ASKEP DIABETES MELITUS
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi mata kuliah keperawatan Medikal Bedah yang membahas tentang DM + Gangguan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Iing Tobiin, SKM, selaku Direktur Akper Dharma Husada Cirebon.
2. Ibu Dian Verdiansyah, SKp, selaku Pembimbing.
3. Klien dan rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
C. Metode Penulisan ............................................................................ 2
D. Sistematika Penulisan ...................................................................... 2
BAB II KERANGKA TEORI
A. Definisi ............................................................................................ 4
B. Etiologi ............................................................................................ 4
C. Patofisiologi ..................................................................................... 4
D. Manifestasi Klinis ............................................................................ 5
E. Pemeriksaan Diagnostik ................................................................... 5
F. Komplikasi ....................................................................................... 5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ........................................................................................ 7
B. Analisa Data .................................................................................. 10
C. Diagnosa Keperawatan yang Muncul ............................................ 11
D. Intervens/Implementasi .................................................................. 11
E. Evaluasi .......................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12 juta orang. Tujuh juta dari 12 juta penderita diabetes tersebut sudah terdiagnosis, sisianya tidak terdiagnosis. Di Amerika Serikat, kurang lebih 650.000 kasus diabetes baru didiagnosis setiap tahunnya (Healthy People 2000, 1990).
Melihat kasus di atas, penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus Diabetes Melitus dengan judul "Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren di Ruang Menur RSUD Kardinah Tegal Jawa Tengah"
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Memperoleh pengalaman secara nyata dalam menentukan Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren.
b. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren secara langsung dan komprehensif, meliputi aspek bio-psiko-sosio dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampun melaksanakan pengkajian pada pasien dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren.
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Ny. S
c. Mampu menentukan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren.
e. Mampu menentukan evaluasi pada pasien dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren.
f. Mampu mendokumentasi Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren.
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan tentang sesuatu masalah yang berbentuk studi kasus, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
- Observasi yaitu penulis mengadakan perawatan secara langsung pada pasien yang mengalami masalah Gangguan Diabetes Melitus.
- Wawancara yaitu penulis melakukan tanya jawab secara langsung baik pada pasien, keluarga atau tim kesehatan lain.
- Studi dokumentasi yaitu penulis mengumpulkan data dengan melihat catatan keperawatan atau catatan medis.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB II KERANGKA TEORI : Terdiri dari:
A. konsep dasar kerangka teori yang meliputi definisi penyakit, etiologi, patofisiologi, manifes-tasi klinis, pemeriksaan diagnos-tik, penataksanaan, komplikasi.
B. Konsep dasar asuhan keperawat-an, yang meliputi pengkajian datas dasar pasien, analisa data, diagnosa yang mungkin muncul, intervensi keperawatan.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN : Terdiri dari pengkajian, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, impelementasi, evaluasi
BAB IV PENUTUP : Terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Definisi
Diabetes Melitus (DM) adalah hiperglikemia kronis disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Masjoer, 1999).
B. Etiologi
Hormon insulin adalah suatu hormon yang diperlukan untuk mengkonversi gula dan makanan lain ke dalam energi yang diperlukan untuk hidup sehari-hari.
Glukosa darah diproduksi oleh hati dari proses glikogenolisis, glukoneogenesis, glikosis.
Jenis-jenis diabetes melitu:
- IIDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
5 % sampai 10 % penderita diabetik adalah tipe I, sel-sel beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autormun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
- NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)
90 % sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II kondisi ini diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin.
C. Patofisiologi
Dalam keadaan normal sel β pankreas menghasilkan insulin secara proporsional sesuai dengan kadar glukosa dalam darah. Pada diabetes melitus produksi insulin tidak proporsional, karena definisi produksi insulin. Insertivitas mekanisme sekresi insulin, penundaan/ketidakcukupan pelepasan insulin, inaktivitas berlebihan dari penghambat kimia atau mengikat dalam sirkulasi.
Pada NIDDM produksi insulin meningkat sehingga kadar insulin dan sirkulasi darah. Namun insulin yang berlebihan ini tidak berguna karena jumlah reseptor insulin pada sel tidak adekuat sehingga glukosa tidak berguna karena dibawa masuk ke dalam sel.
Peningkatan kadar gula darah puasa menunjukkan penurunan dalam pengambilan glukosa oleh jaringan/peningkatan glukoneogenesis. Peningkatan glukoneogenesis yang dikontrol oleh hormon adenocorticoid yang memobilisasi protein dan lemak. Asam lemak bebas di mobilisasi jaringan adiposa dan di metabolisme di hati menjadi benda-benda keton untuk menghasilkan energi sehingga ketoacidosis.
D. Manifestasi Klinis
a. Polifagia
b. Poliuri
c. Polidipsi
d. Lemas
e. Berat badan turun (tipe I), obesitas (tipe II)
f. Kesemutan
g. Gatal
h. Mata kabur
i. Impotensi
j. Nocturia
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah sewaktu
b. Glukosa darah puasa
c. Glukosa post praodial (2 jam setelah makan)
d. Urinalgia positif terhadap glukosa, protein, dan keton
F. Penatalaksanaan
1. Aktivitas fisik:
a. Menurunkan gula darah dengan meningkatkan metabolisme kalori
b. Menurunkan berat badan
c. Meningkatkan sensitifitas insulin
d. Menurunkan tekanan darah
e. Mengurangi stress
2. Komposisi nutrisi pada diit diabetes melitus (rendah glukosa rendah kalori)
a. Karbohidrat: 60 – 70 %
b. Protein: 10 – 15 %
c. Lemak: 10 – 25 %
3. Therapi Oral:
a. Sulfoniluera 100 gr 3 x 1
b. Protein 2 x 1
c. Glipsid
4. Diabetes melitus dan puasa
5. Komplikasi
a. Akut
1. Koma hiperglikemia
2. Ketoacidosis
3. koma hipoglekimia
b. Kronis
1. Mikroangiopati
- Retiropati diabetika
- Neuropati diabetika
- Nefropati diabetika
2. Makroangiopati
Kelainan jantung dan pembuluh darah (arterosklerosis) gangguan sistem pembuluh darah otak:
- Penyakit vaskuler perifer
- Gangguan diabetik ® karena neuropati ® luka (resiko)
- Dislipedemia
- Hipertensi
- Gagal ginjal.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Data Dasar Pasien
Data yang dikumpulkan akan bergantung pada berat dan lamanya ketidakseimban gan metabolik dan pengaruh pada fungsi organ.
1. Aktiva/istirahat
Gejala:
- Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan
- Kram otot, tonus otot menurun
- Gangguan tidur/istirahat
Tanda:
- Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas
- Letargi/disorientasi, koma
- Penurunan kekuatan otot
2. sirkulasi
Gejala:
- Adanya riwayat hipertensi, im akut
- Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ekstermitas
- Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
Tanda:
- Takikardia
- Perubahan tekanan darah postural, hipertensi
- Nadi yang menurun/tidak ada
- Distritmia
- Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung.
3. Integritas Ego
Gejala:
- stres, tergantung pada orang lain
- masalah finansial yang behubungan dengan kondisi
Tanda:
- Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gelaja:
- Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
- Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi) (15 k baru/berulang)
- Nyeri abdomen
- Diare
Tanda:
- Urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi olguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat).
- Urine berkabut, bau busuk (infeksi)
- Abdomen keras, adanya sites
- Bising usus lemah dan menuru; hiperaktif (diare)
5. Makanan/Cairan
Gejala:
- Hilang nafsu makan
- Mula/muntah
- Tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat.
- Penurunan berat badan lebih dari periode bebrapa hari/minggu.
- Haus
- Penggunaan dieretik (fiazid)
Tanda:
- Kulit kering/bersisik, turgor selek
- Kekakuan/distensi abdomen, muntah
- Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkaan gula darah)
- Bau haliosis/manus, bau buah (nafas aseton)
6. Neurosensori
Gejala:
- Pusing/pening
- Sakit kepala
- Kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia
Tanda:
- Disorientasi, mengantuk, latergi, stupor/koma (tahap lanjut): Gangguan memori (bau, masa lalu), kacau mental
- Reflek tendon dalam (RTD) menurun (koma)
- Aktivitas kejang
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
- Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda:
- Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8. Pernapasan
Gejala:
- Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tandap sputum purulen (tergantung adanya infeksi/tidak)
Tanda:
- Lapar udara
- Batuk, dengan/tanpa sputum purulen (infeksi)
- Frekuensi pernapasan
9. Keamanan
Gejala:
- Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda:
- Demam, diaforeksis
- Kulit rusak, lesi/uiserasi
- Menurunnya kekuatan umum/rentan gerak
- Parastesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar-kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala:
- Rabas vagina (cenderung infeksi)
- Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala:
- Faktor resiko keluarga, diabetes melitus, penyakit jantung, stroke, penyembuhan yang lambat.
- Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid), dilatin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah)
- Mungkin atau tidak menggunakan obat diabetik sesuai peranan
Tanda:
- Demam, diaforeksis
B. Analisis Data
No | Data | Etiologi | Masalah |
1. 2. 3. 4. | DS: - Mula - Muntah, diare DO: - Kelemahan - Hasu - Turgor kulit buruk - Takikardia DS: - Anorekia - Nyeri abdomen - Mual DO: - Diare - Tonus otot buruk DS: - Kadar glukosa tinggi - Penurunan lekosit DS: - Kurang pemajanan/meningkat - Tidak mengenal sumber informasi DO: - Meminta informasi - Mengucapkan masalah | Intake dan out put tak seimbang ¯ Turgor kulit buruk ¯ Kekurangan volume cairan Anoreksia ¯ Nyeri abdomen ¯ Intake nutrisi berkurang Diabetes melitus ¯ Penurunan leukosit ¯ Resti infeksi Diabetes melitus ¯ Kurang informasi ¯ Kurang pengetahuan | Kekurangan volume cairan Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi Resti terjadinya infeksi Kurang pengetahuan |
C. Diagnosa yang Mungkin Muncul
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake dan output yang tak seimbang.
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
c. Resti terjadinya infeksi berhubungan dengan penurunan leukosit
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
D. Intervensi/Impementasi
1. Diagnosa 1
Intervensi | Rasional |
- Pantai TTV, catat perubahan tekanan darah ortastatik - Frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu napas dan munculn ya sianosis. - Suhu, warna kulit atau kelembabannya. - Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mula, nyeri abdomen, muntah, dan distensi lambung. - Kaji perubahan mental/sensori. | - Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. - Koreksi hiperglikemia dan asidosis akan men yebabkan pula dan frekuensi pernapasan mendekati normal. - Meskipun demam, menggigil, dan diaforesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin cerminan dari dehidrasi. - Kekurangan cairan dan electrolit dan mengubah motilitas lambung - Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti. - Perubahan mental dapat berhubungan dengan perubahan mental yang tinggi atau rendah. |
2. Diagnosa 2
Intervensi | Rasional |
- Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi. - Tentukan program diet dan pola makan apsien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan klien. - Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural. - Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini sesuai dengan indikasi. | - Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat. - Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik. - Jika makanan yang disukai pasien dengan dimasukkan dalam perencanaan makan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang. - Meningkatkan keterlibatan, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien. |
3. Diagnosa 3
Intervensi | Rasional |
- Observasi tanda-tanda infeksi dan peradagangan - Tingkatkan upaya cuci tangan - Pertahankan teknik aseptik pada prosedur inuatif. | - Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan ketaosidosis atau dapat memahami timbulnya infeksi silang. - Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman. |
4. Diagnosa 4
Intervensi | Rasional |
- Ciptakan lingkungan yang percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada untuk pasien. - Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang diharapkan. | - Menggapai dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam proses belajar. - Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan antusias bekerjasama pasien dengan prinsip-prinsip yang dipelajari. |
E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan:
1. Kebutuhan cairan terpenuhi
a. Tanda-tanda vital normal
b. Turgor kulit normal
c. Berat badan bertambah
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
a. Anoreksia berkurang
b. Asupan nutrisi baik
c. Berat badan bertambah
3. Infeksi dapat terhindar
a. Tidak terjadi tanda-tanda peradagan
b. Tanda-tanda vital normal
4. klien menyatakan mengerti tentang penyakitnya.
BAB IV
PENUTUP
Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronis biasanya disertai berbagai metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi. Kronik pada mata, saraf dan pembuluh darah. Bisa juga disertai dengan ulkus/ganggren
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 1997. Buku Saku Keperawatan. Edisi 4, Jakarta : EGC
Masjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2, Jakarta : Media Aeschalapius FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar