Sabtu, 18 Juni 2011

ASKEP NEOPLASMA OTAK / TUMOR OTAK

1. PENGERTIAN
Pertumbuhan jaringan yang tidak normal yang tumbuh di jaringan otak.

2. KLASIFIKASI
a. Berdasar asal : primer dan metastase.
b. Keganasannya : benign dan malignant.
c. Lokasi pada otak : intra axial dan ekstra axial.
d. Encapsulation : encapsul dan nonencapsul.
e. Histologi.

3. ETIOLOGI
a. Degenerasi atau pertumbuhan neoplastik.
b. Radiasi.
c. Virus.
d. Substansi-substansi carcinogen.
e. Bawaan : meningioma, astrositoma, neurofibroma.

4. PATOFISIOLOGI
Adanya massa / neoplasma pada jaringan otak akan berdampak pada jaringan otak sendiri secara lokal dan dampak tumor secara umum. Secara lokal efeknya berupa infiltrasi, invasi dan pengrusakan jaringan otak dan secara langsung akan menekan struktur saraf sehingga terjadi degenerasi dan gangguan sirkulasi darah. Edema juga akan meningkat, selain itu ICP juga meningkat apabila terjadi hambatan sirkulasi cairan cerebrospinalis.
Efek tumor tergantung lokasi, jenis dan pertumbuhan tumor, kebanyakan tumor otak ini berkembang lambat ( progresif lambat ) dengan onset yang perlahan-lahan, namun kadang-kadang ada juga tumor otak dengan gejala yang akut. Manifestasi klinis pada prinsipnya berupa manifestasi dari peningkatan tekanan intra kranial, baik karena efek massa tumor ( SOL : space occupying lesion / lesi desak ruang ) atau karena edema cerebri atau karena hydrosefalus obstruktif.
Klinis peningkatan tekanan intrakranial, selain meningkatnya tekanan intra kranial juga akan disertai “ bangkitan epilepsi” seperti terjadi pada tumor supra tentorial.

5. MANIFESTASI KLINIS
a. Sakit kepala : mendalam, tumpul, terus menerus, hebat terutama pada pagi hari atau saat beraktivitas
b. Vomiting : rangsang muntah, proyektil
c. Papil edema : TIK meningkat ----- obstruktif

Manifestasi lainnya terjadi sangat bervariasi, tergantung pada lokasi tumor, misalnya :
a. Tumor pada lobus frontal akan dijumpai gangguan kepribadian (dari mulai ganguan yang ringan sampai psikosa), gangguan intelektual, hilangnya daya ingat, affect long tidak tepat.
b. Tumor pada lobus oksipital akan dijumpai gangguan penglihatan, kejang-kejang.
c. Tumor pada gyrus foracental akan dijumpai kejang jackson.
d. Tumor pada lobus temporal akan dijumpai halusinasi penciuman, penglihatan dan pengecapan, kejang psikomotor.
e. Tumor pada lobus parietal sakan dijumpai ketidakmampuan membuat gambar, ketidakmampuan membedakan objek.

6. PENGOBATAN DAN PERAWATAN
a. Terapi bedah.
b. Radio terapi.
c. Kemoterapi.
d. Perawatan post operatif.
e. Perawatan efek samping terapi.
f. Pendidikan pasien.

7. PENATALAKSANAAN
a. Pembedahan.
b. Kontrol rasa nyeri.
c. Mengatasi edema medula spinalis.
d. Support atas dysfungsi neurologis.
e. Terapi fisik dan radiasi sesudah operasi.
f. Dukungan psikososial.
g. Kontrol tanda vital dan neurologi.



















KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN NEOPLASMA / TUMOR OTAK

1. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
o Pemahaman klien tentang diagnosa penyakitnya.
o Perubahan kepribadian.
o Adanya sensasi yang abnormal seperti parasthesia dan anesthesia.
o Gangguan penglihatan seperti kebutaan atau diplopia.
o Adanya keluhan mencium bau-bauan yang tidak biasa.
o Adanya nyeri kepala.
o Hilangnya pendengaran.
o Ketidakmampuan melakukan ADL.

b. Data Obyektif
o Kekuatan otot / pergerakan.
o Gaya berjalan.
o Tingkat kesadaran.
o Orientasi.
o Daya ingat.
o Kondisi pupil : ukuran, reaksi terhadap cahaya dan kesamaran.
o Pemeriksaan tanda-tanda vital.
o Pemeriksaan funduskopy untuk melihat adanya papiludemia.
o Kejang-kejang.
o Gangguan bicara.
o Gangguan fungsi syaraf cradialis.
o Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial.

c. Data Penunjang
o Foto tengkorak.
o CT Scan.
o Arteriografi atau ventrikulografi
o Foto thorax
o Pemeriksaan darah

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Pre Operasi
a. Resiko terjadinya cedera berhubungan dengan perubahan tekanan intrakranial dan fungsi persepsi sensori sekunder terhadap tumor otak.

Tujuan :
Klien terbebas dari cidera.

Intervensi :
o Observasi perjalanan penyakit yang progresif :
 Catat tingkat kesadaran setiap 4-5 jam sekali.
 Gunakan GCS mengkaji coma secara cepat.
 Catat kualitas dan ketegangan otot muka dan ekstremitas.
 Kontrol tekanan darah, Respirasi, nadi dan juga neurologisnya setiap 2-4 jam sekali.
 Kontrol suhu badan setiap 2-4 jam, hypotermi atau kedinginan merupakan indikasi.
o Pelihara keamanan lingkungan dengan :
 Menggunakan pengaman samping dengan bantal.
 Menggunakan restraint yang lembut.
o Pelihara ketenangan lingkungan.
o Pertahankan cairan parenteral sesuai yang ditentukan.
o Kontrol adanya rasa nyeri.
o Usahakan komunikasi yang diperlukan :
 Bel pemanggil diletakkan dalam jangkauan klien.
 Letakkan buku catatan dan alat tulis dekat klien.
o Observasi tanda-tanda perubahan mental dan personalitas.
o Ikuti aktivitas klien.
o Orientasikan klien dengan lingkungan sekitarnya sesuai dengan diperlukan.
o Berikan dukungan emosi.
o Jelaskan semua prosedur dan pengobatan, dengan menggunakan kata-kata yang dimengerti klien.
o Ikatkanlah klien dan keluarganya untuk membantu merencanakan dan melaksanakan perawatan.
o Jelaskan pada klien dan keluarganya bahwa perubahan tingkah laku dan bicara yang tidak terkontrol merupakan bagian dari proses penyakit.
o Jelaskan dan persiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic apabila ada rencana untuk hal tsb.
o Siapkan klien untuk pengobatan seperti :
 Terapi radiasi
 Pembedahan
 Rehabilitasi neurologist

b. Resiko defisit perawatan diri ; kebersihan, makanan, toilet dan atau mobilisasi berhubungan dengan kelemahan neurologist, persepsi dan kognitif.

Tujuan :
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.

Intervensi :
o Lakukan kebersihan mulut.
o Lakukan perawatan kulit.
o Lakukan perawatan mata:
 Hilangkan kerak yang terbentuk
 Berikan tetes mata seperti yang dianjurkan.
o Jika ada kelemahan penglihatan dan atau lapang pandang biasakanlah klien dengan sekitarnya.
o Menjamin / menjaga elimiansi tetap lancar :
 Gunakan kateter atau dower kateter sesuai anjuran.
 Hindari terjadinya komplikasi dan ketegangan, gunakan pelembek feces dan laksativ sedang.
o Mempertahankan diet sesuai petunjuk.
o Bantu klien apabila mengalami kesulitan makan / minum.
o Ambulasi seperti : membantu dengan kursi roda, tingkat, kruk.
o Jika klien tidak dapat bergerak, ajarkan dan bantulah klien untuk miring, batuk dan bernafas dalam setiap 2 jam.
o Posisi kepala letakkan lebih tinggi ± 30 -45 derajat dari tempat tidur.
o Lakukan latihan ROM baik pasif maupun aktif pada seluruh ekstremitas setiap 4-5 jam sekali.

c. Ansietas
Kemungkinan penyebab :
o Gangguan komunikasi verbal.
o Gangguan fungsi sensori dan motorik.
o Lingkungan asing.
o Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, test diagnostik dan pengobatan, prognosa yang tidak jelas.
o Gangguan proses berpikir.
o Dukungan sosial ekonomi yang kurang.
o Kebutaan.

Tujuan / Kriteria Hasil :
Kecemasan berkurang, ditandai dengan :
o Pola tidur kembali ke keadaan semula.
o Ekspresi wajah relaks.
o Tanda vital stabil.
o Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
o Klien dapat mengungkapkan rasa cemas dan takut berkutang.
Intervensi Keperawatan :
o Kaji tanda dan gejala kecemasan pada klien seperti insomnia, tremor iritabel, tidak dapat tidur, diaporesis, tachypnoe, tachycardia, peningkatan tekanan darah, wajah pucat,menarik diri serta klien mengungkapkan ketakutan-ketakutan dan rasa cemasnya.
o Orientasikan klien dengan lingkungan RS, alat-alat dan kegiatan sehari-hari.
o Perlihatkan sikap yang tenang dalam berinteraksi dengan klien.
o Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya (takut, cemas) dan beri umpan balik.
o Beri penguatan terhadap penjelasan dokter dan jelaskan pengertian yang salah tentang diagnosa penyakitnya, rencana pengobatan dan prognosanya.
o Jelaskan terlebih dahulu semua test diagnostik yang akan dilakukan.
o Ciptakan lingkungan yang tenang sehingga klien dapat beristirahat dengan baik.
o Bantu klien mengidentifikasi stressor dan cara menanggulanginya.
o Beri dorongan pada orang-orang yang dekat dengan klien untuk berpartisipasi dalam perawatannya tanpa menambah rasa cemas klien.
o Beri informasi yang dibutuhkan klien dan orang-orang yang dekat sesuai dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi serta dorong mereka untuk menanyakan ha-hal yang belum dimengerti.

DIAGNOSA KEPERAWATAN LAIN YANG MUNGKIN MUNCUL :
o Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial sekunder terhadap tumor otak.
o Perubahan rasa nyaman : nyeri (sakit kepala).
o Resiko perubahan komunikasi : verbal.

Post Operasi
a. Nyeri kepala
Kemungkinan penyebab :
o Trauma jaringan cerebral (akibat prosedur pembedahan).
o Peregangan atau komplikasi pada jaringan dan pembuluh darah cerebral (akibat peningkatan tekanan intra kranial bila terjadi).
o Iritasi meningen (akibat perdarahan pembuluh darah meningeal, peradangan meningens).
Tujuan / Kriteria Evaluasi :
Nyeri kepala berkurang :
o Klien mengungkapkan nyeri kepalanya berkurang
o Ekspresi wajah dan posisi tubuh relaks

Intervensi Keperawatan :
o Kaji bagaimana respon klien terhadap nyeri.
o Kaji persepsi klien tentang nyerinya mencakup lokasi, intensitas dan tipenya, gunakan skala 1 – 10 untuk mengkaji status nyeri klien.
o Kaji tanda-tanda nyeri dari respon non verbal.
o Kaji faktor-faktor yang dapat menambah keluhan nyeri kepala klien.
o Ciptakan lingkungan yang jauh dari stimulus (batasi pengunjung, penerangan yang tidak menyilaukan).
o Beri kompres dingin pada kepala
o Beri usapan pada punggung.
o Ajarkan dan anjurkan melakukan tehnik relaksasi
o Berikan obat-obatan analgetik non narkotik seperti codein sesuai program terapi. Jangan diberi golongan narkotik karena dapat menyebabkan depresi pernafasan




b. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan sekunder terhadap pembedahan; kurang pengetahuan tentang cara perawatan luka post operasi.

Tujuan :
Infeksi tidak terjadi.

Intervensi :
o Rawat luka secara aseptik dan antiseptik dengan mengganti balutan setiap 2 kali sehari.
o Catat adanya tanda – tanda infeksi pada luka.
o Jaga kebersihan area disekitar luka.
o Jelaskan kepada klien tentang pentingnya memelihara personal hygiene bagi klien.
o Anjurkan dan motivasi klien untuk selalu menggunakan alat-alat yang bersih.
o Pertahankan masukan nutrisi (kalori dan protein) yang adekuat.
o Observasi tanda vital setiap 4 jam.
o Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian Antibiotik.












DAFTAR PUSTAKA


Doenges Moorhouse Geissle, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rachmadi, Agus. 1993. Perawatan Gangguan Sistem Persarafan. AKPER Depkes, Banjarbaru.
Suddarth, brunner. Text of Medical Surgical-Nursing, Fifth Edition, j.b Lippincort Company, Philadelphia.

Tucker, Susan Martin --- (et al). 1988. Standar Perawatan Pasien. Volume 3. penerbit : EGC, Jakarta.































ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E.I
DENGAN TUMOR OTAK
DI RUANG PERAWATAN SYARAF RSUD ULIN BANJARMASIN


I.BIODATA
Identitas Klien
Nama : Tn. E.I
Umur : 47 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS (Dinas Kehutanan)
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Batak / Indonesia
Alamat : Jl. Pabahanan , Balai Benih Pertanian. Pelaihari.
No RMK : 16 15 62
Tanggal MRS : 19 April 2004
Tanggal Pengkajian : 26 April 2004
Diagnosa Medis : Tumor Otak
Penanggung Jawab : PT. ASKES

II.RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Nyeri kepala sebelah kanan dan kelemahan tungkai dan tangan sebelah kiri.

B. Riwayat Penyakit Sekarang
± 1 hari sebelum MRS pada siang hari sewaktu klien beristirahat (duduk-duduk) klien ingin berdiri dan tiba-tiba merasakan nyeri kepala hebat sebelah kanan dan kelemahan pada tungkai dan tangan sebelah kiri; tidak ada muntah, mual maupun kejang. Kemudian klien minum obat analgetik (obat rutin) tetapi tidak ada kemajuan, yakni masih terjadi kelemahan pada tangan dan tungkai sebelah kirinya. Kemudian oleh keluarga klien dibawa ke Poliklinik Syaraf RSUD Ulin Banjarmasin dan di sarankan untuk menjalani opname di Rg. Perawatan Syaraf RSUD Ulin Banjarmasin.

C. Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut penuturan klien dan keluarga pada tahun 1994 klien pernah menjalani operasi tumor otak dan dilakukan pemasangan VP Shunt di RSCM Jakarta. Dan pada tahun 2001 klien pernah dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin karena nyeri kepala. Dan klien sering menderita nyeri kepala dan menjalani pengobatan rutin dan kontrol secara teratur ke Poliklinik Syaraf RSUD Ulin Banjarmasin. Klien tidak ada riwayat hypertensi, DM asma, maupun batuk-batuk yang lama.

D. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti klien (tumor otak), tetapi ada keluarga riwayat menderita hypertensi yaitu orang tua (ayah & ibu) klien. Keluarga klien tidak ada riwayat DM, asma maupun batuk-batuk yang lama.

III.PENGKAJIAN FISIK
Tanggal 26 April 2004.
1. Keadaan umum
Kesadaran compos mentis. GCS : 4-5-6.
TD : 130/70 mmHg.
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,2 0C
Respirasi : 20 x/menit
TB / BB : 168 cm / 82 Kg

2. Kepala dan Leher
Bentuk kepala simetris, kulit kepala cukup bersih, warna rambut hitam beruban, distribusi merata, tidak ada lesi maupun peradangan. Terdapat jaringan parut (bekas operasi) pada daerah temporal dekstra . Bentuk leher simetris, tidak terdapat pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe atau thyroid, pergerakan leher cukup baik, klien mengeluh nyeri kepala sebelah kanan (skala nyeri 2), nyeri dirasakan seperti ditindih / tumpul dan mendalam serta terus menerus dan klien tampak meringis apabila serangan nyerinya tiba; otot wajah tidak simetris  pada waktu senyum otot wajah kanan lebih terangkat dari pada otot wajah kiri (gangguan N. VII).

3. Mata
Keadaan mata bersih, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor kiri dan kanan dengan diameter 3 mm, pupil miosis bila melihat cahaya, sklera tidak ikterik, pergerakan bola mata dapat bergerak bebas, tidak terdapat nyeri. Visus OD : 1/~; VOS : 6/60 (gangguan N.II dekstra).

4. Penciuman dan Hidung
Bentuk simetris, tidak terdapat epitaksis, tidak ada lesi, tidak terdapat polip, tidak terdapat sekret yang keluar, tidak ada nyeri maupun peradangan. Fungsi penciuman klien baik, terbukti klien dapat membedakan bau alkohol dan bau balsem.

5. Pendengaran dan Telinga
Bentuk telinga luar simetris, tidak ada cairan yang keluar dari liang telinga, tidak terdapat perdarahan, peradangan ataupun lesi, klien mampu berkomunikasi dan mengikuti pembicaraan perawat.

6. Mulut
Hygiene cukup baik. Mukosa mulut tidak kering, lidah cukup bersih, bibir klien tidak kering, tidak terdapat caries. Klien dapat bicara dengan jelas.



7. Dada
Bentuk simetris, kebersihan cukup, dada berkembang sama antara kiri dan kanan , frekuensi 20 x/menit. Pada palpasi : fremitus focal simetris, perkusi : bunyi sonor, tidak terdapat wheeze maupun ronchi dan bunyi nafas bronchovesikuler.

8. Abdomen
Keadaan abdomen secara umum bersih, tidak ada ditemukan pembesaran hati , limfa ,vena abdomen , tidak ada nyeri tekan , bising usus (+).

9. Ekstremitas
Secara keseluruhan hygiene cukup bersih, terdapat kelemahan pada tangan dan tungkai sebelah kiri., pergerakan terbatas; gaya berjalan klien tidak simetris (sempoyongan); tidak terdapat refleks patologis (babinsky, chaddok, oppenheim), tonus otot pada ekstremitas kiri menurun.

SKALA KEKUATAN OTOT :
Dekstra Sinistra


5 3


5 3


10. Kulit
Secara umum keadaan kulit bersih, turgor kulit baik terbukti cepat kembali dalam waktu < 2 detik , tidak ada ikterus atau sianosis , tidak terdapat lesi dan tekstur kulit halus.

IV.KEBUTUHAN BIOLOGIS, PSIKOLOGIS ,SOSIAL DAN SPIRITUAL.

1. Nutrisi
Di rumah :
Makan 3 x sehari , dengan jenis nasi putih, sayur dan lauk pauk, klien mempunyai riwayat alergi dengan ayam dan telor. Klien minum 8 - 10 gelas sehari dengan jenis air putih dan teh.
Di rumah sakit :
Makan 3 x sehari dengan diet Nasi Biasa , makanan yang disediakan dapat dihabiskan semuanya. Minum 6 - 9 gelas / hari dengan jenis air putih dan teh, tidak ada masalah dalam makan.

2. Eliminasi
 Faeces / BAB.
Kebiasaan BAB klien sebelum sakit maupun saat sakit 1 kali sehari. Konsistensi padat dengan warna kuning. Tidak ada masalah dalam defekasi.
Pemeriksaan Fisik :
Abdomen : Struktur simetris, bising usus (+) dengan frekuensi 11 x/menit, tidak terdapat nyeri tekan.
 Urine / BAK.
Sebelum Sakit :
Klien biasa BAK 2-4 kali/hari dengan warna kuning jernih.
Saat Sakit :
Klien BAK 2-4 kali/hari dengan warna kuning muda dan klien tidak menggunakan alat bantu untuk BAK.
Pemeriksaan Fisik :
Ginjal tidak teraba dari luar, tidak ada distensi blast.



3. Istirahat dan Tidur
Sebelum Sakit :
Klien biasa tidur malam ± 6-7 jam sehari. Dan klien tidur siang ± 1-2 jam sehari.
Saat Sakit :
Selama dirawat klien tidur malam ± 5-6 jam dan tidur siang ± 1-2 jam. Klien merasa segar setelah bangun dari tidur, tidak terdapat lingkaran hitam disekitar mata.

4. Personal Hygiene
Sebelum sakit
Klien biasa mandi 2x sehari dan ganti pakaian 2 kali sehari. Menggosok gigi 3 x sehari.

Saat sakit
Dalam perawatan dirinya klien dapat melakukan sendiri tapi dengan bantuan dari keluarganya karena pergerakan (ekstremitas sebelah kirinya terjadi kelemahan), ia mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari (sehabis makan) dan ganti pakaian 2 x sehari.

5. Psiko- Sosial
Klien dapat menyesuaikan diri dengan perawat. Komunikasi lancar, klien mau bekerjasama dengan perawat dalam pelaksanaan perawatan selama di rumah sakit. Hubungan sosial klien baik, terbukti dengan banyaknya keluarga klien yang mengunjungi dan mendampingi klien selama klien dirawat di RS.

6. Spiritual.
Klien seseorang yang beragama Islam. Klien biasa sholat 5 waktu. Selama dirawat klien tidak bisa melaksanakan sholat dan klien hanya bisa berdo’a dan berdzikir kepada Allah SWT demi kesembuhan penyakitnya saat ini.
DATA FOKUS :


Tumor Residif Mencapai Parietal Kanan Batas Tegas dengan Bundaran Ventrikel III dengan
Ø 7 x 6 cm.



V. TERAPI DAN LABORATORIUM.
Therapi :
o IVFD RL 20 tts/menit.
o Antrain 3 x 1 ampul.
o Dexamethasone 3 x 1 ampul.
o Ulcumet 3 x 1 ampul.
o Allupurinol 3 x 100 mg.
o Lopid 900 1 x 1 tablet.

Laboratorium (Tanggal 20 April 2004) :
o Hb : 12,4 Gram % (N : 13,5 – 17,5 Gr %).
o Eritrosit : 4,13 juta/mm3 (N: 4,5-6,0 Juta/mm3).
o Leukosit : 5.100/mm3. (N : 4.000 – 11.000 /mm3).
o LED : 6 mm/Jam I; 15 mm/Jam II. (N : < 15 mm/Jam).
o Waktu Perdarahan : 2,00 (N : 1 - 3’).
o Waktu Pembekuan : 5,00 (N : 4 - 9’).
o Hematokrit : 36 % (N: 40-50).
o Trombosit : 187.000/mm3 (N: 150-350 ribu).
o Asam urat : 10,2 mg/dl (N: 2,6-7,2).
o SGPT : 35 U/L (N: 8-41).
o SGOT : 26,6 U/L (N: 8-38).
o Cretainin: 1,4 mg/dl (N: 0,6-1,3).
o Triglyserida : 350,92 mg/dl (N : 150).
o Urea : 13,54 mg/dl (N: 20-50).
o Gula darah puasa: 84,39 mg/dl (N: 70-110).

Pemeriksaan CT. Scan (Tanggal 20 April 2004) :
Hasil pemeriksaan : Post Kontras Brain Tumor Residif dengan diameter 7 x 6 cm pada daerah Parietal Kanan batas tegas dengan Ventrikel III.























VI. ANALISA DATA.

NO HARI / TGL DATA SUBJEKTIF & OBJEKTIF ETIOLOGI
MASALAH

1. Senin,
26 April 2004 DS : Klien mengatakan nyeri pada kepala sebelah kanan.
Nyeri dirasakan seperti ditindih / tumpul dan mendalam serta terus menerus.
Skala nyeri 2 (dari skala 0-5).

DO: Klien tampak meringis pada saat nyerinya timbul.
Ct. Scan : Tumor Otak dengan Ø 7 x 6 cm.
Peningkatan tekanan jaringan cerebral sekunder terhadap Tumor Otak Nyeri
2. Senin,
26 April 2004 DS : Klien mengatakan tangan dan tungkai sebelah kirinya terjadi kelemahan.

DO: Anggota gerak ekstremitas atas dan bawah sebelah kiri terbatas.
Tonus otot ekstremitas kiri menurun.
Gaya berjalan sempoyongan.
VOD : 1/~
Skala kekuatan otot :
(D) 5 3 (S)
5 3 Kelemahan anggota gerak atas dan bawah sebelah kiri dan penurunan tajam penglihatan sekunder terhadap Tumor Otak Resiko tinggi cidera


VII. ASUHAN PERAWATAN.

NO HARI /
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA INTERVENSI RASIONAL
1.


Senin,
26 April 2004 Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan jaringan cerebral sekunder terhadap Tumor Otak, ditandai dengan :
- Klien mengatakan nyeri pada kepala sebelah kanan.
- Nyeri dirasakan seperti ditindih / tumpul dan mendalam serta terus menerus.
- Skala nyeri 2 (dari skala 0-5).
- Klien tampak meringis pada saat nyerinya timbul.
- Ct. Scan : Tumor Otak dengan Ø 7 x 6 cm.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan nyeri berkurang / hilang, dengan kriteria :
- Klien mengatakan nyeri hilang / berkurang.
- Skala nyeri 0 (dari skala nyeri 0-5). 1. Kaji intensitas dan kualitas nyeri / karakteristik nyeri berdasarkan deskripsi klien.
2. Kaji faktor-faktor yang dapat memperberat / meringankan nyeri setiap hari.
3. Atur posisi klien senyaman mungkin.
4. Ajarkan dan anjurkan klien untuk penggunaan teknik distraksi dan relaksasi.
5. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik.

6. Kolaborasi untuk tindakan pembedahan. 1. Mengetahui keadaan nyeri membantu menentukan intervensi selanjutnya.
2. Membantu menentukan intervensi selanjutnya.

3. Berbaring pada sisi yang sakit menimbulkan nyeri.
4. Teknik pengurang nyeri menurut Gate Control dapat menghambat persepsi nyeri.
5. Analgetik berfungsi menghambat rangsang pada syaraf-syaraf nyeri.
6. Menghilangkan sumber nyeri.
2. Senin,
26 April 2004 Resiko tinggi cidera berhubungan dengan kelemahan anggota gerak atas dan bawah sebelah kiri dan penurunan tajam penglihatan sekunder terhadap Tumor Otak, ditandai dengan :
- Klien mengatakan tangan dan tungkai sebelah kirinya terjadi kelemahan.
- Anggota gerak ekstremitas atas dan bawah sebelah kiri terbatas.
- Tonus otot ekstremitas kiri menurun.
- Gaya berjalan sempoyongan.
- VOD : 1/~
- Skala kekuatan otot :
(D) 5 3 (S)
5 3 Setelah diberikan intervensi keperawatan diharapkan cidera tidak terjadi , dengan kriteria :
- Klien terbebas dari cidera.
- Klien dapat melakukan ADL. 1. Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas.

2. Jauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan cidera bagi klien.
3. Dekatkan alat-alat yang diperlukan disamping TT.
4. Awasi dan anjurkan keluarga untuk mengawasi klien dan membantunya untuk pemenuhan ADL. 1. Mengetahui seberapa jauh kemampuan klien untuk melakukan aktivitas.
2. Menurunkan resiko terjadinya cidera.

3. Memudahkan klien untuk kebutuhannya.
4. Mencegah cidera dini dan memudahkan pemenuhan ADL.

VIII. CATATAN KEPERAWATAN.

HARI / TANGGAL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI TTD PERAWAT
Senin,
26 April 2004 Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan jaringan cerebral sekunder terhadap Tumor Otak

1. Mengkaji intensitas dan kualitas nyeri / karakteristik nyeri ; yaitu nyeri dirasakan seperti ditindih / tumpul dan mendalam serta terus menerus dengan skala nyeri 2 (dari skala nyeri 0-5).
2. Mengkaji faktor-faktor yang dapat memperberat / meringankan nyeri ; yaitu nyeri timbul pada saat beraktivitas dan istirahat; nyeri hilang bila diberikan obat analgetik.
3. Mengatur posisi klien miring kesebelah kiri.
4. Mengajarkan kepada klien tentang teknik distraksi yaitu dengan menganjurkan membaca koran dan teknik relaksasi yaitu dengan nafas dalam serta menganjurkan penggunaannya bila nyeri dirasakan.
5. Berkolaborasi dalam pemberian obat analgetik  memberikan injeksi Antrain 1 ampul melalui Intra Vena.

6. Berkolaborasi untuk tindakan pembedahan  klien direncanakan oleh Dokter Spesialis Syaraf untuk dirujuk ke RSCM Jakarta untuk menjalani operasi.
S : Klien mengatakan nyeri sudah berkurang dengan skala 1 (dari skala 0-5).
O : Ekspresi wajah klien tampak santai.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5 dan 6.
Senin,
26 April 2004 Resiko tinggi cidera berhubungan dengan kelemahan anggota gerak atas dan bawah sebelah kiri dan penurunan tajam penglihatan sekunder terhadap Tumor Otak

1. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas  klien dapat melakukan aktivitasnya dengan anggota gerak yang sehat dengan penuh hati-hati sambil dibantu dan diawasi oleh keluarga (istrinya).
2. Menjauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan cidera dengan mengatur perabotan / barang dan alat agar klien mudah dalam beraktivitas.
3. Mendekatkan alat-alat yang diperlukan klien disamping tempat tidurnya.
4. Mengawasi klien dalam aktivitasnya dan menganjurkan keluarga untuk mengawasi klien dan membantunya untuk pemenuhan ADL. S : Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas dengan anggota tubuh yang sehat sambil dibantu oleh keluarga.
O : Klien dapat melakukan ADL dengan bantuan keluarga (istri) klien.
Cidera tidak terjadi.
A : Masalah tidak terjadi.
P : Pertahankan intervensi 1,2,3 dan 4.





IX. CATATAN PERKEMBANGAN I.

NO. HARI / TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN DATA PERKEMBANGAN TTD
PERAWAT
1.














Selasa ,
27 April 2004 Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan jaringan cerebral sekunder terhadap Tumor Otak

S : Klien mengatakan nyeri sudah berkurang dengan skala 1 (dari skala 0-5).
Klien mengatakan nyeri kadang-kadang saja lagi dirasakan, yaitu bila terlalu beraktivitas.
O : Ekspresi wajah klien tampak santai.
Klien lebih sering duduk-duduk didepan kamarnya sambil membaca koran dan berkomunikasi dengan keluarga klien lain.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Teruskan intervensi 1,2,3,4,5 dan 6.
I : Meneruskan intervensi :
1. Mengkaji intensitas dan kualitas nyeri / karakteristik nyeri ; yaitu nyeri dirasakan seperti ditindih / tumpul dan mendalam dengan frekuensi kadang-kadang saja timbulnya yaitu nyeri timbul bila beraktivitas sering; dengan skala nyeri 1 (dari skala nyeri 0-5).
2. Mengkaji faktor-faktor yang dapat memperberat / meringankan nyeri ; yaitu nyeri timbul pada saat beraktivitas; nyeri hilang bila diberikan obat analgetik dan berkurang bila dibawa rileks dengan membaca koran dan nafas dalam.
3. Mengatur posisi klien miring ke sebelah kiri.
4. Menganjurkan kepada klien untuk terus menggunakan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyerinya (membaca koran, berkomunikasi dengan keluarga dan nafas dalam).
5. Meneruskan pemberian obat analgetik  memberikan injeksi Antrain 1 ampul melalui Intra Vena.
6. Berkolaborasi dengan Dokter Spesialis Syaraf untuk pembuatan surat rujukan bagi klien untuk menjalani operasi ke RSCM Jakarta .
E : Masalah nyeri teratasi sebagian.

2. Selasa ,
27 April 2004 Resiko tinggi cidera berhubungan dengan kelemahan anggota gerak atas dan bawah sebelah kiri dan penurunan tajam penglihatan sekunder terhadap Tumor Otak

S : Klien mengatakan dapat melakukan ADL sendiri dengan dibantu oleh keluarga.
O : Klien dapat beraktivitas dengan bantuan keluarga (istri) klien.
Cidera tidak terjadi.
A : Masalah tidak terjadi.
P : Teruskan intervensi 1, 2 ,3 dan 4.
I : Meneruskan intervensi :
1. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas  klien dapat melakukan aktivitasnya dengan anggota gerak yang sehat dengan penuh hati-hati sambil dibantu dan diawasi oleh keluarga (istrinya).
2. Menjauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan cidera dengan mengatur perabotan / barang dan alat agar klien mudah dalam beraktivitas.
3. Mendekatkan alat-alat yang diperlukan klien disamping tempat tidurnya.
4. Mengawasi klien dalam aktivitasnya dan mengevaluasi peran keluarga dalam pengawasan terhadap klien dalam setiap melakukan aktivitasnya.
E : Masalah cidera tidak terjadi.









CATATAN PERKEMBANGAN II.

NO. HARI / TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN DATA PERKEMBANGAN TTD
PERAWAT
3. Rabu ,
28 April 2004 Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan jaringan cerebral sekunder terhadap Tumor Otak

S : Klien mengatakan nyeri sudah tidak ada lagi .
Skala nyeri 0 (dari skala 0-5).
O : Ekspresi wajah klien tampak santai.
Klien dapat beristirahat dengan tenang.
A : Masalah teratasi .
P : Teruskan intervensi 5 dan 6.
I : Meneruskan intervensi :
5. Meneruskan pemberian obat analgetik  memberikan obat Asam Mefenamat 500 mg per oral.
6. Klien dirujuk ke RSCM Jakarta untuk menjalani operasi Tumor Otak .
Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien :
- Memberikan informasi kepada klien tentang hal-hal yang perlu dilakukan secara rutin setelah operasi nanti, yaitu latihan nafas dalam, latihan pergerakan sendi (ROM) dan perubahan posisi.setiap 1-2 jam.
- Menjelaskan kepada keluarga tentang lamanya operasi yang akan dijalani oleh klien ± 3-6 jam.
- Menganjurkan kepada klien untuk menjaga diet seimbang.
- Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk therapy rehabilitasi ; pengobatan secara teratur dan kontrol secara teratur setelah post operasi.
E : Masalah nyeri teratasi.

4. Rabu ,
28 April 2004 Resiko tinggi cidera berhubungan dengan kelemahan anggota gerak atas dan bawah sebelah kiri dan penurunan tajam penglihatan sekunder terhadap Tumor Otak S : Klien mengatakan dapat beraktivitas sendiri sambil dibantu dan diawasi oleh keluarganya.
O : Klien dapat beraktivitas sendiri sambil diawasi dan dibantu keluarga (istri) klien.
Cidera tidak terjadi.
A : Masalah tidak terjadi.
P : Teruskan intervensi 1, 2 ,3 dan 4.
I : Meneruskan intervensi :
1. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas  klien dapat melakukan aktivitasnya dengan anggota gerak yang sehat dengan penuh hati-hati sambil dibantu dan diawasi oleh keluarga (istrinya).
2. Menjauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan cidera dengan mengatur perabotan / barang dan alat agar klien mudah dalam beraktivitas.
3. Mendekatkan alat-alat yang diperlukan klien disamping tempat tidurnya.
4. Mengawasi klien dalam aktivitasnya .
E : Masalah cidera tidak terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar