Rabu, 02 November 2011

ASUHAN KEPERAWATAN BARTOLINITIS

TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
B. ETIOLOGI
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina
C. ETIOLOGI INFEKSI
1. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
a Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
b Jamur : kandida albikan.
c Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
d Bakteri : neiseria gonore.
2. Infeksi alat kelamin wanita bagian atas :
a Virus : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.
b Jamur : asinomises.
c Bakteri : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli
D. PATOFISIOLOGI
Lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). “Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu kelenjar bartolin hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak ada infeksi, tak akan menimbulkan keluhan


E. TANDA dan GEJALA
Tanda dan gejala
1. Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
2. Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
3. Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
4. Terdapat abses pada daerah kelamin
5. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
F. PENGOBATAN
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan: antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Vullva
3. In speculo
H. PENATALAKSANAAN
TATALAKSANA INFEKSI ALAT KELAMIN WANITA
Berikut ini adalah beberapa infeksi alat kelamin wanita yang sering dijumpai di Puskesmas dan tatalaksana yang disesuaikan dengan sarana diagnosis dan obat-obatan yang tersedia.


1. GONORE (GO)
Anamnese :
- 99 kasus GO pada wanita menyerang servik uteri dan 50-75 % kasus pada wanita tidak ada gejala atau keluhan.
- Kalau ada keluhan biasanya disuria dan lekore, yang sering diabaikan oleh penderita.
- Sering anamnese hanya didapatkan riwayat kontak dengan penderita.
Pemeriksaan :
• Pemeriksaan dengan spekulum : ostium uteri eksternum bisa tampak normal, kemerahan atau erosif. Tampak vaginal discharge dengan sifat mukoid keruh, mukopurulen atau purulen. Mungkin didapatkan komplikasi seperti : bartolinitis, salpingitis, abses tubo ovarii bahkan pelvik peritonitis. Ketiga komplikasi tersebut terahir disebut Pelvis Inflamatory Disease (PID).
• Laboratorium :
Asupan servik atau vaginal discharge : Diplokokus gram negatif intraseluler lekosit.
• Kriteria Minimal :
Riwayat kontak (+).
Asupan servik atau vaginal discharge : Diplokokus intraseluler lekosit gram negatif.
Terapi :
Penisilin Prokain : 4,8 juta IU IM (skin test dulu), 2 hari berturut turut, atau Kanamisin : 2 gram IM dosis tunggal, atau Amoksisilin atau Ampisilin : 3,5 gram oral dosis tunggal (lebih poten bila ditambahkan Probenesid 1 gram), atau Tetrasiklin cap: 4 X 500 mg selama 5 hari, atau
dosis awal 1.500 mg, dilanjutkan 4 X 500 mg selama 4 hari, atau Kotrimoksasol tablet 480 : 1 X 4 tablet selama 5 hari
Bila ada komplikasi : Amoksisilin atau Ampisilin : 3,5 gram oral dosis tunggal diteruskan 4 X 500 mg selama 10 hari.
Pengamatan dan pemberian ulang dilakukan pada hari ke 3, 7 dan 14, sesudah itu setiap bulan selama 3 bulan.
Catatan :
Terapi sebaiknya diberikan juga kepada patner sex penderita (suami) secara bersamaan. Selama masa terapi sebaiknya kegiatan sex dihentikan.
2. URETRITIS NON GONORE
 Anamnese :
Biasanya tidak ada keluhan. Kalau ada, keluhan biasanya adalah disuria dengan atau tanpa discharge. Sering juga dikeluhkan keluar darah pada akhir dari buang air kecil (terminal dysuria). Sering bersifat kumat-kumatan (yang membedakan dengan GO) Riwayat kontak sering (+)
 Pemeriksaan :
Mungkin ada discharge uretra. Bila disertai sistitis, mungkin ada nyeri tekan suprapubis.
 Laboratorium :
Uretral discharge : diplokokus (-), lekosit >10/lapangan pandang.
Urin : berawan atau didapat benang-benang pendek (threads)
 Kriteria Minimal :
Riwayat kontak (+).
Laboratorium :
Uretral discharge : diplokokus (-)
Urin : berawan atau threads (+).
 Penatalaksanaan :
Tetrasiklin : 4 X 500 mg selama 5 – 7 hari atau
Erytromisin : 4 X 500 mg selama 5 – 7 hari.
Pada kasus persisten lama pengobatan 21 hari.
3. TRIKOMONIASIS
 Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah adanya keputihan dengan jumlah banyak, berwarna kuning atau putih kehijauan. Sakit pada saat berhubungan sex (dyspareunia) juga sering dikeluhkan. Riwayat suami kencing nanah perlu ditanyakan, karena > 50% penderita GO wanita disertai dengan trikomoniasis.
 Pemeriksaan :
Pemeriksaan in speculo : terasa sakit, fluor albus cair dengan jumlah banyak dan berwarna kuning atau putih kehijauan, khas : didapat bintik-bintik merah (punctatae red spots atau strawbery cervix) di dinding vagina.
 Laboratorium :
Fluor albus : dengan mikroskup cahaya Trichomonas vaginalis (+).
 Kriteria Minimal :
Fluor albus : cair, banyak, warna kuning atau putih kehijauan.
Punctatae red spots (+)
Laboratorium : Puskesmas ?
 Penatalaksanaan :
Metronidasol : 1 X 2.000 mg, sebagai dosis tunggal.

4. KANDIDIASIS
 Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah keputihan dan gatal di vagina.
Mungkin juga dikeluhkan adanya rasa sakit waktu melakukan aktivitas sexual. Faktor predisposisi : diabetes militus, pemakaian Pil KB, dan pemakaian antibiotika yang tidak terkontrol serta kegemukan.
Pemeriksaan : Vulva : tampak merah, udem, adanya plak putih, mungkin didapat juga fisura atau erosi (Vulvovaginitis).
In speculo : Terasa sakit, Discharge kental, sedikit, putih seperti keju dan biasanya menutup portio.
 Laboratorium :
Sel ragi (yeast cells) atau tunas (budding body) dan pseudohypha atau spora.
 Kriteria Minimal :
Vuvovaginitis.
Discharge kental, sedikit, putih seperti keju dan biasanya menutup portio.
 Penatalaksanaan :
Topikal : Nistatin vaginal tablet : 1 X 1, selama 7 hari, dan
Nistatin tablet : 4 X 1 tablet, selama 14 hari.






I. PENCEGAHAN
Untuk menghadang radang, berbagai cara bisa dilakukan. Salah satunya adalah gaya hidup bersih dan sehat :
1. Konsumsi makanan sehat dan bergizi. Usahakan agar Anda terhindar dari kegemukan yang menyebabkan paha bergesek. Kondisi ini dapat menimbulkan luka, sehingga keadaan kulit di sekitar selangkangan menjadi panas dan lembap. Kuman dapat hidup subur di daerah tersebut.
2. Hindari mengenakan celana ketat, karena dapat memicu kelembapan. Pilih pakaian dalam dari bahan yang menyerap keringat agar daerah vital selalu kering.
3. Periksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan cukup lama. Tak perlu malu berkonsultasi dengan dokter kandungan sekalipun belum menikah. Karena keputihan dapat dialami semua perempuan.
4. Berhati-hatilah saat menggunakan toilet umum. Siapa tahu, ada penderita radang yang menggunakannya sebelum Anda.
5. Biasakan membersihkan diri, setelah buang air besar, dengan gerakan membasuh dari depan ke belakang.
6. Biasakan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.
7. Jika tidak dibutuhkan, jangan menggunakan pantyliner. Perempuan seringkali salah kaprah. Mereka merasa nyaman jika pakaian dalamnya bersih. Padahal penggunaan pantyliner dapat meningkatkan Kelembapan kulit di sekitar vagina.
8. Alat reproduksi memiliki sistem pembersihan diri untuk melawan kuman yang merugikan kesehatan. Produk pembersih dan pengharum vagina yang banyak diperdagangkan sebetulnya tidak diperlukan. Sebaliknya jika digunakan berlebihan bisa berbahaya.
9. Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Ingat, kuman juga bisa berasal dari pasangan Anda. Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak gampang mendeteksi sumber penularan bakteri. Peradangan berhubungan erat dengan penyakit menular seksual dan pola seksual bebas.
ASUHAN KEPERWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Perubahan warna kulit
2. Udem
3. Cairan pada kelenjar
4. Nyeri
5. Benjolan pada bibir vagina
6. Bau cairan
7. Kebersihan tubuh
8. Jumlah dan warna urin
B. DIAGNOSA
1. Defisit perawatan diri b.d keterbatasan gerak
2. Kerusakkan integritas kulit b.d edem pada kulit
3. Defisit pengetahuan b.d kurangnya pemahaman terhadap sumber sumber informasi nyeri b.d keadaan luka cemas
4. Disfungsi seksual b.d proses penyakit
C. INTERVENSI
1. Membantu pasien untuk memenuhi higiene pribadi
2. Memantau keadaan luka
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri (kebersihan alat genetal)
4. Kaji tingkat nyeri
5. Gunakan cara-cara interaktif yang berfokus pada kebutuhan untuk membuat penyesuaian dalam peraktik seksual atau untuk meningkatkan koping terhadap masalah/gangguan seksual



Tahukah kamu bahwa pada alat kelamin wanita bisa terjadi gangguan-gangguan yang … Urrrrgggghhhhhh….. Gak banget dechhhhh and bisa bahaya juga lochhhhh!!!!
Gangguan yang terjadi diluar vagina tak hanya membuat malu dan rendah diri tapi juga bisa mengancam organ reproduksi…
Munculnya keputihan yang menyebabkan gatal hingga benjolan di bibir luar vagina dapat mengganggu secara estetika yaitu mengancam kesehatan reproduksi. beberapa jenis serta deskripsi penyakit yang biasanya dikaitkan dengan keluhan pada bagian luar vagina diantaranya…
1. Condyloma
Jika menemukan keabnormalan diluar vagina, seperti tumbuhnya benjolan keras berbunggul seperti bunga kol atau jengger ayam, bisa jadi itu merupakan manifestasi dari penyakit condyloma acuminata atau dikenal sebagai kutil kelamin. penyakit ini dapat muncul dalam jumlah lebih dari satu ataupun bertumpuk.
Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular seksual yang dsebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan. penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya.
Munculya si jengger ayam ini bisa ditemukan dimanapun, sesuai area kulit yang terinfeksi. bisa di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar anus hingga mulut rahim. jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker serviks.
Kutil kelamin dapat diobati dengan obat oles, sntik ataupun tindakan operasi. untuk tindakan operasi dapat menggunakan alat alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal )oles).
Bisa juga dengan obat suntik yang diberikan pada jaringan kulit tempat tumbuhnya kutil. Namun, pengobatan ini tidak disarankan bagi wanita hamil, maupun pada kutil yang berjumlah banyak. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
2. Bartolinitis

Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapt menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapt disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Bartolinitis disebabkan oleh kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Kuman yang menyebabkan infeksi ini bisa bermacam-macam , mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya.Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina.
Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pembengkakan antibiotik untuk mengurangi radang pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melekukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.
Tak perlu khawatir vagina akan kering setelah pengangkatan, karena pada dasarnya yang diangkat hanya salah satu penghasil pelumas.
3. Candidiasis
Munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan wanita pada kelaminnya. Gangguan yang sering disebut keputihan oleh masyarakat awam ini, biasanya disebabkan infeksi jamur candida albicans dan disebut sebagai candidiasis.
Kadangkala keputiha juga diserai rasa gatal yang memancing untuk digaruk. Akibatnya, di daerah kelaluan bisa timbul luka yang yang membuat rasa perih pada saat buang air kecil atau bersenggama. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan hormonal yang disebebkanoleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, penggunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembab, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembaban organ intim wanita.
Penggunaan sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intimtak terlalu lembab bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau imidaol.
4. Herpes
Gangguan pada bagian luar kelamin juga dapat muncul berupa gelembung-gelembung berisi cairan. Gelembuung air akibat infeksi virus herpes (HSV2) ini munculnya bisa disertai demam. Selain demam, gelembung yang berada dekat saraf tepi ini juga menimbulkan sensai perih bila tersentuh.
Bila menginfeksi sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal didaerah pinggang. Infeksi herpes yang terjadi pada bagian kelamin atau disebut juga herpes simpleks ini merupakan penyakit menular seksual. Selain menginfeksi organ kelamin,
virus herpes simpleks tipe 2 yang menyebabkan herpes kelamin juga bisa menginfeksi rongga mulut. Pada wanita, herpes simpleks yang sudah mencapai organ intim bagian dalam agak sulit disembuhkan hingga tuntas. Virus ini mampu bersembunyi dan “tidur” di dalam jaringan organ intim wanita.
Kemudian bisa sewaktu-waktu kambuh jika daya tahan tubuh sedang menurun. Jika terdiagnosa menderita herpes simpleks, dokter akan memberikan resep obat antivirus. Selain itu, tetaplah menjaga daerah organ intim agar tidak terlalu lembab dan tetap bersih. Serta diperlukan untuk selalu menjaga kondisi organ intim agar tidak semakin memburuk.
5. Chlamydia
Keputihan juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri chlamydia trachomatis, atau infeksi Chlamydia. Namun, berbeda dengan candidiasis ang menimbulkan gumpalan sewarna endapan susu, gumpalan keputihan yang disebabkan oleh Chlamydia berwarna kuning kehijauan dan berbau amis. Selain itu, dapat timbul keluhan pendarahan tak normal setelah berhubungan intim.
Kendati tak banyak menimbulkan keluhan pada wanita, namun infeksi bakteri ini dapat menyebabkan radang panggul hingga infertiltitas (mandul) pada wanita. Jika terdiagnosis terinfeksi Chlamydia, pengobatan dengan antibiotik jenis tetrasiklin dapat diberikan hingga 7 hari kedepan. Biasanya pengobatan dilakukan sekaligus bersama pasangan agar gangguan ini tak berpindah ke pasanganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar