Jumat, 14 Oktober 2011

ASKEB gangguan psikologi pada masa kehamilan

1.1 Latar Belakang
Konsep ini terutama dianut oleh para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominan strukturalisme di Jerman telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris.
Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.
Gejala pertama kehamilan adalah berhentinya siklus haid normal, kebanyakan ibu hamil akan mengalami mual dan muntah, akibat mulai berpengaruhnya aktivitas hormon – hormon yang muncul dalam kehamilan. Seperti Human Chorionic Gonadottropin ( HCG ), gejala lainnya adalah berkurangnya nafsu makan, mengidam, kelelahan, frekuensi buang air kecil yang meningkat, mengalami sembelit dan kemudian akan mengalami perdarahan berbercak dalam kurun waktu sampai 5 minggu usia kehamilan.
Masa paling berat bagi beban psikis ibu hamil terjadi di trimester pertama, yaitu ketika perubahan aktivitas hormonal ibu sedang besar – besarnya. Perubahan inilah yang sering mempengaruhi stabilitas emosi ibu.
Beban fisik dan mental yang di alami ibu hamil biasa di sebabkan oleh karena perubahan fisik dan hormonnya, seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi ibu yang naik turun, beban ini sering diperparah dengan munculnya trauma – trauma kehamilan, sehingga masalah yang di hadapi ibu pun semakin kompleks.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah gangguan psikologi pada masa kehamilan agar kita dapat mempelajari dengan seksama mengenai gangguan – gangguan psikologi pada ibu hamil sehingga kita dapat memahami dan mengenal apa yang di rasakan,dibutuhkan dan di inginkan oleh wanita hamil.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Masa reproduksi merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira – kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40 tahun keatas perempun masih dapat dihamilkan, fertilitas menurun cepat sesudah umur tersebut ( ilmu kandungan,2008).
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosial kultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.

2.2 Hamil yang Tidak di Kehendaki / di Harapkan

1. Kalangan remaja
Remaja bisa bilang kalau seks bebas pranikah itu aman untuk di lakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari prilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas itu adalah kehamilan yang tidak di harapkan ( KTD ). Kehamilan yang tidak di rencanakan sebelumnya bisa merampas “Kenikmatan“ masa remaja yang seharusnya di nikmati oleh remaja laki – laki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD ( kartini, 1992 ) :
a. Memperahankan Kehamilan
Semua dampak tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis maupun sosial. Bila kehamilan di pertahankan resiko psikis yang timbul yaitu ada kemugkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama – sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat di bebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman, seperti di hantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain – lain.
b. Mengakhiri Kehamilan ( Aborsi )
Bila kehamilan di akhiri bisa mengakibatkan dampak negatif secara psikis. Oleh karena itu, itu pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan – perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi.
2. Wanita Dewasa / Ibu Yang Sudah Menikah
Seorang ibu yang tidak menghendaki kehadiran anak disebabkan karena mereka merasa akan menganggu karirnya karena akan membuatnya terikat atau karena ia sudah terlampau sibuk merawat anak – anak yang lain. Selain itu mereka merasa tidak dapat membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dengan merawat anak. Penyebab terjadinya KDT pada wanita / ibu yang telah menikah antara lain karena kegagalan alat kontrasepsi yang di pakai.
2.3 Hamil Dengan Janin Mati
Ibu dari janin yang meninggal pada periode perinatal mengalami penderitaan. Selama kehamilan mereka telah mulai untuk mengenali dan merasa dekat dengan janinnya, ibu yang mengalami proses kehilangan / kematian janin dalam kandungan akan merasa kehilangan. Pada proses berduka ibu memperlihatkan prilaku yang khas dan merasa emosional tertentu. Hal ini di kelompokkan kedalam berbagai tahapan meliputi :
• Syok dan menyangkal, ketika di sampaikan janinnya mati reaksi orang tua / ibu pertama kali adalah syok, tidak percaya dan menyangkal.
• Marah dan bergeming, beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap pencarian karena orang tua mencari alasan tentang kematian. Mereka biasanya mencari hal – hal yang mungkin meraka lakukan dengan berbeda
• Disorientasi dan depresi, emosi predominan pada fase ini adalah kesedihan berduka dibarengi dengan kehilangan, mereka menolak dan menarik diri, orang tua mungkin mengalami kesulitan untuk kembali ke kehidupan normal sehari – hari.
• Reorganisasi dan penerimaan, fase akhir berduka meliputi penerimaan rasa kehilangan dan kembali beraktivitas normal sehari – hari. Hal yang sangat individu ini mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan. Energi emosional ditinggalkan dan di kurangi serta mengalami kembali hubungan baru serta aktivitas baru.
2.4 Hamil dengan Keteregantugan Obat
a. Pengertian
Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau mental ( psikologis ) atau kedua – duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian abat secara terus – menerus atau secara periodik.
b. Dampak Hamil Dengan Ketergantungan Obat
Pengunaan obat – obatan oleh wanita hamil dapat menyebabkan masalah baik pada ibu maupun janinnya. Janin akan megalami cacat fisik dan emosional. Setiap orang tentu menginginkan seorang bayi yang sehat dengan semua bagian badan terbentuk pada bagian yang tepat. Wanita hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat dan mencoba sebisa mungkin untuk menghindari zat – zat berbahaya yang mungkin membahayakan perkembangan bayi mereka. Banyak kebingungan dan kegelisahan tentang apa yang menyebabkan bayi cacat kerena pengaruh obat – obatan. Kalau terjadi keguguran dan ketidaknormalan bayi akan merasakan takut yang berlebihan, panik dan gelisah.
Salah satu tindakan pada ibu hamil dengan ketergantungan obat yaitu : mengadakan hubungan dengan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan di mana ibu belajar menyesuaikan diri dalam menghadapi kehidupan.


2.5 Hamil diluar Nikah

Kehamilan di luar nikah biasanya di akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa :
• Kekurangan kasih sayang yang di berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken home.
• Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.
2.6 Pseudosiesis
Pengertian pseudosiesis adalah kehamilan amaginer atau palsu, gejala kehamilan ini secara psikis lebih berat gangguannya daripada peristiwa abortus. Biasanya gejala yang timbul seperti tanda hamil yang pasti yaitu :
• Berhentinya menstruasi
• Membesarnya perut
• Payudara jadi besar
• Pinggul jadi besar
• Perubahan – perubahan kelenjar endokrin, dll.
Pada kehamilan pseudosiesis secara psokologis ada sikap yang ambivalen terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus di barengi ketakutan untuk merealisir keinginan punya anak, sehingga terjadi proses inhibisi.
Keinginan – keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri yang kemudian di kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan, berbarengan muncul kesediaan untuk tidak menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen yang kontradiktif ini biasanya wanita tidak mau ke dokter untuk memeriksakan dirinya.
2.7 Keguguran
Reaksi wanita terhadap keguguran kandungannya itu sangat bergantung pada kontitusi psikisnya sendiri. Maka tak bisa di pungkiri, bahwa janin atau bayi yang di kandungnya itu di rasakan sebagai bagian dari jasmani dan rohaninya sendiri. Dan berkepentingan terhadap ego wanita yang mengandung embrio tersebut :
1. Faktor penyebab terletak pada psikis dan jiwa.
2. Wanita hamil yang bersangkutan, mencari bantuan pada faktor penyebab tersebut, melakukan abortus secara tidak sadar. Semua peristiwa berlangsung di luar keinginan sendiri, di dorong oleh harapan yang tidak di sadari.
Beberapa penyebab keguguran menurut pendapat psikiater :
1. Adanya penolakan dari ayah bayi
2. Adanya penolakan dari ibu bayi
3. Ketakutan untuk menjadi ibu
4. Kecemasan yang disebabkan dari stres pekerjaan atau perselisihan dengan suami maupun dengan anggota keluarga lain.
2.8 Kemandulan
Pengalaman membuktikan bahwa ketakutan serta kecemasan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi akan menimbulkan dampak menimbulkan dampak yang merintangi tercapainya orgasme pada coitus. Pendapat yang keliru tentang reproduksi akan diinternalisasikan (dicernakan dalam pribadinya) oleh wanita yang bersangkutan dan lambat laun akan menjadi pengaruh psikis.
Pengaruh psikis:
1. Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar)
2. Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan).
Ketakutan tersebut tidak hanya berkaitan dengan fungsi reproduksi saja, akan tetapi berhubungan dengan segala aspek kegiatan seksual. Adapun sebab-sebab dari ketakutan tersebut biasanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sejak pubertas.
Contoh ketakutan tersebut berupa:
1. Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala muntah-muntah dan perut menjadi kembung.
2. Ketakutan pada menstruasi hingga merasakan gejala nyeri dan sakit waktu mendapatkan menstruasi.
Sehingga faktor-faktor ketakutan tersebut ialah rasa bersalah disadari dan mempengaruhi kehidupan psikis.
2.8 Faktor – Faktor yang Menimbulkan Stres pada Wanita Hamil
Berdasarkan SSRS ( Sosial readjusment Rating Scale ) kehamilan menduduki rangking ke 12 dari 43 kejadian dalam kehidupan seorang yang dapat menimbulkan stres, dengan kata lain bahwa kehamilan membawa konsekwensi pada wanita-wanita untuk melakukan penyesuaian atau perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pada saat seorang wanita hamil, maka sejak saat itu sampai masa nifas berturut – turut akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis, perubahan – perubahan yang tejadi mencakup aspek – aspek sebagai berikut :
1. Frekuensi nafas meningkat ( lebih sering ) membuat wanita hamil akan menghirup lebih banyak ( oksigen ) udara
2. Perut semakin membuncit

2.9 Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil

Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :

• Marah

• Tertekan
• Bersalah
• Bingung
• Was – was
• Kesal
• Pilu
• Khawatir

Hal ini biasanya di tandai dengan gejala – gejala :

• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
• Senantiasa berfikiran negatif
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu
• Tiba – tiba takut atau gugup
• Tidak bisa memusatkan perhatian
• Lebih sering lupa
• Rasa bingung dan bersalah
• Makan amat sedikit atau amat banyak
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri
Apabila kondisi – kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya pengobatan.
2.10 Faktor – faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil
1. Sudah punya banyak anak
Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan – kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.
2. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan di anggap akan mengurangi keindahan penampilan.
3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil
4. keluhan sulit tidur
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena sebab sebagai berikut :

• Stres

• Perubahan hormon
• Dihantui kecemasan
• Gangguan psikis


2.11 Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan

Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.



3. Rajin chek up

Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
5. Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.

8. Senam Hamil

Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.





BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh kasus kehamilan palsu / Pseudosiesis
Seorang wanita berusia 30 tahun bernama suhartin. Ia sudah lama ingin merasakan bagaimana rasanya hamil dan menginginkan kehadiran seorang bayi. Ia dan suaminya telah melakukan segala cara untuk mendapatkan keturunan, mulai dari segi medis, spiritual, terapi, termasuk melakukan coitus yang teratur sesuai instruksi dokter namun hasilnya tetap sama. Mereka belum juga mendapatkan momongan. Suaminya telah pasrah dengan keadaan ini, namun keinginan suhartin untuk segera hamil membuatnya mengalami proses inhibisi. Dia merasa bersalah kepada suaminya karena tidak bisa memberikan keturunan. Ia seolah-olah menghukum dirinya sendiri yang kemudian ia kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan hingga ia merasakan gejala yang mirip dengan kehamilan pasti. Ia tidak datang bulan, payudara, pinggul dan perutnya membesar. Ia sangat bahagia dengan keadaan tersebut karena ia menganggap dirinya telah hamil. Ketika suaminya mengajaknya untuk memeriksakan diri kedokter, ia menolak. Ia lebih memilih menggunakan tes HCG untuk memastikan kehamilannya. Namun diluar dugaannya, hasilnya negatif. Belum begitu yakin, ia menerima ajakan suaminya untuk memeriksakan kehamilannya ke Dokter. Dokter melakukan tes USG terhadapnya, namun tidak ada kantung kehamilan disana. Suhartin semakin kecewa. Dokter dan suaminya mencoba menenangkan dan memberikan pengertian kepada suhartin, namun depresi yang dihadapinya lebih parah daripada peristiwa abortus.




3.4 Gambar kasus kehamilan palsu / Pseudosiesis




BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ada berbagai macam depresi/ gangguan psikologi yang bisa terjadi pada masa kehamilan yaitu:

• Hamil yang tidak diinginkan

• Hamil Dengan Janin Mati
• Hamil dengan Keteregantungan Obat
• Hamil diluar Nikah
• Pseudosiesis
• Keguguran
• Kemandulan

Adapun faktor yang mengakibatkan gangguan psikologi pada masa kehamilan antara lain sebagai berikut:

• Sudah punya banyak anak
• Khawatir berubah penampilan
• Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
• keluhan sulit tidur
Cara mengatasi gangguan psikologis pada kehamilan; mengurangi stress, mengkomunikasikan perasaan terhadap pasangan, memberikan support dari pihak keluarga, periksakan kehamilan secara teratur, Makan Sehat, Jaga Penampilan, Kurangi Kegiatan, Dengarkan Musik, Senam Hamil, Latihan Pernafasan, dll.

4.2 Saran

1. Mencari informasi seputar kehamilan, perubahan yang terjadi dalam diri ibu dan hal – hal yang perlu di hindari agar janin tumbuh sehat.
2. Bicarakanlah perubahan selama kehamilan dengan suami, sehingga ia juga tahu serta di harapkan bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang di butuhkan
3. Periksa kehamilan secara teratur
4. Perhatikan penampilan fisik dengan menjaga kebersihan, melakukan latihan fisik ringan.
5. Upayakan dengan berbagai cara agar tehindar dari stres.
6. Lakukan latihan relaksasi dan latihan pernafasan secara teratur.
ibu hamil bisa mencari informasi seputar kehamilannya dari majalah – majalah, buku tentang kehamilan. Tujuannya untuk mengetahui perubahan – perubahan pada ibu hamil, tentang asupan gizi ibu hamil, senam hamil, pemeriksaan kehamilan secara teratur, agar janin tumbuh sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar