ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. “D” AKSEPTOR KB DENGAN PELEPASAN IUD
DI POLI KB RUMKITAL Dr. RAMELAN
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan hadirat-Nya yang dilimpahkan,sehingga penyusun dapat menyelesaikan asuhan kebidanan pada Ny.”D” Akseptor KB IUD (Copper T 380 A) di poli KB RS. AL Dr.Ramelan Surbaya.
Penyusunan asuhan kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Akademi Kebidanan STIKES ABI Surabaya untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu dalam penyususnan asuhan kebidanan terutama:
1. Laksamana Drg.Budhi Siswanto, MM selaku Karumkital Dr.Ramelan Surabaya.
2. Prof. Dr.H.R.Soedibyo HP.dr.DTM selaku Direktur STIKES ABI Surabaya.
3. Kapten Laut (k/w) Tuti Tjahyani, Amd.Keb selaku pembimbing klinik di poli KB Rumkital Dr.Ramelan Surabaya.
4. Lia Hartanti,SST selaku KAJUR DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya dan selaku pembimbing prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
5. Hj. Sri Mekar, Amd.Keb selaku wali kelas prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya .
6. Mamik,Amd.Keb.SKM selaku PK I prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian tugas ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan asuhan kebidanan selanjutnya.
Surabaya, Juni 2007
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,upaya ini dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanent.
(Ilmu Kebidanan 2003)
Metode IUD telah menjadi bagian gerakan Keluarga Berencana Nasional serta peminatnya makin bertambah, KB IUD ini aman, efektif, dan digunakan dalam jangka waktu panjang.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.2.1.Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam dari pengalaman yang nyata dalam melaksanakan manajemen kebidanan pada akseptor KB.
1.2.2.Tujuan Khusus
1.Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada klien akseptor KB.
2.Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada akseptor KB.
3.Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada akseptor KB.
4.Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada akseptor KB.
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi pada klien akseptor KB.
6. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien akseptor KB.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien akseptor KB.
1.3 METODE PENULISAN
1. Sesuai kepustakaan
Penulis mempelajari dan memahami KB IUD dengan membaca literature
2. Praktik langsung
Memberikan asuhan kebidanan pada klien dan melakukan pendekatan pada klien
3. Bimbingan dan asuhan kebidanan
Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing, baik pembimbing praktik maupun pembimbing pendidikan
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistemetika penulisan ini adlah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang dalam penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang KB IUD dan tindakan yang
dilakukan.
BAB III : TINJAUN KASUS
Dalam bab ini dilakukan asuhan kebidanan dengan KB IUD.
BAB II
TINJAUN TEORI
1.1 PENGERTIAN
AKDR adalah memasukkan benda atau alat ke dalam uterus untuk mencegah terjadinya kehamilan.
(Ilmu Kebidanan 1999)
2.2 JENIS
IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutera dan logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada generasi plastik baik yang ditambahi obat (medicated), maupun yang tidak ditambahi obat (unmedicated).
v Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi:
a. Bentuk terbuka (open device) misalnya: Lippes Loop, CU-T, CU-7, Marquiles, Spring coil Multiload, NOVA-T,dan lainnya.
b. Bentuk tertutup (closed device) misalnya Otaring, Antigon, Gravenbergring, Hall-Stone ring, dll.
v Menurut tambahan obat:
a. Medicated IUD, misalnya: CU-T 200, 220, 300, 380-A, CU-T, NOVA-T, ML-CU 250, 375.
b. Unmedicated IUD, misalnya: Lippes loop, Marquiles, Saf-T Coil, Antigon, dll.
2.3 CARA KERJA
· Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
· Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai cavum uteri.
· AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
· Kemungkinan untuk mencegah implantasi telur dan uterus.
2.4 KEUNTUNGAN IUD
1. Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi.
2. AKDR dapat efektiv segera setelah pemasangan.
3. Metode jangka panjang (10 tahun prediksi dari CUT-380 A dan tidak perlu diganti).
4. Sangat efektiv karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan CU AKDR (CUT-380 A).
8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid berakhir).
11. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
12. membantu mencegah KET.
2.2 KERUGIAN
Ø Efek samping yang mungkin terjadi:
ü Perubahan siklus haid (umunya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang segera setelah 3 bulan).
ü Haid lebih lama dan banyak.
ü Perdarahan (spotting).
ü Saat haid lebih sakit.
Ø Komplikasi lain:
ü Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan.
ü Perdarahan hebat pada saat haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
ü Perforasi dinding uterus
Ø Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
Ø Tidak baik digunakan pada wanita dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.
Ø Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.
Ø Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR, seringkali perempuan takut selama pemasangan.
Ø Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR, biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
Ø AKDR tidak dapat dilepas sendiri oleh klien, harus petugas kesehatan terlatih yang melepaskan AKDR.
Ø Kemungkinan AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan).
Ø Tidak mencegah terjadinya KET karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
Ø Klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu, untuk melakukan ini klien harus memasukkan jarinya kedalam vagina (sebagian wanita tidak mau melakukan ini).
2.6 PERSYARATAN PEMAKAIAN
v Yang dapat menggunakan AKDR adalah:
· Usia produktif.
· Keadan nulipara.
· Memungkinkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang.
· Wanita menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi.
· Setelah melahirkan dan sedang menyusui.
· Pasca abortus dan tidak ditemukan tanda-tanda PRP.
· Resiko rendah IMS.
· Tidak menghendaki metode hormonal.
· Tidak suka untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
· Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
v Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR:
· Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).
· Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).
· Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servicitis).
· 3 bulan terakhir sedang mengalami atau sedang menderita PRP atau abortus septic.
· Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
· Penyakit trofoblas yang ganas.
· Diketahui menderita TBC pelvic.
· Kanker alat genital.
· Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
2.7 EFEKTIFITAS
Efektifitas IUD sangat tinggi untuk mencegah kehamilan dengan jangka waktu yang lama. Angka kehamilan IUD berkisar 1,5-3/100 wanita pada tahun pertama, dan angka ini akan menjadi rendah untuk tahun-tahun berikutnya.
2.8 EFEK SAMPING PEMAKAIN IUD
· Amenorea.
· Kejang.
· Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur.
· Benang yang hilang.
· Adanya pengeluaran cairan dari vagina/dicurigai adanya PRP.
2.9 WAKTU PENGGUNAAN
· Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
· Hari ke-1 sampai ke-7 siklus haid.
· Segera setelah melahirkan selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segara atau selama 48 jam pasca persalinan.
· Setelah abortus (segera atau daalm waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
· Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
2.10 CARA PEMAKAIAN
Mengeluarkan AKDR biasanya di keluarkan dengan jalan menarik AKDR yang keluar dari OUE dengan 2 jari, dengan pinset, atau dengan cunam. Kadang-kadang benang AKDR tidak di OUE.
Tidak terlihatnya benang AKDR ini dapat disebabkan oleh:
1. Akseptor menjadi hamil.
2. Perforasi uterus.
3. Ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor.
4. Perubahan letak AKDR tertarik kedalam ronnga uterus seperti ada mioma uteri.
(Ilmu Kandungan 1999)
BAB III
TINJAUN KASUS
3.1.PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
Tanggal : 18-12-2007 Jam : 09.15 WIB Oleh: Hikmatul M
1. Identitas
Nama : Ny. D Umur : 57 Tahun Agama : Islam Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Penghasilan : - Alamat : Jl. Teluk kumat timur no. 81 surabaya | Nama Suami : Tn. I Umur : 60 tahun Agama : Islam Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Pendidikan : PT Pekerjaan : Wiraswasta Penghasilan : - Alamat : Jl. Teluk kumat timur no. 81 surabaya |
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin melepas IUD.
3. Riwayat Kebidanan
- Riwayat Menstruasi
* Siklus : 28 Hari
* Lama : 7 Hari
* Banyak : 2-3 softek
* Warna : Merah
* Dysmenorhea : Ya, kadang-kadang
* Flour Albus : Tidak
* Menarche : ibu mengatakan lupa
* Ibu mengatakan sudah menopause sejak 3 tahun yang lalu
- Riwayat persalinan yang lalu
Suami ke | Anak ke | Kehamilan | Persalinan | Anak | Nifas | ||||||||
Usia | Penyul | Jenis | Penyul | Tempat | Penolong | BB | PB | Sex L / P | H / M | Penyul | Laktasi | ||
1 | 1 | 9 bln | - | Spt B | - | Rumah | Bidan | Ibu lupa | Ibu lupa | L | H | - | 2 tahun |
1 | 2 | 9 bln | - | Spt B | - | BPS | Bidan | Ibu lupa | Ibu lupa | P | H | - | 2 tahun |
1 | 3 | 9 bln | - | Spt B | - | BPS | Bidan | Ibu lupa | Ibu lupa | L | H | - | 2 tahun |
4. Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa ia tidak merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, jamu-jamuan, dll.
5. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita.
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah menderita penyakit menahun, menurun, dan menular seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM, HT.
6. Riwayat Penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular maupun menahun seperti : jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM.
7. Riwayat Psikososial
ibu mengatakan pelepasan IUD ini sangat di dukung oleh keluarga.
8. Riwayat KB
ibu mengatakan telah menggunakan KB IUD sejak tahun 1985, di lepas dan di ganti pada tahun 1991.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang terdiri dari nasi, sayur dan lauk, dan buah minum 6-7 gelas sehari.
b. Eliminasi
Ibu mengatakan BAB ± 1x/2 hari , BAK ± 3x sehari.
d. Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ± 7-8 jam dan tidur siang ± 1 jam.
e. Aktivitas
Ibu mengatakan biasa mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci, dll.
B. DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
- Kesadaran : composmentis
- KU : baik
B. TTV :
Tensi : 150/90 mmHg RR : 24x/menit
Suhu : 36°C Nadi : 80x/menit
C. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut : Bersih, tidak rontok.
2. Muka : Tidak sembab, tidak pucat.
3. Mata : Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterus.
4. Mulut : Tidak ada stomatitis, gigi tidak caries.
5. Leher :
- Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
- Struma : Tidak ada
- Pembesaran vena jungularis : Tidak ada
6. Dada : Simetris
7. Payudara :
- Bentuk : Simetris
- Areola : Pigmentasi
- Putting susu : Menonjol
- Keluaran : Tidak ada
- Striae : Tidak ada
8. Perut :
- Striae : Tidak ada
- Linea : Tidak ada
- Pembesaran : Tidak ada
- Bekas luka : Tidak ada
9. Vulva :
- Warna : Merah muda
- Luka parut : Tidak ada
- Keluaran : Tidak ada
- Varices : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
10. Anus : Tidak ada hemoroid, tidak ada varices.
11. Ekstremitas :
Odema : -/-
Varices : -/-
D. Pemeriksaan Penunjang
- Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan pada daerah adneksa kanan dan kiri.
- Bimanual : Tidak ada nyeri goyang porsio. Porsio keras, terbuka, antefleksi. Tidak ada nyeri pada adneksa kanan dan kiri.
- Inspekulo : Tidak ada erosi pada porsio. Tidak ada lesi. Tidak ada flour albus. Benang IUD (+).
3.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Tanggal : 18-06-2007 Jam : 09.23 WIB
DS : Ibu mengatakan ingin melepas IUD.
DO : KU baik
TTV : - Tensi : 150/9o mmHg - Suhu : 36°C
- Nadi : 80 x/ menit - RR : 24 x/ menit
3.3 DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
3.4 TINDAKAN SEGERA
persiapan alat untuk pencabutan IUD.
INTERVENSI
Tanggal/Jam | Diagnosa | Intervensi | Rasional |
18-06-2007 09.20 WIB | Akseptor KB pelepasan IUD | · Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan askeb ini, ibu mendapat layanan pelepasan kontrasepsi IUD. · Kriteria hasil : IUD dilepas dengan baik. | |
| | 1. Lakukan pendekatan terapeutik | 1. Hubungan yang baik dan komunikasi yang lancar, akan memudahkan dalam melakukan pengkajian dengan pemeriksaan. |
| | 2. Jelaskan prosedur pelaksanaan yang akan dilakukan pada klien. | 2. Klien mengerti dengan pemeriksaan yang akan dilakukan dan mau diajak bekerjasama. |
| | 3. Berikan KIE | 3. Klien mengerti akan saran dan konseling yang dibarikan petugas kesehatan. |
| | 4. Lakukan persiapan alat | 4. Agar memudahkan pelepasan IUD. |
| | 5. Lakukan pelepasan IUD | 5. Agar tercapai kebutuhan dan keinginan klien |
| | 6. Membereskan alat | 6. Alat yang telah digunaka segera di dekontaminasi. |
3.6 IMPLEMENTASI
TGL/JAM | IMPLEMENTASI |
18-06-2007 09.35 WIB | 1. Melakukan pendekatan terapeutik: - Menyapa dan memberi salam - Menanyakan keluhan - Menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien 2. Menjelaskan prosedur pelaksaan 3. Memberikan KIE tentang: - Personal Hygiene. - Nutrisi yang cocok untuk usia lanjut 5. Melakukan persiapan alat: speculum, tenakulum, sonde uterus, korentang, tampon tang, mangkok untuk larutan antiseptic, bengkok, kassa, dan kapas 6. Melakukan pelepasan IUD: - Mencuci tangan - Memakai sarung tangan - Melakukan pemeriksaan bimanual - Pasang speculum untuk melihat serviks - Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic 2-3 kali - Ambil tampon tang dan jepit benang, kemudian tarik keluar sambil di goyang-goyangkan - Perlihatkan IUD pada ibu, setelah IUD terlepas dan letakkan di bengkok. - Keluarkan speculum dengan hati-hati. 7. Membereskan alat: Masukkan semua alat yang sudah dipakai ke dalam larutan klorin 0,5 %. |
3.7 EVALUASI
TGL/JAM | EVALUASI |
18-06-2007 09.43 WIB | S : Ibu mengerti dan paham tentang penjelasan yang di sampaikan oleh petugas kesehatan. O : KU : Baik Kesadaran : Composmentis TTV : - Tensi : 150/90 mmHg - RR : 24 x/ menit - Nadi : 80 x/ menit - Suhu : 36°C A : Ny. D pasca pelepasan IUD. P : Rencana dilanjutkan bila sewaktu-waktu klien ada keluhan. |
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Dari berbagai masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan dapat diperoleh kesimpulan:
1. Pengkajian data.
Pada data subtektif ditemukan ibu yang ingin melepas IUD. Ibu mengatakan telah menggunakan IUD sejak tahun 1985, dilepas dan langsung memasang lagi pada tahun 1991. Ibu juga mengatakan bahwa telah berhenti menstruasi sejak 3 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan inspekulo benang IUD (+).
2. Analisa data / diagnosa / masalah.
Diagnosa : Akseptor KB pelepasan IUD.
3. Diagnosa potensial.
Tidak ada.
4. Identifikasi kebutuhan segera.
Persiapan alat untuk persiapan IUD.
5. Intervensi.
Lakukan pendekatan terapeutik, menjelaskan prosedur pelaksanaan, berikan KIE pada klien, lakukan persiapan alat, lakukan pelepasan IUD, bereskan alat.
6. Implementasi.
Semua rencana telah terlaksana dengan yang telah ada di intervensi.
7. Evaluasi.
ibu mengatakan mengerti dan paham tentang penjelasan yang telah disampaikan oleh petugas.
4.2 SARAN
1. Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dengan klien dalam memecahkan masalah klien.
2. Bagi petugas
Meningkatkan peran bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana kebidanan, lebih
3. Bagi pendidikan
Untuk memperhatikan penulis dalam penulisan, agar tersusun sebuah tugas atau makalah yang baik dan benar.
meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang di miliki. Bidan harus meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien, dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, sarwono.1999. Ilmu Kandungan. YBP. Jakarta.
2. ___________. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. YBP. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar