LANDASAN TEORI
A. Pengertian
(Menurut buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI 1992) istilah prematuritas telah diganti dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) oleh WHO pada tahun 1961.Di dalam buku pusdiknakes depkes yang berjudul asuhan kesehatan anak dalam konteks keluarga BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.
(Menurut Buku Ilmu Kesehatan Anak, Staf Pengajar FKUI, 1985) Frekuensi BBLR dinegara maju berkisar antara 3,6-10,8%, dinegara berkembang berkisar antara 10-43%.Rasio antara negara maju dan negara berkembang adalah 1 : 4. seringkali faktor penyebabnya tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri tetapi kombinasi dari beberapa faktor ,diantaranya:
1. Faktor nutrisi
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Faktor budaya
5. insufiensi atau disfungsi plasenta
6. Faktor-faktor lain, seperti merokok, peminum alkohol, plasenta previa obat-
obatan dsb.
Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan, lama-kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya.
(Menurut Buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI. 1992) menjelaskan bahwa Guren Wald mengatakan bahwa bila digunakan definisi yang lama 30-40% dari bayi perempuan sebelumnya telah mempunyai masa gestasi 37-38 minggu frekuensi. BBLR dinegara maju berkisar antara 3,6 -10,8% dinegara berkembang berkisar 10-40%. Rasio antara negara maju
dan berkembang adalah 1 : 4. Menurut kongres European perinatal medicine Ke ll di
London 1970, telah disusun definisi sebagai berikut :
1. Bayi kurang bulan (prematur) : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
mingu (259 hari)
2. Bayi cukup bulan (aterm)
: bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37
minggu sampai 42 minggu (250-293 hari)
3. Bayi lebih bulan (post date)
: bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42
minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
B. Etiologi
(Menurut Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes.
Depkes RI 1992) BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, yaitu :
1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang
b. Umur kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun
c. Jarak hamil dan bersalin yang terlalu dekat
d. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi dan jantung
e. Perokok dan bekerja yang terlalu berat
2. Faktor kehamilan
a. Hamil ganda
b. Perdarahan ante partum
c. Plasenta previa
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
4. Faktor lain-lain (nutrisi, perokok, peminum alkohol, sosial ekonomi. dll)
C. Gambaran klinik
(Menurut Buku Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998) Makin muda umur kehamilan,makin jelas tanda-tanda imaturitasnya. Karakteristik dari bayi preterm yaitu:
1. Berat lahir kurang dari 2500 gr
2. PB kurang dari 45 cm
LD kurang dari 30 cm
LK kurang dari 33 cm
3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Kepala relatif lebih besar
5. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak ,lemak kulit berkurang
6. Otot hipotonik lemah, pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea
7. Ektremitas paha abduksi, sendi lutut atau kaki fleksi sampai lurus
8. Pernafasan sekitar 45 sampai dengan 50 kali permenit
Beberapa penyakit yang berhubunban dengan prematuritas :
1. Syndrome gangguan nafas idiopatik
2. Pneumonia aspirasi karena reflek menelan dan batuk belum sempurna
3. Perdarahan spontan dalam prentikel otak lateral, akibat anoxia otak
4. Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang dan hipotermia
Bayi dengan tanda “wasting” dapat dibagi menurut berat ringannya
1. Stadium 1
Bayi kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering dan belum terdapat
mekonium
2. Stadium II
Tanda stadium I ditambah warna kehijauan pada kulit dan plasenta, umbilicus, hal ini disebabkan mekonium yang tercampur dengan amnion yang mengendap pada kulit dan plasenta.
3. Stadium III
Ditemukan stadium II ditambah kulit yang berwarna kuning, kuku dan tali
pusatnya.
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor
penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain adalah :
1. Faktor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Radiasi
5. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
6. Faktor nutrisi
D. Diagnosis dan gejala klinik
(Menurut buku synopsis obstetri,Rustam Mochtar.1998) Diagnosis dan gejala
klinik:
Sebelum bayi lahir
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering ditemui adanya riwayat abortus, partus prematurus dan
lahir mati
b. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
c. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
d. Pergerakan janin yang pertama (Quickening) terjadi lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Secara klasik seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit kering, tipis, berlipat-lipat.
b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak dan mudah bergerak, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, kulit tipis, merah dan transparan
c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi kecil untuk masa kehamilan alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur berat badan sama, karena hal itu akan mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan matur dengan berat badan normal.
E.Penatalaksanaan
(Menurut buku synopsis obstetri , Rustam Mochtar. 1998) yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi prematur makin pendek masa kehamilan, makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat bawaan dan trauma pada otak. Kebutuhan cairan untuk BBL 120 sampai 150 ml/kg BB/hari atau 100-120 cal/kg BB/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan bayi untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan atau kalori.
a. Pengaturan suhu
Bayi dimasukkan dalam inkubator. Bila bayi dirawat dalam inkubator, maka suhu untuk bayi dengan BB kurang dari 2 kg adalah 35oC, dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 34oC, agar dia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37oC kelembaban inkubator 50-60%.
Suhu inkubator dapat diturunkan 1oC per minggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara berangsur-angsur dapat dilakukan atau diletakkan ditempat tidur dengan suhu lingkungan 27-29oC prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badannya. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi ( 36ºC - 37ºC ) adalah dengan memasukkan bayi dalam inkubator dengan suhu yang diatur.
b. Makanan
Makanan bayi premature refleks hisap,telan dan batuk belum sempurna. Kapasitas lambung masih sedikit, kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori 110 kalori/kg BB/hari.Pemberian minum dimulai saat bayi berumur 3 jam. Jumlah cairan yang diberikan pertama kali adalah 1-5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit tiap 12 jam.
Banyak cairan yang diberikan perhari adalah 60 ml/kg BB/hari dan setiap hari
dinaikkan sampai dengan 200 ml/kg BB/hari pada akhir minggu ke dua.
Hari kelahiran
Cairan /kg BB/hari
Kalori /kg BB/hari
1
60 ml
40 kal
2
70 ml
50 kal
3
80 ml
60 kal
4
90 ml
70 kal
5
100 ml
80 kal
6
110 ml
90 kal
7
120 ml
100 kal
710
150-200 ml
7120 kal
Air susu yang paling baik adalah ASI. Bila bayi belum dapat menyusui, ASI dapat dipompa dan dimasukkan dalam botol steril. Bila ASI tidak ada, ganti susu dengan susu buatan yang mengandung lemak yang mudah dicerna oleh bayi (lemaknya dari middle chain trigly ceride) dan mengandung 20 kalori/30 ml air atau sekurang-kurangnya bayi dapat 110 kal/kg BB/hari.
F. Prognosis
(Menurut buku synopsis obstetri , Rustam Mochtar. 1998) kematian perinatal pada bayi berat lahir rendah (BBLR ) 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian bayi yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya.
Prognosis ini juga tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masalah gestasi asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan, intraventrikuler displasia bronkopulmuna retrorental cibroplasia, infeksi, gangguan metabolik.
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan, post natal. Bila bayi berat lahir rendah ini dapat mengatasi problematik yang dideritanya maka perlu diamati selanjutynya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan kognitif motor susunan saraf pusat dan penyakit seperti hidrochepalus cerebral palsy dan sebagainya.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN
SEGERA DAN KOLABORASI
1. Membersihkan dan membebaskan jalan nafas dengan slem
2. Pemberian O2
3. Masukkan dalam inkubator
V.
PERENCANAAN
1. Keringkan tubuh bayi secepatnya terutama bagian kepala
a. Ajarkan pada ibu teknik mengelap kepala yang benar
b. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya mengeringkan kepala bayi
c. Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
2. Ganti kain yang basah secepatnya
a. Ajarkan pada ibu cara mengganti kain yang baik
b. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya mengganti kain yang basah
c. Libatkan keluarga agar membantu aktifitas ibu
d. Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
3. Tutup kepala bay
a. Ajarkan ibu untuk melindungi kepala bay
b. Anjurkan ibu untuk menjaga suhu bay
c. Evaluasi pemantauan ibu terhadap penjelasan petuga
4. Letakkan bayi dalam inkubator dengan suhu 37oC atau dengan
penghangatan lain
a. Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayi
b. Anjurkan bayi bisa mendapat suhu yang cukup dengan pemanas yang lain
c. Jelaskan pada ibu tentang metode kangur\
d. Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
5. Memberikan rangsangan taktil pada bayi
a. Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayi
b. Anjurkan agar bayi bisa mendapat rangsangan
c. Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi (ASI)
a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI
b. Ajarkan pada ibu untuk memberikan ASI secukupnya
c. Libatkan keluarga agar membantu aktivitas ibu
d. Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
7. Melakukan perawatan pada tali pusat
a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya perawatan tali pusat
b. Ajarkan pada ibu cara membersihkan atau merawat tali pusat
c. Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
VI.
PELAKSANAAN
1. Keringkan tubuh bayi secepatnya terutama bagian kepala
c. Mengajarkan pada ibu teknik mengelap kepala yang benar, pengelapan kepala dilakukan secara perlahan-lahan, pada waktu mengelap jangan sampai terkena mata, karena dapat menyebabkan mata teriritasi
d. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya mengeringkan kepala bayi pengeringan kepala pada bayi sangat mempengaruhi keadaan suhu bayi, karena bayi pada umumnya sangat rentang dengan suhu dingin
e. Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas yaitu mengerti
tentang pentingnya mengeringkan kepala bayi
2. Ganti kain yang basah secepatnya
a. Mengajarkan pada ibu cara mengganti kain yang baik yaitu dengan cepat kita mengganti kain pada bayi. Terutama waktu bayi BAB atau BAK karena dapat mempengaruhi keadaan suhu tubuh bayi
b. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya mengganti kain yang basah
akan mempengaruhi pertumbuhan atau keadaan suhu bayi
c. Melibatkan keluarga agar membantu aktifitas ibu dan membantu ibu
dalam mengganti kain bayi
d. Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas tentang kenapa
ibu harus mengganti kain bayi yang basah
3. Tutup kepala bayi
a. Mengajarkan ibu untuk melindungi kepala bayi dengan menggunakan topi karena kepala merupakan bagian yang paling terluas sehingga potensial terjadi kehilangan panas. Jadi kepala bayi harus dilindungi. Setiap habis mandi kepala harus di tutup
b. Mengajurkan ibu untuk menjaga suhu bayi dengan cara menjaga
keadaan bayi termasuk kepala bayi, kita harus menutup kepala bayi
agar bayi tidak kehilangan suhu
c. Evaluasi pemantauan ibu terhadap penjelasan petugas tentang menutup
kepala bayi
4. Letakkan bayi dalam inkubator dengan suhu 37oC
a. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan bayi, keadaan bayi dengan suhu 35oC pada bagian akral tampak pucat dan dingin sehingga bayi harus dimasukkan ke inkubator. Memasukkan bayi ke inkubator agar bayi tidak bertambah kehilangan suhu tubuh
b. Menganjurkan bayi bisa mendapat suhu yang cukup dengan pemanas yang lain. Walaupun tidak ada inkubator ibu bisa membuat penghangat sendiri dengan menggunakan lampu. Dengan jarak 60 cm dengan lampu 60 watt. Karena bayi harus dijaga keadaan suhunya
c. Menjelaskan pada ibu tentang metode kanguru. Suhu tubuh bayi dipertahankan agar tetap hangat dalam batas normal (36,5-37,5oC) dengan menggunakan termomter. Jika suhu bayi kurang panas, sedangkan fasilitas inkubator tidak ada, bayi dapat digendong dengan cara kanguru oleh ibu, caranya dekatkan bayi dipelukan ibu dengan
erat. Jangan lupa bayi menggunakan baju yang tebal agar bayi tetap
hangat. Metode ini dapat dilakukan oleh ibu selama 24 jam.
d. Mengevaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas tentang
cara menghangatkan bayi
5. Memberikan rangsangan taktil pada bayi
a. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan bayi yaitu bayi bergerak lambat
jadi bayi tersebut harus diberi ransangan agar bayi dapat bergerak
b. Menganjurkan agar bayi bisa mendapat rangsangan bayi tersebut harus
dirangsang dengan rangsangan taktil diharapkan dengan rangsangan
ini bayi dapat terangsang dan dapat bergerak
c. Mengevaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi (ASI)
a. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI bagi bayinya. Bahwa ASI akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk daya tahan tubuh terhadap infeksi. Jadi meskipun ASI belum keluar bayi harus tetap menyusui untuk merangsang produksi ASI
b. Mengajarkan pada ibu untuk memberikan ASI atau menyusui yaitu dengan membersihkan pada daerah payudara sebelum dan sesudah menyusui yaitu dengan membersihkan payudara, menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, meskipun ASI belum keluar dan menyusui bayi hendaknya mulut bayi masuk sampai areola mamae
c. Melibatkkan keluarga agar membantu aktivitas ibu dan memberi
dukungan semangat kepada ibu untuk tetap melakukan perawatan
d. Mengevaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas yaitu
mengerti tentang pentingnya ASI bagi bayinya
7. Melakukan perawatan pada tali pusat
a. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya perawatan tali pusat yaitu
dengan perawatan tali pusat diharapkan tidak terjadi infeksi pada bayi.
Jika puntung tali pusat kotor, kita harus membersihkan dan keringkan
dengan kain bersih karena agar tidak terjadi infeksi
b. Mengajarkan pada ibu cara membersihkan atau merawat tali pusat dengan cara membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan. Oleskan alkohol atau betadine tetapi tidak dikompresi karena dapat menyebabkan tali pusat
c. Mengevaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas yaitu
mengerti tentang perawatan tali pusat
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang pentingnya menjaga suhu tubu bayi
2. Ibu sudah dapat mengganti kain bayi yang basah dan mengerti tentang
pentingnya menjaga keadaan bayi
3. Ibu mengerti tentang teknik menyusui yang benar dan mengerti tentang
pentingnya ASI bagi bayinya
4. Ibu sudah dapat melakukan perawatan tali pusat dan menutup bagi agar
bayi tidak kehilangan suhu tubuh
5. Keluarga sudah melibatkan diri dengan memberikan bantuan kepada ibu melakukan pekerjaan sehari-hari dan membantu ibu dalam mengganti kain bayi yang basah
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 27 Februari 2007 ( hari ke-2 setelah bayi lahir)
S
: 1. Ibu mengatakan bayi menangis lemah
2. Ibu mengatakan jari dan kaki bayi terasa dingin dan tampak pucat
3. Ibu mengatakan ASI keluar tapi tidak banyak
4. Ibu mengatakan pergerakan bayi lambat
O
: 1. Keadaan umum bayi lemah dengan
BB : 2000 gram dengan suhu : 35oC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar