ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN TUMOR OTAK
OLEH:
NIM: 04.081929
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt serta selawat beriring salam tak lupa kita panjatkan kepada junjungan besar nabi Muhammad saw.karena berkat rahmat dan hidayahnya makalah dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu yang berjudul “TUMOR OTAK”.kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada dosen pengampu mata kuliah keperawatan medical bedah II ,yang telah membimbing kami dalam memahami tentang tumor otak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih masih banyak mengalami kekurangan karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.atas kritik dan sarannya kami ucapkan banyak tarimah kasih.semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta ,25 Maret 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat.
Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.Selama tahun 1988–1990 tereatat sejumlah 112 penderita tumor otak berbagai jenis yang dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Sebagian dari penderita tumor otak tersebut memang pada mulanya ditemukan di klinik Neurologi karena umumnya menunjukkan gejala-gejala yang sifatnya neurologis.
Di kalangan medis pada umumnya sudah dikenal trias gejala tumor otak yaitu nyeri kepala, muntah dan ditemukannya edema papil pada pemeriksaan fundus. Tetapi sebenarnya gejala klinis tumor otak sering tidak sejelas itu, apalagi pada fase dini. Tumor otak bisa memberikan gejala klinis beragam tergantung kepada lokasi dan ukurannya. Gejala itu bisa khas, tapi bisa pula kabur, sehingga bila kita tidak waspada bisa terkecoh dengan dugaan yang keliru.
Tumor otak bisa mengenai segala.usia, tapi umumnya pada usia dewasa muda atau pertengahan, jarang di bawah usia 10 tahun atau di alas 70 tahun. Sebagian ahli menyatakan insidens pada laki-laki lebih banyak dibanding wanita, tapi sebagian lagi menyatakan tak ada perbedaan insidens antara pria dan wanita. Gejala umum yang terjadi disebabkan karena gangguan fungsi serebral akibat edema otak dan tekanan intrakranial yang meningkat. Gejala spesifik terjadi akibat destruksi dan kompresi jaringan saraf, bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran, gangguan mental, gangguan visual dan sebagainya. Edema papil dan defisit neurologis lain biasanya ditemukan pada stadium yang lebih lanjut.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh gambarann nyata atau informasi tentang tumor otak
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tumor otak
b. Mengetahui tanda dan gejala tumor otak
c. Mengetahui patofisiologinya
d. Mengetahui Klasifikasi
e. Mengetahui Manifestasi klinisnya
f. Penatalaksanaannya
g. asuahn keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TUMOR OTAK
Otak adalah pusat kehidupan. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang sekecil-kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak. Dalam waktu yang bersamaan otak harus menjalankan beribu-ribu aktivitas sekaligus. Saat tiba-tiba mendengar suara klakson dari belakang maka secepat kilat otak menyuruh kaki meloncat ke tepi, menyuruh leher menoleh ke belakang, menyuruh mata membelalak, menyuruh otot-otot menegang untuk mengatasi situasi darurat, menyuruh jantung memompa darah lebih kencang, menyuruh hidung tetap bernafas, dan masih banyak lagi yang harus diaturnya, bahkan terkadang masih sempat-sempatnya menyuruh mulut memaki.
Semua itu dapat dilaksanakan bersamaan karena diatur oleh bagian otak yang berbeda-beda. Ya, otak memiliki banyak bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda. Secara garis besar otak terbagi atas tiga bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem). Masing-masing bagian terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, lebih kecil lagi, dan lebih kecil lagi. Seperti bagian-bagian tubuh lain, otak bisa terkena tumor maupun kanker. Bedanya, jika pada bagian tubuh lain tumor jinak kadang tidak mengganggu dan tidak berbahaya, di otak tumor jinak pun bisa sangat mengganggu dan membahayakan nyawa.
Banyaknya bagian otak yang memiliki fungsi pengaturan tubuh yang berbeda-beda membuat tumor dan kanker otak memiliki gejala yang sangat variatif. Gejala yang muncul sangat tergantung di bagian otak mana tumor tersebut muncul.Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
B. TANDA DAN GEJALA TUMOR OTAK
· Gejala Serebral Umum
Dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.
1. Nyeri Kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.
2. Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala.Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak.
Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:
ü Mengalami status epilepsy
Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien dengan astrositoma, 40%pada pasien Etiologi
• Etiologi
1. Riwayat trouma kepala
2. Faktor genetic
(a). Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik
(b). Virus tertentu
C. PATOFISIOLOGI
1. Vasokontriksi pemb.drh otak
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial).
Tumor otak menyebabkan terjadi karena:
ü Oedema otak Peningkatan massa Obstruksi cairan
ü otak cerebrospinal jadi meningkat
ü Perubahan suplai Hidrosefalus
ü Darah ke otak Kompensasi
2. Mempercepat absorpsi
Cairan serebrospinalis meningkat & menyebabkan :
ü Nekrosis jaringan.
ü Kehilangan fungsi Gagal secara akut
ü Kejang Peningkatan TIK Nyeri
Perubahan perfusi jaringan otak
ü Nyeri kepala
ü Mual muntah
ü Hipertensi
ü Bradikardi
ü Kesadaran menurun
D. KLASIFIKASI
Berdasarkan jenis tumor dapat dibagi menjadi :
1) Jinak
ü Acoustic neuroma
ü Meningioma
ü Pituitary adenoma
ü Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
ü Astrocytoma (grade 2,3,4)
ü Oligodendroglioma
ü Apendymoma
3. Berdasarkan lokasi
1) Tumor intradural
Ekstramedular
ü Cleurofibroma
1. Meningioma
Intramedular
ü Apendymoma
ü Astrocytoma
ü Oligodendroglioma
ü Hemangioblastoma
2) Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru – paru, ginjal dan lambung.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat hebat sekali. Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktifitas, yang biasanya menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.
2. Nausea dan muntah
Akibat rangsangan pada medula oblongata
3. Papiledema
Stasis vena menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus.
F. PENATALAKSANAN
Penyakit kanker dapat dicegah dengan cara hidup sehat, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung proxeronin, zat yang sangat baik dalam mengontrol pembelahan sel secara sempurna. Salah satu cara antisipatif yang paling efektif adalah dengan mengonsumsi Tahitian Noni Juice. Jus ini kaya akan kandungan proxeronin dan antioksidan yang terbukti mampu memproteksi radikal bebas serta meningkatkan metabolisme tubuh. Selain mampu menormalkan fungsi sel dan meregenerasikan sel dengan baik, kandungan bioaktif (damnacanthal dan anthraquinone) pada jus noni juga mampu membunuh sel kanker serta menghentikan penyebarannya.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a. Identifikasi faktor resiko paparan dengan radiasi atau bahan – bahan kimia yang bersifat carcinogenik.
b. Identifikasi tanda dan gejala yang dialami: sakit kepala, muntah dan penurunan penglihatan atau penglihatan double.
c. Identifikasi adanya perubahan perilaku klien.
d. Observasi adanya hemiparase atau hemiplegi.
e. Perubahan pada sensasi: hyperesthesia, paresthesia.
f. Observasi adanya perubahan sensori: asteregnosis (tidak mampu merasakan benda tajam), agnosia (tidak mampu mengenal objek pada umumnya), apraxia (tidak mampu menggunakan alat dengan baik), agraphia (tidak mampu menulis).
g. Observasi tingkat kesadran dan tanda vital.
h. Observasi keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit.
i. Psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
j. Laboratorium:
a) Jika tidak ada kontraindikasi: lumbal puncti.
b) Fungsi endokrin
h. Radiografi:
a. CT scan.
b. Electroencephalogram
c. C – ray paru dan organ lain umtuk mencari adanya metastase.
II. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.
2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.
III. Rencana Intervensi
1. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.
Data penunjang : perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan respon sensori/motorik, gelisah, perubahan tanda vital.
Kriteria hasil : Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adan tanda – tanda peningaktanTIK.
Intervensi
Ø Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar.
Ø Pantau tanda vital tiap 4 jam.
Ø Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300.
Ø Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran mukosa.
Ø Bantu pasien untuk menghindari / membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan / mengejan.
Ø Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.
Ø Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial peningaktan TIK dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP.
Ø Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan menyeluruh.
Ø Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK.
Ø Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan.
Rasional
Ø Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat meningkatkan TIK.
Ø Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau mennadakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal.
2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.
Data penunjang: klien mengatakan nyeri, pucat pada wajah, gelisah, perilaku tidak terarah/hati – hati, insomnia, perubahan pola tidur.
Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien menunjukkan perilakuuntuk mengurangi kekambuhan.
intervensi
Ø Teliti keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk dan meredakan.
Ø Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah, gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital.
Ø Instruksin pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri timbul.
Ø Berikan kompres dingin pada kepala.
Ø Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.
Ø Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami
Rasional
Ø Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi beratnya serangan.
Ø Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.
Data penunjang: Klien dan keluarga meminta informasi, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku yang tidak tepat.
Kriteria hasil: Klien/keluarga mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan, memulai perubahan perilaku yang tepat.
Intervensi
Ø Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.
Ø Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi.
Ø Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal.
Ø Diskusikan tentang obat dan efek sampingnya.
Ø Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembnag ke arah proses penyembuhan.
Ø Menghindari/membatasi faktor-faktor yang sering kali dapat mencegah berulangnya serangan.
Rasional
Ø Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti.
Ø Pasien mungkin menjadi sangat ketergantungan terhadap obat dan tidak mengenali bentuk terapi yang lain.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak .Banyaknya bagian otak yang memiliki fungsi pengaturan tubuh yang berbeda-beda membuat tumor dan kanker otak memiliki gejala yang sangat variatif. Gejala yang muncul sangat tergantung di bagian otak mana tumor tersebut muncul.
Penyakit kanker dapat dicegah dengan cara hidup sehat, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung proxeronin, zat yang sangat baik dalam mengontrol pembelahan sel secara sempurna. Salah satu cara antisipatif yang paling efektif adalah dengan mengonsumsi Tahitian Noni Juice. Jus ini kaya akan kandungan proxeronin dan antioksidan yang terbukti mampu memproteksi radikal bebas serta meningkatkan metabolisme tubuh. Selain mampu menormalkan fungsi sel dan meregenerasikan sel dengan baik, kandungan bioaktif (damnacanthal dan anthraquinone) pada jus noni juga mampu membunuh sel kanker serta menghentikan penyebarannya.
DAFTAR PUTAKA
http://www.infosihat.gov.my/PDF%20Penyakit/Tumor%20otak.pdf
Ganong, W. E. 1995. Buku Tes Psikologi Kedokteran .Jakarta : CV. EGC
Pearce, Evelyn, C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, terjemahan Sri Yuliani Handoyo Jakarta. PT. Gramedia.
Guyton, A.C. 1983. Buku Tes Fisiologi Kedokteran Bag.II. Jakarta. CV. EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar