Jumat, 08 April 2011

asuhan keperawatan variola

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Berbagai usaha untuk menanggulangi atau mencegah penyakit enterik dapat ditempuh, antara lain : perbaikan kesehatan perorangan, penyediaan air minum yang sehat, pembuangan kotoran dan limbah rumah tangga dengan baik, dan pemberian vaksin berisi kuman penyebab penyakit enterik tersebut.

Yang disebut terakhir merupakan usaha yang paling ampuh apabila daya lindung (daya proteksi) vaksin tersebut cukup tinggi. Pem-

berian vaksin untuk pemberantasan penyakit menular merupakan senjata ampuh dan hal ini telah terbukti.

Salah satu contoh yang dapat dikemukakan di sini ialah punahnya penyakit cacar (VARIOLA vera) dari muka bumi akibat keberhasilan usaha vaksi.Diajukan pada Pertemuan Ilmiah Berkala BKGAI (Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia). Jakarta, 29 Juni – 1 Juli 1989. nasi cacar kira-kira 10 tahun yang lalu. Penyakit ini lenyap setelah dua kasus terakhir yaitu kasus alami di Etiopia dan kasus kontaminasi laboratorium di Birmingham, Inggris pada tahun 1978.

Sejak dilaksanakannya program PPI (Pengembangan Program Immunisasi), yang meliputi vaksin DPT, TT, BCG, Poliomielitis dan Campak, penurunan insidensi penyakit yang bersangkutan sangat terasa dengan jelas.

2.TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahas mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya penyakit variola pada anak.

1. Manfaat

Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan variola ini bermanfaat untuk melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses kaperawatan, implementasi, evaluasi.

A. DEFINISI

Variola adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus variola major atau variola minor.Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya, variola atau variola vera, yang berasal dari kata Latin varius, yang berarti “berbintik”, atau varus yang artinya “jerawat”.
Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan kerongkongan. Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan kemudian luka berisi cairan. V. major menyebabkan penyakit yang lebih serius dengan tingkat kematian 30–35%. V. minor menyebabkan penyakit yang lebih ringan (dikenal juga dengan alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban itch) yang menyebabkan kematian pada 1% penderitanya.Akibat jangka panjang infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi pada 65–85% penderita

B. ANATOMI FISIOLOGI

organ kulit

1)Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :

a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.

Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.

b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Coba Anda perhatikan kulit orang “suku Dani di Irian dengan suku Dayak di Kalimantan pada Gambar 7.8!

Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet

dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada

saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.

2)

Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah

lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya

a)Akar Rambut

Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.

b)Pembuluh Darah

Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.

c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.

d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)

Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.

e)Serabut Saraf

Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.

Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat)

c. ETIOLOGI

Virus poxvirus dikenal 2 tipe virus yang hamper identik tetapi menyebabkan 2 tipe variola ,variola mayor dan variola minor.

D. GEJALA KLINIS

1. Panas

2. Pusing

3. Tidak ada nafsu makan

4. Nyeri diotot dan tulang

5. Ruam dikulit

6. Berwarna kemerahan

7.Bentol-bentol

Terdapat cairan , nanah, dan darah

E. PATOFISIOLOGI

VIRUS

Transmisi secara aerogen

Di pakaian penderita di saluran nafas bagian atas


Kedalam tubuh

Virus multifikasi

Sistem retikuloendoteal

Darah melepaskan diri

Kapiler drmis menuju sel epidermis

Badan inklusi intra sitoplasma

Inti sel ke

VARIOLA

1. gangguan integritas kulit b/d Trauma

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan

3. Potensial penularan infeksi b/d kerusakan perlindungan kulit

4. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi

F.PENATALAKSANAAN

1. Anak usia 12-18 bulan yang belum terkena cacar air harus mendapatkan satu dosis vaksinasi.
2. Anak usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum terinfeksi cacar air harus mendapatkan satu dosis vaksinasi.
3. Orang dewasa yang belum mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di lingkungan yang rentan penularan cacar air, seperti di sekolah, panti penitipan anak, rumah sakit, asrama, penjara, atau barak militer.
4. Wanita usia produktif yang belum pernah terkena cacar air dan tidak sedang hamil.
5. Orang dewasa dan remaja yang belum terkena cacar air dan tinggal dengan anak-anak.
6. Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum mengalami cacar air.
2. KONSEP DASAR ASKEP

1. PENGKAJIAN

1. Biodata

2.Riwyat kesehatan

3.Pola fungsi kesehatan

4.Pola persepsi terhadap kesehatan

5.Pola aktivitas latihan

6.Pola istirahat tidur

7.Pola nutrisi metabolik

8.Pola elimnesi

9.Pola kognitif perceptual

10.Pola peran hubungan

11.Pola nilai dan kepercayaan

12.Pola konep diri

13.Pola seksual reproduksi

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. gangguan integritas kulit b/d Trauma

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan

3. Potensial penularan infeksi b/d kerusakan perlindungan kulit

4. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi

C INTERVENSI KEPERAWATAN

DX1

1. gangguan integritas kulit b/d Trauma

tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah bisa teratasi

Kh :

Mencapai penyembuhan tepat waktu

Menunjukan regenerasi jaringan

Intervensi :

Kaji ukuran warna kedalaman luka

R/memberikan informasi dasar

Siapkan dan bantu prosedur balutan

R/dibunakan untuk penutupN

Tinggikan area graft bila mungkin/tepat

R/menurunkan pembekakan

Berikan perawatan luka

R/nenyiapkan jaringan baru karena infeksi

1. Gan gguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan

tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah bisa teratasi

KH :

Nyeri berkurang dan terkontrol

Ekspresi wajah rileks

Intervensi :

Berikan tempat tidur yang nyaman

R/membantu menurunkan nyeri

Tutup luka sesegera mungkin

R/Perubahan suhu dapat menyebabkan nyeri hebat

Berikan analgesik

R/untuk menurunkan nyeri

Kaji keluhan nyeri

R/mengetahui seberapa darajat nyeri yang dirasakan

1. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah bisa teratasi

KH :

Menatakan pemahaman kondisi prognosis dan pengobatan

Melakukan dengan benar tindakan tertentu

Intervensi :

Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang

R/Memberikan dasar pengetahuan dan informasi

Diskusikan harapan pasien untuk kembali kerumah

R/Pasien sering kali sulit memutuskan untuk pulsng

Diskusiksn perawatan kulit

R/luka pada kulit dapat sembuh

Jelaskan proses terbentuknya jaringan

R/menungkatkan pertumbuhan kulit kembali yang optimal

D.IMPLEMENTASI
Untuk meringankan gangguan tersebut, orangtua bisa melakukan kiat-kiat berikut:
- Beri kompres dingin yang telah dibubuhi obat antigatal setiap 3-4 jam pada beberapa hari pertama. Mandi air hangat yang telah diberi obat antigatal setiap hari juga diperbolehkan. Mandi tidak membuat cacar menyebar.
- Keringkan tubuh dengan cara menekan-nekannya dengan handuk, bukan menggosoknya.
- Beri lotion atau bedak antigatal pada area yang gatal, tetapi tidak untuk muka, terutama di dekat mata.
- Ganti baju setiap hari.
- Cacar yang tumbuh di mulut membuat penderita sulit makan. Pilih makanan yang dingin, lembut, atau sudah diblender. Hindari makanan asam seperti jus jeruk atau asin karena bisa membuat luka di mulut makin perih.
- Tanyakan kepala dokter tentang krim pereda nyeri untuk dioleskan pada luka di daerah genital jika cacar juga muncul di area intim tersebut.
- Hindari pemberian aspirin karena berkaitan dengan sindroma Reye, yang bisa mengarah pada gangguan lever.
- Potong kukunya agar tidak menggaruk ruam di kulit untuk menghindari timbulnya infeksi. Mungkin perlu memakai kaus tangan.
- Pisahkan dari orang sehat agar mereka tidak tertular.

E. EVALUASI

Masalah gangguan integritas kulit b/d Trauma dikatakan teratasi apabila integritas kulit tersebut telah Mencapai penyembuhan tepat waktu dan mampu menunjukan regenerasi jaringan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Variola dari muka bumi akibat keberhasilan usaha vaksi- Diajukan pada Pertemuan Ilmiah Berkala BKGAI (Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia). Jakarta, 29 Juni – 1 Juli 1989. nasi cacar kira-kira 10 tahun yang lalu. Penyakit ini lenyap setelah dua kasus terakhir yaitu kasus alami di Etiopia dan kasus kontaminasi laboratorium di Birmingham, Inggris pada tahun 1978.Sejak dilaksanakannya program PPI (Pengembangan Program Immunisasi), yang meliputi vaksin DPT, TT, BCG, Polio-

mielitis dan Campak, penurunan insidensi penyakit yang bersangkutan sangat terasa dengan jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas Indonesia, Jakarta, 1993.

June M. Thomson, et. al. (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company, Toronto.

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar