a. Pengertian Keluarga
Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman (1998), yang
berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dengan ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama -sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu s ama lain dalam
peran-peran sosial keluarga seperti suami -istri, ayah dan ibu, anak laki -
laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
4) Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik terse ndiri.
Menurut Whall dalam Friedman (1998), mendefinisikan keluarga sebagai
kelompok yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua
individu atau lebih, asosiasinya di cirikan oleh istilah-istilah khusus, yang
boleh jadi tidak diikat oleh hu bungan darah atau hukum, tapi berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat , terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan .
Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama den gan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing -
masing yang merupakan bagian dari keluarga.
b. Tipe Keluarga
Ada enam tipe keluarga menurut Effendi (1998), yaitu :
1) Keluarga inti (Nuclear Family), terdiri dari ayah, ibu, dan anak -anak.
2) Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakak, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (Serial Family), terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6) Keluarga kabitas (Cohabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (Extended
Family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam
suatu komunitas dengan adat istiadat yang sangat kuat.
c. Fungsi Keluarga
Ada lima fungsi yang dapat dijlankan keluarga menurut Effendi ( 1998),
yaitu :
1) Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak .
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2) Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
d) Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya.
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan ,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
d. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti
individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan
yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang
berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller
dalam Friedman (1998) adalah :
1) Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim.
2) Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung
selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
6) Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan
dewasa yang mandiri.
7) Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saa t
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
8)Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lainnya meninggal.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman
(1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan .
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan -perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di
antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuska n untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
SELENGKAPNYA di: Konsep Dasar Keluarga askep-askeb-kita.blogspot.com | asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar