NITRAT OKSIDA
Gas nitrogen oksida dihasilkan dari asam amino L-arginin oleh enzim nitric oxide synthase dalam sel-sel mamalia termasuk manusia dan berfungsi sebagai mediator biologis yang memungkinkan sel-sel berkomunikasi dengan sesamanya. Nitrogen oksida yang diproduksi secara kontiniu oleh sel-sel endotelium berperan mengendalikan tonus pembuluh darah, aliran darah, tekanan darah, fungsi platelet, gerakan saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran kemih. Nitrogen oksida dalam jumlah banyak terbentuk karena respon sistim imunitas untuk mempertahankan diri; tetapi juga dapat menimbulkan perubahan patofisiologis seperti hipotensi yang fatal dan mungkin juga menyebabkan kerusakan jaringan.
Nitrous oxide (N2O) adalah obat disosiatif yang dapat menyebabkan analgesia, depersonalization, derealization, pusing, euforia, dan beberapa distorsi suara. Penelitian ini juga menemukan bahwa meningkatkan sugesti dan imajinasi.
Nitrogen oksida berfungsi sebagai messenger biologis yang penting dalam berbagai fungsi biologis sebagai neurotransmitter, pembekuan darah, pengendalian tekanan darah, dan pada kemampuan sistim imunitas untuk membunuh sel-sel tumor dan parasit intraseluler. Tetapi produksi yang berlebihan pada kondisi tertentu dapat menimbulkan keadaan patologis.
Kelebihan nitrat oksida, yaitu :
1. Analgesik kuat,
2. baunya manis,
3. tidak menyebabkan iritasi,
4. tidak terbakar.
Kerugian penggunaan nitrat oksida, yaitu :
1. Jarang digunakan tunggal, harus disertai O2 minimal 25%,
2. anestetik lemah,
3. memudahkan hipoksia difusi.
B. BARBITURAT
Secara kimia, barbiturate merupakan derivat asam barbiturate. Asam barbiturate (2,4,4-trioksoheksahidropirimidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara ureum dengan asam malonat. Dikenal sebagai obat depresan, seperti phenobarbital, berasal dari asam barbiturat dan digunakan sebagai obat penenang, obat tidur, anticonvulsant, dll.
1. Pada SSP
Susunan Saraf Pusat, efek utama barbiturat ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, koma sampai dengan kematian. Efek antianseitas barbiturat berhubungan dengan tingkat sedasi yang dihasilkan. Efek hipnotik barbiturat dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu.
Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. Dosis nonanastesi terutama menekan respon pasca sinap. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik. Walaupun demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui GABA sebagai mediator.
Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi sinaptik. Kapasitas berbiturat membantu kerja GABA sebagian menyerupai kerja benzodiazepine, namun pada dosis yang lebih tinggi dapat bersifat sebagai agonis GABA-nergik, sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang berat.
2. Pada susunan saraf perifer
Barbiturat secara selektif menekan transmisi ganglion otonom dan mereduksi eksitasi nikotinik oleh esterkolin. Efek ini terlihat dengan turunya tekanan darah setelah pemberian oksibarbital IV dan pada intoksikasi berat.
3. Pada pernafasan
Barbiturat menyebabkan depresi nafas yang sebanding dengan besarnya dosis. Pemberian barbiturat dosis sedatif hampir tidak berpengaruh terhadap pernafasan, sedangkan dosis hipnotik menyebabkan pengurangan frekuensi nafas. Pernafasan dapat terganggu karena : (1) pengaruh langsung barbiturat terhadap pusat nafas; (2) hiperefleksi N.vagus, yang bisa menyebabkan batuk, bersin, cegukan, dan laringospasme pada anastesi IV. Pada intoksikasi barbiturat kepekaan sel pengatur nafas pada medulla oblongata terhadap CO2 berkurang sehingga ventilasi paru berkurang. Keadaan ini menyebabkan pengeluaran CO2 dan pemasukan O2 berkurang, sehingga terjadilah hipoksia
4. Pada Sistem Kardiovaskular
Barbiturat dosis hipnotik tidak memberikan efek yang nyata pada system kardiovaskular. Frekuensi nadi dan tensi sedikit menurun akibat sedasi yang ditimbulkan oleh berbiturat. Pemberian barbiturat dosis terapi secara IV dengan cepat dapat menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak. Efek kardiovaskular pada intoksikasi barbiturat sebagian besar disebabkan oleh hipoksia sekunder akibat depresi nafas. Selain itu pada dosis tinggi dapat menyebabkan depresi pusat vasomotor diikuti vasodilatasi perifer sehingga terjadi hipotensi.
5. Pada Saluran Cerna
Oksibarbiturat cenderung menurunkan tonus otot usus dan kontraksinya. Pusat kerjanya sebagian diperifer dan sebagian dipusat bergantung pada dosis. Dosis hipnotik tidak memperpanjang waktu pengosongan lambung dan gejala muntah, diare dapat dihilangkan oleh dosis sedasi barbiturat.
6. Pada Hati
Barbiturat menaikan kadar enzim, protein dan lemak pada retikuloendoplasmik hati. Induksi enzim ini menaikan kecepatan metabolisme beberapa obat dan zat endogen termasuk hormone stroid, garam empedu, vitamin K dan D.
7. Pada Ginjal
Barbiturat tidak berefek buruk pada ginjal yang sehat. Oliguri dan anuria dapat terjadi pada keracunan akut barbiturat terutama akibat hipotensi yang nyata.
Efek Samping
1. Hangover : Gejala ini merupakan residu depresi SSP setelah efek hipnotik berakhir. Dapat terjadi beberapa hari setelah pemberian obat dihentikan. Efek residu mungkin berupa vertigo, mual, atau diare. Kadang kadang timbul kelainan emosional dan fobia dapat bertambah berat.
2. Eksitasi paradoksal : Pada beberapa individu, pemakaian ulang barbiturat (terutama fenoberbital dan N-desmetil barbiturat) lebih menimbulkan eksitasi dari pada depresi. idiosinkrasi ini relative umum terjadi diantara penderita usia lanjut dan lemah.
3. Rasa nyeri : barbiturate sesekali menimbulkan mialgia, neuralgia, artalgia, terutama pada penderita psikoneurotik yang menderita insomnia. Bila diberikan dalam keadaan nyeri, dapat menyebabkan gelisah, eksitasi, dan bahkan delirium.
4. Alergi : Reaksi alergi terutama terjadi pada individu alergik. Segala bentuk hipersensitivitas dapat timbul, terutama dermatosis. Jarang terjadi dermatosis eksfoliativa yang berakhir fatal pada penggunaan fenobarbital, kadang-kadang disertai demam, delirium dan kerusakan degeneratif hati.
5. Reaksi obat : Kombinasi barbiturat dengan depresan SSP lain misal etanol akan meningkatkan efek depresinya; Antihistamin, isoniasid, metilfenidat, dan penghambat MAO juga dapat menaikkan efek depresi barbiturat.
C. HALOTAN
Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau enak, tidak iritatif, mudah menguap, tidak mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime, dan mudah diuraikan cahaya. Halotan merupakan obat anestetik dengan kekuatan 4-5 kali eter atau 2 kali kloroform.
Kelebihan anastesi dengan menggunakan halotan, yaitu :
1. Baunya enak.
2. Tidak merangsang atau mengiritasi jalan nafas,
3. anestesi kuat
4. induksi cepat dan lancar,
5. bronkodilatasi,
6. pemulihan cepat,
7. proteksi terhadap syok,
8. jarang menyebabkan mual/muntah,
9. tidak mudah terbakar dan meledak.
Kerugiannya, antara lain :
1. Vasodilator serebral,
2. meningkatkan aliran darah otak yang sulit dikendalikan,
3. analgesik lemah.
4. sangat poten, relatif mudah terjadi overdosis,
5. analgesi dan relaksasi yang kurang,
6. harus dikombinasi dengan obat analgetik dan relaksan,
7. harga mahal,
8. menimbulkan hipotensi,
9. aritmia,
10. meningkatkan tekanan intrakranial,
11. menggigil pascaanestesi, dan
12. hepatotoksi
Overdosis relatif mudah terjadi dengan gejala gagal napas dan sirkulasi yang dapat menyebabkan kematian. Dosis induksi 2-4% dan pemeliharaan 0,5-2%.
Kelebihan dosis akan menyebabkan depresi nafas, menurunnya tonus simpatis, hipotensi, bradikardi, vasodilator perifer, depresi vasomotor, depresi miokard. Kontraindikasinya adalah gangguan hepar.
D. LIDOKAIN
Lidocaine merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir syaraf (nerve block), yaitu derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama untuk anestesi permukaan maupun infiltrasi.
Kelebihan lidokain disbanding jenis anastesi lain, antara lain :
1. Anastesi kuat, lama, dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain.
2. pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap anestesi lokal tipe ester.
3. mampu melewati sawar darah otak
4. diserap secara cepat dari tempat injeksi dan stabil.
5. digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut,
Kerugian atau efek samping dari penggunaan lidokain, yaitu :
1. mengantuk,
2. tinnitus, dysgeusia,
3. pusing, dan
4. kejang (berkedut).
5. terjadi serangan jantung,
6. koma, serta depresi dan
7. henti pernafasan.
8. anestesi lokal dari durasi tingkat menengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar