KTI
TINGKAT PENgetahuAN IBU TENTANG
PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang semakin maju diharapkan bangsa indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya dalam bidang kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan bayi dan anak yang tidak terpecahkan dari keluarga dan masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah peranan ayah, ibu dan anak, dimana fungsi pokok keluarga adalah terhadap anggota keluarganya adalah asah, asih, & asuh. Sehingga dibutuhkan peranan ibu dalam pengasuhan dan perawatan yang baik untuk bayinya. Kebanyakan perawatan bayi baru lahir yang dialami masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dalam perawatan bayi baru lahir terutama tali pusatnya. Terutama didaerah pelosok yang merawat bayinya dengan menggunakan cara tradisional serta pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Selain itu juga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pelayanan neonatal atau bayi baru lahir (DepKes RI, 2009)
Menurut The World Health Report 2008, AKB di Indonesia mencapai 20/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007/2008). Berarti setiap jam terdapat 10 bayi baru lahir meninggal, setiap hari ada 246 bayi meninggal dan setiap tahun ada 89.770 bayi baru lahir yang meninggal. Kematian bayi lahir sebesar 79% terjadi setiap minggu pertama kelahiran terutama pada saat persalinan. Sebanyak 54% terjadi pada tingkatan keluarga yang sebagian besar disebabkan tidak memperoleh layanan rujukan dan kurangnya pengetahuan keluarga akan kegawatdaruratan pada bayi . Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah prematuritas dan BBLR (29%), asfiksia (gangguan pernapasan) bayi baru lahir (27%), tetanus neonatorum (10%) dan masalah pemberian ASI (10%) . (Sinar Harapan, 2009). Sedangkan jumlah angka kematian bayi di Provinsi JawaTimur pada Tahun 2005-2008 adalah 1.162 (18,5%) bayi. Dan untuk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2006-2008 teradapat 187 bayi meninggal atau 9/1000 kelahiran hidup. (DinKes. Kab. Banyuwangi)
Masalah yang ada di tempat penelitian yaitu di desa Parangharjo kecamatan songgon ini adalah masih terdapat ibu yang menggunakan daun sirih untuk membungkus tali pusat, adapula yang menggunakan remasan daun sirih dengan garam, sehingga hal ini dapat menyebabkan infeksi. Terbukti pada tahun 2007 terjadi kematian seorang bayi akibat tetanus neonatorum.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 30 juni 2009 di BPS seorang bidan yang ada di wilayah Desa Parangharjo (BPS Dina Oktarini,Amd.Keb.). Terdapat 10 orang ibu yang melahirkan dan 4 orang (4%) mengatakan merawat tali pusatnya dengan remasan daun sirih dan garam karena dianggap tidak menimbulkan bau yang kurang sedap juga tali pusat pada bayi cepat puput. Namun ada juga 4 ibu (4%) yang merawat tali pusat anaknya menggunakan kassa yang direndam alkohol, dengan alasan yang sama. Sedangkan hanya 2 orang (2%) yang merawat tali pusat bayinya menggunakan kassa steril yang dianjurkan bidan.
Salah satu upaya atau cara untuk mengatasi masalah dan mengurangi angka kematian bayi karena infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum) seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan RI pemerintah menggunakan strategi yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan maternal dan neonatal berkualitas yang Cost – Efective yang tertuang dalam tiga pesan kunci, yaitu :
1. Setiap kehamilan diberikan Toksoid Tetanus yang sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum.
2. Hendaknya sterilitas harus diperhatikan benar pada waktu pemotongan tali pusat demikian pula perawatan tali pusat selanjutnya.
3. Penyuluhan mengenai perawatan tali pusat yang benar pada masyarakat.
Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan ketiga pesan kunci tersebut dan pencapaiannya, target yang telah ditetapkan untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2010 adalah 16/1000 kelahiran hidup (DepKes RI,2009).
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini diberi judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi”
B. batasan masalah & RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi sebatas “tahu”
Dan rumusan masalah dari penelitian ini adalah :“ Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi?”
C.TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian Cara Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
b. Untuk mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
c. Untuk mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
d. Untuk mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Penanggulangan atau Pencegahan Infeksi Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
D.MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep teori yang menyongsong perkembangan ilmu pengetahuan kebidanan khususnya pada pengetahuan tentang perawatan tali pusat
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan masukan yang berarti bagi para ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang perawatan tali pusat melalui perseptif motivasi
3. Bagi peneliti atau Mahasiswa
Meningkatkan keilmuan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi tuntutan IPTEK
4. Bagi Instansi pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi pengelola program kesehatan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan ) bagi masyarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi Untuk
5. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan bahan untuk penelitian selanjutnya
BAB 2
Tinjauan Pustaka
a. landasaN TEORI
1. Konsep Dasar Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ini domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). (Notoatmodjo, 2003 hal 127 ).
Pengetahuan adalah dua buah kelebihan manusia dibanding dengan mahluk lain ciptaan Allah, dengan pengetahuan (knowledge) maka manusia dapat mengetahui apa air, api, alam dan sebagainya. (Suyanto dan Umi Salamah, 2009 hal 1 ).
a. Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa yang telah diterima juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau si ibu tentang apa yang telah dipelajari antara lain ibu bias menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehesion)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Seseorang atau ibu yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menjelaskan, menyimpulkan, tentang materi yang dipelajari. Misalnya menjelaskan mengapa harus periksa hamil trismester I, II dan III.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Misalnya si ibu mampu memecahkan masalah atau problem yang terjadi pada kehamilannya tersebut mengalami kelainan / tidak.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau bisa diartikan sebagai kemampuan si ibu untuk membedakan bahwa kehamilan yang dialami normal atau ada kelainan, misal mual muntah yang biasa merupakan hal yang wajar pada sebagian ibu hamil.
5. Sintetis (Syntetis)
Sintetis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun rencana, merencanakan, dan menyelesaikan antara teori atau materi yang telah ada. Contoh seperti : dalam teori tanda-tanda hamil muda adalah mual, muntah, dan pusing sedang dalam kenyataan kebanyakan ibu hamil muda mengeluh mual, muntah, dan pusing.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri. Misalnya, si ibu dapat membandingkan antara ibu hamil yang diperiksa rutin pada kehamilan, dengan ibu hamil yang tidak mau diperiksa saat hamil (Notoatmodjo, 2003 hal 129 ).
b. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Usia
Yaitu waktu untuk hidup / ada sejak di lahirkan. Usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup usia tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir.
2. Pendidikan
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandanganya terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang yang berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan rendah dalam menyikapi proses dan berinteraksi.
3. Pekerjaan
Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang mereka miliki jadi berkurang. (Notoatmodjo, 2003:232)
4. Paritas
Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi hidup. Dimana para wanita memperoleh pengetahuan dari pengalaman pribadi. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung ataupun tidak langsung ,namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.
5. Intelegensia
Intelegensia prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dan cara – cara pengambilan keputusan.
6. Sosial Ekonomi
Individu yang berasal dari keluarga status ekonomi baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depanya dibandingkan dengan keluarga sosialnya ekonominya lebih rendah.
7. Sosial Budaya
Adat istiadat yang berlaku setiap daerah akan berpengaruh terhadap prilaku seseorang.
8. Jenis kelamin
Jenis kelamin berkaitan dengan prilaku, modal bahwa individu melakukan modal sesuai jenis kelaminya (Notoatmodjo, 2003 hal 133 ).
c. Penilaian pengetahuan
1. Pengetahuan Baik
Bila prosentase hasil 76 – 100 %
2. Pengetahuan Cukup
Bila prosentase hasil 56 – 75 %
3. Pengetahuan Kurang
Bila prosentase hasil 40 – 55 %
4. Pengetahuan Rendah
Bila prosentase hasil <>
( Arikunto, 2006 )
2. Konsep Dasar Tali Pusat
a. Pengertian Tali Pusat
Tali pusat adalah struktur berbentuk tali kecil (ahmad A.K. muda ,2000;132)
Tali pusat terdiri dari bagian maternal (desidua basalis) dan bagian janin (vili korionik). Permukaan maternal lebih memerah dan terbagi menjadi beberapa bagian (kotiledon). Permukaan fetal ditutupi dengan membran amniotik dan merupakan membran yang halus serta berwarna kelabu dengan tonjolan pembuluh darah sehingga tali pusat tidak hanya sebagai penyalur sumber makanan dan sebagai penyaring bagi janin. ( Sarwono,2006)
Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. (Akbar, 2008).
Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat – zat gizi dan oksigen pada janin. Tetapi begitu bayi lahir saluran ini tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan dijepit.
Sebelum memotong tali pusat dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan seperti :
1). Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap sedia
2). Pantau kemungkinan terjadi perdarahan
b. Manfaat perawatan tali pusat
Ada 3 manfaat perawatan tali pusat menurut Admin,2009 yaitu :
1). Dapat merawat tali pusat dengan tehnik septik dan aseptik
2). Dapat membersihkan tali pusat dan sekitarnya
3). Dapat mencegah timbulnya infeksi oleh bakteri.
c. Penatalaksanaan perawatan tali pusat dengan benar
Menurut Depkes RI (Panduan APN,2004;4-7) adalah:
1). Jangan membungkus pusar atau perut ataupun mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat, nasehati keluarga untuk tidak memberikan apapun pada tali pusat bayinya.
2). Menutup luka tali pusat dengan dibalut kassa steril dan kering
3). Beri nasehat pada keluarganya sebelum penolong meninggalkan bayinya:
- Lihat popok dibawah puntung tali pusat.
- Jika puntung tali pusat kotor, cuci secara hati – hati dengan air matang (DTT/desinfeksi tingkat tinggi) dan sabun. Keringkan secara seksama dengan air bersih.
- Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan jika tali pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah.
- Jika pusat menjadi merah atau keluar nanah maupun darah, segera rujuk bayi tersebut ke fasilitas yang mampu untuk menangani dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir secara lengkap.
Menurut penelitian serta rekomendasi WHO, cara merawat tali pusat yaitu :
Cukup membersihkan pangkal tali pusat menggunakan air dan sabun , lalu kering anginkan hingga benar – benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dari pada tali pusat yang dibersihkan menggunakan alkohol. Meski demikian, praktek membersihkan tali pusat dengan alkohol juga tidak sepenuhnya dilarang karena bahkan di beberapa negara maju pun masih diterapkan. Pertimbanganya, tali pusat yang dirawat tanpa menggunakan alkohol terkadang menimbulkan aroma yang menyengat. Hal inilah yang membuat orang tua merasa khawatir. Bila orang tua ragu untuk menentukan cara mana yang akan diterapkan, lebih baik diskusikan dengan dokter.
Selama sebelum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasanya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Jangan khawatir, bayi anda tetap wangi meskipun hanya dilap saja selama seminggu. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah bagian pangkal tali pusat bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik tali pusat). Tenang saja, bayi anda tidak akan merasa sakit. Sisa air yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kassa steril atau kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat. Anda dapat mengipas dengan tangan atau meniupnya untuk mempercepat pengeringan. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali sehari selama pembalut tali pusat tidak dalam keadaan kotor atau basah.
Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apaqpun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga dapat menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup, tutup atau ikat pada bagian atas tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat leluasa mendapat udara. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan terlepas.
d. Cara penanggulangan atau pencegahan infeksi pada tali pusat
1). Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusat
2). Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu pasca persalinan
3). Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya
4). Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah atau kotor. (Arin & Akbar :2009)
B. Kerangka Konseptual
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : - Usia - Pendidikan - Pekerjaan - Paritas | |
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang perawatan tali pusat
Keterangan :
= Variabel tidak diteliti
= Variabel yang diteliti.
( Notoatmodjo, 2006 dan Arikunto 2006 ).
Adapun variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat meliputi : tingkat tahu, Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia, pendidikan, pekerjaan , paritas. . Semua faktor tersebut mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayinya.
Pengetahuan adalah suatu yang diketahui, yang ditangkap dengan panca indra manusia baik secara formal maupun informal. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat, diharapkan semakin mudah dalam menerima informasi tentang perawatan tali pusat.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang – bangun Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian atau penelaah subyek dengan tujuan utama mendeskriptifkan atau menggambarkan tentang suatu keadaan atau peristiwa. (Suyanto dan Umi salamah, 2009).
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Dalam penelitian ini menggunakan rancangan atau desain survey, suatu desain yang digunakan untuk menyediakan informasi berhubungan dengan prevalensi, populasi. (Nursalam, 2003)
B. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah konsep atau teori dapat diukur (Measurable) atau diamati (observable). (Suyanto & Ummi Salamah, 2009)
Pada penelitian ini variabelnya adalah tingkat pendidikan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi.
2. Definisi Operasional
Adalah definisi berdasrakan karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut.
Table 3.1 Definisi operasional tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi
C. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti (Soekidjo Notoadmodjo, 2003; 93).
Jumlah ibu yang melahirkan dan ibu hamil dengan umur kehamilan pada trimester III di Desa Parangharjo selama bulan Juni – Juli adalah 20 ibu.
D. Sampel
Sample adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dan dianggap memiliki seluruh populasi (Soekidjo Notoadmodjo, 2003; 93).
Sample dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan dan ibu hamil dengan umur kehamilan pada trimester III di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon – Banyuwangi yaitu 20 orang. Yang diambil dengan cara non probability sampling. Menurut Arikunto (2006 ;131) “ Jika subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25% atau lebih.”.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat : Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Waktu : Penelitian dilakukan selama 4 bulan dimulai bulan Juni – September 2009.
Pemilihan wilayah tersebut karena masih adanya ibu yang merawat tali pusat bayinya menggunakan ramuan.
F. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang berbentuk Closed Ended Question yang mana memilih jawaban yang sesuai yang diketahui responden. Peneliti juga menggunakan data sekunder berupa rekam medis bidan wilayah, dan data geografi wilayah desa Parangharjo. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap cara ibu merawat tali pusat bayinya.
2. Prosedur pengumpulan data
Dalam pengumpulan data peneliti melakukan proses – proses seperti berikut ini:
a. Peneliti mendapat informed concent
b. Peneliti memberikan penjelasan sebelum mengisi kuesioner.
c. Peneliti memberikan kuesioner pada ibu
d. Hasil kuesioner dikumpulkan dengan pemberian kode dan dilakukan penilaian skor.
G. Tehnik Analisis Data
1. Pengolahan data kuesioner
Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan tahap – tahap sebagai berikut :
a.Pemeriksaan data (Editing)
Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner ini berarti bahwa semua kuesioner ini harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan pengisian dan kejelasan penelitian. Jika terdapat jawaban yang tidak jelas penulisanya atau daftar pertabyaan yang tidak berarti maka pengumpulan data yang bersangkutan diminta untuk menjelaskan dan melengkapinya.
b.Pemberian kode (Coding)
Memberi tanda kode pada jawaban angka, hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam melakukan tabulasi dan analisa data yang diberi nilai 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban yang salah
c.Penyusunan Data (Tabulation)
Yaitu dengan menyusun data dalam bentuk table untuk mengetahui pengetahuan dihitung menggunakan table ditabulasi frekuensi dalam bentuk prosentase. (Budiarto,2001 :29-31)
2. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dari responden dihitung dengan menggunakan table tabulasi frekuensi dalam bentuk prosentase dan dimasukkan dalam kriteria sebagai berikut :
Jawaban benar nilai :1
Jawaban salah nilai : 0
76 – 100 % baik
56 – 75 % cukup
40 – 55 % kurang
0 – 40 % rendah
(Arikunto, 2006)
Kemudian prosentase bisa didapat dengan menggunakan rumus :
P = . 100%
Keterangan :
P : Prosentase
f : jumlah frekuensi yang memiliki kriteria baik /sedang/ cukup / tidak baik
n : jumlah keseluruhan responden
H. Etika Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengajukan ijin kepada kepala Desa Parangharjo dan Bidan setempat melalui surat ijin permohonan dari Poltekes Majapahit Prodi Kebidanan Banyuwangi, lalu mengadakan penelitian dengan etika.
1). Informed concent
Merupakan lembar persetujuan yang akan diedarkan sebelum penelitian dilakukan pada seluruh klien yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti. Tujuannya supaya mengerti maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Apabila klien yang bersedia diteliti harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika klien menolak diteliti peneliti menghormati haknya.
2). Anonymity
Nama subyek tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Untuk mengetahui keikutsertaan responden peneliti menuliskan nomor kode pada masing – masing lembar pengumpulan data.
3). Confidentiality ( kerahasiaan )
Informasi yang telah dikumpulkan dari subyek dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan pada hasil penelitian.
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian. Burn dan Grove (1991;26) yang dikutip Nursalam (2003) dalam penelitian ini penulis banyak memiliki keterbatasan yaitu :
1. Sample yang digunakan ibu pasca melahirkan dan ibu hamil dengan umur kehamilan pada trimester III di Desa Parangharjo kecamatan Songgon dengan jumlah yang minim.
2. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, karena baru pertama kali mengadakan penelitian, yaitu waktu dan dana, maka peneliti mengambil sample 20 ibu dengan evaluasi perawatan tali pusat.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data dari data sekunder geografi wilayah desa parangharjo dan kuesioner yang diperoleh pada tanggal 27 Juli sampai dengan 8 Agustus 2009 di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum
Luas desa Parangharjo : 485,80 Ha.
Terdiri dari :
a. Tanah sawah seluas : 309,3 ha
b. Tanah perkebunan seluas : 21,1 ha
c. Tanah pemukiman dan pekarangan seluas : 59,5 ha
d. Tanah fasilitas umum : 19,4 ha
Desa parangharjo dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Songgon
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Songgon dan Sumberbulu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sumberbaru
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Bedewang
Desa Parangharjo terdiri dari Tiga (3) dusun Yaitu :
a. Dusun Krajan yang terdiri dari : 4 RW : 14 RT
b. Dusun Bangunrejo yang terdiri dari : 3 RW : 8 RT
c. Dusun Rejeng yang terdiri dari : 2 RW : 7 RT
2. Data Umum
a. Data Usia Responden
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia ibu di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009.
Dari sumber tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah berusia 20 – 35 tahun sebanyak 17 responden (85%).
b. Data Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir ibu di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009.
Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah berpendidikan SLTP sebanyak 9 responden (45%).
c. Data Pekerjaan Responden
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009.
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 20 responden lebih dari 50 % bekerja.
d. Data Paritas responden
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan paritas ibu di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009.
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa 45% dari 20 responden pernah melahirkan 2- 3 kali, atau multipara.
3. Data Khusus
Data khusus diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari jawaban kuesioner responden, yang akan diuraikan dengan tabel – tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu tentang pengertian perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009.
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu di desa Parangharjo mengenai pengertian perawatan tali pusat adalah baik yaitu sejumlah 50% dari 20 responden.
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu tentang manfaat perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009.
Tabel diatas menunjukkan pengetahuan ibu di Desa Parangharjo mengenai pengetahuan tentang manfaat perawatan tali pusat adalah baik (50%).
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu di Desa Parangharjo mengenai penatalaksanaan perawatan tali pusat tergolong baik (45%).
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu tentang penaggulangan dan pencegahan infeksi perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu di Desa Parangharjo mengenai penanggulangan dan pencegahan infeksi perawatan tali pusat tergolong baik (70%)
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Tanggal 27 Juli – 8 Agustus tahun 2009
Tabel diatas menunjukan bahwa pengetahuan ibu di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon mengenai perawatan tali pusat mayoritas cukup (65%).
B. PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan beberapa tabel didapatkan bahwa:
1. Prosentase tertinggi pada pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi adalah responden yang mempuyai pengetahuan cukup. Dengan hasil prosentase pengetahuan ibu di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon mengenai perawatan tali pusat mayoritas cukup (65%), dan yang memiliki pengetahuan baik hanya 25% dan yang berpengetahuan kurang hanya 10%
2. Pengetahuan ibu di desa Parangharjo mengenai pengertian perawatan tali pusat adalah baik yaitu sejumlah 50% dari 20 responden, walaupun masih ada pengetahuan ibu yang cukup (25%) dan berpengetahuan kurang (25%).
3. Pengetahuan ibu di Desa Parangharjo mengenai pengetahuan tentang manfaat perawatan tali pusat adalah baik (50%), walaupun ada sebagian lain yang berpengetahuan cukup(45%), bahkan hanya 5 % yang berpengetahuan kurang.
4. Pengetahuan ibu di Desa Parangharjo mengenai penatalaksanaan perawatan tali pusat tergolong baik (45%) walaupun sebagian lainnya masih berpengetahuan cukup (35%) dan kurang (20%).
5. Pengetahuan ibu di Desa Parangharjo mengenai penanggulangan dan pencegahan infeksi perawatan tali pusat tergolong baik (70%) walaupun bagian lainnya masih berpengetahuan cukup (30%) dan tidak ada pengetahuan responden yang kurang ataupun rendah.
Hal ini menggambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi tergolong dalam katagori berpengetahuan yang merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003:127).
Menurut Sony Keraf (2009) pengetahuan melalui pengalaman merupakan unsur yang paling penting, karena pengetahuan jenis ini merupakan pengenalan pribadi langsung terhadap obyek pengetahuan.
Bila ditinjau kembali dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup tentang merawat tali pusat. Dan mengenai pengertian , manfaat, penatalaksanaan, dan penanggulangan & pencegahan infeksi responden mayoritas berpengetahuan baik.
Hal ini di pengaruhi oleh :
1. Adanya penyuluhan yang dilakukan bidan dan tim Puskesmas Songgon bersama kader yang ada di wilayah desa Parangharjo
2. Meluasnya informasi tentang perawatan tali pusat melalui media massa sehingga meningkatnya pengetahuan ibu.
3. Pekerjaan sebagai wiraswasta memungkinkan responden untuk mengatur waktunya sendiri antara bayi dan pekerjaan.
Sedangkan menurut Dyson (2009) ada tingkatan yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain :
1. Usia
Pada usia produktif memiliki kecenderungan lebih cepat mengadopsi informasi – informasi terbaru dari pada usia tua yang memiliki kecenderungan untuk menghindari.
2. Pengalaman
Suatu cara agar diperoleh kebenaran tentang pengetahuan. Pengalaman pribadi mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu. Dalam peneitian ini pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman merawat tali pusat pada ibu yang telah memiliki anak (Paritas).
3. Pendidikan
Adanya tingkat pendidikan tertentu dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan baik yang bersifat tradisional maupun lebih cenderung kearah modern. Pendidikan yang tinggi mempengaruhi pengetahuan ibu.
Keterbatasan dan hambatan penelitian yang telah dilalui oleh peneliti adalah dalam pelaksanaan penelitian, peneliti tidak dapat hanya memberikan kuesioner kepada responden namun perlu adanya observasi. Namun dalam observasi dibutuhkan waktu yang cukup, agar semua responden dapat di observasi saat melakukan perawatan tali pusat.
Kisi – Kisi Kuesioner
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini disajikan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi yang berjudul “ Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi”
A. Simpulan
- Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi adalah cukup (65%).
- Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi adalah sebagian besar (50% dari 20 responden) adalah baik .
- Tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi adalah baik sebesar 50% responden.
- Tingkat pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi adalah baik (45%).
- Tingkat pengetahuan ibu tentang penanggulangan dan pencegahan infeksi perawatan tali pusat pada bayi di Desa Parangharjo Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi adalah sangat tinggi karena 70% dari 20 responden berpengetahuan baik.
B. Saran
Mengacu dari kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang diajukan dan diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan :
1. Bagi teoritis
Untuk lebih memperkaya dan memperdalam dalam memperbarui teori – teori yang sebelumnya sudah ada demi menyongsong perkembangan ilmu pengetahuan kebidanan khususnya pada pengetahuan perawatan tali pusat.
2. Bagi praktis
Dalam meningkatkan pengetahuan tentang perawatan tali pusat harusnya melalui perseptif, motivasi dan aplikasi mode pada para ibu.
3. Bagi praktisi / instansi pelayanan
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan pemberian informasi tentang perawatan tali pusat pada bayi melalui penyuluhandan demonstrasi cara merawat tali pusat yang lebih intensif serta melaksanakan program yang telah dicanangkan pemerintah dalam mengurangi angka kematian bayi, khususnya akibat tetanus neonatorum.
4. Bagi institusi dan peneliti selanjutnya
Diharapkan digunakan sebagai acuan penelitian sejenis dengan jumlah sample yang lebih besar sehingga hasil lebih representative untuk digeneralisasikan.
5. Bagi masyarakat
Diharapkan bagi ibu – ibu untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan demonstrasi cara merawat tali pusat maupun menggali informasi tentang perawatan tali pusat yang diberikan tenaga kesehatan maupun info media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar