KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “HIPERTIROID “ ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kulia keperawatan medikal bedah (KMB) di bidang ilmu keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Dalam penulisan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sehingga tidak berlebihan apabila penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada : Bapak Sugeng Djito, S.Kep. Ns sebagai pengasuh mata kulia keperwatan medikal bedah (KMB) dan teman- teman yang saya kasihi dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Keperawatan.
Yogyakarta, Maret 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi hipertiroid?
2. Apa Etiologi hipertiroid?
3. Apa Manifestasi klinis hipertiroid?
4. Apa Patofisiologi hipertiroid?
5. Apa Tanda dan gejala hipertiroid?
6. Apa saja Pemeriksaan diagnostic hipertiroid?
7. Apa komplikasi hipertiroid?
8. Apa penatalaksanaan hipertiroid?
9. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertiroid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hipertiroid
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah.Thyrotoxicosis adalah suatu kondisi keracunan yang disebabkan oleh suatu kelebihan hormon-hormon tiroid dari penyebab mana saja. Thyrotoxicosis dapat disebabkan oleh suatu pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus).
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah thyroxine (T4)triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel. dan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebuthipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.
2.2 Etiologi Hipertiroid
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
- Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
- Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
- Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
2.3 Manifestasi Klinis
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsng aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran tiroid.
2.4 Patofisiologi Hipertiroid
Hipertiroid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada etiologi, akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai akibat peningkatan sekresi TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroto sikosis mungkin diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid. Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormon-hormon. Masukan hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid ektopik dapat mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipertiroid.
2.5 Tanda dan Gejala Hipertiroid
Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
- Banyak keringat
- Tidak tahan panas
- Sering BAB, kadang diare
- Jari tangan gementar (tremor)
- Nervus, tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung
- Jantung berdebar cepat
- Haid menjadi tidak teratur
- Bola mata menonjol dapat disertai dengan penglihatan ganda
- Denyut nadi tidak teratur terutama pada usia diatas 60 th
- Tekanan darah meningkat
- Denyut nadi cepat, seringkali >100x/menit
· Berat badan turun, meskipun banyak makan rasa capai
· Otot lemas, terutama lengan atas dan paha
· Rambut rontok
· Kulit halus dan tipis
· Pikiran sukar konsentrasi
· Kehamilan sering berakhir dengan keguguran
· Terjadi perubahan pada mata bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan peka terhadap cahaya
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
- TSH serum (biasanya menurun)
- T3, T4 (biasanya meningkat)
- Test darah hormon tiroid
- X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
2.7 Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
- Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
- Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
- Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
- Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :
- Infeksi
- Pembedahan
- Stress
- Diabetes yang kurang terkendali
- Ketakutan
- Kehamilan atau persalinan
2.8 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
- Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat | Dosis awal (mg/hari) | Pemeriksaan (mg/hari) |
- Karbimatol - Metimazol - Propiltiourasil | 30 – 60 30 – 60 300 – 600 | 5 – 20 5 – 20 50 – 200 |
Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam
- Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
- Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
- Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid kerja (padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid alergi terhadap yodium.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN HIPERTIROID
1. Identitas Penderita
Nama : Sdr. N
TTL : Aceh Timur, 13 April 1987
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tegal turi Giwangan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Diagnosa : Hypertiroid
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Setahun yang lalu klien mengeluh nafsu makan meningkat rasa lemas, banyak
berkeringat meskipun dimalam hari. Kemudian terjadi penurunan berat badan
secara beransur. Dan sebulan yang lalu pasien memeriksakan diri kedokter
dengan diagnosa medis Hipertiiroid. Pada tanggal 29 Desember 2007 pasien
memriksakan dieri ke SDMC karena badannya semakin lemas dan pusing.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah menderita penyakit maag, panas, batuk.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien pernah menderita hipertensi, asam urat dan ayah klien pernah
menderita penyakit gatal – gatal.
3. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola persepsi terhadap kesehatan
Nafsu makan klien bertambah tetapi berat badan klien berkurang, klien sering beli makan diluar dan klien mengalami gangguan pada sistem metabolisme.
b. Pola aktivitas latihan
Aktivitas latihan selama sakit
Aktivitas | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 |
Makan | | | a | | |
Mandi | a | | | | |
Berpakaian | a | | | | |
Eliminasi | a | | | | |
Mobilisasi di tempat tidur | a | | | | |
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Dengan menggunakan alat bantu
2 : Dengan menggunakan bantuan dari orang lain
3 : Dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4 : Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktivitas
c. Pola istirahat tidur
Pada pasien hipertiroid terjadi gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
d. Pola nutrisi metabolik
Pada pasien hipertiroid terjadi gangguan metabolik yaitu berta badan menurun meskipun nafsu makan meningkat.
e. Pola eliminasi
Klien mengatakan terkadang eliminasi klien terganggu, terkadang klien mengalami diare.
f. Pola kognitif perseptual
Saat pengkajian klien dalam keadaan sadar, bicara kurang jelas, pendengaran dan penglihatan normal
g. Pola peran hubungan
· Status perkawinan : belum menikah
· Pekerjaan : mahasiswa
· Kualitas aktivitas : sebelum sakit klien kuliah seperti biasa
· Sistem dukungan : teman kos
h. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam, ibadah dilakukan secara rutin.
i. Pola konsep diri
· Harga diri : tidak terganggu
· Ideal diri : tidak terganggu
· Identitas diri : tidak terganggu
· Gambaran diri : tidak terganggu
· Peran diri : terganggu, karena klien kurang mengetahui tentang penyakitnya.
j. Pola seksual reproduksi
Pada klien hipertiroid tidak mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.
k. Pola koping
· Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klein sering lemas dan capek sehingga tidak mampu mengerjakan pekerjaan secara menyeluruh.
· Kehilangan atau perubahan yang terjadi
Perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari – hari.
· Takut terhadap kekerasan : tidak
· Pandangan terhadap masa depan : klien optimis untuk sembuh.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda – tanda vital
Suhu : 39ºC
Nadi : 110 x / menit
RR : 27 x / menit
BB / TB : 48 kg / 150 cm
TD : 130/80 mmHg
b. Kesadaran : compos mentis
c. Pemeriksaan Penunjang
· Tes ambilan RAI : Meningkat pd penyakit graves & toksik goiter noduler,mnurun pd tiroiditis
· T4 dan T3 serum : meningkat
· T4 dan T3 bebas serum :meningkat
· TSH : tertekan dan tidak bereson pd TRH
· Tiroglobulin : meningkat
· Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jk TRH dr tidak ada sampai meningkan setelah pemberian TRH
· Ambilan tiroid131 : meningkat
· ikatan protei iodiun : meningkat
· gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
· kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
· pemeriksaan fungsi heper : abnormal
· elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek dilusi dalam tera cairan pengganti.hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis
· katekolamin serum : menurun
· kreatinin urine : meningkat
· EKG : fibrilasi atrium,waktu sistolik memendek,kardio megali
d. Obat – obatan yang digunakan :
· Propanoloi
· Digoxin
· PTU
· Neomercazole Carbimazol
· New diabets
· Metimazol 30 – 60 mg / hari
5. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul Adalah :
- Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolik
- Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan tidak mampu mengabsorbsi makanan.
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
- Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan denyut/irama jantung
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas
6. Intervensi Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic
Tujuan :
· suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 ºC -37,5 ºC)
· Kulit diraba tidak hangat
· Kulit tidak memerah
Intervensi :
· Monitor suhu sesering mungkin
· Monitor TD, Nadi dan RR
· Kolaborasi pemberian anti piretik
· Berikan kompres hangat pada lipat paha dan tangan
· Selimuti pasien
· Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
· Anjurkan klien untuk mengkonsumsi air minum.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
Tujuan :
· Cairan terpenuhi (inteck=output)
· Turgor dan elastisitas kulit baik
· Membrane mukosa lembab
Intervensi :
· Kaji TTV
· Anjurkan klien untuk banyak minum air putih.
· Observasi kulit/membran mukosa dan turgor
· Kolaborasi pemberian plasma/darah, cairan elektrolit
· Menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas
· Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan tidak mampu mengabsorbsi makanan.
Tujuan :
· Status nutrisi baik
· Tidak ada penurunan BB
· Klien tidak mual
· Klien tidak lemah dan lemas
· Berta badan menunjukkan peningkatan
Intervensi :
· Anjurkan klien untuk meningkatkan konsumsi vitamin C, protein dan Fe
· Berikan makanan yang terpilih
· Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan klien
· Kolaborasi pemberian obat anti mual
· Berikan makanan kesukaan
d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Tujuan :
· RR : 18-24 x/menit
· Bernafas mudah
· Tidak ada dispnea
· Tidak didapat nafas pendek
Intervensi :
· Monitor frekuensi, ritme, kedalaman pernafasan
· Monitor pola nafas
· Posisikan pasien ntuk memaksimalkan ventilasi
· Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
· Catat adanya fluktasi tekanan darah
e. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan denyut/irama jantung
Tujuan :
· Pompa jantung efektif dengan kriteria
· Td : Sitole>105 dan Diastole <60 mmHg
· ND >100x /menit
· Tidak kelelahan
Intervensi :
· Evaluasi adanya nyeri dada
· Monitor status Kardiovaskular
· Monitor status pernafasan yang menandakan gagalnya jantung
· Monitor adanya perubahan TD
· Anjurkan klien untuk menurunkan stress
· Monitor TTV
· Identifikasi penyebab perubahan TTV
· Monitor jumlah dan irama jantung
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas
Tujuan :
· Tidak terbangun di malam hari
· Mata klien tidak bengkak
· Wajah dan mata klien tidak pucat
Intervensi :
· Kaji tidur klien
· Berikan kenyamanan pada tidur
· Catat banyaknya klien terbangun di malam hari
· Berikan di malam hari
· Berikan minum susu hangat sebelum tidur
· Hindarkan dari lingkungan bising
· Tenangkan klien terhadap kecemasannya
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Etiologi dari hipertiroid adalah
Penyakit Graves, Toxic Nodular Goiter, Minum obat Hormon Tiroid berlebihan, Produksi, TSH yang Abnormal, Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid), Konsumsi Yoidum Berlebihan. Untuk mengetahui adanya hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan TSH serum (biasanya menurun), T3, T4 (biasanya meningkat), Test darah hormon tiroid, X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com
Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar