Selasa, 31 Oktober 2023

SPO Pemasangan Infus


PEMASANGAN INFUS
Pengertian
Memasukkan cairan/obat langsung ke dalam vena dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama.

Tujuan
a.       Memenuhi cairan dan elektrolit bagi pasien yang tidak bisa mengambil secara oral
b.      Memenuhi cairan dan elektrolit tubuh setelah banyak kehilangan cairan, contohnya: melalui perdarahan, dehidrasi yang serius
c.       Memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tissue untuk proses metabolism
d.      Menyediakan suatu medium untuk pemberian obat secara intra vena.

Indikasi
§  Dehidrasi
§  Syok
§  Intoksikasi berat
§  Pra dan pasca bedah sesuai dengan program pengobatan
§  Pasien yang puasa
§  Sebelum transfuse darah
§  Perlu pengobatan dengan cara infuse
§  Pasien yang memerlukan obat yang dimusnahkan oleh acid hidroklorik atau obat yang mudah diserap oleh gastrousus

Larutan yang biasa digunakan
a.       Larutan nutrisi
Ø  Karbohidrat
§  Dextrose
§  Levulose
Ø  Asam Amino
§  Aminogen
§  Aminosol
§  Travamine
Ø  Lipid
§  Lipomul
b.      Larutan elektrolit
Ø  Normal saline/NaCl 0,9%
Ø  Hartman/Ringer Laktat
c.       Larutan yang meningkatkan volume darah
Ø  Serum albumin manusia
Ø  Plasma
Ø  Isi padu darah

Lokasi pemasangan infuse
a.       Vena palmar digitalis
b.      Vena sefalika
c.       Vena basilica
d.      Vena antebrakhial medialis
e.       Vena kubiti medialis
f.       Vena temporalis
g.      Vena dorsalis
h.      Vena jugularis
v  Lokasi pemasangan infuse dipilih berdasarkan:
ü  Umur
ü  Lamanya infuse (lama/tidak)
ü  Jenis larutan yang digunakan
ü  Keadaan vena
v  Orang dewasa: di tangan (V.Basilika, V.Kubiti medialis, V.Sefalica) à besar
v  Jika cedera di bagian tangan bisa digunakan di bagian kaki
v  Untuk terapi yang lama, vena di belakang tangan dan lengan digunakan karena tidak menghalangi pergerakan tangan
v  Anak-anak: vena di temporal kepala, di kaki, di belakang tangan
v  Untuk terapi infuse yang lama digunakan lokasi yang dari bagian distal dahulu ke bagian proksimal supaya jika bengkak boleh digunakan.
Factor-faktor yang mempengaruhi aliran infuse
1.      Jenis cairan
Larutan isotonic bisa diberi dengan tepat berbanding dengan larutan hipertonis
2.      Keperluan pasien
Pasien yang mengalami syok hipovolemik memerlukan cairan dengan segera oleh karena itu cairan perlu diberi dengan tepat
3.      Status/keadaan jantung dan renal
Pastikan tidak ada gangguan di organ-organ ini
4.      Kedudukan/lokasi jarum
Jika dipasang dekat dengan sendi à Bila dibengkokan ia akan menyekat aliran cairan
5.      Perubahan dalam posisi jarum
Jika jarum beralih ke jaringan à tetesannya lambat/berhenti menyebabkan tempat tersebut jadi bengkak akibat posisi jarum dekat dengan dinding vena (lambat) jika jauh (lambat)
6.      Ketinggian botol infuse
Terlalu tinggi à alirannya cepat
Terlalu rendah à alirannya lambat
7.      Potensi jarum
Darah beku yang terdapat pada ujung jarum/bevel akan menyekat aliran infus
8.      Penyempitan vena
Penggunaan balutan (bandage) yang erat/cuff tekanan darah
9.      Pembukaan udara
Tertutup = udara tidak dapat masuk ke dalam botol mengakibatkan tidak ada tekanan di dalam botol untuk membuat cairan menetes

Penghitungan Tetesan Infus
                                      Kebutuhan cairan  x  tetesan dasar
Tetes/menit  =
                                              Waktu (menit)

 
                                                                                                                           


Tetesan dasar:
          Mikro : 60 tetes/mnt
          Makro: 20 tetes/mnt
Persiapan alat:
1.           Cairan infuse
2.           Infuse set
3.           IV kateter à jarum infuse, Abocath, wing needle/butterfly
4.           Kapas alcohol
5.           Standar infuse
6.           Tourniquet
7.           Plester
8.           Gunting
9.           Larutan antiseptic (bethadine)
10.       Papan spalk (bila perlu)
11.       Sarung tangan
12.       Perlak kecil/pengalas
13.       Nierbeken

Prosedur

Langkah – langkah
Rasional
1.      Periksa arahan dokter/pastikan tentang adanya order pengobatan
§  Jenis cairan yang diperlukan
§  Jumlah cairan yang diperlukan
§  Sediakan regim menurut waktu yang ditentukan
2.      Pastikan pasien dengan betul dan beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan



3.      Cuci tangan

4.      Atur peralatan dalam nbak instrument dan letakkan di samping tempat tidur pasien

5.      Periksa cairan yang akan digunakan
§  Tanggal kadaluarsa
§  Kandungan cairan à kejernihan, ada endapan, benda asing
§  Kebocoran plastic/keretakan kaca pada botol infuse

6.      Periksa infuse set:
§  Tanggal kadaluarsa
§  Apakah pembungkus infuse set robek (tidak steril)

7.      Siapkan cairan yang akan diberikan. Buka botol infuse dan infuse set dari kantongnya, pertahankan sterilisasi pada kedua ujung set

8.      Pasang klem sekitar 2 – 4 cm di bawah drips dan pindahkan klem roll pada posisi off


9.      Lepaskan penutup botol infuse tanpa menyentuh lubangnya lalku tusukkan set infuse ke dalam botol cairan

10.       Pasang/gantungkan botol infuse pada standar infuse

11.       Pencet drip/penampung pada slang infuse sehingga cairan masuk ke drip sampai tanda batas, lalu buka klem dan alirkan sampai memenuhi selang. Klem roll ke posisi off

12.       Hilangkan udara pada selang dengan cara meluruskan slang tegak lurus dan menjentik-jentik dengan ujung jari. Pastikan bahwa dalam selang bersih dari gelembung udara

13.       Atur posisi pasien rileks dengan tangan lurus, letakkan perlak kecil di bawah tangan

14.       Kaji tempat penusukan vena. Pilih tempat distal vena yang digunakan




15.       Bila daerah penusukan banyak rambut, cukur atau gunting daerah tersebut

16.       Pasang tourniquet di atas vena yang akan ditusuk 10 – 12 cm (5 – 6 inchi) dan anjurkan pasien untuk menggenggam erat sampai vena distensi dan tampak dengan jelas. Bila vena belum tampak, perawat dapat menepuk-nepuk area vena sambil menganjurkan pasien membuka dan menutup genggaman sampai vena trampak jelas

17.       Pasang sarung tangan

18.       Desinfeksi/bersihkan area yang akan ditusuk dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler (satu kali sapuan)

19.       Gunakan tangan yang tidak dominan untuk menekan vena di bawah daerah penusukan ± 1 – 2 inchi

20.       Tusukkan abocath pada vena dengan sudut 300 sejajar dengan vena. Setelah ujung jarum masuk vena, rendahkan sudut jarum hamper sejajar dengan vena

21.       Abocath kemudian diteruskan masuk ke vena dan tangan yang tidak memegang digunakan untuk mengontrol letak jarum dengan palpasi vena dari luar. Jika darah telah memasuki lumen jarum dorong perlahan-lahan sampai posisi tepat. (satu tangan mendorong abocath sampai menempel dengan tempat penusukan sementara tangan yang lain menarik mandarin/stilet ke luar)

22.       Tahan abocath dengan satu tangan, lepaslkan tourniquet dengan cepat hubungkan dengan selang infuse/three way/stopper.

23.       Lepaskan klem roller dan kepalan tangan sehingga cairan segera mengalir

24.       Setelah yakin aliran lancer, tutup area penusukan dengan kasa dan betadin lalu diplester

25.       Atur kecepatan kecepatan tetesan infuse sesuai order

26.       Lepaskan sarung tangan, bersekan alat dan cuci tangan

27.       Catat tindakan perawat secara singkat dan jelas seperti tanggal pemasangan, jenis dan jumlah cairan yang digunakan

Mengurangi risiko terjadinya kesalahan





Mengurangi risiko terjadinya kesalahan dan penjelasan yang tepat dapat mengurangi kecemasan klien serta dapat memberikan kerjasama

Mengurangi transmisi mikroorganisme

Agar prosedur dapat dilakukan secara sistematis

Mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya reaksi tubuh terhadap cairan





Mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya reaksi tubuh terhadap cairan



Mencegah bakteri memasuki ke peralatan infuse dan aliran darah


Memudahkan pengaturan kecepatan aliran dan posisi off cegah penetesan


Mempertahankan kesterilan larutan



Memudahkan pengaliran cairan.


Efek pengisapan cairan berpindah masuk ke ruang drip untuk mencegah udara masuk ke selang.


Udara dapat masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan emboli



Memberikan rasa nyaman dan memudahkan perawat bekerja.

Bila terjadi sclerosis atau kerusakan pada vena, tempat proksimal dari vena yang sama masih dapat digunakan



Rambut merupakan sumber penyebaran mikroorganisme

Membendung aliran darah sehingga vena distensi dan memudahkan vena terlihat dengan jelas, dapat dipalpasi dan mudah ditusuk





Menurunkan risiko penularan terhadap HIV, hepatitis, organisme melalui darah
Membawa mikroorganisme menjauhi pusat penusukan


Mencegah bergesernya vena ketika jarum dimasukkan


Memudahkan jarum masuk ke vena dan meminimalkan trauma



Jika darah telah berada di lumen jarum berarti jarum telah masuk ke vena, kartena pembendungan dengan tourniquet menyebabkan tekanan naik sehingga mengakibatkan darah mengisi lumen jarum.





Mengurangi perdarahan dan mempertahankan posisi jarum.


Memungkinkan aliran vena dan mencegah pembekuan pada aliran infuse

Mempertahankan posisi jarum dan mencegah infeksi.


Intake cairan dan elektrolit adekuat


Mengurangi transmisi mikroorganisme


Mendokumentasikan semua tindakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.

Kewaspadaan
  • Ganti lokasi tusukan setiap 48 – 72 jam dan gunakan set infuse yang baru
  • Ganti kasa steri penutup luka setiap 24 – 48 jam dan evaluasi tanda infeksi
  • Observasi tanda/reaksi alergi terhadap infuse atau komplikasi lain

Evaluasi
  • Output urine seimbang dengan intake cairan
  • Karakteristik urine menunjukkan fungsi ginjal baik

Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah infuse terpasang:
1.           Senantiasa memeriksa lokasi infuse untuk mengesan tanda-tanda infeksi
2.           Pastikan infuse berjalan lancar
a.       Selang à tidak ada udara/darah beku di dalamnya yang menghalangi pengaliran cairan serta selang tidak terbelit
b.      Pastikan pasien tidak menindih selang infuse, kedudukan tangan/anggota yang dipasang infuse dalam posisi yang benar, pada anak-anak/bayi perlu dipasang spalk.
3.           Pastikan drip chamber tidak kosong senantiasa terisi cairan ½ chamber untuk menghindari udara masuk ke dalam aliran darah.
4.           Senantiasa memperhatikan tetesan cairan:
·         Kadar tetesan sesuai regim/order
·         Hindari tetesan terlalu cepat karena dapat menyebabkan masalah pada paru-paru dan jantung
·         Hindari tetesan terlalu lambat karena intake cairan dan elektrolit tidak adekuat
5.           Pastikan botol infuse tidak kosong
·         Sediakan botol infuse yang baru sesuai dengan regim/order
·         Ganti  botol sebelum drip kosong untuk menghindari udara masuk ke dalam selang. Ganti cairan apabila berada pada leher botol
6.           Jika perlu tuliskan waktu dimulai dan diakhiri di botol infuse utnuk memydahkan penukarannya (untuk menghindari kejadian botol kosong)
7.           Dokumentasikan jenis larutan dan jumlah cairan yang diberikan dalam intake output chart
8.           Memberi penjelasan kepada pasien berkaitan dengan penggunaan infuse
·         Tidak boleh membawa IV drip ke toilet atau berjalan-jalan tanpa ditemani perawat untuk menghindari kejadian back flow darah pada selang
·         Tidak boleh mengatur tetesan untuk menghindari kejadian kelebihan cairan
·         Tidak boleh tinggikan bagian/anggota yang dipasang infuse lebih dari paras jantung untuk menghindari back flow  ke selang
9.           Memenuhi rasa nyaman dan bantuan aktivitas pasien
·         Memenuhi personal hygiene
·         Membantu mobilitas: turun dari tempat tidur, berjalan, dsb.
10.       Memperhatikan tanda-tanda vital pasien dan komplikasi yang bisa terjadi sewaktu pasien menerima infus

Komplikasi yang mungkin terjadi
Ø  Reaksi pirogenik terjadi akibat adanya bahan pirogenik di dalam larutan sewaktu pemasangan infuse yang menyebabkan demam
Ø  Thromboplebitis à trauma mekanik pada vena atau iritasi bahan kimia
Ø  Embolisme udara à terdapat gelembung udara di dalam aliran infuse menyebabkan risiko berbahaya à kematian
Ø  Berlebihan cairan dalam sirkulasià akibat tetesan infus yang terlalu cepat
Ø  Infiltrasi à masuknya cairan ke dalam sub kutan.

Cara mengganti cairan
1.      Sediakan botol infus yang baru apabila cairan menghampiri leher botol patuhi tehnik aseptic sewaktu mengganti botol
2.      Klem aliran infuse
3.      Keluarkan spit dari botol kosong dan masukan ke botol yang barutanpa menyentuh ujung spit
4.      Gantung botol terwebut dengan cepat
5.      Buka klem dan hitung kembali tetesan sesuai regim/order
6.      Pasang label kembali (waktu dimulai dan berakhir sampai jam berapa)
7.      Dekomentasikan jumlah larutan yang masuk dan nama larutan yang baru dalam lembar catatan perawat

Menghentikan infuse
Dilakukan jika program terapi sudah selesai atau jika lokasi penusukan abocath bengkak/aliran tidak berjalan lancer
·        Tutup klem infuse supaya alirannya berhenti
·        Buka plesterdan kasa dengan hati-hati
·        Pakai glove,letakkan kasa yang steril diatas tempat abocath dan keluarkan abocath
·        Tekan tempat tersebut dengan kasa selama 2-3 menit untuk mencegah perdarahan kemudian plesterkan dengan rapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar