Selasa, 24 April 2012

ASKEP GERONTIK TERBARU

KONSEP LANSIA

LATAR BELAKANG
1. Pertambahan populasi lansia sangat pesat
a. Indonesia :
Tahun 1971 jumlah lansia : 5.306.874 orang
Tahun 1990 jumlah lansia : 11.277.557 orang
Tahun 2010 jumlah lansia : 19.936.895 orang
Tahun 2020 jumlah lansia : 28.822.879 orang(Estimasi)
Angka Harapan Hidup
Tahun 1971 Laki-laki : 44,2 tahun dan Perempuan : 47,2 tahun
Tahun 1990 Laki-laki : 58,1 tahun dan Perempuan : 61,5 tahun
Tahun 2010 Laki-laki : 66,4 tahun dan Perempuan : 70,4 tahun
Tahun 2020 Laki-laki : 69,0 tahun dan Perempuan : 73,0 tahun
Hari Lanjut Usia Nasional : 29 Mei

b. Jepang :
Tahun 2004 lansia yang berusia di atas 100 tahun : 23.038 orang
Tahun 2005 lansia yang berusia di atas 100 tahun : 25.606 orang
Angka harapan hidup tahun 1995 : 76 tahun
Pada tanggal 20 September 2010 jumlah penduduk lansia :
Laki-laki : 12.390.000 jiwa (19,9%) dari jumlah penduduk
Perempuan : 16.590.000 jiwa (25,4%) dari jumlah penduduk
Berarti dari 5 orang laki-laki terdapat 1 orang lansia dan 1 dari 4 orang perempuan adalah lansia. Hari Lansia Nasional : 21 September

c. Cina :
Li Bin, Direktur Komisi Nasional untuk urusan Kependudukan dan Keluarga Berencana, menyatakan, pada seminar tentang lansia bulan Maret 2010 di Beijing, jumlah penduduk di negeri paling padat sedunia ini, akan meningkat, dari 1,32 milyar orang pada tahun 2008, menjadi 1,39 milyar pada tahun 2015.
Jumlah penduduk berusia di atas 60 tahun, akan mencapai angka lebih dari 200 juta orang. Setelah itu, setiap tahun, jumlah orang berusia di atas 60 tahun, akan bertambah delapan juta orang.

2. Masalah kesehatan bio-psiko-sosial yang makin kompleks
3. Angka kesakitan lebih tinggi dari kelompok usia lainnya
4. Undang-Undang Lansia belum dioperasionalkan dengan jelas :
a. UU No.4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Tua
b. UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
c. UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
d. UU No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
5. Pelayanan keperawatan lansia yang belum optimal
PENGERTIAN
1. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Barbara Kozier,1987)
2. Gerontologi Nursing adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia (Barbara Kozier,1987)
3. Geriatric adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lansia.
4. Geriatric Nursing : Pelayanan praktik keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (Barbara Kozier,1987)


TUJUAN
Mempertahankan derajat kesehatan lanjut usia pada taraf yang optimal sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
TERMINOLOGI/ISTILAH
Kurang lebih ada 18 terminologi/istilah dalam teori/konsep lansia, yaitu :


1. Geriatric
2. Geriatric Nursing
3. Geriatri
4. Gerontologi
5. Gerontologi Nursing
6. Lansia
7. Usila
8. Usia Biologis
9. Usia Psikologis
10. Usia social
11. Perubahan Menjadi Tua
12. Ageism
13. Ageing Process
14. Geriatric Age
15. Old Age
16. Young Old
17. Very Old
18. Elderly





BATASAN LANSIA
1. WHO
a. Usia Pertengahan (Midle Age) : 45 – 59 tahun
b. Lanjut Usia (Elderly) : 60 – 74 tahun
c. Lanjut Usia Tua ( Old) : 75 – 90 tahun
d. Usia Sangat tua (Very Old) : di atas 90 tahun
2. UU No.4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Tua
Pasal 1 : Seorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo/lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 (lima puluh lima) tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya.
3. UU No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
BAB I Pasal 1 Ayat 2 : Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
4. Prof.Dr. Koesoema Setyonegoro
a. Lanjut Usia (Geriatric Age) : lebih dari 65 atau 70 tahun
b. Young Old : 70 – 75 tahun
c. Old : 75 – 80 tahun
d. Very Old : lebih dari 80 tahun
PROSE MENUA (AGING PROCESS)
Pengertian
Proses Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides,1994)
Sifat Proses Menua
1. Universal : proses menua terjadi pada semua makhluk hidup.
2. Perubahan Bertahap : proses menua merupakan suatu masa dari tahapan hidup manusia
dari kecil-sedang-besar-tua atau bayi-anak-remaja-dewasa-tua
3. Kegagalan : proses menua merupakan peristiwa terjadinya kehilangan fungsi
pada berbagai organ tubuh.



Teori terjadinya Proses Menua

1. Proses Individual
a. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia yang berbeda
b. Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
c. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua

2. Teori Biologis
a. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi
b. Akibat stress yang berkelanjutan akan mengalami degenerasi hormone
c. Peningkatan jumlah pigmen di jantung dan saraf
d. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan
e. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan defisiensi zat gizi
f. Autoimun pada bagian tubuh tertentu berkurang.

3. Proses Psikososial
a. Aktivitas
1) Terjadi penurunan jumlah kegiatan secara langsung
2) Pola hidup lansia merupakan pola hidup sebelumnya
b. Kepribadian/tingkah laku lansia dapat berubah, dipengaruhi oleh tipe personalitynya
c. Putusnya hubungan atau pergaulan dengan masyarakat, meliputi : kehilangan peran, hambatan kontak social dan berkurangnya komitmen.

4. Teori Biologik
Teori biologik dikenal juga dengan teori SEL, yang terdiri dari : reproduksi, un-reproduksi dan materi intraseluler.
Teori Biologik terdiri dari :
a. Teori Genetik, yaitu perubahan biologik yang berasal dari dalam tubuh (intrinsic) meliputi :
1) Biological Clock Theory : bahwa usia seseorang seakan-akan telah di setel seperti jam, teori ini dipengaruhi oleh factor keturunan dari dalam tubuh seseorang.
2) Program Ageing Theory
b. Teori Non Genetik, yaitu perubahan biologic yang berasal dari luar (ekstrinsik),meliputi :
1) Teori Radikal Bebas : meningkatnya bahan-bahan radikal bebas akibat pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan-perubahan pada khromosom, pigmen dan jaringan kolagen.
2) Teori Immunologik : perubahan kelenjar getah bening mengikabatkan sel T tidak seimbang sehingga terjadi penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh hal ini lanjut usia mudah terserang penyakit infeksi, dll.

5. Teori Fisiologik
Campuran antara teori genetic dan non genetic (Intrinsik dan Ekstrinsik)

KEPRIBADIAN DAN TIPOLOGI LANSIA
Dalam literature lama dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
1. Serat Werdatama (Mangku Negoro IV)
H.I Widyapranata mengutip serat werdatama yang menyebutkan 2 macam lansia :
a. Wong Sepuh
Orang tua yang sepi hawa nafsu, menguasai ilmu “Dwi Tunggal”, yakni mampu membedakan antara yang baik dan buruk atau antara asli dan palsu dan antara Tuhan dan hamba-Nya.

b. Tua Sepah
Orang tua yang kosong, tidak tahu rasa, bicaranya tinggi tanpa isi, tingkah lakunya berlebihan dan penuh rekayasa serta bikin malu.

2. Serat Kalatida (Ronggo Warsito)
Dalam kitabnya menyebutkan 2 kelompok, yakni :
a. Orang yang Berbudi Sentosa
Orang tua yang meskipun banyak rezeki/kaya, namun tetap berusaha terus/kerja disertai ingat dan waspada (doa/ibadah)
b. Orang yang Lemah
Orang tua yang mudah putus asa, pasrah terhadap nasib, cukup ibadah dan doa saja supaya dikasihi Tuhan.

Dalam literature sekarang bermacam-macam kelompok lansia, antara lain :

1. Tipe Arif Bijaksana
Bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan dan menjadi suri tauladan.
2. Tipe Mandiri/Independent
Tanpa ketergantungan kepada orang lain : orang tua, suami/isteri, teman, atasan
Tipe ini dapat dikelompokkan menjadi :
a. Mandiri sepenuhnya
b. Mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
c. Mandiri dengan bantuan tidak langsung
d. Mandiri dengan bantuan badan social
3. Tipe Tidak Puas
Tipe orang tua yang tidak menerima kenyataan bahwa dirinya sudah tua ; merasa masih cantik/ganteng, menarik/seksi, dan masih berkuasa.
Pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut dan mengkritik.
4. Tipe Pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, beribadah/berdoa saja, ringan kaki, kerja serabutan.
5. Tipe Bingung
Orang tua yang sering kaget, latah, menyendiri, minder, pasif dan acuh tak acuh
6. Tipe Optimis
Orang tua yang hidupnya santai dan penuh semangat, riang gembira
7. Tipe Konstruktif
Orang tua yang mempunyai pandangan yang poistif, mampu menyesuaikan diri, fleksibel, toleran, sabar ,tenang dan pekerja keras.
8. Tipe Ketergantungan/dependent
Kepribadian ini pada waktu mudanya mempunyai sifat pasif, cuek, dan tidak berambisi dan pasrah terhadap nasibnya.
9. Tipe Defensif
Orang tua yang selalu bertahan dengan pendapatnya sendiri, tidak dapat mengikuti perubahan zaman dan menolak perubahan
10. Tipe Serius dan Kolot/Militan
11. Tipe Marah
12. Tipe Putus Asa




MITOS – MITOS TERHADAP LANSIA
Menurut Sheiera Saul (1974)
1. Mitos Kedamaian dan Ketenangan
Lansia dapat santai menikmati hasil kerjanya dimasa sebelumnya
Kenyataannya :
Sering dijumpai lansia mengalami stress, depresi, cemas, curiga, masalah psikotik hal ini dikarenakan kemiskinan, masalah kehidupan dan penyakit.

2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran
Lansia pada umumnya konservatif, tidak kreatif, menolak inovasi, berorientasi ke masa lalu, merindukan masa lalu, kembali ke masa anak-anak, sulit berubah, keras kepala dan cerewet.
Kenyataannya :
Banyak lansia yang menerima perubahan, inovatif, kreatif dan masih aktif bekerja.

3. Mitos Berpenyakitan
Lansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai dengan berbagai macam penyakit.
Kenyataannya :
Masih banyaknya lansia yang segar bugar dan aktif dalam segala aktivitas, karena penyakit sekarang dapat dikontrol dan diobati dengan berbagai cara.

4. Mitos Senilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak
Kenyataannya :
Masih banyaknya lansia yang segar bugar dan aktif dalam segala aktivitas, karena penyakit sekarang dapat dikontrol dan diobati dengan berbagai cara

5. Mitos Tidak ada Gairah Cinta dan Kasih Sayang
Lansia tidak lagi jatuh cinta dan berkasih sayang dengan lawan jenisnya
Kenyataan :
Masih banyak lansia yang jatuh cinta lagi terhadap lawan jenisnya yang lebih muda dari dirinya, karena perasaan cinta dan kasih sayang tidak ada waktu yang dapat menghentikannya selama masih hidup kecuali sudah mati.

6. Mitos Aseksualitas
Ada pandangan bahwa lansia dalam berhubungan seks berkurang, kebutuhan, daya minat, dan libido/gairah seks menurun.
Kenyataan :
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lansia normal dan tetap tinggi, tidak ada batasan umur dalam gairah seks, tapi frekuensi hubungan menurun sejalan dengan terjadinya penurunan fungsi seks.

7. Mitos Ketidakproduktifan
Lansia dipandang sebagai tidak produktif
Kenyataan :
Tidak demikian, banyak lansia yang masih produktif bahkan makin mapan, matang dan produktif dalam material dan spiritual, misalnya banyak yang menjadi presiden, menteri, pengusaha, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar