BAB I
PEMBAHASAN
TETANUS NEONATORUM
A. DEFINISI
Tetanus neonatorum adalah:merupakan penyakit pada bayi baru lahir yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia tatapi disebabkan oleh infeksi masuknya kuman tetanus melalui luka tali pusat
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh Clastridium Tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun yang menyerang sistem saraf pusat).
B. INSIDEN
Kebanyakan tetanus neonatorum terdapat pada bayi yang baru lahir, Neonatorum yang tidak dirawat, angka mendekati 100%. Angka kematian kasus Tetanus Neonatorum yang dirawat di ru$mah sakit di Indonesia bervariasi dengan kisaran 10,8 – 55%.
C. ETIOLOGI
o Clostridiumtetani
o Pemotongan tali pusat bayi menggunakan alat yang tidak bersih atau steril.
o Luka tali pusat kotor atau tdak bersih.
o Ibu hamil tidak mendapat imunisasi TT lengkap.
D. MASA INKUBASI
Tetanus Neonatorum ini terjadi selama 5-14 hari. Pada umumnya Tetanus Neonatorum ini lebih cepat dan penyakit berlangsung lebih berat daripada Tetanus pada anak.
E. FATOFISIOLOGI
Virus yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobit beruba menjadi bentuk fegetatif dan berbiak sambil menghasilkan toksin dalam jaringan yang anaerobit ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya tekanan oksigen jaringan akibat adanya pus, nekrosis jaringan, garam kalsium yang dapat diionisasi. Secara intra aksonal toksin disalurkan ke sel syaraf yang memakan waktu sesuai dengan panjang aksonnya dan aktifitas serabutnya. Belum terdapat perubahan elektrik dan fungsi sel syaraf walaupun toksin telah terkumpul dalam sel. Dalam sum-sum tulang belakang toksin menjalar dari sel syaraf lower motorneuron keluksinafs dari spinal inhibitorineurin. Pada daerah inilah toksin menimbulkan gangguan pada inhibitoritransmiter dan menimbulkan kekakuan.
F. MANIFESTASI KLINIK
o Bayi yang semula bisa menetek dengan baik tiba-tiba tadak bisa.
o Mulut mencucu seperti mulut ikan.
o Trismus.
o Kesukaran menelan
o Suhu tubuh dapat meningkat
o Mudah kejang
G. PENATALAKSANAAN
o Di berikan cairan melalui intravena
o Obat ATS 10.000 untuk perhari di berkan selama 2hari berturut-turut dengan IM untuk neonatus bisa di berikan IV apa bila tersedia dapat di berikan human tetanus immununoglobulin(HTIG) 3000-6000IU.im.
o Ampisilin 100mg/kg/BB hari di bagi 4dosis
o Tali pusat dibersihkan atau dikompres dengan alkohol betadine 10%
o Memberikan suntikan anti kejang, obat yang dipakai ialah kombinasi fenobarbital dan largaktil. Fenobarbital dapat diberikan mula-mula 30-60 mg parenteral, kemudian dilanjutkan dengan dosis maksimum 10 mg per hari. Largaktil dapat diberikan bersama luminal, mula-mula 7,5 mg parenteral, kemudian diteruskan dengan dosis 6 x 2,5 mg setiap hari. Kombinasi yang lain ialah Kloralhidrat yang diberikan lewat anus.
H. PENCEGAHAN
o Imunisasi aktif
o Perawatan tali pusat yang baik
o Pemberian toksoid tetanus pada ibu hamil 3 kali berturut-turut pada trimester ke 3
o Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat yang steril
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Riwayat kerawatan Antenatal,Itranatal,Posnatal
3. Pemeriksaan fisik
o Keadaan umum:lemeh,sulit menelan kejang
o Kepala:posisi menengadah,kaku kuduk,dahi menkerut,mata agak tertutup,sudut mulut keluar dan kebawah
o Mulut : kekakuan mulut, mengatupnya rahang seperti mulut ikan
o Dada:Simestrik,kekakuan otot penyangga,rongga dada,otot punggung.
o Abdomen:Dinding perut seperti papan
o Kulit:turgor kurang,pucat,kebiruan
o Estremitas:pleksi pada tangan,ekstensi pada tungkai,hipertoni,sehingga bayi dapat diangkat bagai sepotong kayu.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan jalan napas berhubungan dengan kelemahan otot-otot respirasi, kemungkinan dimanifestasikan dengan :
- Kekakuan otot punggung, otot leher
- Sesak napas
Intervensi Keperawatan
- Kaji frekwensi dan pola napas
- Perhatikan adanya apneu dan perubahan frekwensi jantung, tonus otot dan warna kulit
- Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi
- Berikan oksigan 1-2 liter/menit. Jika sedang terjadi kejang karena sianosis bertambah berat O2 diberikan lebih tinggi dapat sampai 4 liter/menit (jika kejang berhenti turunkan lagi)
- Bila terjadi kejang, pasang sudip lidah untuk mencegah lidah jatuh ke belakang dan juga memudahkan penghisapan lendir bila ada, lebih baik dipasang guedel (selama masih banyak kejang guedel atau sudip lidah dipasang terus)
- Sering isap lendir yakni pada saat kejang, jika akan melakukan nafas buatan pada saat apnea dan sewaktu-waktu terlihat lendir pada mulut bayi
- Observasi tanda vital secara kontinu setiap ½ jam dan catat secara cermat, pasien Tetanus Neonatorum karena mendapatkan anti Konvulsan terus kemungkinan sewaktu-waktu dapat terjadi apnea
- Usahakan agar tempat tidur bayi dalam keadaan hangat (pasang selubung tempat tidur/kain di sekeliling tempat tidur karena selama payah bayi sering dalam keadaan telanjang, maksudnya agar memudahkan pengawasan pernapasannya). Bila bayi kedinginan juga dapat menyebabkan apnea
2. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks mengisap pada bayi yang tidak adekuat, kemungkinan dimanifastasikan dengan :
- Ketidak mampuan dalam menelan
- Mulut mencucut
Intervensi Keperawatan
- Kaji kemampuan bayi dalam menetek
- Menganjurkan pada Ibu agar tetap memberikan ASI
3. Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis dan tindakan keperawatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kemungkinan dibuktikan oleh :
- Pertanyaan/meminta informasi, mengungkapkan masalah, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
Intervensi Keperawtan
- Kaji pengetahuan tentang proses tindakan terhadap penyakit
- Berikan penjelasan kepada orang tua bahwa bayinya menderita sakit berat atau bahaya maka memerlukan tindakan dan pengobatan khusus.
- Berikan penjelasan kepada orang tua, bila ibunya hamil lagi agar minta suntikan pencegahan tetanus.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Azis Alimul. 2005. PENGANTAR ILMU KEPERAWATAN ANAK I. Salemba Medika : Jakarta.
Ngastiyah. 1997. PERAWATAN ANAK SAKIT. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Wiknyosastro, Gulardi Hanifa. 2002. PELAYANAN KESEHATAN MATERIAL DAN NEONATAL. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
Wiknyosastro, Gulandi Hanifa. 2005. ILMU KEBIDANAN. Yayasan Bina Pustaka Sarwino Prawirohardjo : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar