Jumat, 08 April 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK “H” UMUR 3 TAHUN DENGAN GASTRO ENTERITIS SEDANG DI PAV. SERUNI RSD JOMBANG

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Banyak penyakit yang timbul dan mewabah pada masyarakat kita terutama pada anak seiring dengan adanya pergantian musim salah satunya yaitu penyakit gastro enteritis atau yang lebih dikenal dengan diare. Masyarakat awam menganggap penyakit itu sudah biasa, tetapi bila dibiarkan dapat menyebabkan kekurangan cairan yang berlebihan sehingga tubuh menjadi lemas.
Penyakit gastro enteritis ini bisa disebabkan oleh berbagai infeksi. Selain itu juga bisa disebabkan oleh faktor malabsorbsi, makanan dan psikis. Dimana masyarakat harus mengenal gejala utamanya yaitu berak / buang air besar lebih dari 3 x atau lebih dari biasanya, merasa haus dan tubuh merasa lemas. Jika mengetahui gejala utama yang tersebut diatas maka diharapkan pasien segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
Langkah pertama untuk mencegah terjadinya diare adalah dengan menjaga pola kebersihan diri pada setiap individu. Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan keluarga pasien dalam menjelaskan pola kebersihan pada setiap individu, baik dalam diri, keluarga serta lingkungan masyarakat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada kasus GE dengan baik san secara sistematis.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada An. “H” umur 3 tahun dengan Gastro Enteritis Dehidrasi Sedang, diharapkan mahasiswa mampu.
1.2.2.1 Melakukan pengkajian data
1.2.2.2 Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
1.2.2.3 Mengantisipasi masalah potensial
1.2.2.4 Mengidentifikasi tindakan segera
1.2.2.5 Mengembangkan rencana asuhan
1.2.2.6 Melaksanakan asuhan sesuai rencana asuhan
1.2.2.7 Mengadakan evaluasi

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Lahan Praktek
Sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada anak dengan GE antara teori dengan kasus nyata.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan untuk menerapkan asuhan kebidanan pada anak dengan GE.
1.3.3 Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
1.3.4 Bagi Klien
Agar mengetahui masalah yang timbul berkaitan dengan penyebab gejala dan penanganannya.

1.4 Metode Pengumpulan Data
1.4.1 Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya jawab langsung pada klien dan keluarga.
1.4.2 Observasi
Pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada Px.
1.4.3 Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku dan masalah yang ada hubungan dengan diare.
1.4.4 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang meliputi, palpasi, auskultasi, perkusi.
1.4.5 Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status pasien.
BAB II
TINJAUAN KASUS


2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian
- Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997 : 143).
- Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi 1 x atau lebih uang air besar dengan bentuk tinja yang encer.
- Gastro Enteritis adalah sindroma kulit yang terdiri dari diare dan atau muntah, seringkali disertai dengan gejala umum yang lain.
2.1.2 Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Enternal
- Bakteri : Vibrio E. Coli, Salmonela, Campylo Bacter, Yersinia, Aeromonas dan sebaginya.
- Virus : Entero Virus, Adeno Virus, Reto Virus dan sebaginya.
- Parasit : Cacing, Protozoa, jamur.
b. Parental
ISPA, saluran kemih, OMA, dan lain-lain.
2. Faktor makanan
Makanan bayi, beracun, alergi terhadap makanan.
3. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
4. Faktor imunologi
5. Faktor psikologik
Rasa takut dan cemas.
2.1.3 Gejala Klinik
1. Bentuk tinja cair / berlendir / darah
2. Diare lebih dari 3 x/hari
3. Nyeri perut
4. Panas
5. Tumpah
6. Kembung
2.1.4 Protogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah
1. Gangguan Osmotik
Akibat malabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isi sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal toksin) menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit pada rongga usus, sehingga isi rongga usus meningkat dan terjadi diare.
3. Gangguan Motilasi Usus
Diare terjadi akibat hiperperistaltik usus
- Patogenesis diare akut
Jasad renik masih hidup  usus halus  mengalami multiplikasi  toksin diaregenik  hipersekresi  diare.
- Patogenesis diare kronik
Lebih kompleks, faktor yang menyebabkannya adalah infeksi parasit bakteri, molabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
2.1.5 Macam-macam Diare
1. Diare akut : berlangsung 3 – 5 hari
2. Diare berkepanjangan : berlangsung > 7 hari
3. Diare kronik : berlangsung > 14 hari
2.1.6 Patofisiologi
Sebagai akibat diare akut maupun kronik akan terjadi
1. Dehidrasi akibat ketidak seimbangan asam basa
2. Gangguan gizi akibat kelaparan
3. Hipoglikemi
4. Gangguan sirkulasi darah
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik
- Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
- Kultur tinja
- Pemeriksaan elektrolit, BUN, kreatin, dan glukosa
- Pemeriksaan tinja, PH, leukosit, glukosa, dan adanya darah
2.1.8 Penatalaksanaan Terapeutik
- Penanganan fokus pada penyebab
- Pemberian cairan pada elektrolit oral atau parenteral
- Pada bayi pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI
2.1.9 Komplikasi
 Awal
- Gangguan keseimbangan air (dehidrasi)
- Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa
 Lambat
- Prologed diare
- Diare kronik
- Gangguan gizi

2.2 Dehidrasi
2.2.1 Derajat dehidrasi
a. Dehidrasi ringan : Rasa haus, oliguria
b. Dehidrasi sedang : Tanda dehidrasi ringan, mata cowong, ubun-ubun cekung, turgor turun.
c. Dehidrasi berat : Tanda dehidrasi ringan dan sedang, SSP (apatis, samnolen, sopor, corna), pulma cardiovaskuler (kusmaul, renjatan), gangguan elektrolit (Hipo Na, Hiper Na, Hipo K).
2.2.2 Penatalaksanaan Dehidrasi
 Kasus dengan komplikasi (dehidrasi sedang / berat) harus dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat (Puskesmas atau RS).
a. Dehidrasi berat : - RL 30 cc/jam
- Evaluasi derajat dehidrasi
b. Dehidrasi sedang : - HSD / / KA EN 3B 70 cc / 3 jam
- Evaluasi derajat dehidrasi
c. Dehidrasi ringan : - HSD / / KA EN 3B 50 cc / 3 jam
- Evaluasi derajat dehidrasi

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2.3.1 Pengkajian
Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data dengan cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi anamnesa pemeriksaan penunjang dan data-data penunjang.
2.3.1.1 Data Subyektif
Adalah data yang didapat dari hasil (wawancara / anamnesa) langsung kepada klien dan keluarga juga petugas kesehatan lain.
1. Biodata
Berisi tentang identitas klien dan orang tua yang meliputi nama, umur, agama, pendidikan, suku bangsa dan alamat.
2. Keluhan utama
BAB cair / berlendir / darah, diare lebih dari 3 x/hari, nyeri perut, panas, tumpah, kembung.
3. Riwayat penyakit sekarang
Berak cair lebih dari 3 x/hari, malas makan, panas, nyeri perut, muntah, sering minta minum, kencingnya jarang.

4. Riwayat penyakit dahulu
Ditanyakan apakah PX pernah MRS sebelumnya, kalau ya berapa lama, sakit apa, mendapat pengobatan apa.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ditanyakan apakah ada yang menderita penyakit seperti yang diderita Px.
6. Riwayat Penyakit Neonatal
Meliputi riwayat prenatal, natal dan post natal yang ada hubungannya dengan penyakit.
7. Riwayat Imunisasi
Pada anak usia 3 tahun biasanya imunisasi sudah lengkap.
8. Pertumbuhan dan perkembangan
Pada anak usia 3 tahun biasanya berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, belajar berpakaian, membuka pakaian sendiri, mengenal 2 atau 3 warna, biacar dengan baik, menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya, bermain dengan anak lain, banyak bertanya, menunjukkan rasa sayang pada saudara-saudaranya, TB : 91,2 – 103, 1, BB : 12,6-17,28.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi : Nafsu makan menurun pada penderita diare, pada tingkat sedang dapat menyebabkan dehidrasi berat.
b. Pola Istirahat : Tidur berkurang karena seringnya buang air besar, dan adanya gangguan dari lingkungan.
c. Pola Aktivitas : Aktivitas pasien berkurang, hanya tidur, berbaring sesekali digendong.
d. Pola Eliminasi : BAB sering dan encer, BAK sedikit.
e. Pola Personal Hygiene : Berapa kali anak diseka, berapa kali anak ganti baju.
2.3.1.2 Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi serta pemeriksaan yang terdiri dari
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : composmentis
TB : 90 – 101,5 cm (pada anak 3 tahun)
BB : 11,6 – 15,54 kg (pada anak 3 tahun)
2. TTV : N : 100 – 120 x/mnt
S : 36,5 – 37,2 o C
RR : 20 – 30 x/mnt
3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : bentuk kepala, warna rambut, ukuran kepala, dengan tubuh proporsional atau tidak.
Muka : bagaimana warna kemerahan atau kebiruan, pucat atau tidak, icterus atau tidak.
Mata : simetris atau tidak, pada anak diare dengan dehidrasi sedang biasanya cowong, sklera ikterus atau tidak, konjungtiva pucat atau tidak.
Hidung : lubang hidung simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada pernafasan cuping hidung atau tidak.
Mulut dan gigi : mukosa bibir biasanya kering, apakah ada labio palato schisis, lidah bersih atau tidak, bibir pucat atau tidak.
Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjar tyroid
Dada : retraksi intercosta, ada atau tidak kelainan tulang dada, puting susu simetris atau tidak.
Perut : ada luka atau tidak, ada kelainan bawaan atau tidak.
Genetalia : jenis kelamin laki-laki atau perempuan, ada kelainan kongenital atau tidak.
Anus : iritasi atau tidak
Ekstremitas atas dan bawah : simetris atau tidak, ada oedem atau tidak, cyanosis atau tidak, akralnya bagaimana.
Palpasi
Kepala : ada benjolan atau tidak
Integumen : turgor kulit menurun
Perkusi
Abdomen : biasanya kembung
Auskultasi
Dada : ada wheezing dan ronchi atau tidak
Abdomen : bising usus meningkat (> 30 x/mnt)
4. Pemeriksaan Penunjang
Adalah serangkaian pemeriksaan yang menetapkan tegaknya suatu diagnosa. Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Px diare adalah pemeriksaan laboratorium.
2.3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Langkah kedua merupakan pengembangan mengenai masalah dan interpretasi data dasar kedalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa. Beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi sebagai diagnosa akan tetapi membutuhkan suatu rencana yang komprehensif untuk klien dari diagnosa yang ditetapkan dengan berfokus pada apa yang dikemukakan oleh klien secara individu. Diagnosa adalah hasil dari perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditetapkan oleh bidan.
Adapun diagnosa masalah dan kebutuhan yang mungkin timbul pada klien dengan Gastro Enteritis adalah
Diagnosa : An. “....” Umur ..... dengan Gastro Enteritis dehidrasi sedang.
DS : Ibu mengatakan anaknya mencret, panas dan mual-mual.
DO : - KU lemah
- Suhu : 36,5 – 39 o C
- Nadi : 100 – 120 x/mnt
- RR : 20 – 30 x/mnt
- Mata cowong
- Turgor turun
- Perut kembung
- Bising usus meningkat
- Badan teraba panas
- BAB cair 
- Mual 
Masalah : - Gangguan pemenuhan cairan
- Gangguan kebutuhan nutrisi
- Gangguan rasa nyaman
2.3.3 Antisipasi Masalah Potensial
- Dehidrasi
- Mal nutrisi
2.3.4 Identifikasi kebutuhan Segera
- Rehidrasi
- Kolaborasi dengan tim medis
2.3.5 Pengembangan rencana
Diagnosa : An. “....” Umur ..... dengan Gastro Enteritis.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama .................. diharapkan .........................
DO : - KU baik
- Diare berhenti
- Bibir lembab
- Mata tidak cowong
- TTV :
Suhu : 36,5 – 39 o C
Nadi : 100 – 120 x/mnt
RR : 20 – 30 x/mnt
- Turgor kulit baik
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga secara terapeutik
R/ Pendekatan secara terapeutik dapat menjalin kepercayaan dan kerjasama yang baik antara klien keluarga dan pasien.
2. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi Px
R/ Mengurangi kecemasan keluarga terhadap Px serta melancarkan asuhan kebidanan.
3. Observasi intake out put
R/ Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit yang masuk dan keluar serta mengetahui Px dehidrasi atau tidak.
4. Observasi TTV
R/ Memantau adanya tanda-tanda infeksi
5. Anjurkan ibu untuk mengganti pakaian anaknya dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
R/ Dapat menghilangkan panas secara
6. Anjurkan ibu untuk mengompres anaknya
R/ Dapat menghilangkan panas secara
7. Anjurkan ibu untuk memberikan anaknya ekstra minum
R/ Menjaga keseimbangan cairan yang masuk kedalam tubuh.
8. Kolabrasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ Dengan kolaborasi dapat mempercepat kesembuhan pasien.
2.3.6 Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan pengeluaran dan perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan pelaksanaan dapat terealisasi dengan baik dan dapat dikerjakan oleh petugas, bidan sendiri, klien, kolaborasi sesama tim atau kesehatan lain dan rujukan dari profesi.
2.3.7 Evaluasi
Seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan pada tujuan dan kriteria. Guna mengetahui ini untuk menilai kemampuan dalam memberi asuhan kebidanan, menilai efektifitas dari asuhan kebidanan sebagai umpan balik untuk memperbaiki dan menyusun langkah baru dalam asuhan kebidanan, menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat dalam asuhan kebidanan.
S : Data yang diperoleh dari wawancara langsung
O : Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
A : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan obyektif
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah







BAB III
TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian
Tanggal pengkajian : 23 – 4 – 2006 Jam :
3.1.1 Data Subyektif
1. Biodata
MRS : 23 – 4 2006 No Reg : 16 – 92 – 76
Nama : An.”H”
Umur : 3 th
Agama : Islam
Alamat : Bareng Nama Ortu : Ny. ”R”
Umur : 23 th
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMU
Agama : Islam
Alamat : Bareng

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya mencret dan panas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan sejak kemarin anaknya berak cair bercampur lendir 5 x/hari, lalu dibawa ke Puskesmas, setelah dari puskesmas mencret tidak berhenti dan badan panas, muntah, 2 x lalu dibawa ke Puskesmas lagi. Oleh Puskesmas dirujuk ke Bapelkes RSD Jombang.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan anak tidak pernah MRS sebelumnya hanya sakit panas biasa, setelah diperiksakan ke bidan sudah sembuh.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular dan menahun seperti hepatitis, paru-paru, asma, darah tinggi, jantung, kencing manis, dan sebagainya.
6. Riwayat Neonatal
a. Prenatal
Saat hamil ibu ANC di bidan 6 kali mendapat suntikan TT CPW, TT I, TT II pada TM I mengeluh mual, muntah, TM II dan TM III tidak ada keluhan, saat hamil ibu mendapat tablet tambah darah, Vit C dan Kalk.
b. Natal
Klien lahir pada usia kehamilan 9 bulan di bidan secara spontan, BBL 3200 gr, PB 48 cm.
c. Post Natal
Setelah lahir bayi langsung menangis, bisa menyusu dengan baik, reflek menggenggam baik, reflek babynsky baik, reflek rotting baik, swallowing reflek baik.

7. Riwayat Imunisasi
 BCG  DPT I, II, III  Hep. B
 Campak  Polio • Lain-lain

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum MRS : Makan 3x sehari, porsi sedang, komposisi nasi, lauk pauk, sayur, minum air putih, teh, susu 6 gelas /hari
Saat di RS : Px tidak mau makan, anak sering minta minum + 5 gelas/hari air putih.
Minum + 6 gelas/hari susu LLM
b. Pola Aktivitas : Anak bermain dengan teman-teman sebayanya
Sebelum MRS : Anak bermain
Saat di RS : Px lebih banyak tidur atau minta digendong
c. Pola Istirahat
Sebelum MRS : Siang 11.00 – 13.00 WIB
Malam 21.00 – 05.30 WIB
Saat di RS : Siang 12.00 – 14.00 WIB
Malam 20.00 – 04.00 WIB
d. Pola Eliminasi
Sebelum MRS : BAK + 4-5 x/hari, kuning jernih, bau khas
BAB 2 x/hari, lembek, warna kuning, bau khas
Saat di RS : BAK + 3 x/hari, warna kuning jernih, bau khas
BAB 4-5 x/hari, cair, warna kuning agak berdarah
e. Pola Personal Hygiene
Sebelum MRS : Mandi 2 x/hari, ganti pakaian tiap habis mandi, keramas 2 – 3 x/minggu
Saat di RS : Px tidak mandi hanya diseka oleh ibunya
1 x/hr, ganti baju tiap kali habis diseka dan jika kotor atau basah kena BABnya

3.1.2 Data Obyektif
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : N : 120 x/mnt
S : 38,8 0C
RR : 24 x/mnt
BB : 10,5 kg
c. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : bersih, rambut hitam, penyebaran rambut merata.
Mata : cowong, simetris, tidak ada sekret, sklera putih, conjungtiva merah muda
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut dan gigi : mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, telinga bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada penarikan intercosta
Abdomen : simetris, tidak ada luka
Punggung : simetris, tidak ada kelainan bentuk punggung
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan jenis kelamin
Anus : bersih, iritasi
Esktermitas atas : Simetris, tidak oedem, tidak ada kelainan, terpasang infus KA EN 3B di tangan kanan.
Ekstermitas bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada kelainan, tidak ada gangguan gerak.
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan dan tidak ada pembendungan vena jugularis.
Perut : tidak ada nyeri tekan, turgor kulit turun
Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing dan ronchi
Perut : Bising usus  meningkat (15 x/mnt)
Perkusi
Perut : Kembung

3.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa : An. ”H” umur 3 tahun dengan diare akut dehidrasi sedang
DS : Ibu mengatakan bahwa anaknya mencret, panas, mual dan muntah 2 x
DO : - KU lemah
- TTV : N : 100 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 38,8 0C
- Mata cowong
- Turgor turun
- Perut kembung
- Bising usus meningkat 15 x/mnt
- Badan teraba panas
- BAB cair 
- Mual dan muntah
- Makan sedikit
- Anak sering minta minum

3.3 Antisipasi Masalah Potensial
Dehidrasi berat

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
- Rehidrasi
- Kompres
- Diet makanan rendah serat
- Kolaborasi dengan tim medis

3.5 Intervensi
Diagnosa : Diare akut dengan dehidrasi sedang
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 x 24 jam diharapkan keadaan anak membaik dengan kriteria.
- KU baik
- TTV : N : 100-120 x/mnt
S : 36,5 – 37 0C
RR : 20 – 30 x/mnt
- Nafsu makan baik
- Mata tidak cowong
- Turgor kulit normal
- Bising usus normal
- Perut tidak kembung
- Tidak muntah
- BAB tidak cair
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ Dengan Pendekatan dapat terjalin kerjasama yang baik antara petugas dengan keluarga.
2. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi pasien
R/ Mengurangi kecemasan keluarga terhadap Px sera melancarkan asuhan kebidanan.
3. Observasi intake out put
R/ Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit yang masuk dan keluar serta mengetahui Px dehidrasi atau tidak.
4. Observasi TTV
R/ Memantau adanya tanda-tanda infeksi
5. Anjurkan ibu untuk mengganti pakaian anaknya dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
R/ Dapat menghilangkan panas secara
6. Anjurkan ibu untuk mengompres anaknya
R/ Dapat menghilangkan panas secara
7. Anjurkan ibu untuk memberikan anaknya ekstra minum
R/ Menjaga keseimbangan cairan yang masuk kedalam tubuh
8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ Dengan kolaborasi dapat mempercepat kesembuhan pasien

3.6 Implementasi
Dx : Diare akut dengan dehidrasi sedang
Implementasi
1. Melakukan pendekatan dengan Px dan keluarga secara terapeutik
2. Menjelaskan kepada keluarga bahwa anak mengalami dehidrasi sedang
3. Mengobservasi intake dan out put dengan cara melihat cairan yang masuk melalui infus atau peroral dan sudah berapa kali Px BAB dan BAK serta konsistensinya

4. Melakukan observasi TTV
N : 100 x/mnt
S : 37,6 o C
RR : 28 x/mnt
5. Menganjurkan untuk ganti pakaian anaknya dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
6. Menganjurkan ibu untuk mengompres anaknya
7. Menganjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum
8. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
- Inj Cefo 3 x 1/3 gr
- Inj Ulsikur 3 x 1/3 amp

3.7 Evaluasi
Dx : Diare akut dengan dehidrasi sedang
S : Ibu mengatakan anaknya sudah tidak mencret lagi
O : - KU baik
- TTV : N : 100 x/mnt
S : 36,7 0C
RR : 28 x/mnt
- Tidak muntah
- BAB tidak cair
- Mata tidak cowong
- Wajah merah
- Turgor normal
- Perut tidak kembung
A : Masalah teratasi
P : Pasien pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar