Selasa, 14 Februari 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS



B/KP/VI (04.08.1924)




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas askep mata kuliah kesehatan lingkungan. Penyusunan askep ini untuk memenuhi syarat utama untuk mengikuti mata kuliah. Selama penyusunan askep ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya ucapkan banyak terima kasih kepada:
  1. Bapak sugeng jitowiyono, selaku dosen pembimbing mata kuliah keperawatan medical bedah II
  2. Teman-teman yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesai.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan askep ini banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik dalam penyusunan laporan yang akan datang.



Penyusun, Maret 2011




Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Diabetes Millitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang dikarenakan salahnya pola hidup dan sisi lain diabetes ini dikarenakan juga adanya factor keturunan. Yang paling sering terjadi penyakit ini dikarenakan karena kurangnya beraktivitas atau kurangnya olah raga. Biasanya dianetes menyerang manusia pada umur 35 tahun keatas. Penyakit ini sangat sulit untuk disembuhkan maka dari itu perlu adnya kesadaran diri untuk melakukan pencegahan penyakit ini dengan mengubah pola atau gaya hidup. Maka dari sekarang jagalah tubuh anda dari penyakit diabetes mellitus.
  1. RUMUSAN MASALAH
    • Apa itu DM?
    • BagaimanA klasifikasi dan intoleransi glukosa?
    • Bagaimana Patofisiologi DM
    • Apa Penyebab DM?
    • Bagaimana Manifestasi Klinis dari DM ?
    • Apa saja Evaluasi Diagnostic dari DM?
    • Bagaimana Cara Penatalaksanaan DM ?
    • Komplikasi apa saja yang ditimbulkan?
    • Diagnose keperawatan apa saja yang muncul dari DM?
III. TUJUAN
    • Mengetahui definisi DM
    • Mengetahui Penyebab DM
    • Mengetahui patofisiologi DM
    • Mengetahui manifestasi klinis yang ditimbulkan dari DM
    • Mengetahui cara penatalaksaan DM
    • Mengetahui diagnose keperawatan apa saja yang muncul
IV. MANFAAT
    • Pembaca Mengetahui definisi DM
    • Pembaca Mengetahui penyebab DM
    • Pembaca memahami klasifikasi atau tipe-tipe DM
    • Pembaca mengetahui gejala-gejala yang di timbulkan dari DM
    • Pembaca Mengetahui pengobatan pada DM

BAB II
PEMBAHASAN
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Mansjoer dkk,1999). Sedangkan menurut Francis dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.


  1. KLASIFIKASI DM DAN INTOLERANSI GLUKOSA (WHO 1985)
    • Insulin Dependent Diabetes Millitus (IDDM)
    • Non Insulin Dependent Diabetes Millitus (NIDDM)
    • Malnutrition Related Diabetes Millitus (MRDM)
    • Tipe DM lain yang berhubungan dengan kondisi dan sindrom tertentu, penyakit pancreas, akibat hormonal, sebab obat, kelainan insulin atau reseptor sindroma genetic tertentu.

  1. ETIOLOGI
    • Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
      1. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
      1. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
      1. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.

    • Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel.

Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995).

Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.


Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
  1. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
  2. Obesitas
  3. Riwayat keluarga
  4. Kelompok etnik
  1. PATOFISIOLOGI
DM Tipe I DM Tipe II

Reaksi Autoimun

Idiopatik, usia, genetil, dll




sel β pancreas hancur

Jmh sel β pancreas menurun


Defisiensi insulin




Katabolisme protein meningkat

Lipolisis meningkat
Hiperglikemia



Penurunan BB polipagi


Glukoneogenesis meningkat

Glukosuria

Gliserol asam lemak bebas meningkat




Diuresis Osmotik

Kehilangan elektrolit urine
Ketogenesis



Kehilangan cairan hipotonik



Hiperosmolaritas

Polidipsi
ketoasidosis

ketonuria



coma


Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).

  1. GEJALA KLINIS
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu
  1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.
  2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
  3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
    • Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan



  1. PENATALAKSANAAN DIABETES MILLITUS
      1. Penatalaksanaan makan
        1. Jumlah kalori tepat
Pasien kurus diet 2100-2500 kalori
Pasien sedang diet 1700-1900 kalori
Pasien gemuk diet 1100-1500 kalori
        1. Makanan yang mengandung serat tinggi, misalnya : sayur-sayuran dan buah
        2. Komposisi makanan : Protein 15-20 %, lemak 20-25 %, karbohidrat 60-70 %.
        3. Gula dan produk lain dari gula tidak dianjurkan.
      1. Latihan Jasmani
    • Memperbaiki sel-sel tubuh dan pemakaian glukosa oleh sel tubuh menjadi baik
    • Latihan jasmani yang disenangi dapat meningkatkan kebugaran tubuh dan otot-otot besar
    • Dilakukan sesudah makan 3-5 kali seminggu
    • Jenis olahraga : Jalan, jogging, berenang dan bersepeda.
  1. Obat-obatan
    • Diberikan bila perencanaan makan dan latihan jasmani tidak menurunkan kadar gula darah
    • Jenis obat hiperglikemi oral dan insulin
  1. Penyuluhan
Sangat perlu untuk motivasi pasien dalam pelaksanaan Diabetes Millitus dan tidak terjadi komplikasi.
Pengetahuan yang perlu diberikan antara lain :
    • Pengertian DM dan komplikasi
    • Penatalaksanaan DM
    • Perencanaan makan
    • Latihan jasmani/olahraga
    • Monitoring kadar gula darah
    • Perawatan kaki


  1. EVALUASI DIAGNOSTIK
Kriteria yang melandasi penegakan diagnosa DM adalah kadar glukosa darah yang meningkat secara abnormal. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa yang besarnya di atas 140 mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl pada satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan criteria diagnostik penyakit DM.


  1. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
  1. Akut
    1. Hipoglikemia dan hiperglikemia
    2. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
    3. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
    4. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).
  2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
    1. Neuropati diabetik
    2. Retinopati diabetik
    3. Nefropati diabetik
    4. Proteinuria
    5. Kelainan koroner
    6. Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)


  1. Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan pengkajian dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut (Rumahorbo, 1999)
        1. Riwayat atau adanya faktor resiko, Riwayat keluarga tentang penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).
        2. Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot. Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi aterosklerosis.
        3. Pemeriksaan Diagnostik
    1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
    2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.
    3. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
    4. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
    5. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
        1. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik dan tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
        2. Kaji perasaan pasien tentang kondisi penyakitnya.

  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada klien dengan Diabetes Mellitus, diagnosa keperawatan menurut NANDA adalah
  1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.
  2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan Faktor mekanik: mobilitas dan penurunan neuropati, perubahan sirkulasi.
  3. Defisit pengetahuan tentang proses penyakit DM dan perawatannya berhubungan dengan Kurang familier dengan sumber informasi

RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC) DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI (NIC)
Setelah dilakukan tindakan keperawaatan selama …X.. Status Nutrisi meningkat,
Dengan criteria:
  1. intake makan dan minuman
  2. intake nutrisi
  3. control BB
  4. masa tubuh
  5. biochemical measures
  6. energy

          1. Monitoring Gizi
    1. Timbang berat badan pasien pada interval tertentu.
    2. Amati kecenderungan pengurangan dan penambahan berat badan.
    3. Monitor jenis dan jumlah latihan yang dilaksanakan.
    4. Monitor respons emosional pasien ketika ditempatkan pada suatu keadaan yang ada makanan.
    5. Monitor lingk tempat makanan.
    6. Amati rambut yang kering, tipis dan mudah rontok.
    7. Monitor mual dan muntah.
    8. Amati tingkat albumin, protein total, hemoglobin dan hemaktokrit.
    9. Monitor tingkat energi, rasa tidak enak badan, keletihan dan kelemahan.
    10. Amati jaringan penghubung yang pucat, kemerahan dan kering.
    11. Monitor masukan kalori dan bahan makanan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …X.. Wound healing meningkat:
Dengan criteria
a. Luka mengecil dalam ukuran dan peningkatan granulasi jaringan
Wound care
  1. catat karakteristik luka:tentukan ukuran dan kedalaman luka, dan klasifikasi pengaruh ulcers
  2. Catat karakteristik cairan secret yang keluar
  3. Bersihkan dengan cairan anti bakteri
  4. Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
  5. Lakukan nekrotomi
  6. Lakukan tampon yang sesuai
  7. Dressing dengan kasa steril sesuai kebutuhan
  8. Lakukan pembalutan
  9. Pertahankan tehnik dressing steril ketika melakukan perawatan luka
  10. Amati setiap perubahan pada balutan
  11. Bandingkan dan catat setiap adanya perubahan pada luka
Berikan posisi terhindar dari tekanan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…X.. dapat mengidentifikasi manajemen diabetes
Dengan criteria:
  1. Mendemonstrasikan bagaimana gambaran tentang prosedur yang akan dijalani.
  2. Menjelaskan tentang proses penyakit, perlunya pengobatan dan memahami perawatan.
  3. Membuat daftar sumber yang akan digerakkan sebagai sumber informasi


Pembelajaran proses penyakit
  1. Jelaskan patofisiologi dari penyakitnya dan bagaimana hubungannya dengan anatomi dan fisiologi.
  2. Jelaskan tanda-tanda dan gejala yang umum dari penyakitnya.
  3. Jelaskan tentang proses penyakitnya.
  4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang bisa untuk mencegah komplikasi atau mengontrol proses penyakit.
  5. Jelaskan secara rasional tentang pengelolaan terapi atau perawatan yang dianjurkan.
  6. Berikan dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pilihannya atau mendapatkan second opinion.
  7. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin terjadi.
  8. Anjurkan pada pasien untuk mencegah atau meminimalkan efek samping dari penyakitnya.
  9. Menilai tingkat pengetahuan pasien yang berhubungan dengan penyakitnya.




BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Diabetes Millitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.
Klasifikasi Dm Dan Intoleransi Glukosa (Who 1985)
    • Insulin Dependent Diabetes Millitus (IDDM)
    • Non Insulin Dependent Diabetes Millitus (NIDDM)
    • Malnutrition Related Diabetes Millitus (MRDM)
    • Tipe DM lain yang berhubungan dengan kondisi dan sindrom tertentu, penyakit pancreas, akibat hormonal, sebab obat, kelainan insulin atau reseptor sindroma genetic tertentu.
Etiologi
    • Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
    • Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)


  1. SARAN
Bagi penderita diabetes mellitus diharapkan selalu menjaga gaya hidup karena ini sangat berpengaruh terhadap keparahan dari penyakit itu sendiri maka dari itu penderita penyakit diabetes mellitus haus selalu menjaga kandungan gula dalam darah dengan tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar glukosa yang tinggi. Untuk dari itu penderita bisa menggantinya dengan gula jagung. Pederita juga harus harus rajin dalam olahraga karena itu sangat penting bagi kesehatan anda.


DAFTAR PUSTAKA

  • Tara Elizabeth, MD & Soetrisno Eddy. BUKU PINTAR TERAPI DIABETES MELLITUS. Taramedia & Restu Agung ; Jakarta.
  • Ranakusuma, DR, 1987. DIABETES MELLITUS. UI – Press ; Jakarta.
  • Muda Ahmad A.K, 2003. KAMUS LENGKAP KEDOKTERAN. Gitamedia Press; Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar