Senin, 01 April 2013

Askep Kurang Energi Protein




ASUHAN KEPERAWATAN
KURANG ENERGI PROTEIN ( KEP )

A.     PENGERTIAN

KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Untuk mengetahui KEP dapat dilihat dengan cara menggunakan alat ukur ANTROPOMETRI dengan melakukan pengukuran timbang pada anak (BB, TB, lingkar lengan atas) dengan membandingkan standar anak normal.
Dalam tinjauan puskesmas, untuk menentukan anak menderita KEP, dengan cara menimbang anak untuk melihat BB anak di bandingkan dengan umur anak.

KLASIFIKASI KEP MENURUT WATERLON

KATAGORI
BB / U
TB / U
BB / TB
NORMAL ( 0 )
90
95
90
RINGAN ( I )
80 – 89
91 - 94
81 – 90
SEDANG ( II )
70 – 79
85 - 90
70 - 80
BURUK ( III)
60
£ 80
70
Ø  Keuntungan klasifikasi ini dapat membedakan
KEP yang menahun dan yang mendadak
KEP MENAHUN        = mempengaruhi pertumbuhan (TB)
KEP MENDADAK      = mempengaruhi pada BB

B.      SEBAB DAN AKIBAT DARI KEP

1.   SEBAB KEP
a.       Kekurangan makanan bergizi dalam jangka waktu lama
b.       Infeksi / penyakit
2.   AKIBAT KEP
a.       Kematian bayi dalam rahim
b.       Berat badan waktu lahir rendah (BBLR)
c.       Mudah terkena infeksi / penyakit / sakit
d.       Angka kematian bayi meningkat
e.       Kemampuan belajar menurun
f.        Daya kerja dan produktifitas menurun
g.       Pertumbuhan terganggu

C.     JENIS KEP DAN CARA MENENTUKAN BALITA KEP

I.        JENIS KEP
a.       KEP ringan
:
Bila hasil penimbangan BB pada KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah atau BB/U 70% - 80% (Baku median WHO-NCHS).
b.       KEP sedang
:
Bila hasil penimbangan BB pada KMS berada dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 60% - 70% (Baku median WHO-NCHS).
c.       KEP berat
:
Bila hasil penimbangan BB/U < 60% (Baku median WHO-NCHS) pada KMS tidak ada garis pemisah antara KEP berat dan KEP ringan.
II.      CARA MENENTUKAN BALITA KEP   ADAPUN PENEMUANNYA KASUS KEP DAPAT DIMULAI DARI
a.       Keluarga / Posyandu / Poli Gizi
Pada penimbangan bulanan di Posyandu dapat diketahui anak tersebut terkena KEP, baik berat, sedang, ringan.
b.       Puskesmas
Semua balita yang datang ke Puskesmas harus ditentukan status gizinya, apabila ditemukan balita KEP sedang berat segera lakukan pemeriksaan ulang dan kaji dengan cara teliti. Bila KEP sedang, tanpa penyakit penyerta yang termasuk berat, maka dapat dilakukan rawat jalan saja. Dan bila penyerta itu berat, maka segera bawa ke RS. terdekat.

D.     MANIFESTASI KLINIS

Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan adalah anak tampak kurus. Jika KEP berat, maka yang ditemukan tanda-tanda klinisnya adalah akan timbul seperti halnya maramun, kwashiorcor atau maramus kwashioricor
·         TANDA-TANDA KWASHIORCOR
1.       Odema seluruh tubuh terutama pada kaki
2.       Wajah membulat dan sembab disertai mata sayup
3.       Otot-otot mengecil
4.       Perubahan status mental
5.       Anak tidak mau makan
6.       Pembesaran hati dan sering disertai diare / infeksi
7.       Rambut kusam dan rontok
8.       Terjadi 9x kulit seperti bercak-bercak merah berubah hitam terkelupas
·         TANDA-TANDA MARAMUS
1.       Anak tampak kurus
2.       Wajah seperti orang tua / keriput
3.       Rewel
4.       Perut cekung
5.       Biasanya disertai diare kronis / konstipasi
6.       Tekanan darah, detak jantung serta pernafasan menurun
·         TANDA MARAMUS KWASHIORKOR
Tanda-tanda yang ada dalam tanda maramus dan kwastiorkor.

E.      KOMPLIKASI

Biasanya komplikasi pada KEP adalah
1.       Anemia.
2.       Diare / infeksi.
3.       ISPA.
4.       Malaria.

F.      PENATALAKSANAAN

I.        PELAYANAN BALITA KEP RINGAN DI RUMAH TANGGA
·         Lakukan penyuluhan gizi.
·         Menganjurkan agar tetap memberikan ASI sampai usia 2 tahun.
·         Anjurkan diet seimbang bagi anak sesuai dengan umur anak.
·         Anjurkan dalam pemberian makanan pendamping ASI.
·         Anjurkan agar anak selalu ditimbang secara teratur untuk mengetahui pertumbuhan.
II.      PELAYANAN KEP RINGAN DI PISYANDU / DI POLI GIZI
·         Bagi bayi KEP ringan-sedang yang tidak disertai penyakit dapat dilayani di Pusat Pemulihan Gizi (PPG).
·         Memperoleh pemulihan anak balita (PMT) dalam bentuk lumat / lunak selama 3 bulan.
·         Ibu memperoleh penyuluhan gizi / kesehatan yang disertai demontrasi cara menyiapkan makanan untuk anak yang menderita KEP.
III.   PENGOBATAN KEP BERAT DI PUSKESMAS
Di dalam pengobatan KEP berat di Puskesmas terbagi menjadi 2 fase yaitu fase stabilisasi, fase rehabilitasi.
Ø  ADAPUN PROSEDUR TINDAKAN PELAYANAN TERHADAP BALITA KEP BERAT SEBELUM DI RUJUK :
1.       Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia.
2.       Pengobatan dan pencegahan hipetermia.
3.       Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan.
4.       Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit.
5.       Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi.
6.       Berikan makanan sesuai dengan kondisi dan umur bayi KEP.
7.       Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro.
8.       Perhatian masalah tumbang kembang.
9.       Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional.
10.   Persiapkan untuk tindak lanjut dirumah.
ASUHAN KEPERAWATAN
#         Pengkajian
-     Anamnesa
·         Susunan diet sejak lahir
·         Penyakit yang diderita
·         Perkembangan dan pertumbuhan
·         Keluarga
-     Pemeriksaan Fisik
·         BB, TB, LLA dan TTV
·         Perkembangan ® umur (DDST)
·         Kepala : - Adanya penjolan abnormal / tidak, oedema / tidak
      - Bentuk kepala simetris apa tidak
·         Rambut : - Warna kemerahan
       - Mudah dicabut
                               - Banyak atau sedikit
·         Mata : - Adanya oedema pal pebra
   - Conjungtiva anemis atau tidak 
·         Mulut : - Stomatitis pada mulut apa tidak
    - Warna lidah putih apa merah
·         Leher : - Adanya pembesaran kelenjar / struma
·         Thorak : - Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
·         Abdomen : - Bentuk, turgor / asites
·         Ekstremitas : - Oedema, atropi otot, lemak sub cutan
-     Pemeriksaan Lab
·         DL, UL, FL ® C d/u / t cultur darah, urin, feces
·         Glukosa darah
·         LFT (Liper Fungsi Test), RFT ( Renal Fungsi Test)
·         SE (Serum Elektrolit)
-     Pemeriksaan Lain
·         Mantoux test
·         Thorak foto
·         EKG
·         Consul hematologi, THT
#         Pola Aktivitas Sehari-hari
Ø  Nutrisi
Makanan menurun karena adanya mual dan muntah yang disebabkan lambung yang meradang.
Ø  Kebersihan
Personal hygiene mengalami gangguan karena seringnya mencret dan kurangnya personal hygiene sehingga terjadi gangguan integritas kulit.
Ø  Eliminasi
Pada BAB juga terjadi gangguan karena terjadi peningkatan frekuensi dimana konsistensi lunak sampai cair, volume tinja sedikit atau banyak dan pada BAK mengalami penurunan frekuensi dari biasanya.
#         Fokus Assisment
-     Riwayat Keperawatan
Sebagian besar klien GE menunjukkan diare akut, kaji apakah ada mual dan muntah, nyeri perut yang terjadi sebelum mual, muntah dan diare biasa merupakan indikasi adanya apendiksitis.
Kaji pola diet (intake makanan / air) pola hidup sehat, riwayat perjalanan dan lokasi.
-     Pemeriksaan Fisik
Semua klien GE mengalami diare tetapi konsistensi dan jumlah bervariasi.
Stigella : Feses dengan mokus sampai 5 hari
Campylobakter : Feses berbau dan berdarah 20 – 30 kali/hari sampai 7 hari
Coli : Feses dapat / tanpa disertai darah dan mokus sampai perdarahan rental.
Mual dan muntah dapat terjadi dari semua tipe 1 – 2 hari pertama. Pada infeksi akibat camphicobacer / chigellosis temperatur mencapai 40 oC dan nyeri perut.
Nyalgia, sakit kepala dan kelemahan
Distensi perut, bising perut hiperaktif
Dehidrasi : Turgor kulit menurun, mukosa bibir kering, hipotensi, oligu sampai terjadi schok.
-     Pengkajian Tumbuh Kembang (DDST I) :
1.       Adaptasi Sosial
2.       Bahasa
3.       Motorik Halus
4.       Motorik Kasar I
:
:
:
:
Mulai untuk mengamati tangannya, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak bersenyum, mengenal Ibunya dengan penglihatan, penciuma.
Ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan bersenyum, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata ooh / ahh, dan lain-lain.
Dapat melakukan usaha yang bertujuan untuk memegang suatu obyek, mengikuti obyek dari sisi kesisi, mencoba memegang benda kedalam mulut dan lain-lai.
Memiliki kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, daoat duduk dengan kepala tegak, dan lain-lain.
-     Therapy
-    Rehidrasi (kalau ada dehidrasi)
-    Memperbaiki diet : TKTO
-    Terapi penyakit penyerta
-    Penyuluhan
-     Diagnosa
1.       Penyuluhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat, anorexia.
Tujuan : Kx dapat menunjukkan peningkatan status gizi
KH :  Keluarga Kx dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami Kx. Kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang dengan bantuan perawat, keluarga Kx dapat mendemontrasikan pemberian diit / personde / perinpus sesuai program dietetik.
Intervensi :
a.       Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab mal nutrisi, kebutuhan nutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan-susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan, misalnya : jenis sumber ekonomis sesuai status sosial ekonomi.
b.       Tunjukkan cara pemberian makaan personde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri.
c.       Laksanakan pemberian roborans sesuai dengan program terapi
d.       Timbang BB ukur Lla dan tebat lipatan kulit setiap pagi
Rasional :
a.       Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk pemulihan Kx sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yang tidak diberikan selama hospitalisasi.
b.       Meningkatan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi Kx, mempertegad peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi Kx.
c.       Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan pemenuhan defisit yang menyertai keadaan mal nutrisi.
d.       Nilai perkembangan masalah Kx.
2.       Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan asupan peroral dan peningkatan kehilangan akibat diare.
Tujuan : Kx akan menunjukkan keadaan hidrasi yang adekuat
KH : Asupan cairan sesuai kebutuhan ditambah defisiy yang terjadi tidak ada tanda / gejala dehidrasi (TTV dalam batas normal, frekuensi defekasi £ 1 x 24 jam dengan kosistensi padat / semi padat).
Intervensi :
a.       Lakukan / observasi pemberian cairan perinfus / sande / oral sesuai dengan program rehidrasi
b.       Jelaskan kepada keluarga tentang upaya rehidrasi dan peran keluarga dalam pelaksanaan terapi rehidrasi
c.       Kaji perkembangan keadaan dehidrasi Kx
d.       Hitung balans cairan
Rasional :
a.       Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan volume cairan
b.       Meningkatkan pemahaman keluarga tentang upaya rehidrasi dan peran keluarga dalam pelaksanaan terapi rehidrasi
c.       Menilai perkembangan masalah Kx
d.       Penting untuk menetapkan dehidrasi selanjutnya
3.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhububungan dengan asupan protein dan kalori yang tidak adekuat.
Tujuan : Kx akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan standart usia
KH : - Pertumbuhan fisik (ukuran antropometri) sesuai standart usia
         - Perkembangan / bahasa / kognitif dan personal / sosial sesuai standart usia
Intervensi :
a.       Lakukan pemberian makanan / minuman sesuai program terapi diet pemilihan
b.       Lakukan pengukuran antropometri secara berkala
c.       Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia Kx
d.       Ajarkan kepada orang tua tentang standart pertumbuhan fisik dan tugas-tugas perkembangan sesuai umur.
Rasional :
a.       Diet khusus untuk pemeliharaan mal nutrisi diprogramkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan toloransi sistem pencernaan
b.       Menilai perkembangan masalah Kx
c.       Stimulasi di perlukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan anak dalam aspek motorik, bahasa dan personal / sosial
d.       Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar