A. PENGERTIAN
Kuretase adalah pengosongan uterus pada kehamilan kurang dari 20 mianggu dengan tehnik membuka mulut rahim untuk memasukkan alat kerok.
B. INDIKASI
1. Hemostatis (penghentian perdarahan), misalnya abortus insipiens dan abortus inkompletus
2. Mola Hidatidosa
3. Kelainan medic, yang menyebabkan ibu tidak bisa hamil. Misalnya Kelainan katup jantung
4. Kegagalan kontrasepsi. Kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin.
C. JENIS PENGOSONGAN UTERUS SESUAI UMUR KEHAMILAN
1. Pengosongan uterus pada kehamilan kurang dari 6 minggu atau disebut Induksi haid (Menstrual Regulation)
2. Pengosongan uterus pada kehamilan 6-10 minggu
3. Pengosongan uterus pada kehamilan 10-16 minggu
4. Pengosongan uterus pada kehamilan 16-20 minggu
D. PERSIAPAN ALAT
E. PROSEDUR KERJA
1. Persiapan penderita
- Lakukanlah pemeriksaan umum: TD, Nadi, keadaan jantung, paru-paru dan sebagainya.
- Pasanglah infuse sebagai cairan profilaksis.
2. Persiapan alat-alat kuretase
3. Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi
4. Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara intravena dengan ketalar.
5. Tekhnik kuretase
a. Tentukan letak rahim. Yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai umumnya terbuat dari metal dan biasanya melengkung karena itu memasukkan alat-alat ini harus disesuaikan dengan letak rahim. Gunanya supaya jangan terjadi salah arah dan perforasi.
b. Penduga rahim (sondage). Masukkan penduga rahim sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang atau dalamnya penduga rahim. Caranya adalah setelah ujung sonde terasa membentur fundus uteri, telunjuk tangan kanan diletakkan/dipindahkan pada portio dan tariklah sonde keluar, lalu baca berapa cm dalamnya rahim.
c. Dilatasi. Bila pembukaan serviks belum cukup untuk memasukkan sendok kuret, lakukanlah terlebih dulu dilatasi dengan dilatators atau bougie Hegar. Peganglah busi seperti memegang pensil dan masukkanlah hati-hati sesuai letak rahim. Untuk sendok kuret terkecil biasanya diperlukan dilatasi sampai Hegar no. 7. Untuk mencegah kemungkinan perforasi usahakanlah menggunakan sendok kuret yang agak besar, dengan dilatasi yang lebih besar.
d. Kuretase. Seperti telah dikatakan, pakailah sendok kuret yang agak besar . Memasukkannya bukan dengan kekuatan dan melakukan kerokan biasanya mulailah dibagian tengah. Pakailah sendok kuret yang tajam (ada tanda bergerigi) karena lebih efektif dan lebih terasa sewaktu melakukan kerokan pada dinding rahim dalam (seperti bunyi mengukur kelapa ). Dengan demikian kita tahu bersih atau tidaknya hasil kerokan.
e. Cunam abortus. Pada abortus insipiens, dimana sudah kelihatan jaringan , pakailah cunam abortus untuk mengeluarkannya yang biasanya diikuti oleh jaringan lainnya. Dengan demikian sendok kuret hanya dipakai untuk membersihkan sisa-sisa yang ketinggalan saja.
f. Perhatian. Memegang, memasukkan dan menarik alat-alat haruslah hati-hai, lakukanlah dengan lembut sesuai dengan arah dan letak rahim.
EKSTRAKSI VACUM
A. PENGERTIAN
Ekstraksi vacuum adala suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negative (vacum) pada kepalanya.
B. INDIKASI
Pada Ibu :
1. Untuk memperpendek kala II, misalnya :
• Penyakit jantung kompensata
• Penyakit paru-parufibrotik
2. Waktu kala II yang memanjang
Pada janin :
1. Gawat janin
C. KONTRA INDIKASI
Pada Ibu :
1. Ruptur uteri membakat
2. Pada penyakit-penyakit di mana ibu secara mutlak tidak boleh mengejan, misalnya payah jantung, preeklamsi berat
Pada janin :
1. Letak muka
2. After coming head
3. Janin Preterem
D. SYARAT-SYARAT EKSTRAKSI VACUM
1. Pembukaan > dari 7 cm (hanya pada multigravida)
2. Penurunan kepala janin boleh pada Hodge II
3. Harus ada kontraksi rahim dan tenaga mengejan
E. PERSIAPAN ALAT
F. PROSEDUR KERJA
Prosedur yang dilakukan sebelum melakukan ekstraksi vacuum sama seperti pada melakukan ekstraksi forcep, baik mengenai persiapan2 untuk penolong, maupun keperluan2 untuk bayi yang akan dilahirkan.
Mangkuk yang dipakai disesuaikan dengan lebarnya pembukaan serviks uteri, keadaan dinding vagina dan jauhnya turun kepala janin. Anestesi yang dipakai dapat secara blok pudendal atau anestesi infiltrasi dengan novokain 1%-2%, attau jika kepala janin sudah berada di dasar panggul anestesi tidak mutlak diperlukan.
Langkah2nya:
1. Setelah bagian2 dari alat vacuum ekstraktor dipasang, mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dan langsung diletakkan pada bagian terbawah kepala janin.
Caranya: dengan mempergunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, labium mayora kiri dan kanan dilebarkan ke kiri dan ke kanan. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi miring sedikit. Setelah mangkuk diletakkan pada bagian terbawah dari kepala, dilakukan periksa dalam untuk mengetahi apakah mangkuk betul letaknya dan apakah ada jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan kepala janin.
Catatan: jangan letakkan mangkuk diatas ubun2.
2. Pembantu memompa ekstraktor vacuum sampai menjadi hampa udara 0,2 kg/cm², lalu ditunggu selama lebih kurang 2 menit. Selama menunggu ini dilakukan periksa dalam kembali untuk mengetahui apakah letak cup sudah benar dan tidak ada jalan lahir yang terjepit antara mangku dan kepala. Jika, ada jalan lahir yang terjepit, maka tekanan diturunkan kembali sampao 0kg/cm², dan letak mangkuk dibenarkan. Setelah itu, tekanan dinaikkan lagi sampai 0,2kg/cm², tunggu 2 menit, naikkan tekanan sampai 0,4kg/cm², tunggu 2 menit, naikkan tekanan menjadi 0,6kg/cm², tunggu 2 menit.
3. Lakukan traksi dengan arah yang sesuai dengan arah sumbu jalan lahir. Traksi dilakukan sewaktu his datang dan pasien disuruh mengedan serta searah dengan titik tengah dari mangkuk (supaya pinggir cup tidak lepas dari kepala).
EKSTRAKSI CUNAM (VORCEP)
A. PENGERTIAN
Suatu persalinan buatan di mana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam yang dipasang pada kepalanya.
B. INDIKASI
1. Indikasi Ibu :
• Eklamsi, preeklamsia
• Rupture uteri membakat
• Ibu dengan penyakit jantung, paru-paru, dll
2. Indikasi Janin :
• Gawat janin
3. Indikasi Waktu :
• Kala II memanjang
C. KONTRA INDIKASI
Bila semua syarat dipenuhi, tidak ada kontra indikasi
D. SYARAT
1. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi sefalopelvik)
2. Pembukaan serviks lengkap
3. Kepala janin sudah cakap (engagement)
4. Kepaka janin harus dapat dipegang oleh cunam
5. Janin hidup
6. Ketuban sudah pecah/dipecahkan
E. PERSIAPAN ALAT
Forsep Neagle Simpson Braun Forsep Kjellend
Persiapan untuk ibu :
• Posisi ibu litotomi
• Rambut vulva dicukur
• Kandung kemih dan rectumdikosongkan
• Desinfeksi vulva
• Infus bila diperlukan
• Duk steril
• Bak partus
• Bak hecting
• Uterotonika
Persiapan janin :
• Alat pengisap lender
• Oksigen
• Alat resusitasi
F. PROSEDUR KERJA
Ekstraksi Forcep dengan Forcep Neagle
1. Lakukan periksa dalam lebih dahulu untuk memastikan posisi kepala anak (ubun2 kecil), besarnya pembukaan serviks uteri, dan turunnya kepala.
2. Orientasi forcep. Artinya mengira-ngira dari luar, kira2 bagaimana letak forcep nanti jika sekiranya forcep sudah terpasang. Ancang2 forcep ini dilakukan dalam keadaan terkunci di muka vulva. Kunci forcep hamper selalu menghadap kea rag ubun2 kecil.
3. Memasang forcep. Sebelum memasang forcep, kepala harus difiksir dulu dari atas simpisis pubis oleh seseorang pembantu supaya kepala tidak naik lagi sewaktu sendok forcep dimasukkan.
Cara memasang forcep;
Mula2 peganglah forcep kiri dengan tangan kiri kemudian masukkan secara pelan2 dari arah inguinal kanan pasien. Tangan kanan (4 jari biasanya) berada dalam vagina. Sendok forcep hanya diluncurkan antara jari tangan yang dalam vagina dengan kepala. Tidak boleh didorong2 dengan paksa. Kalau sekiranya agak macet (susah) boleh didorong pelan2 dengan ibu jari tangan yang dalam vagina. Setelah itu forcep kiri ditahan oleh asisten, supaya tidak jatuh.
Gunanya tangan yang berada dalam vagina adalah:
a. Untuk melindungi jalan lahir terhadap sendok forcep
b. Sebagai tempat sendok forcep meluncur
c. Sebagai penuntun (guide) sendok forcep
Sendok forcep kanan dimasukkan pula seperti memasukkan sendok forcep yang kiri, tetapi dari arah yang berlawanan.
Catatan:
- Jika ubun2 kecil berada di kiri depan, maka forcep kanan harus diwanderen(digeser) melalui kepala janin, sampai tangkai forcep kanan sejajar dengan tangkai forcep kiri sehingga forcep mudah dikunci.
- Kalau ubun2 kecil berada di kanan depan, maka yang digeser adalah forcep kiri.
- Kalau forcep kanan yang dimasukkan terlebih dahulu maka sebelum forcep dikunci tangkai forcep harus disilangkan (cross) dulu.
4. Forcep dikunci. Forcep harus bisa dikunci, jika kedua tangkai forcep berada dalam posisi sejajar.
5. Periksa dalam ulangan
Maksudnya ialah untuk memeriksa;
- Apakah ada bagian2 jalan lahir yang terjepit antara forcep dan kepala
- Apakah letak forcep sudah betul
- Apakah terjadi perubahan dari letak kepala. Umpamanya ubun2 kecil yang tadinya berada di ki/ka depan, berubah menjadi UUK di depan.
- Apakah kepala naik lagi sewaktu memasukkan daun forcep. Umpamanya, kepala yang tadinya sudah turun di H.IV berubah letaknya sesudah forcep terpasang umpamanya menjadi H.III (+).
6. Traksi percobaan
Dengan meletakkan tangan kiri di atas forcep dan ujung dari pada kepala, tangan kanan menarik forcep. Bila sewaktu menarik, kepala ikut tertarik dan terasa pada ujung jari ada dorongan kepala, ini artinya forcep sudah benar letaknya. Bila sewaktu menarik, kepala tidak ikut tertarik atau forsep terlepas artinya forcep tidak benar letaknya.
7. Traksi
Traksi harus dilakukan dengan tenaga yang tetap dan arah tarikan yang sesuai dengan arah sumbu jalan lahir.
Kepala di H.IV: Mula2 arah tarikan agak mendatar sampai kelihatan batas rambut belakang dibawah simpisis pubis, kemudian ke atas.
Cara:
Tangkai forcep dipegang dengan kedua tangan atau tangan kanan memegang tangkai forcep sedang 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) tangan kiri memegang pengait forcep. Kemudian dilakukan tarikan sesuai dengan arah sumbu jalan lahir. Setelah kepala sampai di dasar panggul, tunggu sebentar smpai putar paksi selesai. Tarikan dilanjutkan sesuai dengan arah jalan lahir sampai kepala lahir. Sewaktu kepala hendak lahir, perineum ditahan atau kalau perlu dilakukan episiotomy medio-lateral agar perineum tidak robek. Anak dilahirkan dengan pelan2 seperti biasa. Kemudian diletakkan melintang di atas perut ibu. Selanjutnya, janin diurs seperti biasa. Jangan melahirkan janin secara tiba2.
Bilakah forcep dilepaskan?
- Jika kepala seluruhnya dilahirkan dengan forcep, maka forsep dilepaskan di luar vulva.
- Sesudah ukuran kepala yang terbesar sudah melewati vulva, maka forcep dibuka dengan jalan melonggarkan kunci forcep, kemudian sendok forcep dikeluarkan sesuai dengan arah sewaktu memasukkannya tadi.
8. Pengeluaran plasenta
Sesudah janin seluruhnya lahir, placenta dikeluarkan secara manual (kalau memakai narkose umum), jika tidak placenta dapat ditunggu lahir spontan.
9. Eksplorasi kavum uteri
Lakukan eksplorasi dari kavum uteri untuk melihat apakah ada sisa2 plasenta yang ketinggalan atau apakah terjadi rupture uteri.
10. Inspeksi jlan lahir dngan spkulum
Tujuannya adalah untuk melihat apakah terjadi robekan2 pada serviks uteri, forniks posterior, dinding vagina, atau apakah ad avarices dari vagina yang pecah. Setelah hal2 ini selesai, pasien selanjutnya dirawat seperti biasa (diberi uterus tonika, antibiotika, lakukan massage, gurita dan lain2 ).
Catatan: sebaiknya sebelum melkaukan ekstraksi forcep, pasien diberi infuse larutan garam fisiologis NaCl 0,9% terlebih dahulu, sebagai tinadakan profilaksis terhadap syok yang mungkin terjadi sebagai akibat dari narkose yang terlalu dalam atau perdarhan postpartum dan lain2.
G. CARA MEMASANG FORCEP
1. Posisi UUK di dpan atau d bwah smpisis
Daun forcep dipasang melintang terhadp panggul dan mlintang trhadap kpala (biparetal)
2. Posisi UUK kanan atau kiri dpan
Daun forcep dipasang miring terhadap panggul dan melintang tergadap kepala (biparetal).
3. Posisi UUK ka/ki melintang
Metode LANGE: daun forcep dipasang miring terhadap panggul dan mring terhadap kpla. Atau lkukan dlu korksi manual kemudian disu2l pemasangan daun forcep sprti pada 2. Atau langsung pasang forcep Kjelland yang tidak mempunyai lengkung panggul.
4. Posi2 UUK ka/ki belakang
Koreksi manual dulu, lalu disu2l pemasangan daun forcep seperti pada 2. Atau langsung pasang forcep Kjelland. Forcep Neagle dengan metode SCANZONI dua tahap:
- Tahap pertama, daun forcep dipasang biparetal pada kepala dan miring terhadap panggul. Lalu dilakukan traksi sampai UUK menjadi ka atau ki melintang, kemudian forcep dilepaskan,
- Tahap kedua adalah pemasangan daun forcep seperti pada 3.
Bahaya metode SCANZONI:
- Dapat menyebabkan robekan2 yng hebat pada jlan lhr
- Komplikasi2 pada anak lebih banyak dan brat
- Metode SCANZONI akhir2 ini tidak bnyak dilkukan lgi krna terlalu bnyak komplikasinya, baik untk ibu maupun janin. Sbgai gantinya lbih sring dilkukan SC.
5. Presentasi dahi dan muka
Pda presentasi ini, kita bru bleh mlkukan ekstraksi forcep, bila kpla sdah ckp trun memsuki panggul dan posisi dagu janin d dpn. Bila kepala masih tinggi dan dlm posi2 mento-posterior, mka pmsangan daun forcep amat sulit krna rung pnggl smpit. Dlm hal ini pnylesaian partus yng terbaik adalah dgan SC.
6. Pada letak sungsang kpala slit lahir
Biasanya dipakai forcep Piper krna ada lengkungan perineum. Sblum memasang daun forcep, kaki ditarik sampai kpla memasukipanggul.
Cara pemasangan forcep:
a. Kedua kaki janin diangkat ke atas kea rah perut ibu supaya dada janin tidak menghalangi pmasangan forcep, lbih baik lgi bdan janin dibalut kain steril serta diangkat ke atas.
b. Barulah dimasukkan daun2 forcep melintang trhadap panggl dan kpla (biparetal)
c. Lakukn traksi menurut arah jalan lahir, boleh pula seseorang pmbantu (asisten) mendorong kpala dari simpisis pbis
EMBRIOTOMI
Embriotomi : suatu persalinan buatan dengan cara merusak atau memotong2 bagian tubuh janin agar dapat lahir pervaginam tanpa melukai ibu.
Indikasi:
1. Janin mati dan ibu dalam keadaan bahaya (maternal distress) atau
2. Janin mati dan tak mungkin lahir secara spontan
Syarat:
1. Janin sudah mati, kecuali pada kasus hidrosepalus, hidrops fetalis atau pada kleidotomi
2. Conjugata vera lebih dari 6 vm
3. Pembukaan servik > 7 cm
4. Ketuban sudah pcah
5. Jalan lahir normal
KRANIOTOMI
Tindakan untuk memperkecil ukuran kepala janin dengan cara memberi lubang dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat dilahirkan pervaginam.
Tindakan kraniotomi biasanya disusul dengan ekstraksi kepala dengan menggunakan kranioklast sehingga tindakan ini lazim disebut sebagai tindakan perforasi & kranioklasi
DEKAPITASI
Tindakan untuk memisahkan kepala dari tubuh janin dengan cara memotong leher janin.
Indikasi : Letak Lintang
KLEIDOTOMI
Definisi : Tindakan memotong atau mematahkan 1 atau dua buah klavikula untuk memperkecil diameter lingkar bahu.
Indikasi: Distosia bahu
EVISERASI atau EKSENTERASI
Definisi: Tindakan merusak dinding abdomen atau thorax untuk mengeluarkan organ viseral
Indikasi: Letak lintang
SPONDILOTOMI
Definisi: Tindakan memotong ruas tulang belakang
Indikasi: Letak lintang dorso inferior
PUNGSI
Definisi: Tindakan untuk mengeluarkan cairan dari kepala janin
Indikasi: Hidrosepalus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar