Have heart disease
- Tumors / malignancies
- Abnormalities of the heart, varicose veins and high blood
- Pervaginan Hemorrhage (bleeding through the hole of copulation, except unknown
cause.
- Migraine (headaches great).

When birth control pills can be started:
1. Birth control pills can be used any time of origin was sure not pregnant.
2. At the time of menstruation
a. can begin anytime within the first seven days period, the best first day
b. when started at the time of menstruation has stopped, encourage use of condoms or spermicides during the first 7 days to swallow pills (prevention of double).
3. Post partum (after childbirth)
a. When mothers have stopped breastfeeding, or six months after giving birth
b. When mothers do not breastfeed, 3 -6 weeks postpartum
4. After a miscarriage:
a. began in the first seven days of miscarriage
b. every time the home was sure was not pregnant and double berKB (condom or spermicide) during the first seven days.
5. Immediately after quitting from another family planning method.
6. Swallowing a pill at night (before bed, during dinner)
7. When you forget to take the pill, pill as soon as remembered or drinking at the same time. Eight.

8.When breasting : Breasting mothers are encouraged to drink minipil (progesterone) because it does not contain estrogen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar