B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Meningkatkan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya pemilihan alat kontrasepsi yang tepat.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :
Bila prosentase hasil : 76 – 100 %
Bila prosentase : <40 style=""> (Arikunto,2006)
b. Perawatan Pasca Persalinan.
Buang air besar harus di lakukan 3-4 pasca persalinan.
Dianjurkan sekali untuk menyusukan bayi.
7) Pemeriksaan pasca persalinan.
a) Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya.
b) Keadaan umum : suhu badan dan selera makan.
c) Payudara, ASI, puting susu.
d) Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rektum.
e) Sekret yang keluar, misal Lochia, Flour albusi.
f) Keadaan alat-alat kandungan.
8) Nasehat untuk ibu post natal.
a) Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan.
c) Kerjakan Gimnastek sehabis bersalin.
e) Bawalah bayi untuk memperoleh imunisasi.
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.(Hanifa wiknjosastro,2002)
3. Konsep Dasar Alat Kontrasepsi
a. Pengertian Alat Kontrasepsi
Sikap yang baik petugas kesehatan dalam melakukan konseling bagi calon klien KB:
1) Memperlakukan klien dengan baik.
2) interaksi antara petugas dengan klien.
3) memberikan informasi yang baik dan benar.
4) menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
5) membahas metode yang di ingini klien.
6) membantu klien untuk mengerti dan mengingat(Biran affandi,2006)
1) Kontrasepsi Kombinasi (Estrogen dan Progesteron)
Macam-macam alat kontrasepsihormon estrogen :
Jenis pil kombinasi antara lain :
(c) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
(d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
(1) Tidak mengganggu hubungan seksual.
(2) Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia) tidak terjadi nyeri haid.
(4) Mudah dihentikan setiap saat.
(5) Dapat digunakan kontrasepsi darurat.
(6) Dapat digunakan usia remaja sampai menopause
(1) Mahal dan membosankan karena harus digunakan setiap hari.
(2) Mual, terutama pada 3 bulan pertama.
(3) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
(6) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
Yang dapat menggunakan pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi seperti :
(2) Telah memiliki anak ataupun yang belum
(4) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(8) Anemia karena haid berlebihan
(11) Kencing manis tanpa komplikasi ginjal, pembuluh darah.
Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi adalah :
(1) Hamil atau dicurigai hamil
(3) Perdarahan pervaigna yang belum diketahui penyebabnya
(4) Penyakit hati akut (hepatitis)
(5) Perokok dengan usia > 35 tahun
(6) Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah >180/110mmHg
(7) Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun
(8) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
(9) Migrain dan gejala neurologik fokal(elipsi/ riwayat epilepsi)
(10) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
(2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
(3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi :
(1) Resiko terhadap kesehatan kecil
(2)Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(3)Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
(6)Mengurangi jumlah perdarahan
Kerugian memakai suntik kombinasi
(5) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
Yang boleh menggunakan suntik kombinasi
(2) Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
(3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tingggi
(4) Menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan
(5) Pasca persalinan dan tidak menyusui
(9) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
Yang tidak boleh menggunakan suntik kombinasi
(2) Menyusui dibawah 6 bulan pasca persalinan
(3) Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya
(4) Penyakit hati akut (virus hepatitis)
(5) Usia >35 tahuhn yang merokok
(6) Riwayat kelainan tromboemboli atau kencing manis > 20 tahun
(7) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala/ migran.
a).Kontrasepsi Suntik Progestin
Tersedia 2 jenis Kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
(b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
(c) Menjadikan slaput lendir rahim tipis
(d) Mengambat transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan suntik progesteron yaitu :
(b) Pencegahan kehamilan jangka panjang
(c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(e) Tidak memiliki pengaruh terhadap asi
(g) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai peri menopaus.
(h) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang pagul
Keterbatasan suntik progesteron yaitu :
(a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
(1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
(2) Perdarahan haid yang banyak atau sedikit
(3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak(spotting)
(b) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum diberikan
(c) Permasalahan berat badan merupakan efek saping tersering
(d) Terlambatnya kembali kesuburan setelah pengehentian pemakaian
(e) Terjadi pada perubahan lipid serum pada penggunaan jangka panjang
Yang dapat digunakan suntik progestin :
(b) Nuli para dan telah memiliki anak
(c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
(d) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(e) Setelah abortus atau pengguguran
(f) Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
(h) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
(j) Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
Yang tidak boleh menggunakan suntik progestin :
(a) Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000kelahiran)
(d) Diabetes melitus disertai komplikasi
b). Kontrasepsi Pil Progestin (Mini Pil)
Jenis minipil dengan kemasan isi 35 pil dan kemasan isi 28 pil.
(1) Menekan sekresi gonadrotropin dan sintesis sreroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
(2) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
(3) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
Keuntungan kontrasepsi ini yaitu :
(a) Sangat efektif bila digunakan secara benar
(b) Tidak mengganggu hubungan seksual
(e) Nyaman dan mudah digunakan
(g) Dapat dihentikan setiap saat
(h) Tidak mengandung estrogen.
(a) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
(b) Meningkatkan penurunan berat badan
(c) Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama
(d) Bila lupa 1 pil saja kegagalan lebih besar
(e) Payudara menjadi tegang, mual, pusing dermatitis, jerawat
Yang boleh menggunakan minipil
(b) Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak
(c) Pasca persalinan dan tidak menyusui
(d) Menginginkan metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
(g) Mempunyai tekanan darah tinggi.
Yang tidak boleh menggunakan minipil
(b) Perdarahan pervagina dan belum jelas penyebabnya.
(c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
(d) Sering lupa menggunakan pil
(e) Mioma uterus, progestin yang memicu pertumbuhan mioma
Terdiri dari 6 batang silastik lembut di isi dengan 36 mg levonergestrel dan lama kerjanya 5 tahun
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levanor gestrel dengan lama kerja 3 tahun
(1) Lendir serviks menjadi kental
(2) Membantu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
(3) Mengurangi transportasi sperma
(2) Perlindungan jangkan panjang (sampai 5 tahun)
(3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
(4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
(5) Bebas dari pengaruh estrogen.
(6) Tidak mengganggu kegiatan sanggama.
(8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
(9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:
(2) Peningkatan/penurunan berat badan.
(6) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
(7) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
(9) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).
(2) Telah memiliki anak ataupun yang belum.
(4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
(5) Pascapersalinan dan tidak menyusui.
(7) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
(8) Riwayat kehamilan ektopik.
(10) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
(11) Sering lupa menggunakan pil.
Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
(2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
(3) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
(4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
(5) Miom uterus dan kanker payudara.
(6) Gangguan toleransi glukosa.
(1) Efektif bila digunakan dengan benar
(2) Tidak menganggu reproduksi Asi
(3) Tidak mengganggu kesehatan klien
(4) Murah dan dapat dibeli secara umum
Keterbatasan kontrasepsi kondom
(1). Efektifitas tidak terlalu tinggi
(2). Cara penggunaan sangat mempengaruhi kontrasepsi
(3). Harus tersedia setiap kali berhubungan seksual
(4). Beberapa klien malu untu membeli kondom ditempat umum
(1)Ingin berpartisipasi dalam program KB
(2)Ingin segera mendapat alat kontrasepsinya
(3)Ingin kontrasepsi sementara
(4)Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS
(1)Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan
(2)Alergi terhadap bahan dasar kondom
(3)Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
(4) Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi(Biran Affandi.2006).
5) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR)
Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :
b). Bentuk tertutup seperti : ota ring, antigon, grafeen bergring, hall-stone ring, dan lain-lain.
Menurut tambahan obat atau metal, AKDR dibagi menjadi :
(1) Medicated IUD, misalnya Cupper-T-200, Cupper-T 220, dan sebagainya.
(2) Unmedicated IUD misalnya Lippes 100P, marguiles, dan lain-lain.
(a) Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih
(b) Ingin menjarangkan kehamilan
Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
(c) Perdarahan uterus yang abnormal
(e) Anemia berat dan gangguan pembuluh darah
Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
(a) Hanya satu kali pemasangan
(c) Dapat mencegah kehamilan dalam waktu panjang
Efek samping Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
(g) Kehamilan dengan IUD insitu
(h) IUD tertanam dalam dinding rahim. (Harnawatiaj,2008).
Jenis kontrasepsi mantap diantaranya :
(b) Tidak mempengaruhi proses menyusui
(c) Tidak bergantung pada faktor senggama
(d) Baik bagi lien apabila kehamilannya akan menjadi resiko
(e) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Keterbatasan kontrasepsi mantap
(b) Klien dapat menyesal dikemudian hari
Yang dapat menjalani tubektomi yaitu :
(c) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
(d) Pada kehamilan akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
Yang tidak dapat menjalani tubektomi yaitu :
(a) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
(b) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
(d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan
7) Metode Keluarga Berencana Ilmiah (KBA)
a) Metode lendir serviks (Metode Ovulasi Billings /MOB)
b) Card yang kurang efektif misal sistem kalender atau pantang berkala
(1) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
(2) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
(3) Tidak ada efek samping sistemik
(1) Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian)
(2) Keefektifan tergantung dari kemauan dan dispilin pasangan untuk mengikuti instruksi
(3) Dibutuhkan pelatih /guru KBA (Bukan Tenaga Medis)
(4) Perlu pantang selama masa seubur untuk menghindari kehamilan
(5) Perlu pencatatan setiap hari
(6) Termometer basal digunakan untuk metode tertentu
(1) Semua perempuan semasa reproduksi baik siklus normal atau tidak normal
(2) Semua perempuan baik paritas berapapun termasuk nulipara
(3) Perempuan kurus ataupun gemuk
(5) Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain
(6) Perempuan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid.
Yang seharusnya tidak memakai KBA :
(1) Perempuan dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya
(3) Perempuan yang tidak suka menyentuh alat genetalianya
Cara kerja senggama terputus :
a) Efektif bila dilaksanakan dengan benar
b) Tidak menggangu produksi asi
c) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
e) Dapat digunakan setiap waktu
Keterbatasan senggama terputus :
c) Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual
a) Suami yang ingin berpartisipasi dalam KB
b) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
c) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sampai menunggu metode lain yang lain
d) Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
e) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
a) Suami dengan pengalaman ejakulasi dini
b) Suami yang sulit melakukan senggama terputus
c) Istri yang mempunyai pasangan sulit bekerjasama
d) Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
9) Metode Amenorea Laklasi (MAL)
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
a) Menyusui secara penuh (Full Breast Feeding), lebih efektif bila pemberian 7/8 x sehari
c) Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya
Cara kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL)
(a) Efektifitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan)
(d) Tidak ada efek samping secara medis
(e) Tidak perlu pengawasan medis
(f) Tidak perlu obat atau alat
(a)Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.
(b)Mungkin sulit dilakukan karena kondisi sosial
(c)Efektifitas tinggi sampai kembalinya haid
(a) Ibu yang menyusui secara eksklusif
(b) Bayinya berumur kurang dari 6 bulan
(c) Belum mendapat mendapat haid setelah meahirkan
Yang seharusnya tidak pakai MAL
(a) Sudah mendapat haid setelah bersalin
(b) Tidak menyusui secara eksklusif
(c)Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
|
Sumber : Notoatmodjo (2005), Modifikasi Nursalam (2003).
Penjelasan kerangka konseptual pengetahuan ibu nifas tentang pemilihan alat kontrasepsi yamg tepat
A. Jenis dan Rancang-bangun Penelitian
Sedang rancang - bangun penelitian yang di gunakan adalah deskriptifkuantitatif.
|
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pemilihan alat kontrasepsi yang tepat | 1. pengertian alat kontrasepsi. |
Penelitian dilakukan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi.
Waktu penelitian dimulai bulan 19 juli sampai 6 agustus 2009.
F. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
Langkah – langkah pengolahan data sebagai berikut :
Mentabulasi dengan memuat tabel – tabel sesui dengan analisis yang dibutuhkan.
∑F : Jumlah jawaban yang benar
n : Jumlah skor maksimal semua jawaban yang benar
1) Baik : 76 – 100 % (13-16 jawaban yang benar)
2) Cukup : 56 – 75 % ( 9-12 jawaban yang benar)
3) Kurang : 40 - 55 % (5-8 jawaban yang benar)
4) Tidak baik : <40 style=""> (0-4 jawaban yang benar)
Adalah lembar persetujuan yang akan diberikan pada subyek yang akan diteliti.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Glagahagung Kecamatan Purwoharjo
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pantai Grajagan Kecamatan Purwoharjo
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo
Tenaga kesehatan di puskesmas Grajagan antara lain :
|
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui sebagian besar
responden berumur 20 - 35 tahun yaitu 23 responden (76,67%).
b. Karakteristik responden menurut pendidikan
|
c. Karakteristik responden menurut pekerjaan
|
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui sebagian besar IRT yaitu 21 responden ( 70,00% )
d. Karakteristik responden menurut sumber informasi
|
e. Karakteristik responden menurut metode yang digunakan
|
Data pengetahuan ibu nifas tentang pemilihan alat kontrasepsi yang tepat.
|
a. Hendaknya menambah pengetahuan tentang pemilihan alat kontrasepsi yang tepat.
3. Bagi Instansi Kesehatan/ Perpustakaan
Affandi, Biran (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: YBP-SP.
Arikunto. Suharsimi, (2006). Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta.RINEKA CIPTA.
Harnawati aj.(2008). “Alat Kontrasepsi Dalam Rahim”. KB Zone (online) No 8 (http://wordpress.com).
IBI. PP. (2006). Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta. IBI,PP.
Muki & Dhyanti (2009).”Nifas” Geocities (online) (http://www.geocities.com) diakses 13 feb 2009.
.Nazir, Moh, Ph.D, (2006). Metode Penelitian. Jakarta.GHALIA INDONESIA, Anggota IKAPI.
Notoatmojo, Soekidjo, (2003). Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan. Jakarta.RINEKA CIPTA.
Notoatmojo, Soekidjo, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.RINEKA CIPTA.
Prawihardjo, Sarwono, (2006). Ilmu Kebidanan, Jakarta:YBP-SP.
Suyanto dan Ummi Salamah, (2009). Riset Kebidanan, Jogjakarta.MITRA CENDIKIA.
Wiknjosastro, Hanifa, (2002). Buku Acuan Nasional. Pelayanan Kesehatan Maternal, Jakarta:YBP-SP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar