Selasa, 13 Maret 2012

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI DAN ANAK

(PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI DAN ANAK)

DAFTAR PUSTAKA
Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………...…………………………..1
B. Tujuan……………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR………………..2
1. Prinsip Pemeriksaan pada Bayi Baru Lahir……………………………..2
2. Peralatan dan Perlengkapan......................................................................2
3 Prosedur....................................................................................................2
4 Pengukuran Anthopometri........................................................................3
5. Pemeriksaan Fisik....................................................................................3
B. DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK............................................................7
1. Anamnesis................................................................................................7
2. Identitas....................................................................................................7
3. Riwayat Penyakit......................................................................................7
4. Riwayat Kehamilan..................................................................................8
5. Riwayat Kelahiran....................................................................................8
6. Riwayat Pertumbuhan..............................................................................8
7. Riwayat Perkembangan............................................................................8
8. Riwayat Imunisasi....................................................................................8
9. Riwayat Makanan.....................................................................................8
10. Riwayat Penyakit Dahulu..........................................................................8
11. Riwayat Penyakit Keluarga.......................................................................9
12. Riwayat Sosio Ekonomi Keluarga............................................................9
13. Pemeriksaaan Fisik....................................................................................9
14. Keadaan Umum.......................................................................................10
15. Tanda Vital..............................................................................................10
16. Data Antropometrik.................................................................................12
17. Kulit.........................................................................................................12
18. Pemeriksaan Fisik Neonatus...................................................................13
19. Leher........................................................................................................13
20. Dada........................................................................................................14
21. Paru –Paru...............................................................................................14
22. Jantung....................................................................................................14
23. Abdomen.................................................................................................15
24. Pemeriksaan Neorologis..........................................................................17
25. Kepala......................................................................................................17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran...........................................................................................................19
DAFTAR BACAAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sementara kebanyakan teknik-teknik yang digunakan untuk pemeriksaan pada orang dewasa juga dapat digunakan padda anak-anak dan bayi terhadap metode pemeriksaan yang unik selama masa bayi (tahun pertama kehidupan), masa kanak-kanak awal (1-4 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (5-12 tahun). Untuk pemeriksaan yang berbeda dalam metodologinya akan di uraikan di sisni, disertai garis besar untuk tiap-tiap bagian dari bab 2, pemeriksaan fisik pada orang dewasa. Jika tidak ada perbedaan, tidak akan ada komentar yang diberikan. Pemeriksaan fisik pada remaja (13-20 tahun) di berikan secara esensial seperti yang terdapat pada orng dewasa.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a) Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam praktik keperawatan tentang pemeriksaan fisik pada bayi dan anak
b) menambah daftar bacaan pada perpustakaan STIKES Husada Jombang
2. Tujuan Khusus
a) Dapat meningkatkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab dalam penyusunan suatu makalah.
b) Memenuhi tugas Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia pada semester III


BAB II
PEMBAHASAN


A. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

1. PRINSIP PEMERIKSAAN PADA BAYI BARU LAHIR
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
Pastikan pencahayaan baik
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
a) Kapas
b) Senter
c) Termometer
d) Stetoskop
e) selimut bayi
f) bengkok
g) timbangan bayi
h) pita ukur/metlin
i) pengukur panjang badan

3.PROSEDUR
Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
Susun alat secara ergonomis
Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
Memakai sarung tangan
Letakkan bayi pada tempat yang rata


4. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
a). Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
b). Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.

c). Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
d). Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)

5. PEMERIKSAAN FISIK
a). Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya

b). wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

c). Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down

d). Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan

e). Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak
Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl atau gigi
Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)


f). Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal

g). Leher
Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.

h). Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

i). Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

j). Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan
Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

k). Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten

l). Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

m). Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

n). Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

p). Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra

q). Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

B. DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK

Diagnosis fisik cara baku untuk diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih) tidak dapat menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses diagnostik tetap diawali anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD

1. ANAMNESIS
Wawancara langsung pasien (Autoanamnesis) atau orang lain (Heteroanamnesis)
dimana Diagnosis penyakit anak + 80 % dari anamnesis sehingga hal ini Merupakan bagian yang sangat penting dalam pemeriksaan klinis. Pemeriksa harus waspada akan terjadinya “Bias”. Menggunakan bahasa awam, Harus dilakukan pada saat yang tepat dan suasana yang memungkinkan. Heteroanamnesis dilakukan kepada orang yang dekat dengan anak. Pemeriksa harus bersikap empati, menyesuaikan diri dengan yang diwawancarai, Pada kasus gawat darurat anamnesis terbatas pada keadaan umum dan yang penting saja, anak harus segera ditolong, Anamnesis harus diarahkan oleh pemeriksa, supaya tidak ngelantur

2. IDENTITAS
Supaya tidak keliru anak lain berakibat fatal
a) Nama, Umur
b) Jenis kelamin
c) Nama orang tua (ayah, ibu)
d) Alamat (lengkap)
e) Umur, Pendidikan Orang tua
f) Pekerjaan Orang tua
g) Agama, Suku bangsa

3. RIWAYAT PENYAKIT
a) Keluhan Utama
Keluhan yang menyebabkan anak dibawa berobat
Tidak selalu keluhan yang pertama diucapkan orang tua/pengantar
Keluhan utama harus sejalan dengan kondisi pasien dan kemungkinan diagnosis
Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yang kronologis terinci dan jelas
Dimulai dengan perincian keluhan utama
Diperinci mengenai gejala sebelum keluhan utama sampai anak berobat

b) Perincian gejala mencakup
Lamanya keluhan
Terjadinya gejala-gejala mendadak, terus menerus, hilang timbul
Berat ringannya keluhan menetap, bertambah berat
Keluhan baru pertama atau pernah sebelumnya
Apakah ada saudara/serumah yang mempunyai keluhan sama
Upaya pengobatan yang dilakukan dan obat yang diberikan
Keluhan utama yang sering dijumpai: Panas badan, Sesak nafas, mencret, muntah, kejang, tidak sadar, bengkak, kuning, perdarahan
Dari riwayat penyakit diperoleh gambaran kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding

4. RIWAYAT KEHAMILAN
Kesehatan Ibu selama hamil
Kunjungan antenatal
Imunisasi TT
Obat yang diminum
Makanan ibu
Kebiasaan merokok, minuman keras

5. RIWAYAT KELAHIRAN
Siapa yang menolong
Cara kelahiran, masa hamil
Tempat melahirkan
Keadaan setelah lahir (nilai APGAR)
BB & Panjang badan Lahir
Keadaan anak minggu I setelah lahir

6. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Dilihat kurva BB terhadap Umur (KMS)
Dapat mendeteksi riwayat penyakit kronik,

7. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Ditanyakan patokan dalam perkembangan (Milestones) motorik kasar, motorik halus, sosial, bahasa

8. RIWAYAT IMUNISASI
Status imunisasi ditanya BCG, Hep B, Polio, DPT, Campak, dan tanggal / umur waktu imunisasi
Imunisasi lain ditanya kalau ada

9. RIWAYAT MAKANAN
Ditanyakan makanan mulai bayi lahir sampai sekarang
Harus dapat gambaran tentang kwantitas dan kwalitas makanan

10. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Untuk mengetahui hubungan penyakit sekarang dengan penyakit yang diderita sebelumnya

11. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penting untuk mendeteksi penyakit keturunan atau penyakit menular

12. RIWAYAT SOSIO EKONOMI KELUARGA
Penghasilan Orang tua
Jumlah keluarga
Keadaan perumahan dan lingkungan
Kebersihan diri dan lingkungan

13. PEMERIKSAAN FISIK
Cara pendekatan tergantung umur dan keadaan anak
Kehadiran orang tua mengurangi rasa takut anak
Pada bayi < 4 bulan pendekatan mudah, juga pada anak besar
Pemeriksa bersifat informal dan komunikatif
Pada anak sakit berat langsung diperiksa
Dimulai dengan Inspeksi (melihat), Palpasi (raba), Perkusi (ketuk), dan Auskultasi (dengar)
Tempat periksa cukup tingginya, terang dan tenang
Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
Bayi dan anak kecil sebaiknya diperiksa tanpa pakaian

a. Inspeksi
Dapat diperoleh kesan keadaan umum anak
Inspeksi lokal, dilihat perubahan yang terjadi
b. Palpasi
Menggunakan telapak tangan dan jari tangan
Palpasi Abdomen Flexi sendi panggul dan lutut Abdomen tidak tegang
Dapat menentukan bentuk, besar, tepi, permukaan, konsistensi organ
c. Perkusi
Jari II, III tangan kiri diletakkan pada bagian yang diperiksa (landasan untuk mengetuk) jari II-III tangan kanan untuk mengetuk (engsel pergerakan pada pergelangan tangan)
Dilakukan pada dada, abdomen
Suara Perkusi
Sonor (pada paru normal)
Tymphani (pada abdomen / lambung)
Pekak (pada otot)
Redup (antara sonor - pekak)
Hipersonor (sonor - tympani)
d. Auskultasi
Menggunakan Stetoskop
Mendengar suara nafas, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, aliran darah
Stetoskop pediatrik dapat digunakan untuk bayi dan anak
Sisi membran mendengar suara frekwensi tinggi
Sisi mangkok mendengar suara frekwensi rendah bila ditekan lembut pada kulit Mendengar suara frekwensi tinggi, bila ditekan keras pada kulit
Bising presistolik, mid-diastolik nada rendah

14. KEADAAN UMUM
Dapat diperoleh kesan keadaan sakit dan keadaan gawat darurat yang memerlukan pertolongan segera
Kesan keadaan sakit tidak identik dengan serius tidaknya penyakit
Selanjutnya perhatikan kesadaran pasien
Komposmentis (CM)
Sadar sepenuhnya
Apatis
Sadar tapi acuh terhadap sekitarnya
Somnolen
Tampak mengantuk dan ingin kembali tidur
Memberi respons terhadap stimulus agak keras kemudian tidur lagi
SoporSedikit respon terhadap stimulus yang kuat
Refleks pupil cahaya positif
Koma
Tidak bereaksi terhadap stimulus apapun
Reflek pupil negatif
Delirium
Kesadaran menurun disertai disorientasi
GCS (Glasgow Coma Scale)
Spontan Terhadap nyeri
Respon Verbal
Orientasi ada
Bingung
Kata-kata tidak dimengerti
Hanya suara
ResponMotorik
Selain kesadaran juga dinilai status mental (tenang, gelisah, cengeng)
Posisi pasien perlu dinilai dengan baik
Fasies pasien
Status Gizi

15. TANDA VITAL
a). Frekwensi Nadi
Paling baik dihitung dalam keadaan tidur / tenang
Meraba A.Radialis dengan ujung jari II, III, IV tangan kanan, ibu jari berada di bagian dorsal tangan anak
Pada bayi dengan penghitungan Heart Rate (denyut jantung)
Penghitungan 1 menit penuh
Tekanan darah
Anak berbaring telantang dengan lengan lurus disamping badan atau duduk dengan lengan bawah diatas meja Lengan atas setinggi jantung
Alat sfignomanometer air raksa
Lebar manset 1/2 - 2/3 panjang lengan atas
Pasang manset melingkari lengan atas dengan batas bawah kira-kira 3 cm dari siku Manset dipompa sampai denyut a. brakhialis difossa cubiti tidak terdengar dengan stetoskop. Teruskan pompa sampai 20 - 30 mmHg lagi, kosongkan manometer pelan-pelan dengan kecepatan 2 - 3 mm/detik
Pada penurunan air raksa akan terdengar bunyi korotkof
Bunyi korotkof I : bunyi pertama yang terdengar Tekanan sistolik
Tekanan Diastolik : saat mulai terdengarnya bunyi korotkof IV yaitu bunyi tiba-tiba melemah

b). Frekwensi pernapasan
Dihitung satu menit penuh melalui inspeksi/palpasi/auskultasi
Bayi tipe abdominal
Anak tipe torakal
Takipneu
Pernapasan yang cepat
Dispneu
Kesulitan bernapas
Didapatkan Pch, Retraksi interkostal suprasternal
Disertai takipneu, sianosis
Ortopneu
Sulit bernapas bila berbaring, berkurang bila duduk
Pernapasan Kussmaul
Napas cepat dan dalam
Frekuensi pernapasan normal per menit
Umur Range Rata-rata waktu tidur
Neonatus 30 - 60 35
1 bulan - 1 tahun 30 - 60 30
1 tahun - 2 tahun 25 - 50 25
3 tahun - 4 tahun 20 - 30 22
5 tahun - 9 tahun 15 - 30 18
10 tahun atau lebih 15 - 30 15

c). Tekanan Darah Pada Bayi dan Anak
Usia Sistolik ±SD Diastolik ±SD
Neonatus 80 ± 16 46 ± 16
6 - 12 bulan 89 ± 29 60 ± 10
1 tahun 96 ± 30 66 ± 25
2 tahun 99 ± 25 64 ± 25
3 tahun 100 ± 25 67 ± 23
4 tahun 99 ± 20 65 ± 20
5 - 6 tahun 94 ± 14 55 ± 9
6 - 7 tahun 100 ± 15 56 ± 8
7 - 8 tahun 102 ± 15 56 ± 8
8 - 9 tahun 105 ± 16 57 ± 9
9 - 10 tahun 107 ± 16 57 ± 9
10 - 11 tahun 111 ± 17 58 ± 10
11 - 12 tahun 113 ± 18 59 ± 10
12 - 13 tahun 115 ± 18 59 ± 10
13 - 14 tahun 118 ± 19 60 ± 10

d). Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
Frekuensi denyut per menit

Umur Istirahat Istirahat Aktif
(bangun) (tidur) /demam
Baru lahir 100 - 180 80 - 160 sampai 220
1 mgg - 3 bln 100 - 220 80 - 200 sampai 220
3 bln - 2 thn 80 - 150 70 - 120 sampai 200
2 thn - 10 thn 70 - 110 60 - 90 sampai 200
> 10 tahun 55 - 90 50 - 90 sampai 200

e). Suhu Tubuh
Menggunakan termometer badan
Umumnya suhu axilla
Sebelumnya air raksa diturunkan < 35 0C dengan mengibaskan termometer
Dikepitkan di axilla ± 3 menit
Normal 36 - 37 0C
Suhu rektum core temperatur lebih tinggi 1 0C > tinggi dari suhu Axilla ato 0,5 0C > tinggi dari suhu mulut

16. DATA ANTROPOMETRIK
a) Berat Badan
Bayi: Timbangan bayi
Anak:Timbangan berdiri
Sebelum menimbang cek dulu apakah mulai nol
b) Tinggi Badan
Bayi Tidur terlentang. Ukur verteks - tumit
Anak Berdiri tanpa alas kaki, punggung bersandar ke dinding
Lingkar Kepala (LK)
Bayi < 2 thn rutin LK
Alat pengukur meteran yang tidak mudah meregang
Ukur glabella - atas alis- protoberensia oksipitalis eksterna
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Menggunakan pita pengukur
Mengukur pertengahan lengan kiri antara akromion dan olecranon

17. KULIT
a). Anemi
Paling baik dinilai pada telapak tangan / kaki, kuku, mukosa mulut dan conjunctiva
b). Ikterus
Sebaiknya dinilai dengan sinar alamiah
Paling jelas terlihat di sklera, kulit, selaput lendir
Harus dibedakan dengan karotenemia

12
c) Sianosis
Warna kebiruan pada kulit dan mukosa
Sianosis sentral oleh karena penyakit jantung, paru
Sianosis perifer oleh karena kedinginan, dehidrasi, syok
d) Edema
Akibat cairan extraseluler abnormal
Pitting edema : meninggalkan bekas
Edema minimal cenderung dijaringan ikat longgar (palpebra)
Edema lebih banyak kaki sakrum, skrotum
Edema hebat Anasarka
Edema Lokal alergi, trauma
e) Lain-lain yang perlu dilihat
- Ptechiae - Purpura
- Eritema - Haemangioma
- Sclerema - Turgor kulit

18. KEPALA
Bentuk : ukuran kepala
Rambut : Warna, Kelebatan, Rontok
Ubun-ubun besar
Normal : Rata / sedikit cekung
Umur ±18 bulan - menutup
Wajah
Mata : Palpebra,Conjungtiva, Sklera, Kornea, Pupil, Bola mata
Telinga
Bentuk daun telinga
Sekret telinga
Hidung
Pernapasan cuping hidung
Mukosa hidung, Sekret
Epistaksis
Mulut
Trismus, Halitosis
Bibir : Labioskisis, Keilitis ,warna mukosa bibir
Mukosa pipi : Oral thrush, Bercak koplik spots’
Palatum : Palatoskisis
Lidah : Makroglossi, lidah kotor
Gigi : Caries
Salivasi : Hipersalivasi
Faring, tonsil : Hiperemi, Edem, Eksudat, Abses

19. LEHER
Tekanan vena jugularis
Edema - Bullneck - Parotitis
Tortikolis
Kaku kuduk
Massa : Kelenjar Getah Bening, Tiroid

20. DADA
Inspeksi
Bentuk, simetris
Gerakan dada, Retraksi

21. PARU - PARU
a) Inspeksi
Tercakup pada inspeksi dada
b). Palpasi
Simetri
Kel. Axilla
Fremitus Suara
Meraba getaran pada dada
pada konsolidasi paru jika ada cairan
c). Perkusi
Mulai supraklavikula ke bawah, bandingkan kanan dan kiri
Normal : Sonor
Hipersonor : Emfisema, pneumothorax
Redup : Pneumonia, tumor, cairan
d). Auskultasi
Dilakukan pada seluruh dada atas, bawah, kanan, kiri
Suara Napas Normal Vesikuler
Inspirasi > Ekspirasi
Suara napas tambahan
Ronki basa Cairan
Halus : Alveolus, bronkiolus
Sedang : Bronkus
Nyaring : Nyata terdengar oleh karena melalui benda padat
Ronki kering menyempit
Jelas pada fase ekspirasi
Wheezing

22. JANTUNG
a). Inspeksi
Denyut Apex (Apex / ictus cordis) biasanya sulit dilihat
b). Palpasi
Menentukan letak apex / ictus cordis
NormalICS IV MCL sinistra pada bayi, anak kecil
Anak besar ICS V
Kardiomegali bergeser kebawah, lateral
Getaran bising (thrill) bising jantung (murmur) derajat IV
VSD di ICS III - IV sternum kiri
RHD di Apex (insufisiensi mitral)
c). Perkusi
Perifer ketengah
Kesan besarnya jantung sulit dilakukan pada anak . Inspeksi, Palpasi lebih baik untuk menentukan besarnya jantung

d). Auskultasi
Bunyi, murmur Sisi mangkok stetoskop
4 daerah auskultasi
• Apex Mitral
Parasternal kiri bawah Trikuspid
ICS II sternum kiri Pulmonal
ICS II sternum kanan Aorta
• Bunyi jantung I
Fase sistolik
Bersamaan dengan ictus cordis
Paling jelas di apex
Penutupan katup atrioventrikular
• Bunyi jantung II
Fase diastolik
Penutupan katup semilunar (aorta, pulmonal)
Paling jelas di ICS II sternum sinistra
• Bunyi jantung III, IV
Bernada rendah
Sulit didengar
Akibat deselerasi darah
Irama derap (Gallop)
Bunyi jantung III, IV terdengar jelas + takikardi
Adanya gagal jantung
Bising jantung
Akibat turbulensi darah melalui jalan yang sempit
• Bising sistolik
Terdengar antara S I - S II
Pada VSD, MI, TI
• Bising Diastolik
Terdengar antara S II - S I Pada AI, PI
• Bising Kontinyu Pada PDA

Derajat Bising
1: Sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman, ditempat tenang
2: Lemah tapi mudah didengar
3: Keras, tidak disertai thrill
4: Keras disertai thrill
5: Sangat keras
6: Paling keras, terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada

23. ABDOMEN
a). Inspeksi
Normal pada anak, perut agak membuncit oleh karena otot abdomen tipis
Distensi abdomen simetris / tidak simetris
Umbilikus

b). Auskultasi
Bising Usus (suara peristaltik) terdengar tiap 10 - 30 “
Frekuensi Pada Diare atau hilang pada ileus paralitik atau peritonitis
Nada tinggi (metalic sound) pada ileus obstruktif
c). Perkusi
Normal bunyi timpani pada seluruh abdomen kecuali didaerah hati dan limpa
Untuk menentukan adanya cairan (asites) atau udara
Asites ditentukan dengan :
- Shifting Dulness
- Undulasi
- Batas daerah pekak - timpani
d). Palpasi
Bagian terpenting pada abdomen
Nyeri dapat dilihat dari perubahan mimik anak
Defans musculair (ketegangan otot perut) peritonitis
• Hati
Pembesaran hati (Hepatomegali) dinyatakan dalam cm dibawah arcus costae
• Limpa
Splenomegali diukur dengan cara Schuffner
Tarik garis dari arcus costae - pusat - lipat paha
Sampai pusat S IV
Sampai lipat paha S VIII
Massa Intra abdominal
Tumor, Skibala, Hernia
• Anus
Anus Imperforata
Fisura ani . Polip Rektum
Diaper Rash
Colok Dubur
• Genetalia
Pada neonatus melihat kel. Kongenital
Inspeksi, Palpasi, kadang Transluminasi
Laki-laki: Phymosis, Hipospadia, Skrotum, Testis
• Extremitas
Memperhatikan sikap anggota gerak, jari-jari, warna kuku, deformitas
Pemeriksaan otot
Kekuatan, Tonus
• Atrofi
Pemeriksaan sendi
Radang sendi (artritis)

24. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Tanda rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
Brudzinski I, II
Kernig
Kekuatan Otot
Pada anak yang kooperatif
5: Normal
4: Dapat melawan tekanan
3: Dapat menahan berat - tidak dapat melawan tekanan
2: Hanya dapat menggerakkan anggota badan
1: Teraba gerakan konstraksi otot, tidak dapat bergerak
0: Tidak ada konstraksi
Reflek tendon
KPR, BPR
Pada Tumor batang otak, hipokalsemia, hipertiroid
pada malnutrisi
Reflek
Babinski, oppenheim
Klonus hiperrefleksi, reflek patologis (+)
Pemeriksaan saraf otak
N.I–XIINeurologi

25. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
1. setelah lahir
Menilai APGAR Score
Menentukan Prognosa
Mencari kelainan kongenital
Menentukan perawatan selanjutnya
Yang perlu diperhatikan
Mengetahui Riwayat kehamilan dan persalinan
Bayi telanjang dibawah lampu penghangat
Menjaga kebersihan tangan dan lain-lain
Bila ada kelainan kongenital sindroma APGAR
Tindakan
Prognosis
2. pemeriksaan lanjutan
Warna kulit, keadaan kulit
Keaktifan, suhu badan
Tangis bayi
Wajah neonatus
Gizi (BB, TB)
Kepala
Dada
Bentuk dada, apnea
Fraktur clavicula
Bunyi jantung
Abdomen
Distensi abdomen
Tali pusat
Anus , Genetalia
Atresia ani
Skrotum, Testis
Extremitas
Polidaktili, Sindaktili
CTEV
Claw hand
Pemeriksaan Neurologis
Reflek moro
Rooting Reflek



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dalam pemeriksaan fisik pada bayi dan anak ini beda sama orang dewasa seperti posisi untuk berbagai bagian pemeriksaan selama masa bayi dan masa anak-anak awal tidak harus mengikuti posisi seperti pemeriksaan orang dewasa yang di anjurkan. Beberapa bagian dapat dilakukan pada pasien atau pada pengakuan anda dengan posisi bayi terlentang atau duduk. Posisi terlentang pada pemeriksaan meja penting memeriksa abdomen, pinggul, genital, dadn rektum serta mulut dan telinga jika bayi sukar kooperatif.
Masa bayi dan anak-anak awal. Tidak ada urutannya khusus kecuali pada pemeriksaan oral dan telinga, abduksi pinggul, dan pemeriksaan rektal (jika diperlukan) harus dilakukan terakhir, karena pemeriksaan ini biasanya membuat bayi menangis. Carilah kesempatan dan dengarkan pada jantung dan paru-paru serta lakukan palpasiabdomen ketika bayi tenang. Masa kanak-kanak akhir. Gunakan pesanan pemeriksaan yang sama seperti pada pemeriksaan orang dewasa, kecuali pada pemeriksaan area yang paling menyebabkan sakit.

B. SARAN
1. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan maka penyusun mengharapkan kritikan dan saran demi pengembangan penulisan selanjutnya.
2. Buku-buku merupakan salah satu sumber pendukung dalam penyusunan suatu makalah oleh sebab itu melalaui kesempatan ini penyusun menyarankan kepada pihak institut khususnya STIKES Husada Jombang untuk menambah penyediaan buku-buku di perpustakaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar