ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR OTAK
NI WAYAN LIA IRAWAN
04.08.1955
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Diagnosa Tumor Otak” dapat terselesaikan. Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Keparawatan Medikal Bedah II.
Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses profesionalisasi yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai tuntunan secara global dan local atau otonomi. Untuk mewujudkannya maka perawat Indonesia harus mampu memberikan Asuhan Keperawatan secara profesional kepada pasien dan berpartisipasi secara aktif dalam membangun bangsa dan negara Indonesia tercinta. Sehingga masyarakat (masyarakat umum dan masyarakat profesional) mengenal dan mengakui eksistensi profesi keperawatan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sugeng Jitowiyono selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medical Bedah (KMB) II, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, maka mohon dimaaafkan dan demi kesempurnaan makalah ini kami memerlukan kritik, saran, maupun masukan dari dosen mata kuliah dan rekan-rekan. Akhirnya penulis mengharapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi semua.
Yogyakarta, Maret 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak) dalam setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (SueHinchliff, kamus Keperawatan, 1997).
Sebuah tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yangberbentuk bola, tapi juga dapat tumbuh menyebar masuk ke dalam jaringan. Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20% dari semua penyebab kematian karena kanker,dimana sekitar 20% sampai 40% dari semua kanker pasien mengalami metastase ke otak dari tempat-tempat lain. Tumor-tumor otak jarang bermetastase keluar sistem saraf pusat, tetapi jejas metastase ke otak biasanya dari paru-paru, payidara, saluran gastrointestinal bagian bawah, pankreas, ginjal dan kulit.
Insiden tertinggi pada tumor otak dewasa terjadi padadekade kelima, keenam, dan ketujuh, dengan tingginya insiden pada pria.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan tumor otak?
2. Apa saja klasifkasi tumor otak?
3. Bagaimana etiologi dari tumor otak?
4. Bagaimana patofisiologi dari tumor otak?
5. Bagaimana tanda dan gejala tumor otak?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada klien dengan tumor otak?
7. Bagaimana penetalaksanaan medis dari tumor otak?
8. Apa saja komplikasi yang dapat muncul?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan tumor otak?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian tumor otak.
2. Mengetahui klasifkasi tumor otak.
3. Mengetahui etiologi tumor otak.
4. Mengetahui patofisiologi dari tumor otak.
5. Mengetahui tanda dan gejala tumor otak.
6. Mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostik pada klien dengan tumor otak.
7. Mengetahui penatalaksanaan medis dari tumor otak.
8. Mengetahui komplikasi yang dapat muncul.
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan tumor otak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI TUMOR OTAK
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
Tumor Otak Benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas. Tumor Otak Maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.
2.2 KLASIFIKASI TUMOR OTAK
a. Berdasarkan jenis tumor
1) Jinak
- Acoustic neuroma
- Meningioma
- Pituitary adenoma
- Astrocytoma (grade I)
2) Malignant
- Astrocytoma (grade 2,3,4)
- Oligodendroglioma
- Apendymoma
b. Berdasarkan lokasi
1) Tumor intradural
a) Ekstramedular
- Cleurofibroma
- Meningioma
b) Intramedular
- Apendymoma
- Astrocytoma
- Oligodendroglioma
- Hemangioblastoma
2) Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,paru–paru, ginjal dan lambung.
2.3 ETIOLOGI
Penyeban tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena:
· Genetik
Tumor susunan saraf pusat primer nerupakan komponen besar dari beberapa gangguan yang diturunkan sebagi kondisi autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.
· Kimia dan Virus
Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan tumor pada manusia masih belum jelas.
· Radiasi
Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan terbentuknya neoplasma setelah dewasa.
· Trauma
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.
2.4 PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan.
2.5 TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala tumor otak sangat bervariasi, tergantung pada tempat lesi dan kecepatan pertumbuhannya, antara lain :
- Daerah Otak Tanda dan Gejala
- Lobus Frontalis Gangguan kepribadian
- Epilepsi
- Afasia mototik
- Hemiparesis
- Ataksia
- Gangguan bicara
- Gangguan gaya berjalan
- Lobus Oksipitalis Gangguan penglihatan
- Lobus Temporalis Halusinasi
- Kejang psikomotor
- Tinitus (bunyi berdengung atau berdesing)
- Kesulitan menyebutkan objek
- Lobus Parietalis Tidak mampu merekam gambar
- Tidak dapat membedakan mana kiri mana kanan.
Manifestasi Klinis
a. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat hebat sekali. Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktifitas, yang biasanya menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.
b. Nausea dan muntah
Akibat rangsangan pada medula oblongata
c. Papiledema
Stasis vena menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus.
2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan cisterna.
b. CT – SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa.
c. Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.
d. Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.
e. Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
f. Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pembedahan,yakni Craniotomi
b. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.
c. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
2.8 KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
2.9 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR OTAK
1. Pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan
- Riwayat keluarga denga tumor
- Terpapar radiasi berlebih.
- Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia
- Kecanduan Alkohol, perokok berat
- Terjadi perasaan abnormal
- Gangguan kepribadian / halusinasi
b. Pola nutrisi metabolik
- Riwayat epilepsi
- Nafsu makan hilang
- Adanya mual, muntah selama fase akut
- Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan
- Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)
c. Pola eliminasi
- Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)
- Bising usus negative
d. Pola aktifitas dan latihan
- Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran
- Resiko trauma karena epilepsi
- Hamiparase, ataksia
- Gangguan penglihatan
- Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)
e. Pola tidur dan istirahat
- Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur
f. Pola persepsi kognitif dan sensori
- Pusing
- Sakit kepala
- Kelemahan
- Tinitus
- Afasia motorik
- Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral
- Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan
- Penurunan memori, pemecahan masalah
- kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual
- Penurunan kesadaran sampai dengan koma.
- Tidak mampu merekam gambar
- Tidak mampu membedakan kanan/kiri
g. Pola persepsi dan konsep diri
- Perasaan tidak berdaya dan putus asa
- Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan
h. Pola peran dan hubungan dengan sesama
- Masalah bicara
- Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/ bicara
pelo )
i. Reproduksi dan seksualitas
- Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
- Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
- Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
- Mekanisme koping yang biasa digunakan
- Perasaan tidak berdaya, putus asa
- Respon emosional klien terhadap status saat ini
- Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
- Mudah tersinggung
k. Sistem kepercayaan
- Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu
2. Diagnosa Keperawatan
Ø DX Pre-Operasi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker
2. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak otak.
3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan.
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral.
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,perubahan citra diri
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
Ø DX Post-Operasi
1. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri.
3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi
4. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti.
3. Rencana Dan Intervensi Keperawatan
Ø DX. Pre-Operasi
1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Intervensi:
- Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
- Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas) R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Hasil yang diharapkan: Nutrisi klien terpenuhi ,Mual berkurang sampai dengan hilang.
Intervensi:
- Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat. R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
- Kaji kebiasaan makan klien. R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
- Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam. R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
- Timbang berat badan bila memungkinkan. R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan. Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan tehnik prilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali aktifitas.
Intervensi:
- Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan
- ( 0-4 ) R / : seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko kecelakaan.
- Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan. R / : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.
- Bantu untuk melakukan rentang gerak R / : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi
- Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan R / : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala,keterlibatan pasien dalam perencanaan dan keberhasilan.
- Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab. R / : Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral. Tujuan : Klien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat di ekspresikan
Kriteria Hasil :
§ Mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi
§ Membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan
§ Menggunakan sumber-sumber dengan tepat
Intervensi:
- Kaji tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mangalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri
R/ : Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap proses komunikasi.
R/ : Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap proses komunikasi.
- Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
R/ : Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapn yang keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkan tidak nyata.
R/ : Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapn yang keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkan tidak nyata.
- Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana R/ : menilai adanya kerusakan motorik
- Katakan secara langsung pada pasien, bicara perlahan dan tenang R/ : menurunkan kebingungan/ansietas selama proses komunikasi dan respon pada informasi yang lebih banyak pada satu waktu tertentu.
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri. Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Intervensi:
- Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya. R/: Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
- Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat. R/: Support keluarga
- membantu dalam proses penyembuhan.
- Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah. R/ : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
- Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
R/: Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
R/: Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah mengenai kondisi dan penanganan penyakit setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Pasien mengerti penyebab tumor otak dan komplikasinya.
Kriteria Hasil : Pasien mengerti penyebab tumor otak dan komplikasinya.
Intervensi:
- Kaji pemahaman pasien, keluarga mengenai penyebab tumor otak dan penanganannya. R / : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.
- Jelaskan fungsi renal dan konsekuensinya sesuai dengan tingkat pemahaman klien. R / : Menambah pengetahuan pasien.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara memahami perubahan akibat penyakit. R / : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.
7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawata.
Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
Intervensi:
- Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
- Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan
- Ketakutannya R/ untuk mengurangi kecemasan
- Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik R/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
- Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan pengobatan
Ø DX Post Operasi
1. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Pasien dapat menjalani aktivitas tanpa merasa nyeri, Ekspresi wajah rileks, Klien mendemonstrasikan ketidaknyamananya hilang
Intervensi:
- Kaji tingkat nyeri (lokasi, durasi, intensitas, kualitas) tiap 4 – 6 jam R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
- Kaji keadaan umum pasien dan TTV R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
- Beri posisi yang menyenangkan bagi pasien R/ : Untuk membantu pasien dalam pengontrolan nyeri
- Beri waktu istrahat yang banyak dan kurangi pengunjung sesuai keinginan pasien R/ : Dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat R/ : Membantu dalam penyembuhan pasien
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri. Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakuakn tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Intervensi:
- Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya. R / : Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
- Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat. R / : Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
- Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah. R / : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
- Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan. R / : Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi. Tujuan : Informasi tentang perawatan diri dan status nutrisi dipahami setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam.
Kriteria hasil: Klien menyatakan pemahaman tentang informasi yang diberikan, Klien menyatakan kesadaran dan merencanakan perubahan pola perawatan diri
Intervensi:
- Kaji tingkat pengetahuan pasien R/ : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam penerimaan informasi, sehingga dapat memberikaninformasi secara tepat
- Diskusikan hubungan tentang agen penyebab terhadap penyakit R/ : Memberikan pemahaman kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi pencetus penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala perforasi
- Jelaskan pentingnya lingkungan tanpa stress R/ : Untuk mencegah peningkatan stimulasi simpatis
- Diskusikan tentang metode pelaksanaan stress R/ : Cara penatalaksanaan stress : relaksasi, latihan dan pengobatan
4. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak pasti. Tujuan : Kecemaskan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Kecemasan berkurang.
Intervensi :
- Mendengarkan keluhan klien dengan sabar. R / : Menghadapi isu pasien dan perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya.
- Menjawab pertanyaan klien dan keluarga dengan ramah. R / : Membuat pasien
- yakin dan percaya.
- Mendorong klien dan keluarga mencurahkan isi hati. R / : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi.
- Menggunakan teknik komunikasi terapeutik. R / : Menjalin hubungan saling percaya pasien.
- Berikan kenyamanan fisik pasien. R / : Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem/ketidaknyamanan fisik menetap.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak dapat disebabkan oleh riwayat trauma kepala, faktor genetik, paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik, virus tertentu.Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20% dari semua penyebab kematian karena kanker.
Manifestasi klinis dari tumor otak yakni nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat hebat sekali. Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktifitas, yang biasanya menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk, membungkuk dan mengejan, nausea dan muntah serta papiledema,stasis vena menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus.
Untuk penanganan tumor otak dapat di lakukan pembedahan, radiotherapi, kemotherapi atau dapat pula dengan cara manipulasi hormonal, biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
DAFTAR PUSTAKA
A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia Press.
Juall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta : Media Aesculappius.
Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.
Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Kedokteran (EGC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar