A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Etiologinya
Istilah ISPA yang merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam lokarya Nasional ISPA di cipanas. Istilah ini merupakan padanan istilah inggris Accute Respiratori Infection disingkat ARI.
Penyakit ISPA merupakan suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang mengandung tiga unsure yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut (depkes RI 20007)
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit (Depkes RI 1996)
Saluran p[ernafasan adalah organ yang mulai hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus – sinus , telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian bawah ( termasuk jaringan paru-paru ) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (repiratori Tract) (Depkes RI, 1996)
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batasan 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari saja (Depkes RI, 1996).
1. B. Klasifikasi ISPA
Menurut Depkes RI (1988) dalam Samuel titaley (1995), nfeksi saluran pernafasan akut (ISPA) terdiri dari sekelompok kondisi klinik dengan etiologi dan perjalanan klinik yang berbeda, dan dapat diklasifikasikan sebagaimana tercantum di bawah ini :
1. Klasifikasi berdasrkan lokasi anatomic
1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut bagian atas adalah infeksi akut yang menyerang hidung sampai epiglottis dengan organ adnesanya, seperti rhinitis akut, faringitis akut, dan sebagainya.
2. Infeksi saluran pernafasan Akut Bagian Bawah
Dinamakan sesuai dengan organ epiglottis sampai alveoli paru misanya trakeatis, bronkiolitis, pneumonia dan lain-lain
1. Klasifikasi berdasarkan Etiologi
Panyakit ISPA adalah beberapa golongan besar kuman yang jumlahya lebih dari 300 virus, bakteri dan riketsia. Virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk didalamnya virus influenza dan virus campak) adenovirus, koronafirus, mikoplasma,herpesvirus dan lain-lain. Bakteri penyebab ISPA misalnya Streptokokus, stfilokokus, pneumonokokus, hemofilus bordetela dan korinebakterium
1. Klasifikasi berdasarkan derajat penyakit
1. ISPA Ringan : Penatalaksanaan cukup dengan tindakan penunjang, tampa pengobatan antimikroba.
2. ISPA sedang : Penatalaksanaanya memerlukan pengobatan dengan anti mikroba, tetapi tidak perlu dirawat inap
3. ISPA Berat : kasus ISPA yang harus dirawat di rumah sakit atau puskesmas
4. Tanda dan gejala ISPA
Seorang anak yang menderita ISPA bias menunjukkan bermacam-macam tanda dan gejala seperti batuk, bersin, serak, sakit tenggorokan, sakit telinga, keluar cairan dari telinga, sesak nafas, pernafasan yang cepat, nafas yang berbunyi, penarikan dada ke dalam , bias mual, muntah, tak mau makan, badan lemah dan sebagainya
1. Tanda dan gejala ISPA ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemikan gejala-gejala dibawah ini :
1. Batuk
2. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis)
3. Pilek yaitu mengeluarkan lender/ingus dari hidung
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37˚ C jika dahi anak diraba dengan punggung tangan terasa panas
5. Tanda dan gejala ISPA sedang
1. Pernafasan lebih dari 50 kali permenit pada anak yang ber umur kurang dari 1 tahun atau lebih dari 40 kali permenit pada anak yang berumur 1 tahun atau lebih.
2. Suhu lebih dari 39˚ c (diukur dengan thermometer)
3. Tenggorokan berwarna merah
4. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
5. Telingga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
6. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
7. Pernafasan berbunyi menciut-ciut
Dari gejala-gejala ISPA sedang perlu hati-hati karena jika menderita ISPA ringan sedangkan ia mengami ;
1. Panas badanya lebih dari 39˚ c
2. Gizinya kurang
3. Umurnya 4 bulan atau kurang
Maka anak tersebut tergolong dalam ISPA sedang
1. Tanda dan gejala ISPA berat
Jika dijumpai gejala –gejala ISPA ringan atau sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala berikut ini .
1. Bibir atau kulit membiru
2. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas, anak tidak sadar atau kesadaran menurung.
3. Sela iga tertarik kedalam pada waktu benafas
4. Tenggorokan berwarna merah.
Dalam lokarya ISPA 1990, ditentukan bahwa program pemberantasan ISPA mempertajam sasaran hanya kepada penderita pneumonia (Zain,1994) yang selanjutnya mengklasifikasikan ISPA sebagai berikut ;
1. Untuk usia 0-2 bulan
2. Peneumonia berat
Bila ada tarikan kuat di dinding dada bagian bawah atu nafas cepat yaitu prekuensi nafas 60 kali permenit
1. Bukan pneumonia
Dila tidak ada terikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
1. Anak usia 2 bulan- 5 tahun
1) Pneumonia berat
Ditandai secara klinis oleh sesak nafas, yang dilihat oleh adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
2) Pneumonia ringan
Ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada usia dua bulan sampai satu tahun, frekuensi nafas sampai 50 kali permenit atau lebih dan pada usia 1-5 tahun tahun 40 kali permenit atau lebih
3) Bukan pneumonia
Ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa dapat disertai demam tetapi tampa tarikan dinding dada bagian bawah dan tampa nafas cepat.
1. C. Epidemilogi Penyakit ISPA
Epidemilogi berasal dari bahasa yunani (Epi-pada/atah atau tentang, Demos = penduduk atau masyarakat dan logos ilmu ) yang berarti ilmu hal-hal yang terjadi pada penduduk atau rakyat dan digunakan sebagai penyebut yang mempelajari wabah penyakit.
Definisi epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari terjadinya penyebaran penyakit serta perkembanganya pada masyarakat tertentu (Nur Nasry Noor,1991). Pengkajian suatu penyakit berarti juga pengkajian unsure-unsur epidemilogi menyangkut manusia, waktu dan tempat
Untuk dapat memahami masalah penyakit yang sedang dihadapi , termasuk riwayat kejadian penyakit, maka hasil interaksi antar host,agent dan lingkungan perlu mendapr perhatian , mengingat dengan menelusuri ketiga unsure tersebut secara seksama, akan diperoleh informasi penyakit yang secara sistematis dapat menunjukkan gambaran penyakit yang bersangkutan sehingga penanggulangan dan pembrantasan penyakit dapat diupayakan secara sistematis pula.
Penyakit ISPA sebagai maslah kesehatan utama yang dihadapi oleh Negara-negara berkembang umunya dan tertama Negara Indonesia khusnya telah mendapat prioritas dalam upaya penanggulangannya, mengingat penyakit tersebut memiliki angka kesakitan dan keamtian yang tertinggi ksusnya dikalangan bayi dan anak-anak, hal ini relevan dengan hasil penelitian kartasamita (1994) trhadap balita di cikutra di kotamadya bandung yang menunjjukkan bahwa insiden paling tinggi pada bayi di usia satu tahun dan insiden menurun dengan bertambahnya umur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar