Askep Parkinson
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.
Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun Perawatan Penderita Penyakit Parkinson Pengobatan Penyakit Parkinson memiliki sejarah yang cukup panjang. Fakta menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar dopamin pada Penyakit Parkinson di awal tahun 1960-an, membawa dunia pengobatan kepada penemuan obat levodopa, suatu prekursor dopamin, yang secara efektif dapat memperbaiki gejala-gejala pada Penyakit Parkinson (kajian oleh Barbeau 1962; Birkmayer & Hornikewicz 1962; serta Cotzias et al 1967).
Namun levodopa tersebut tidak menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangan Penyakit Parkinson, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana laporan pendahuluan Parkinson?
1.2.2 Bagaiaman asuhan keperawatan Parkinson?
1.2.3 Bagaimana contoh tinjauan kasus Parkinson?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Untuk mengetahui laporan pendahuluan Parkinson
1.3.2 Untuk mengetahui asuhan keperawatan Parkinson
1.3.3 Untuk mengetahui contoh tinjauan kasus parkinson
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan karateristik yang mucul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002).
Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang menghubungkan subtansia nigra dengan korpus striatum ( nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri pergerakan, serta mengatur gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).
2.2 Etiologi
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak dan faktor-faktor lainnya seperti :
1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson,
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.
3. Parkinson juga disebabkan oleh obat antara lain:
reserpin (serpasil),phenithiszzives,butjrophenous (contohnya haloperidol)
2.3 Patofisiologi
Secara tepat kelainan di batang otak,yaitu disubstansia nigra mesensefalon sebagai substrat penyakit Parkinson.pemeriksaan makroskopik menunjukkan daerah yang pucat (depigmentasi )pada pars kompacta substansia nigra yang dengan jelas menunjukkan lenyap atau berkurangnya jumlah sel-sel neuromelanin yang menghasilkan dopamine pada penyakit Parkinson.sedangkan pada pemeriksaan mikroskopik menunjukkan adanya badan-badan lewy yang merupakan incrusion body dan mendesak granula-granula neuromelanin yang tersisa ke tepi juga terlihat dekstruksi sel dengan fagositosis sisa sel dan pigmen,serta sel-sel yang masih ada akan menciut dan bervakuola.
Pada penyakit ini biasa muncul pada usia 10-60 tahun,dan factor genetif mempunyai peranan penting dalam keluarga.bila terjadi pada usia dibawah 40 tahun disebut parkinsonismus juvenilis
2.4 Tanda dan Gejala
1. Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan,
2. Tremor yang menetap ,
3. Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol,
4. Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi ortostatik),
5. Depresi, demensia,
6. Wajah seperti topeng.
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
Observasi gejala klinis dilakukan dengan mempelajari hasil foto untuk mengetahui gangguan.
2.6 Komplikasi
Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu demensia, aspirasi, dan trauma karena jatuh.
2.7 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:
1. Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika kekurangan dopamin.
2. Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.
3. Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak.
4. Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak.
5. Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system persarafan meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian psikososial.
1. Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.
2. Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.
3. Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.
4. Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
5. Kaji tanda depresi.
3.1 Pemeriksaan Fisik
1. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.
2. Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)
3. Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
4. Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
5. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
6. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
7. Mengkaji fungsional klien
a. KATZ Indeks Termasuk katagori yang mana:
Ø Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,dan mandi.
Ø Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
Ø Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
Ø Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.
b. Indeks ADL BARTHEL (BAI)
NO | FUNGSI | SKOR | KETERANGAN |
1 | Mengendalikan rangsang pembuangan tinja | 0 1 2 | Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar). Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu). Terkendali teratur. |
2 | Mengendalikan rangsang berkemih | 0 1 2 | Tak terkendali atau pakai kateter Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam) Mandiri |
3 | Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi) | 0 1 | Butuh pertolongan orang lain Mandiri |
4 | Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram) | 0 1 2 | Tergantung pertolongan orang lain Perlu pertolonganpada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain. Mandiri |
5 | Makan | 0 1 2 | Tidak mampu Perlu ditolong memotong makanan Mandiri |
6 | Berubah sikap dari berbaring ke duduk | 0 1 2 3 | Tidak mampu Perlu banyak bantuan untuk bias duduk Bantuan minimal 1 orang. Mandiri |
TOTAL SKOR
Skor BAI :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
3.3 Diagnosis keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot dan tremor ditandai dengan:
DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatan DO: tremor saat beraktivitas.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan, ditandai dengan:
DS: klien mengatakan sulit makan, berat badan berkurang
DO: kurus, berat badan kurang dari 20% berat badan ideal, konjungtiva pucat, dan membran mukosa pucat.
3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah ditandai dengan :
DS: klien/keluarga mengatakan adanya kesulitan dalam berbicara
DO: kata-kata sulit dipahami, pelo, wajah kaku.
3.4 Intervensi
Dx.1 Tujuan : meningkatkan mobilitas
Kriteria Hasil:
1. Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau berkebun.
2. Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai petunjuk terapis.
3. Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu relaksasi otot.
4. Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan dan frustasi.
5. Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.
6. Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.
7. Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat berjalan, menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah memanjang.
8. Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaiki sensorik.
Dx.2 Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.
Kriteria Hasil:
1. Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil mengangkat kepala ke belakang.
2. Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua dinding mulut.
3. Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan memegang kepala dan menelan secara periodik.
4. Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan peralatan.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan (snack).
6. Monitor berat badan.
Dx.3 Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.
Kriteria Hasil:
1. Jaga komplikasi pengobatan.
2. Rujuk ke terapi wicara.
3. Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki kata-kata, volume, dan intonasi.
4. Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam kalimat setiap bernafas.
5. Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam perekam suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan.
3.5 Evaluasi
Ø Klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali sehari.
Ø Klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali snack, tidak ada penurunan berat badan.
Ø Tidak adanya kesulitan dalam berbicara, kata-kata dapat dipahami
BAB 4
PENGKAJIAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PARKINSON
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI KEPALA (PUSING)
PADA GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN
1. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama : Tn D
Umur : 55th
Jenis kelamin : laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Pendidikan : SMA
Alamat : cilacap
Tgl pengkajian : 3 Maret 2011 pkl 10.00 wib
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama : pusing
b. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah gombong dengan keluhan utama pusing.Tremor kedua kaki dan tangan,lemes.Penyakit yang dialami ini (tremor) sudah terjadi sejak 5 tahun yang lalu
c. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mempunyai riwayat hipertensi sebelum mngalami penyakit seperti ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dari keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini,hanya dari kakek yang mempunyai riwayat tekanan darah tinggi.Persepsi keluarga terhadap kondisi penyakit yang dialami pasien diperlukan perawatan yang baik supaya cepat sembuh.Keluarga menyetujui terhadap tindakan apa saja yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengobatan pasien demi kesembuhan pasien setelah pasien dan keluarga mendapatkan penjelasan dari petugas.keluarga mengatakan tidak akan mempermasalahkan masalah biaya yang penting pasien segera ditangani.Selama dalam perawatan keluarga menyadari dan menerima proses pengobatan.
3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
a. System pernafasan
Dada simetris,retraksi (+),RR 20 x/mnt,pernafasan vesikuler,suara tambahan(-),ronchi (-).whezing (-) inspirasi ekspirasi simetris,pernafasan cuping hidung (-), secret/lender (-), terpasang canule O2 3 l/mnt .
b. System cardiovaskuler
Tekanan darah 210/110 mmHg,nadi 88 x/mnt ,suhu 36 0C,anemis (-)suara jantung gallop dan murmur (-),terpasang infuse RL 20 tpm
c. System persarafan
GCS 15 , tremor (+),reflek mata (+)
Persepsi sensori:pendengaran (+), pengecapan (-) , penglihatan (+) mengeluh lemes,pusing (nyeri skala 4)
d. System perkemihan
Terpasang DC dengan produksi jam 10.00 s/d 11.00 wib sebanyak 100 cc,warna kuning pekat,bau khas.Infeksi saluran kencing (-),oedem (-),scrotum (+),pubis (+)
e. System pencernaan
Perut supel,nyeri abdomen (-),peristaltic (+)
f. System musculoskeletal
Tonus otot lembek tidak kaku,tremor ekstremitas atas (+)
g. Psikososial
Pasien adalah seorang pensiunan tidak ada masalah dengan tetangga atau keluarganya,selama sakit pasien dirawat oleh keluarganya sendiri,harapan keluarga agar penyakitnya segera sembuh dan cepat pulang ke rumah.Hubungan pasien dan keluarga baik begitu juga dengan tetangga sekitar.
h. Spiritual
Pasien beraga islam,keluarga yakin bahwa semua yang telah terjadi sudah ada yang mengatur kita hanya berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi semua kesulitan.keluarga yakin dengan berdoa kepada Tuhan YME bisa membantu proses kesembuhan pasien.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tgl 3/3/2011
Al : 9,74 /m3
Erytrosit :5,70/m3
Hb :17,3 gr%
Ht :47,3 vol%
Mcv :83,0 %
Mch :30,4%
Mcac : 36,6%
Trombosit :160 %
Gol darah : B
GDS : 111 mg/dl
Ureum : 51,0
Creatini : 1.3
HbSAg : negative
Terapi medis tgl 3/3/11:
1. Kalfoxim 2x1
2. Dexa 3x1
3. Acran 2x1
4. Kalmeco 2x1
5. Angioten 1x1
6. Zipras 0,5 2x1
Terapi tgl 4/3/11:
1. Kalfoxim (stop)
2. dexa (stop)
3. acran (stop)
4. diganti cernevit 1x1, panso(1x1)
ANALISA DATA
No | Data | Etiologi | Masalah |
1. | DS: pasien mengatakan pusing DO:nyeri pusing skala 4,tampak ekspresi sakit,TD:210/110 | Peningkatan TIK,TD 210/110 mmhg | Nyeri |
2. | DS :pasien mengatakan tremornya terus menerus sehingga tidak bisa beraktifitas,badannya sulit digerakkan DO: tampak tremor ekstremitas atas | Tremor berlebihan | Tremor Berlebihan |
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK tidak adekuat
2. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan tremor ekstremitas,otot lemah
INTERVENSI
- Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK ditandai dengan peningkatan TD 210/110,tampak ekspresi menahan rasa sakit kepala.
Tujuan : nyeri hilang atau berkurang
Criteria hasil :
a. tekanan darah sistol: 120-140,Diastole:70-100
b. tidak menunjukkan ekspresi nyeri
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri
b. Kaji tekanan darah tiap jam
c. Kolaborasi diit rendah garam
d. Ajarkan tekhnik relaksasi
e. Beri O2 3l/mnt
f. Kolaborasi pemberian analgetik
g. Ciptakan ruangan tetap tenang
- Gangguan mobilisasi berhubungan dengan tremor ,kelemahan fisik
Tujuan : meningkatkan kemampuan mobilisasi
Criteria hasil :
a. Kebutuhan ADL terpenuhi
b. Mampu memenuhi kebutuhan ADL mandiri tanpa dibantu orang lain
Intervensi :
a. Kaji kemampuan pemenuhan keb ADL pasien
b. Anjurkan istirahat cukup,kurangi aktifitas
c. Bantu pemenuhan kebutuhan ADL pasien
d. Beri pengaman di sekitar tempat tidur
e. Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien
f. Latih mobilisasi bertahap
g. Kolaborasi dengan bagian fisioterapi
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
Tgl 3/3/11 pkl 10.00 wib Gangguan nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial 3/3/11 pkl 10.00 wib Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan tremor dan kelemahan fisik 4/3/11,pkl 05.00 Dx I Dx II 5/3/11 PKL 05.00 07.00wib 11.00 wib 17.00 wib 20.00wib | Pkl 10.00 wib 1. Mengkaji tingkat nyeri 2. Member O2 3l/mnt 3. Mengajarkan tekhnik relaksasi 4. Menciptakan suasana ruangan tetap tenang 5. Member terapi zipras 0,5 mg 6. Memberi diit lunak rendah garam 7. Mengukur vital sign 8. Member terapi injeksi dan oral sesuai program Kalfoxim 1gr Dexa 5amp Acran 1 amp Kalmeco tab Zypras 0,5 angioten 3/3/11 pkl 10.00 wib
-Mengukur vital sign -memberi terapi sesuai program -memberi diit TKTP rendah garam -membersihkan tempat tidur pasien -membantu memandikan pasien - Mengkaji vital sign - Membantu memandikan pasien - Member terapi sesuai program - Melatih mobilisasi pasien - Member diit lunak rendah garam - Menyambung infuse RL 20 tpm - Pasien diberi fisioterapi - Mengukur vital sign dan mengkaji keluhan pasien - Member diit makan siang - Membantu pasien untuk makan sendiri - Membantu pasien mobilisasi - Member terapi sesuai program - Member diit sore(diit lunak rendah garam) - Membantu memandikan pasien - Menyambung infuse | pkl 11.00 wib S: mengatakan nyeri berkurang O: masih tampak ekspresi nyeri,TD : 210/100 A : masalah belum teratasi P:lanjutkan implementasi Pkl 11.00 wib S: mengatakan ma/mi masih harus dibantu O: pasien masih tampak tiduran,ma/mi dibantu istrinya.kemampuan kebutuhan ADL tergantu ng pada orang lain A:masalah belum teratasi P:lanjutkan intervensi - Pasien kooperatif TD;140/80 N:88 x/mnt S:36 0C RR:20x/mnt Pasien kooperatif Diit habis ½ porsi Pasien kooperatif mengikuti instruksi Habis ½ porsi Pasien mengikuti instruksi -pasien mengeluh pegel pada kakinya,dan pusing |
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL | EVALUASI |
3/3/11 TGL 4/3/11 05/3/11 | PKL 11.00 WIB S:mengatakan masih lemes,gemetar,pusing O:tremor (+),ma/mi (+) habis setengah porsi, A:masalah dx I,II belum teratasi P:lanjutkan intervensi PKL 20.00 WIB S:mengatakan badan pegel-pegel,pusing berkurang O:nyeri skala 3,TD: 150/90,analgetik (+),ma/mi (+),kemandirian (-),tremor (+) A:masalah dx I,II teratasi sebagian P:lanjutkan intervensi,terapi sesuai program PKL 08.00 WIB S:mengatakan masih lemes,pusing sedikit O:TD:170/100 mmhg,nyeri skala 2,ma/mi (+) masih dibantu keluarga,tremor (+) A:masalah dx I,II teratasi sebagian P:lanjutkkan intervensi,beri diit nasi rendah garam PKL 11.00 WIB S: mengatakan kaki masih terasa tebal,pusing hilang timbul O: tremor (+),diit 1 porsi habis ¾,fisioterapi (+)latihan mobilisasi (+) A:dx I,II teratasi sebagian P:lanjutkan intervensi,bantu mobilisasi bertahap PKL 19.00 WIB S:mengatakan kaki terasa tebal,nyeri kepala, O:tremor (+)TD:170/90 mmhg,th(+),mobilisasi (+),diit (+) A:masalah dx I.II teratasi sebagian P:lanjutkan intervensi PKL 08.00 WIB S: mengatakan pegel berkurang,pusing berkurang O:tremor (+),TD 130/80,diit (+),terapi (+) A:masalah dx I,II teratasi sebagian P:lanjutkan intervensi PKL 11.00WIB S:mengatakan pegel dan nyeri berkurang,nyeri skala 2 O:tremor (+),TD:140/80 mmhg,s:36 0C,N:88x/mnt,RR20x/mnt,diit lunak (+)habis ¾ porsi,terapi (+) sesuai program,mobilisasi (+) A:masalah dx I,II teratasi sebagian P:lanjutkan intervensi PKL 19.00WIB S:mengatakan pusing ada tapi sedikit,pegel-pegel O:tremor (+),mobilisasi (+),fisioterapi(+),diit (+) habis ½ porsi,ekstremitas bawah bengkak A:masalah teratasi sebagian P:anjurkan untuk mengganjal kedua kaki dengan bantal saat tidur/posisi kaki lebih tinggi |
DAFTAR PUSTAKA
DOENGES,ME.2000,Rencana Asuhan Keperawatan,edisi 3,Jakarta:EGC
Wilkinson,JM,2007,buku saku diagnosis keperawatan,edisi 7,Jakarta:EGC
Hudak dan Gallo,1996,keperawatan kritis pendekatan holistic,edisi VI,volume II,Jakarta:EGC
Carpenito linda juall,1995,rencana asuhan dan dokumentasi keperawatn,penerbit buku kedokteran,jakarta
http//:perawatpsikiatri.id.com
long Barbara c,1996,perawatan medical bedah,bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar