Senin, 13 Februari 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ENSEFALITIS SUPURATIF AKUT




TUGAS
MAKALAH “ ENSEFALITIS SUPURATIF AKUT”
Dosen: Sugeng Djito, S.Kep, Ns

Oleh:
BERGITA BOLENG
NIM. 04. 08. 1926


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2011





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ENSEFALITIS SUPURATIF AKUT “ ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kulia keperawatan medikal bedah (KMB) di bidang ilmu keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.
Dalam penulisan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga tidak berlebihan apabila penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :Bapak Sugeng Djito, S.Kep. Ns sebagai pengasuh mata kulia keperwatan medikal bedah (KMB), dan teman- teman yang saya kasihi dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Keperawatan.


Yogyakarta, Maret 2011

Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ensefalitis adalah jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri,cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus.Ensefalitis Arbovirus adalah infeksi otak yang berat yang disebabkan oleh salah satu dari beberapa jenis virus.Infeksi ensefalitis virus yang paling sering terjadi di Amerika dan ditularkan melalui gigitan serangga adalah : Ensefalitis Ekuin Barat, Ensefalitis Ekuin Timur, Ensefalitis Santa Louis, Ensefalitis Kalifornia.
Ensefalitis Ekuin Barat terjadi di seluruh Amerika dan menyerang semua umur, tetapi terutama menyerang anak usia dibawah 1 tahun.Ensefalitis Ekuin Timur terjadi terutama di Amerika bagian timur, terutama menyerang anak-anak yang sangat muda dan diatas usia 55 tahun, dan lebih fatal.Kedua jenis ensefalitis tersebut, cenderung lebih berat pada anak dibawah 1 tahun, menyebabkan kerusakan saraf atau otak yang menetap.
Wabah ensefalitis Santa Louis pernah terjadi di seluruh Amerika, terutama di Teksas dan beberapa negara bagian barat-tengah. Resiko kematian terbesar ditemukan pada orang yang lebih tua.Virus kelompok Kalifornia terdiri dari : virus Kalifornia (banyak ditemukan di AS barat), virus La Crosse (di AS barat-tengah),virus Jamestown Canyon (di New York).
Ketiga virus ini terutama menyerang anak-anak. Di bagian dunia yang lain, arbovirus yang berbeda tetapi masih berhubungan, menyebabkan ensefalitis yang ditularkan secara periodik dari alam kepada manusia.
Penyakit-penyakit tersebut adalah: Ensefalitis Ekuin Venezuela, Ensefalitis Jepan Ensefalitis Musim Panas-Musim Semi Rusia dan Ensefalitis lainnya yang dinamai sesuai daerah geografis dimana mereka terjadi. Satu dari infeksi arbovirus penting yang paling dikenal dan bersejarah adalah demam kuning (yellow fever).
Demam kuning adalah penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan demam, perdarahan dan sakit kuning. Bisa berakibat fatal.
Penyakit ini banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Amerika Tengah dan Selatan.Demam dengue merupakan infeksi arbovirus yang terjadi di seluruh dunia, baik di daerah tropik
maupun subtropik. Infeksi ini disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan demam, pembesaran kelenjar getah bening dan perdarahan. Bisa terjadi nyeri otot dan persendian yang hebat dan kadang-kadang disebut demam tulang-retak (breakbone fever). Bisa berakibat fatal. Lebih sering menyerang anak dibawah usia 10 tahun, dan infeksi berulang dengan jenis virus yang berbeda bisa terjadi pada tahun berikutnya.
Virus penyebab ensefalitis disebarkan oleh nyamuk jenis tertentu yang ditemukan di daerah geografis tertentu.
Penyakit ini merupakan endemis (terus menerus ada), tetapi wabah terjadi secara periodik bila jumlah binatang yang terinfeksi bertambah.Pada manusia terjadi secara kebetulan.
Melihat banyaknya kasus ensefalitis yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yang dapat menyerang pada semua umur terutama pada anak- anak maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini sebagai bahan makalah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksudkan dengan ensefalitis?
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan ensefalitis?
3. Manifestasi klinis apa saja yang terjadi pada ensefalitis?
4. Bagaimana cara penanggulangan ensefalitis?
5. Bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien ensefalitis?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mengetahui gambaran umum tentang ensefalitis dan asuhan keperawatannya.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian ensefalitis
b) Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab ensefalitis
c) Mahasiswa mampu menjelaskan patogenesis ensefalitis
d) Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis ensefalitis
e) Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan ensefalitis
f) Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien ensefalitis.







BAB II
LANDASAN TEORI


A. PENGERTIAN
Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme(bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus).
B. PENYEBAB
Bakteri penyebab ensefaliti supuratif akut adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E.coli,M.tuberculosa dan T.pallidum.Tiga bakteri yang pertama merupakan penyebab ensefalitis bakterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri sehingga terbentuk abses serebri.Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut.
Di bagian dunia yang lain, arbovirus yang berbeda tetapi masih berhubungan, menyebabkan ensefalitis yang ditularkan secara periodik dari alam kepada manusia. Penyakit-penyakit tersebut adalah : Ensefalitis Ekuin Venezuela, Ensefalitis Jepang, Ensefalitis Musim Panas-Musim Semi Rusia dan Ensefalitis lainnya yang dinamai sesuai daerah geografis dimana mereka terjadi. Satu dari infeksi arbovirus penting yang paling dikenal dan bersejarah adalah demam kuning (yellow fever).
Demam kuning adalah penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan demam, perdarahan dan sakit kuning. Bisa berakibat fatal.
Penyakit ini banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Amerika Tengah dan Selatan. Demam dengue merupakan infeksi arbovirus yang terjadi di seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
Infeksi ini disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan demam, pembesaran kelenjar getah bening dan perdarahan.
Bisa terjadi nyeri otot dan persendian yang hebat dan kadang-kadang disebut demam tulang-retak (breakbone fever).
Bisa berakibat fatal. Lebih sering menyerang anak dibawah usia 10 tahun, dan infeksi berulang dengan jenis virus yang berbeda bisa terjadi pada tahun berikutnya.
C. PATOGENESIS
Pada ensefalitis supuratif akut, peradangan dapat berasal dari radang, abses didalam paru, bronkiektasis, empiema, osteomielitis tengkorak, fraktur terbuka, trauma tembus otak,atau penjalaran langsung kedalam otak dari otitis media, mastoiditis,sinusitis.
Akibat proses ensefalitis supuratif akut ini akan terbentuk abses serebri yang biasanya terjadi di substansia alba karena pendarahan disini kurang intensif dibandingkan dengan substansia grisea.Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema dan kongesti yang disusul dengan perlunakan dan pembentukan nanah.Fibroblas sekitar pembuluh darah bereaksi dengan proliferasi.Astroglia juga ikut dan membentuk kapsul.Bila kapsul ini pecah, nanah masuk ke ventrikel dan menimbulkan kematian.
Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
§ Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu.
§ Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah
Kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
§ Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di Permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.

D. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum, gejala berupa trias ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang, dan kesadaran menurun.Pada ensefalitis supuratif akut yang berkembang menjadi abses serebri, akan timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologik yang terjadi di otak.Gejala-gejala tersebut ialah gejala-gejala infeksi umum, tanda- tanda meningkatya tekanan intrakranial yaitu nyeri kepala yang kronik progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun.Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil.Tanda- tanda defisit neurologis tergantung pada lokasi dan luas abses.
Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremintas dan pucat .Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gamgguan kesadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda Neurologis tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia, Ataksia, Paralisis syaraf otak. Penyebab Ensefalitis: Penyebab terbanyak adalah virus. Sering adalah Herpes simplex dan Arbo virus. Jarang adalah Entero virus, Mumps, Adeno virus. Post Infeksi adalah Measles, Influenza, Varisella. Post Vaksinasi adalah Pertusis
Ensefalitis supuratif akut :Bakteri penyebab Esenfalitis adalah Staphylococcusaureus,Streptokok,E.Coli,Mycobacterium dan T. Pallidum.Ensefalitis virus:Virus yang menimbulkan adalah virus R N A (Virus Parotitis) virus morbili,virus rabies,virus rubella,virus denque,virus polio,cockscakie A,B,Herpes Zoster,varisela,Herpes simpleks,variola.
Gejala-Gejala yang mungkin terjadi pada Ensefalitis adalah Panas badan meningkat ,photo fobi,sakit kepala ,muntah-muntah lethargy ,kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.Anak tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan ,pendengaran ,bicara dan kejang.

E. PENATALAKSANAAN
· Penatalaksanaan Medis
Pada ensefalitis supuratif akut diberikan amphisilin 4x3-4 g dan kloramfenikol 4x1 g per 24 jam intravena,selama 10 hari.Steroid dapat diberikan untuk mengurangi edema otak.Bila abses tunggal dan dapat dicapai dengan cara operasi sebaiknya dibuka dan dibersikan tetapi bila multipel, yang di operasi ialah yang terbesar dan mudah di capai.
· Penatalaksanaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ensefalitis supuratif akut adalah pemeriksaan yang biasa di lakukan pada kasus- kasus infeksi lainnya.Disamping itu banyak juga di lakukan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG),foto rontgen kepala, bila mungkin CT-Scan otak, atau arteriografi.Pungsi lumbal tidak di lakukan bila terdapat edema papil.Bila di lakukan pemeriksaan cairan serebrospinal maka dapat di peroleh hasil berupa peningkatan intrakranial, pleiositosis polinuklearis,jumlah protein yang lebih besar dari pada normal, dan kadar klorida dan glukosa dalam batas- batas normal.





BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ENSEFALITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Yaitu identitas pasien dan identitas penggung jawab.Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.
2. Keluhan utama
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.
1. Riwayat kesehatan
a) Riwayat penyakit sekarang
Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari , sakit kepala.
b) Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh : Herpes dll. Bakteri contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus , E , Coli ,dll.
d) Imunisasi
Kapan terakhir diberi imunisasi DTPKarena ensefalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis.Pertumbuhan dan Perkembangan.
2. Pola- pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
§ Kebiasaan
Sumber air yang dipergunakan dari PAM atau sumur, kebiasaan buang air besar di WC,lingkungan penduduk yang berdesakan (daerah kumuh)
§ Status Ekonomi
Biasanya menyerang klien dengan status ekonomi rendah.
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
§ Menyepelekan anak yang sakit, tanpa pengobatan yang memenuhi Nutrisi
Biasanya klien dengan gizi kurang asupan makana dan cairan dalam jumlah kurang dari kebutuhan tubuh.,
§ Pada pasien dengan Ensefalitis biasanya ditandai
Dengan adanya mual, muntah, kepalah pusing, kelelahan.
§ Status Gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh.
Postur tubuh biasanya kurus ,rambut merah karena kekurangan vitamin A,berat badan kurang dari normal. Menurut rumus dari BEHARMAN tahun 1992, umur 1 sampai 6 tahun
Umur (dalam tahun) x 2 + 8
Tinggi badan menurut BEHARMAN umur 4 sampai 2 x tinggi badan lahir. Perkembangan badan biasanya kurang karena asupan makanan yang bergizi kurang.Pengetahuan tentang nutrisi biasanya pada orang tua anak yang kurang pengetahuan tentang nutrisi.Yang dikatakan gizi kurang bila berat badan kurang dari 70% berat badan normal.
c. Pola Eliminasi
§ Kebiasaan Defekasi sehari-hari
Biasanya pada pasien Ensefalitis karena pasien tidak dapat melakukan mobilisasi maka dapat terjadi obstipasi.
§ Kebiasaan Miksi sehari-hari
Biasanya pada pasien Ensefalitis kebiasaan mictie normal frekuensi normal. Jika kebutuhan cairan terpenuhi. Jika terjadi gangguan kebutuhan cairan maka produksi irine akan menurun , konsentrasi urine pekat.
d. Pola tidur dan istirahat
§ Biasanya pola tidur dan istirahat pada pasien Ensefalitis biasanya tidak dapat dievaluasi karena pasien sering mengalami apatis sampai koma.
e. Pola Aktivitas
§ Aktivitas sehari-hari : klien biasanya terjadi gangguan karena bx Ensefalitis dengan gizi buruk mengalami kelemahan.
§ Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi kelemahan maka latihan gerak dilakukan latihan positif.Upaya pergerakan sendi : bila terjadi atropi otot pada px gizi buruk maka dilakukan latihan pasif sesuai ROM. Kekuatan otot berkurang karena px Ensefalitisdengan gizi buruk .Kesulitan yang dihadapi bila terjadi komplikasi ke jantung ,ginjal ,mudah terkena infeksi aneberat,aktifitas togosit turun ,Hb turun ,punurunan kadar albumin serum ,gangguan pertumbuhan.
f. Pola Hubungan Dengan Peran
§ Interaksi dengan keluarga / orang lain biasanya pada klien dengan Ensefalitis kurang karena kesadaran klien menurun mulai dari apatis sampai koma.
g. Pola Persepsi dan pola diri
§ Pada klien Ensenfalitis umur > 4 ,pada persepsi dan konsep diri, yang meliputi Body Image ,seef Eslum ,identitas deffusion deper somalisasi belum bisa menunjukkan perubahan.
h. Pola sensori dan kuanitif
§ Sensori
- Daya rasa
- Daya peraba
- Daya pencium
- Daya penglihat
i. Pola Reproduksi Seksual
§ Bila anak laki-laki apakah testis sudah turun ,fimosis tidak ada
j. Pola penanggulangan Stress
§ Pada pasien Ensefalitis karena terjadi gangguan kesadaran : Stress fisiologi à biasanya anak hanya dapat mengeluarkan air mata saja ,tidak bisa menangis dengan keras (rewel) karena terjadi afasia.Stress Psikologi tidak di evaluasi
k. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
§ Anak umur 3-4 tahun belumbisa dikaji

B. ANALISA DATA
PENGELOMPOKAN
DATA
KEMUNGKINAN PENYEBAB
POHON MASALAH
MASALAH
Data subyektif: ibu mengatakan anaknya sering spastik.
Virus/Bakteri, mengenai CNS, kerusakan susunan saraf pusat.

Resiko Kontruaktur
Data obyektif: anak sering spastik ± 3-4 kali dalam 3 jam.
Kejang/ spastik, resiko trauma

Resiko kontraktur
Data subyektif:
Paralisys Otot- otot Menelan
Gangguan Pemenuhan Nutrisi
Data obyektif
Teropong Sonde, diet 3x100 cc tem sonde, susu dancow 6x100 cc
Asupan Nutrisi per-oral kurang
Gangguan pemenuhan nutrisi
Data subyektif:Ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya
Gangguan integritas
Resiko infeksi
Data Obyektif : tidak bisa bergerak, klien sering ngompol, kulit sering basah
Gangguan integritas
Resiko infeksi





C. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING TERJADI
v Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan terhadap infeksi turun.
v Resiko tinggi perubahan peR/usi jaringan b/d Hepofalemia, anemia.
v Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum.
v Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.
v Gangguan mobilitas b/d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM terbatas.
v Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
v Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan susunan saraf pusat.
v Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual.
v Resiko gangguan integritas kulit b/d daya pertahanan tubuh terhadap infeksi turun.
v Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.

D. RENCANA KEPERAWATAN
Ø Diagnosa Keperawatan I.
Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
Tujuan:
- tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil:
- Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi endogen
Intervensi
- Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau pengunmjung. Pantau dan batasi pengunjung.
R/. menurunkan resiko px terkena infeksi sekunder, mengontrol penyebaran
Sumber infeksi, mencegah pemajaran pada individu yang mengalami nfeksi saluran nafas atas.
- Abs. suhu secara teratur dan tanda-tanda klinis dari infeksi.
R/. Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi perkembangan Meningkosamia .
- Berikan antibiotika sesuai indikasi
R/. Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas individu.

Ø Diagnosa Keperawatan II

Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum
Tujuan : Tidak terjadi trauma
Kriteria hasil :Tidak mengalami kejang / penyerta cedera lain
Intervensi :
- Berikan pengamanan pada pasien dengan memberi bantalan,penghalang tempat tidur tetapn terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas. R/. Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah tidak Tergigit.Catatan: memasukkan pengganjal mulut hanya saat mulut relaksasi.
- Pertahankan tirah baring dalam fase akut.
R/. Menurunkan resiko terjatuh / trauma saat terjadi vertigo.
- Kolaborasi.
Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.
R/. Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang.
- Abservasi tanda-tanda vital
R/. Deteksi diri terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan lanjutan.
Ø Diagnosa Keperawatan III
Resiko terjadi kontraktur b/d kejang spastik berulang
Tujuan :Tidak terjadi kontraktur
Ktiteria hasil :Tidak terjadi kekakuan sendi,,Dapat menggerakkan anggota tubuh
Intervensi
- Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya spastik ,
Terjadi kekacauan sendi.
R/ . Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti dan mau
Membantu program perawatan .
- Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap
R/ Melatih melemaskan otot-otot, mencegah kontraktor
- Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
R/ Dengan melakukan perubahan posisi diharapkan peR/usi ke
Jaringan lancar, meningkatkan daya pertahanan tubuh .
- Observasi gejala kaerdinal setiap 3 jam
R/ Dengan melakukan observasi dapat melakukan deteksi dini bila
Ada kelainan dapat dilakukan inteR/ensi segera
Kolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin / valium sesuai
Indikasi.R/ Diberi dilantin / valium ,bila terjadi kejang spastik ulang.


BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme(bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus). Bakteri penyebab ensefaliti supuratif akut adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E.coli,M.tuberculosa dan T.pallidum.Tiga bakteri yang pertama merupakan penyebab ensefalitis bakterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri sehingga terbentuk abses serebri.Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut.
Secara umum, gejala berupa trias ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang, dan kesadaran menurun.Pada ensefalitis supuratif akut yang berkembang menjadi abses serebri, akan timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologik yang terjadi di otak.Gejala-gejala tersebut ialah gejala-gejala infeksi umum, tanda- tanda meningkatya tekanan intrakranial yaitu nyeri kepala yang kronik progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun.Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil.Tanda- tanda defisit neurologis tergantung pada lokasi dan luas abses.
Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus ensefalitis supuratif akut adalah pemeriksaan yang biasa di lakukan pada kasus- kasus infeksi lainnya.Disamping itu banyak juga di lakukan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG),foto rontgen kepala, bila mungkin CT-Scan otak, atau arteriografi.Pungsi lumbal tidak di lakukan bila terdapat edema papil.Bila di lakukan pemeriksaan cairan serebrospinal maka dapat di peroleh hasil berupa peningkatan intrakranial, pleiositosis polinuklearis,jumlah protein yang lebih besar dari pada normal, dan kadar klorida dan glukosa dalam batas- batas normal.
B. SARAN
Ensefalitis supuratif akut merupakan suatu penyakit peradangn yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yang dapat menyerang semua umur,maka kita harus menjaga pola hidup yang baik.yaitu dari dalam diri sendiri maupun lingkungannya sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit.


DAFTAR PUSTAKA
v 1998 Laboratorium UPF Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi,Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya
v Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,1997.
v Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium, Kelompok Minat Penulisan Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.
v Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
v Sutjinigsih (1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta.
v Arif mansjoer suprohaita,penerbit fakultas kedokteran universitas indonesia,kapita selekta kedokteran,edisi 2 jilid 3,jakarta,2000.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar