Kamis, 21 April 2011

ASKEB DIARE PADA ANAK

BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1 KONSEP DASAR TEORI
PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi 3 x atau lebih per hari di sertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir atau darah.
( Markum 1996 ; 448)
Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Diare adalah keadaan frekuansi buang besar lebih 4 kali pada bayi 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
(Ngastiyah 1995 : 143)
Menurut hippo Cretes diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.
PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu ( misal oleh toksin ) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus
Gangguan Mobilitas Usus
Hiper peristatik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristatik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Patogenesis Diare akut :
Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung
Jasad renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus
Oleh jasad renik dikeluarkan toksin
Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronik
Infeksi bakteri
Infeksi parasit
Infeksi mal absorbsi
Malnutrisi
GAMBARAN KLINIK
Mula mula pasien cengeng, gelisah dan suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, tinja encer, lendir dan darah (terkadang) warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena bercampur dengan empedu, anus lecet, kelamaan menjadi asam (karena banyaknya asam laktak yang keluar) Akhirnya nampak dehidrasi, berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan ubun ubun tampak cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit kering.
Bila dehidarsi berat maka volume darah akan berkurang dengan demikian nadi akan cepat dan kecil denyut jantung menurun yang akhirnya dengan shock. (Pusdiknaskes, 1992: 98)
PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asm basa (Asidosis metabolik)
Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah)
Hipoglikemia
Gangguan sirkulasi darah
Macam- macam Dehidrasi
Dehidrasi ringan atau sedang apabila terdapat dua atau lebih tanda berikut :
Gelisah atau rewel
Mata cekung
Cubitan kulit perut kembalinya lama
Dehidrasi ringan (≤ 5 % BB)
Dehidrasi sedang (≤ 5% - 10 % BB)
Dehidrasi berat, apabila :
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut:
Letargis atau tidak sadar
Mata cekung
Cubitan kulit perut kembalinya lama
Dehidrasi Berat ( <>
(Depkes RI ,1999)
KOMPLIKASI AKIBAT DIARE
Dehidrasi
Rejatan hipovolemik (volume darah menurun, bila 15-25% BB akan menyebabkan TD menurun)
Hipo Kalemia
Kejang
Malnutrisi
( Pusdiknakes, 1992 : 99)
PENATALAKSANAAN
Prinsip perawatan diare adalah :
Pemberian cairan
Dietetik (cara pemberian makanan )
Obat-obatan
Pemberian Cairan
Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan Nacl dan NaHCO3 ,KCL, dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur enam bulan kadar natrium 90 m Eq/L Pada anak dibawah umur enam bulan dengan dehidrasi ringan, sedang kadar natrium 50-60 mEq/L. Formula lengkap sering di sebut oralit. Cairan sedaerhana yang dibuat sendiri (Formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NacL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula, untuk pengobatan sementara dirumah sebelum dibawa berobat ke rumah sakit / pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut / lebih jauh.
Cairan per oral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, misalnya untuk bayi atau pasien yang MEP
(Ngastiyah 1995 : 146)
Sistematika Penatalaksanaan Berdasarkan Keadaan Penderita




Tanpa dehidrasi sampai Dehidrasi ringan Dehidrasi berat dengan
Dehidrasi ringan sampai dengan berat / tanpa komplikasi
dengan /tanpa penyakit
penyerta
Cairan (LGG, air) Oralit Cairan rehidrasi
Tajin, kuah sayur, parenteral / dengan
Teh) RL, glukosa
Pengobatan dirumah di Puskesmas Di RS / puskesmas
Poliklinik, RS Perawatan
1.2 KONSEP DASAR TEORI ASUHAN KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN
Harus dikaji karena merupakan kunci untuk menentukan status kesehatan anak.
( Pusdiknakes, 1992 : 6)
Data Subyektif
Identitas, meliputi
Nama, nama orang tua, umur, jenis kelamin, Ras / suku bangsa, Agama, pendidikan Ayah / Ibu, pekerjaan.
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu, sekarang dan riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat ibu waktu hamil, kelahiran
Alamat
Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Personal Hygiene
Aktifitas
2. DATA OBYEKTIF
Pengkajian fisik anak merupakan kunci utama menentukan status kesehatan anak
( Pusdiknakes, 1992 : 6)
Pemeriksaan Fisik
Ukuran Pertumbuhan
Merupakan kunci utama menentukan status kesehatan anak
( Pusdiknakes, 1992 : 6)
Berat Badan (BB)
Sebelum anak ditimbang, skala di timbang harus pada angka nol (0)
Tinggi badan (TB)
Tinggi badan waktu lahir rata-rata 50 cm, rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah adalah 6-8 cm/thn
(Soetjiningsih, 1995:4)
Tanda-tanda vital
Merupakan kunci untuk mengevaluasi status fisik dan fungsi vital yaitu suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah. Setiap anak pada umur tertentu mempunyai nilai normal yang berbeda
( Pusdiknakes, 1992 : 7)
Pemeriksaan Fisik Umum
Yang dilihat adalah keadaan umum, kesan subjektif dan penampilan fisik, status nutrisi, tingkah laku, kepribadian, cara interaktif dengan orang tua atau orang lain lain ataupun dengan perawat, postur tubuh
( Pusdiknakes, 1992 : 10)
- Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- TTV
Nilai normal suhu anak rata-rata sebagai berikut :
Usia Nilai suhu derajat
3 bulan
6 bulan
1 tahun
3 tahun
5 tahun
7 tahun
9 tahun
11 tahun
13 tahun 37,5
37,5
37,7
37,2
37
36,8
36,7
36,7
36,6
Keterangan : Frekuensi kenaikan suhu bayi sering berbeda sekitar 0,5 - 1oC masih dalam batas normal
Nilai normal suhu anak rata-rata sebagai berikut :
Usia Waktu bangun Tidur Demam
Bayi baru lahir
1 minggu – bln
3 bln – 2 tahun
2 – 10 tahun
10 tahun – dewasa 100-80
100-220
80-150
70-110
55-90 80-160
80-200
70-120
60-90
50-90 > 220
> 220
> 200
> 200
> 200
Nilai pernafasan rata-rata setiap menit sesuai umur adalah :
Umur Nilai pernafasan / menit
Bayi baru lahir
1 - 11 bulan
2 tahun
4 tahun
6 tahun
8 tahun
10-12 tahun
14 tahun
16 tahun
18 tahun 35
30
25
23
21
20
19
18
17
16-18
Tekanan darah
Merupakan pengukuran tanda-tanda vital yang biasanya diukur pada anak 3 tahun ke atas (Pusdiknakes, 1992 : 8 - 9).
Ukuran Pertumbuhan
Pertambahan Berat Badan dan Tinggi Badan sesuai umur anak
Usia Waktu bangun Tidur
Bayi lahir – 6 bln
6-12 bulan
Balita
Pra sekolah
Usia sekolah
Pubertas
(Pertumbuhan cepat) Bertambah 140-220 gr/mg (2x BBL)
85-140 gr/mg (3 x BL)
2-3 kg / thn
2-3 kg / thn
2-3 kg / thn
Wanita 7-25 kg (17,5)
Laki-laki 7-30/thn (23,7) Bertambah 2,5 cm/bln
1,25 cm/bln
2 thn : ½ dewasa
4 thn : 2 : PB
Sesudah 7 thn 5 cm/thn
5-25 cm/thn
10-30 / thn
(Pusdiknakes, 1992 : 10)
Pemeriksaan fisik
- Kepala :
Rambut : kebersihan, penyebaran, mudah rontok/tidak
Mata : kesimetrisan, apakah ada infeksi, bagaimana struktur, ukuran, cornea dan keadaan retina.
Hidung : Apakah membengkak, adakah cairan, warna, kemungkinan infeksi pada jalan pernafasan.
Mulut/gigi : Kebersihan, stomatitis/tidak, bibir kering/lembab, pertumbuhan gigi, ada caries/tidak
- Leher : Ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, ada pembesaran kelenjar limfe/tidak, ada bendungan vena/tidak
- Telinga : Kebersihan, kesimetrisan, adakah serumen, bagaimana pendengarannya.
- Dada : Kesimetrisan, adakah benjolan, bagaimana keteraturan nafas, adakah wheezing dan ronchi.
- Abdomen : Adakah benjolan, adakah nyeri tekan, adakah pembesaran hepar, perut kembung/tidak.
- Kulit : Kebersihan, warna, struktur, suhu, kelembaban dan turgor
- Kuku : Kebersihan, panjang / pendek
- Ekstremitas :
Atas : Kesimetrisan, adakah kelainan bawaan, kelengkapan jari
Bawah : Kesimetrisan, adakah kelainan, adakah oedema
- Genetalia : Kebersihan, adakah kelainan
- Anus : Kebersihan, adakah hemoroid
(Pusdiknakes, 1992 : 10 - 13)
3. Data psikososial
4. Data Spiritual
5. Data Penunjang
1) Pemeriksaan DDTK
a. BB menurut TB
Normal (N) : berat badan anak lebih dari 90% sampai dengan 110% berat standart
Kurang (K) : berat badan anak lebih dari 80% sampai dengan 90% berat standart
Buruk (B) : berat badan anak 80% berat standart atau kurang
(Pusdiknakes, 1992 : 48)
b. Pengukuran Lingkar Kepala (LK)
Normal : bila ukuran lingkar kepala anak berada di dalam “jalur hijau”
Tidak normal : bila ukuran lingkar kepala anak berada di luar “jalur hijau” (Depkes RI, 2005 : 45-46).
c. Data KPSP
Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya sesuai umur / normal (S)
Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Jumlah jawaban tidak perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes RI, 2005 : 49).
d. Tes Daya Dengar (TDD)
Bila ada satu atau lebih jawaban tidak, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran (Depkes RI, 2005 : 66).
e. Deteksi Dini Autis
- Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban tidak pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4
- Risiko rendah menderita autis : bila jawaban Tidak pertanyaan A7 dan B4
- Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban Tidak jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6, A8 - A9, B1, B5.
- Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2, 3 (Depkes RI, 2005 : 72).
2) Pemeriksaan DDST
Normal : bila tidak ada terlambat (OT) dan atau maksimal 1 peringatan (IP)
Suspek : bila terdapat 1 atau terlambat (IT) dan atau 2 / lebih peringatan (2P)
Tidak dapat diuji :
- Bila terdapat 1 atau lebih skor menolak (1 m) untuk item dari sebelah kiri garis usia atau
- 2 / lebih skor menolak (2M) untuk itm yang tembus garis usia pada kotak gelap (75-90%)
E. ANALISA DATA
Selesai anamnesa dan pemeriksaan. Selanjutnya dilakukan analisa data untuk menentukan diagnosa atau masalah dengan melihat data yang kita peroleh. Masalah yang mungkin timbul pada anak sehat, antara lain :
1. Kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi karena kurang pengetahuan (Carpenito, 1998 : 255).
2. Keterbatasan bahasa, karena kurangnya stimulasi (Carpenito, 1998 : 159).
3. Resiko terjadinya caries gigi, karena cara menggosok gigi yang salah dan tidak teratur (Depkes RI, 1994 : 29).
F. DIAGNOSA KEBIDANAN
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa diagnosa terdiri dari kondisi yang ada, masalah dan penyebabnya, masalah potensial dan prognosa (Depkes RI, 1994 : 29).
G. PERENCANAAN
Tanggal dan waktu pelaksanaan
1. Kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi
Tujuan : Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat optmal.
Kriteria hasil : Individu akan meningkatkan masukan nuttrisi sesuai kebutuhan
Intervensi :
a. Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
R/ agar kebutuhan gizi anak tercukupi sehingga anak tidak kurang gizi
b. Untuk anak yang aktif berikan :
- Makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori
- Sambil berjalan-jalan boleh diberikan makanan kecil
R/ untuk mengjindari anak kekurangan gizi dan agar anak mau makan
c. Usahakan anak makan bersama-sama dengan keluarga lain
R/ bisa menambah nafsu makan anak dengan adanya teman waktu makan
H. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. Dimana pelaksanaan tindakan kemungkinan bidan melakukan tindakan secara langsung pada kelompok sasaran atau bekerja sama (kolaborasi) dengan tenaga lain. Pelaksanaan tindakan berdasarkan prosedur atau metode yang lazim digunakan atau pedoman-pedoman resmi yang dikeluarkan oleh Depkes. Kegiatan pelaksanaan perlu dikendalikan agar tetap menuju sasaran. Setiap tindakan yang dilakukan memberikan perubahan pada kelompok sasaran
I. EVALUASI
Tahap ini menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan. Bila tindakan yang dilakukan mencapai tujuan, perlu dipertimbangkan kemungkinan masalah baru yang timbul akibat keberhasilan. Dan sebaliknya bila tindakan tidak mencapai tujuan, maka langkah-langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 12 juli 2009 Jam : 17.00 WIB
Tempat : BPS Ny. Siamik, Amd keb
Identitas
Identitas Anak
Nama : An ”S”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 10 Bulan
Tanggal Lahir : 26-3-2008
Anak ke : 1 (satu)
Identitas Orang Tua
Ayah Ibu
Nama : Tn. D Ny. I
Umur : 27 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : STM SMA
Pekerjaan : Wiraswasta IRT
Alamat : Madiun
Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan An. S BAB 2x cair bercampur lendir.
Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan An. S di Rumah mengalami BAB cair sebanyak 3x bercampur lendir, muntah (pada tanggal 10-6-2009) lalu oleh keluarga dibawa ke BPS terdekat.
Riwayat Penyakit dahulu
Penyakit waktu kecil
Ibu pasien mengatakan An. S tidak mempunyai penyakit waktu kecil kalaupun sakit hanya pilek biasa dan sembuh setelah berobat ke puskesmas terdekat
Pernah MRS
Ibu mengatakan pasien belum pernah masuk RS sebelumnya
Alergi
Ibu mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat alergi baik alergi makanan ataupun alergi pada obat-obatan tertentu.
Imunisasi
Hepatitis BI, PolioI : Hepatitis B I 2 jam setelah lahir
DPT Hb Cambo 1 + Polio 2 : 2 bulan
DPT Hb Combo2 + Polio 3 : 3 bulan
DPT Hb Combo3 + Polio 4 : 4 bulan
Campak : 9 bulan
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Keturunan
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien, dalam keluarga juga tidak ada yang mempunyai / tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM dan Asma
Penyakit Menular
Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular misal: Hepatitis dan TBC
Penyakit Kesehatan Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal dan sekitar bersih dan sanitasi cukup
Riwayat Antenatal
Keluhan selama hamil
Ibu pasien mengatakan mual dan muntah sampai usia kehamilan 3 bulan, pada kehamilan 8-9 bulan mengeluh nyeri pinggang
Ibu periksa ke bidan mulai usia kehamilan 2 bulan
Ibu periksa rutin tiap bulan
Ibu dapat vitamin dan tambah darah
Ibu mendapat suntik TT 2x
Riwayat Natal
Umur Kehamilan : 40 minggu
Jenis persalinan : spontan
Ditolong oleh : Bidan
Keadaan bayi : - Bayi lahir langsung menangis kuat
Kulit kemerahan
Gerak aktif
Normal
KU : Baik
Penyulit saat persalinan
Ibu pasien mengatakan tidak ada penyulit saat proses persalinan.
Riwayat Neonatal
Kondisi Bayi : baik
BB lahir : 3000 gram
PB lahir : 49 cm
Riwayat Gizi
Pemberian ASI : Diberikan segera setelah lahir sampai usia 6 bulan (ASI Eksklusif) sampai sekarang usia 10 bulan ASI masih diberikan di tambah MP ASI
Pemberian MP-ASI : Diberikan berselang-seling dengan ASI berupa bubur bayi (bubur beras merah, variasi buah-buahab, bubur kacang ijo).
Makanan Sehari-hari : Diberikan ASI, biskuit bayi, sari buah dan juga diberikan MP ASI dengan Aneka rasa bubur.
Riwayat Psikososial
Yang mengasuh An. S
Pada saat ini An. S diasuh oleh kedua orang tuanya dan kadang juga olej kakek dan neneknya
Hubungan dengan keluarga
Keluarga / ibu pasien mengatakan hubungan An. S dengan keluarga baik An. S bisa diajak bercanda dan bermain dengan anggota keluarga
Hubungan dengan lingkungan sekitar
Saat ini hubungan pasien An. S dengan lingkungan sekitar belum terlibat karena saat ini An. S masih berumur 10 bulan.
Riwayat Tumbuh Kembang
Mengangkat Kepala : 4-5 bulan
Tengkurap : 4-5 bulan
Duduk : 8 bulan
Tumbuh gigi pertama : 5-6 bulan
Merangkak : 6 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan di tuntun : 10 bulan
Berjalan berpegangan : belum bisa
Berjalan sendiri : belum bisa
Berbicara : baru bisa mengatakan dua suku kata
Tidak mengompol : Masih mengompol
PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
Motorik Kasar : Merangkak, duduk
Motorik halus : Memindah benda-benda sekitar
Bahasa : Baru bisa berkata dengan dua suku kata
Misal : ma, pa, da, da.
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Nutrisi
Sebelum Sakit : Masih minum ASI, ditambah dengan bubur tim / bubur instant beras merah, kacang ijo, sari buah 3x sehari dengan porsi 1 mangkuk, makan habis tidak muntah.
Saat Sakit : Masih minum ASI, ditambah makanan menu RS (ML) 3x sehari. Makan habis ¾ porsi. Anak tidak muntah. Minum ASI dan ditambah air putih / teh ± 400 – 500 cc / hari.
Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1 - 2x/hari dengan konsistensi warna lembek, warna kuning, bau khas feses.
BAK 4-5x/hari warna kuning, jernih, bau khas.
Saat sakit : BAB 4 – 3 x/hari dengan konsistensi cair dan berlendir warna kuning, bau khas feses.
Saat pengkajian An. S BAB 2x/hari cair bercampur lendir
BAK baru 4 – 5 x/hari dengan konsistensi warna kuning, jernih, bau khas urin
Istirahat
Sebelum sakit : Anak biasanya tidur setelah makan siang atau menjelang makan siang sekitar pukul 10.00 WIB, tidur malam ± pukul 20.00 WIB. Namun biasanya anak bangun pada malam hari karena mengompol atau minta minum.
Saat sakit : Anak tidur pukul ± 12.00 WIB dan malam ± pukul 20.00 WIB sering terbangun karena mengompol dan minta minum.
Personal hygiene
Sebelum sakit : Anak biasa mandi 2x sehari, keramas 2x seminggu di bantu ibu pasien dan mengganti pakaian anak jika telah kotor atau saat mandi
Saat sakit : Sejak masuk RS, anak diseka 2x pada pagi dan sore hari, ganti baju jika kotor atau saat disibin.
Aktivitas
Sebelum sakit : pasien biasanya di gendong oleh anggota keluarga dan diajak jalan-jalan atau main kerumah saudara / tetangga sewaktu-waktu.
Saat sakit : Anak hanya berbaring di tempat tidur kadang di gendong diajak keluar ruangan oleh keluarga untuk jalan-jalan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda- tanda vital
Suhu : 360C
Nadi : 94x/menit
RR : 26x/menit
BB lahir : 3200 gram
TB lahir : 49 cm
BB terakhir ditimbang tgl 11-7-2009 : 7,5 Kg
BB saat sakit : 7,5 Kg
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut bersih, penyebaran merata tidak mudah rontok, kulit kepala bersih tidak ada luka dan benjolan.
Ubun – ubun belum menutup, ubun –ubun tidak cekung
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada oedema, mata sedikit cowong
Hidung : Simetris, bersih tidak sekret, tidak ada polip
Mulut : bibir kering, lidah bersih, tidak terdapat stomatitis, gigi tumbuh 2 buah dibagian bawah, tidak ada caries.
Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jugularis
Dada : Pengembangan dada kanan-kiri sama tidak terdapat hiperretraksi dinding dada, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, detak jantung normal, tidak ada suara tambahan, tidak ada wheezing.
Abdomen : Simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada oedema, bising usus 15x/menit. Tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka bekas operasi, hipertympani
Genetalia : Bersih, anus tidak kemerahan, tidak lecet, tidak ada kelainan, setiap selesai BAB dan BAK dicebok oleh orang tua
Extremitas : kanan atas, kanan kiri bawah:
Simetris, pergerakan tangan dan kaki aktif tidak ada kelainan, tidak ada oedema
Kiri atas : terpasang infus
Integumen : Turgor kulit menurun
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Parenteral : Infus Tridex 27 B 16 tpm
Inj Cefotaxim : 3 x 250 mg
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Tanggal : 12-6-2009
Jam : 17.00 WIB
Diagnosa : An. S umur 10 bulan dengan GEA
DS : Ibu pasien mengatakan An. S masih BAB cair 2x bercampur lendir, muntah 1x
DO : - KU baik
Kesadaran composmentis
Tanda-tanda vital
S : 36oC
N : 94 x/mnt
Rr : 26 x/mnt
Ubun – ubun tidak cekung
Mata sedikit cowong
Bibir kering
Turgor kulit menurun
Terpasang infus Tridex 27B di tangan kiri
Kembung (+)
Masalah : Gangguan keseimbangan Cairan dan Elektrolit
DS : Ibu pasien mengatakan An. S masih BAB cair 2x bercampur lendir, muntah 1x
DO : - KU baik
Kesadaran composmentis
Tanda-tanda vital
S : 36oC
N : 94 x/mnt
Rr : 26 x/mnt
Ubun – ubun tidak cekung
Mata sedikit cowong
Bibir kering
Turgor kulit menurun
Terpasang infus Tridex 27B di tangan kiri
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Pemenuhan kebutuhan cairan pada anak (pemberian oralit)
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak
Mengobservasi TTV
Kebutuhan Istirahat
INTERVENSI
Tanggal 12 juni 2009
Jam : 17.00 WIB
Diagnosa : An. S umur 10 bulan dengan GEA
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan kebidanan 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit dapat terpenuhi
Kriteria Hasil : - Intake dan Ouput Balance
Tidak ada gejala dehidrasi
Tidak diare, tidak muntah
Anak ceria dan aktif
Intervensi:
Anjurkan pada orang tua agar pasien diberi minum hangat manis
R/ Menekan rasa mual dan membuat badan tidak lemes
Kaji intake dan ouput cairan
R/ Mengetahui tingkat dehidrasi
Beri penyuluhan tentang penyebab, pencegahan, perawatan ank dengan diare
R/ ibu dan keluarga mengerti, tahu dalam memberikan pertolongan pertama pada anak diare.
Anjurkan pada orang untuk memberikan makanan atau minuman dengan porsi kecil tapi sering
R/ Makanan mudah di absorbsi, mencegah muntah
Observasi TTV tiap 4 jam
R/ Mengetahui perkembangan pasien
Ganti celana tiap kali BAB
R/ Mecegah iritasi
Kolaborasi dengan tim medis dalam pembarian terapi
R/ Pemberian terapi yang tepat akan mempercepat penyembuhan
IMPLEMENTASI
Tanggal : 12 juni 2009
Jam : 17.00 WIB
Menganjurkan pada orang pasien untuk memberikan pasien minum hangat manis
Mengkaji intake dan ouput cairan
Intake : - Makan menu sesuai RS (ML) 3x sehari
- Makan habis ¾ porsi
- ASI
- Susu Formula (LLM) : 80 cc
- Infus Tridex 16 tpm
Output : BAB 2x/hari, cair, muntah 1x
Memberi penyuluhan tentang penyebab, pencegahan perawatan anak dengan diare
Menganjurkan pada orang tua untuk memberikan makanan atau minuman dengan porsi kecil tetapi sering.
Mengobservasi TTV
TD : -
S : 36 8oC
N : 92 x/mnt
Rr : 28 x/mnt
Melaksanakan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Inj cefotaxim : 250 Mg
Membersihkan dan menceboki setiap selesai BAB dan mengganti celana
EVALUASI
Tanggal : 13 juni 2009 Jamb : 17.30 WIB
S : Ibu pasien mengatakan bahwa An. S BAB sudah 1x sehari, tidak cair, tidak ada lendir dan tidak muntah
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : -
S : 36 7oC
N : 90 x/mnt
Rr : 28 x/mnt
Ubun – ubun rata
Mata tidak cowong
Bibir lembab
Turgor kulit elastis
Makan habis 1 porsi, minum susu tidak muntah
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi no : 1, 2, 4, 5, 6, 7.
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta
Manuaba, Ida Bagus gde. 1998. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. EGC: Jakarta
Pusat Pendidikan Nasional Kesehatan. 1993. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI : Jakarta
Pusdiknakes. 1995. Manajemen Kebidanan. Depkes RI : Jakarta
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Buku Kedokteran. EGC : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar