Rabu, 06 Juni 2012

Laporan Pendahuluan Appenditis

Laporan Pendahuluan Appenditis

I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm, melekat pada sekum tepat di bawah katius ileosekal. Apendiks berisi makanan dan efektif dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama kentaan terhadap infeksi ( apendisitas ).
Apendisitas, penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadram bawah kanan kiri rongga abdomen, adalah penyebab umum untuk bedah abdomen darurat. Kira-kira 75 % dari populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan.
Apendisitis merupakan bedah mayor yang paling terjadi. Walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun paling sering pada orang dewasa muda. Sebelum era antibiotik mortalitas penyakit ini tinggi.
B. Patofisiologi
Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat,kemungkinan oleh rekalit ( massa kekas dari feces ),tumor, atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif,dalam beberapa jam terlokalisasi
Dikuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terimflamasi berisi PUS.
C. Manifestasi klinik
Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya oleh demam ringan, mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik Mc BURNEY bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas mungkin dijumpai ,derajat nyeri tekan,spasme otot,dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar dibelakang sekum,nyeri tekan dapat terasa didaerah lumbal,bila ujungnya ada pada pelvis,tanda-tanda ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rektal.
Nyeri pada dedekasi menunjukkan ujung apendiks bereda dekat rektum nyeri pada saat berkemih menunjukkan bahwa ujung apendiks dekat dengan dengan kandung kemih atau ureter.Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan dapat terjadi
D. Penatalaksanaan
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendiks telah ditegahkan. Antibiotik dan cairan intravena diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi dilaskukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan laporoskopi,yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.
E. Komplikasi
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks,yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses.Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,3derajat celcius atau lebih tinggi, penempilan toksik, dan nyeri tekan abdomen yang kontiniu.

F. Intervensi Keperawatan
Tujuan keperawatan mencakup menghilangnya nyeri,mencega kekurangan cairan,mengurangi kecemasan,menghilangkan infeksi,mempertahankan integritas kulit dan mempertahankan nutrisi yang adekuat.
Pada properatif perawat menyiapkan pasien untuk pembedahan.Infus intarvena digunakan untuk meningkatkan frungsi ginjal yang adekuat dan menggantikan cairan yang telah hilang.Aspirin dapat diberikan untuk menguragi peningkatan suhu,tetapi antibiotok dapat diberikan untuk mencegah infeksi.
Pada pasca operatif,pasien ditempatkan pada posisi semi fowler.Posisi mengurangi tegangan pada insisi dan organ abdomen,yang membantu mengurangi nyeri. Cairan peroral biasanya diberikan bila mereka dapat mentoleransi.
Pasien yang mengalami dehidrasi sebelum pembedahan diberikan cairan secara intarvena. Makanan dapat diberikan sesuai keinginan pada hari pembedahan bila dapat ditoleransi.Apabila apendektomi tidak mengalami komplikasi,pasien dapat dipulangkan pada hari itu juga bila suhu dalam batas normal dan area operasi terasa nyaman. Penyuluhan saat pulang untyuk pasien dan keluarganya sangat penting.
II.KONSEP KEPERAWATAN
A.Pengkajian
Data Subjektif:
- klien Merasa lemah
-Klien mengeluh nyeri tean/nyeri lepas
-Klien mengeluh mual dan muntah
-Klien berbaring kesamping atau terlentang dengan lutut ditekuk
Data Objektif:
-Tachicardi
-perubahan tingkah laku
-Mual,muntah
-Anoreksia
-takipnea, pernafasan dangkal
-Leukosit meningkat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi ,kemungkinan penyebab ;
- Tidak adekuatnya pertahanan utama
- Perforasi atau ruptur pada apendiks
- Pembedahan abses
2. Resiko kekurangan cairan,kemungkinan penyebab
- Muntah praoperasi
- Pembatasan pasca operasi (contoh puasa)
- Statusd hipermetabolik
- Imflamasi peritonium
3. Nyeri, kemungkinan penyebab
- Imflamasi
- Insisi bedah
Data Pendukung :
- Laporan nyeri
- Wajah mengkerut,otot tegang
- Respon otomatis
B. perencanaan
NDX I. Resiko infeksi
Tujuan : Klien akan melaporkan tidak adanya tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1. Kaji tanda vital
Rasional : sirkulasi endotoksin menyebabkan vasodilatasi, dan kehilangan cairan dari sirkulasi serta rendahnya status curah jantung.
2. pertahankan teknik aseptik
Rasional : membatasi dan mencegah meluasnya penyebaran organisme infeksi dan kontaminasi silang.
NDX II
Resiko kekurangan Volume Cairan
Tujuan : klien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat
Intervensi
1 Kaji turgor kulit
Rasional : Merupakan indikator tentang ke adekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler.
3. beri minum sedikit demi sedikit.
Menurunkan iritasi gaster dan mencegah muntah untuk meminimalkan kehilangan cairan


NDX III
Nyeri
Tujuan : Klien akan melaporkan bahwa nyeri berkurang atau teratasi
Intervensi
1. Kaji tingkat nyeri
Rasional : Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya akses yang memerlukan upaya intervensi dan evaluasi medik.
2. berikan analgetik sesuai program
Rasional : mempermudah kerjasama dengan intervensi lain dan menghilangkan nyeri.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sylvia A. Price (1995) “ Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit “ Edisi EGC Jakarta.
2. Elizabeth J. Corwin ( 2001 ), Buku saku “ Patofisiologi ” EGC Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar