BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah
utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat
kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai
generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan
anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.
Angka
kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak,
karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi
dan anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status
gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor
sosial anak dan pendidikan ibu (Hidayat, 2008).
Angka
kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada semua
umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000
balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari
hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan
penyebab kematian nomor 3 bagi bayi setelah pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah
penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724, dengan
penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33
%, sedangkan Case Fatality Rate (CFR)
sebesar 0,03 %.
Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk mengambil judul “ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA By.F UMUR 10 BULAN DENGAN DIARE DI PUSKESMAS GEMOLONG.”
II.
Tujuan
1)
Tujuan Umum
Mampu
melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada By. F dengan diare dengan
menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif.
2)
Tujuan
Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data
subyektif maupun obyektif pada By. F dengan diare di Puskesmas
Gemolong.
b. Dapat membuat
interpretasi data dengan tepat pada pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong
c. Dapat menentukan
diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada By. F dengan diare di Puskesmas
Gemolong.
d.
Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk
pada By. F dengan diare di Puskesmas
Gemolong
e. Dapat membuat perencanaan
tindakan yang tepat untuk pada By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong
f. Dapat melaksanakan
rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada By. F dengan
diare di Puskesmas Gemolong
g. Dapat melakuakn evaluasi
dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada By. F dengan diare di Puskesmas
Gemolong
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Diare
Ø Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Ø Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Ø Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang
dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit
Ø Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang
tidak normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare
diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari
sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya
lebih dari 3 kali perhari.
(Ilmu
Kesehatan Anak, hal : 283)
B.
Penyebab
Diare / Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi menjadi
4 faktor, yaitu :
1. Faktor
Infeksi
a. Infeksi
Enternal : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak.
Infeksi Enternal
ini meliputi :
« Infeksi
Bakteri : E.coli, salmonella, shigella,
vibria cholerae, aeromonas, dll.
« Infeksi
Virus : Enterovirus, adenovirus,
rotavirus, astrovirus, dll.
« Infeksi
Parasit : Cacing (ascaris),
Protozoa (trichomonas haminis), Jamur
(candida algicans).
b. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
« Tonsilofaringitis (Radang
Tonsil)
« Radang
Tenggorokan
Keadaan ini
terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun
2. Faktor Malarbsorbsi
a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida,
Monosakarida)
Pada bayi kepekaan
terhadap lactoglobulis dalam susu
formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat
asam, sakit di daerah perut.
b. Malarbsorbsi Lemak
Dalam makanan
terdapat lemak yang disebut trglyserida.
Dengan bantuan kelenjar lipase
mengubah lemak menjadi micelles yang
siap di arbsorbsi usus. Jika tidak ada lipase
dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja
mengandung lemak.
c. Malarbsorbsi Protein
3. Faktor Makanan
Makanan
yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah
(sayuran) dan kurang matang.
4. Faktor Psikologis
Rasa
takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.
C.
Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut
adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat menjadi berat.
Penyebabnya
sebagai berikut :
« Gangguan jasad renik / bakteri yang
masuk kedalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung
« Jasad renik yang berkembang pesat
didalam usus halus
« Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
« Kelebihan cairan usus akibat racun
2. Diare Kronis
/ Menahun / Persisten
Pada diare
kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya terutama
jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan berakhir
14 hari atau lebih lama, karena :
« Gangguan bakteri jamur dan parasit
« Malarbsorbsi kalori dan lemak
« Gejala-gejala sisa karena cidera
usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.
D.
Patogenesis
Mekanisme
dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan
Osmotic
Akibat
terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan
Sekresi
Akibat
rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan
Motilitas Usus
Hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare juga.
4. Patogenesis
Diare Kronis
Lebih
kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit,
malarbsorbsi, malnutrisi, dll.
E.
Patofisiologi
Sebagai
akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan
air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan
asam basa (Asidosis Metabolic,
Hipoglikemia)
2. Gangguan
gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan
sirkulasi darah
F.
Gejala /
Gambaran Klinis
1. Bayi atau
anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat
2. Tinja bayi
encer, berlendir atau berdarah
3. Warna tinja
kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi
akibat intake (asupan) makanan yang kurang
6. Muntah
sebelum dan sesudah diare
7. Hipoglikemia
(penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi
(kekurangan cairan)
G.
Komplikasi
1. Dehidrasi
(Ringan, Sedang, Berat)
2. Renjatan
hipovolemik
3. Hipokalemia
(dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan
elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi
sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
6. Kejang
H.
Klasifikasi
Diare
Klasifikasi
Diare
|
Gejala
|
Klasifikasi
|
Tindakan /
Pengobatan
|
1. Dehidrasi
|
■ Terdapat
dua / lebih tanda-tanda berikut :
♥ Latergis /
tidak sadar
♥ Mata
cowong / cekung
♥ Tidak bisa
minum / malas minum
♥ Cubitan
kulit perut kembali sangat lambat
|
a. Diare
Dehidrasi Berat
|
■ Jika tidak
ada klasifikasi berat lain
♥ Berikan
cairan untuk dehidrasi berat (rencana terapi c) dan tablet zink
■ Jika anak
juga mempunyai klasifikasi berat lain :
♥ Rujuk
segera
♥ Jika masih
bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
■ Jika ada
kolera didaerah tersebut, berikan antibiotik untuk kolera
|
■ Terdapat
dua / lebih tanda-tanda berikut :
♥ Gelisah,
rewel / marah
♥ Mata
cowong / cekung
♥ Haus,
minum dengan lahap
♥ Cubitan
kulit perut kembali sangat lambat
|
b. Diare
Dehidrasi Ringan / Sedang
|
■ Berikan
cairan dan makanan sesuai rencana terapi b dan tablet zink (10 hari
berturut-turut)
■ Jika anak
juga mempunyai klasifikasi berat lain :
♥ Rujuk
segera
♥ Jika masih
bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan
■ Nasehati
kapan kembali segera
■ Kunjungan
ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
|
|
■ Tidak
cukup tanda-tanda untuk di klasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau
ringan / sedang
|
c. Diare
Tanpa Dehidrasi
|
■ Beri
cairan dan makanan sesuai rencana terapi a dan tablet zink (10 hari
berturut-turut)
■ Nasehati
kapan kembali segera
■ Kunjungan
ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
|
|
2. Jika Diare
14 hari / Lebih
|
■ Ada
Dehidrasi
|
a. Diare
Persisten Berat
|
■ Atasi
dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain
■ Rujuk
|
■ Tanpa
Dehidrasi
|
b. Diare
Persisten
|
■ Nasehati
pemberian untuk diare persisten
■ Beri
tablet zink (10 hari berturut-turut)
■ Kunjungan
ulang 5 hari
|
|
3. Darah
Dalam Tinja
|
■ Ada darah
dalam tinja
|
a. Disentri
|
■ Beri
antibiotic yang sesuai
■ Beri
tablet zink (10 hari berturut-turut)
■ Nasehati
kapan kembali segera
■ Kunjungan
ulang 2 hari
|
I.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja : Mikroskopis dan
makroskopis. pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar
intolerance). Biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensinya
terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2. Pemeriksaan Darah : Darah perifer lengkap,
analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare
yang disertai kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah
untuk mengetahui faal ginjal
4. Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman
penyebab secara kuantitatif terutama pada diare kronik
J.
Penanganan
Dasar pengobatan diare adalah
:
1. Pemberian Cairan
a. Cairan peroral
« Pada pasien
dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa
« Untuk diare
akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium 90 mg/l
« Sedangkan
anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang kadar Natrium 50-90 mg/l
« Formula lain
yang disebut oralit
Cara
sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung
garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula
b. Cairan Perenteral / Infuse
Pada umumnya
menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)
Cara memberikan
cairan :
« Belum ada dehidrasi
Ø Peroral
sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi
« Dehidrasi Ringan
Ø 1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)
Ø Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum
« Dehidrasi Sedang
Ø 1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB / peroral / intragastric
(sonde)
Ø 7 jam berikutnya : 10 – 12 ml / kg BB / jam dengan 3 – 5 tetes /
menit
Ø 16 jam berikutnya : 125 ml / kg BB / Oralit peroral / intragastric
2. Pengobatan Dietelik
Untuk anak dibawah 1
tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanannya adalah :
a. Susu (ASI
dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh,
misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
b. Makanan
setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
c. Susu khusus
yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
3. Obat – Obatan
a. Obat anti
sekresi
« Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg
« Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari
b. Obat
spasmolitik
« Papaverihn
« Ekstra bveladona
« Opium loperamid
c. Obat
pengeras tinja
« Kaolin
« Dektini
« Chorcool
« Tahurol
d. Antibiotika
Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan
untuk mengatasi diare akut kecuali bila penyebabnya jelas, seperti :
« Kolera : Terosiktin 25 – 50 mg / kg BB / hari
« Compylohectar : Eritromycin 40 – 50 mg / kg BB / hari
BAB III
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT
PADA By. F UMUR 10 BULAN DENGAN
DIARE
DI PUSKESMAS GEMOLONG
I.
PENGKAJIAN
Tanggal/ Jam : 14 Desember 2011 / 09. 15 WIB
Tempat : Puskesmas Gemolong
1)
DATA SUBYEKTIF
Tanggal / jam : 14 Desember
2011 / 09. 15 WIB
A.
Identitas Penanggung Jawab
Nama : By. F Nama :
Ny. R
TTL :Sragen, 4 Februari 2011 Umur : 28 tahun
Umur : 10 bulan Pekerjaan : Swasta
JK : Perempuan ( ♀ )
Alamat : Candirejo RT 7 Gemolong
B.
Keluhan utama
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak encer
dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
C.
Data Kesehatan
1)
Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu mengatakan anaknya berak encer
dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
2)
Riwayat penyakit dahulu : ibu mengatakan bayinya tidak
pernah sakit
3)
Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak
menderita penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung )
seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing
(DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit
Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
D.
Data Imunisasi
HB
|
POLIO
|
BCG
|
DPT
|
CAMPAK
|
DT
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
√
|
1
|
2
|
3
|
√
|
1
|
2
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
-
|
E.
Kebutuhan dasar
Kebutuhan
|
Sebelum Sakit
|
Saat Sakit
|
# Pola Makan
Frekuensi
Porsi
Makanan
yang disukai
Makanan yang tidak disukai
Jenis makanan
Keluhan
Pantangan
|
3 – 4 x sehari
1 mangkok kecil
ASI, bubur tim
Tidak ada
Bubur , sayur
Tidak
Tidak
|
1 - 3x sehari
1 mangkok kecil
ASI, bubur tim
Tidak ada
Bubur, sayur
Tidak
Tidak
|
# Istirahat
Lama Tidur
Keluhan
|
10 jam/hari
Tidak ada
|
15 jam/hari
Tidak ada
|
# Personal Hygiene
Mandi
Keramas
Sikat Gigi
Ganti Pakaian
Keluhan
|
2xsehari
3x seminggu
2x sehari
Tiap basah / kotor
Tidak ada
|
2xsehari
3x seminggu
2x sehari
Tiap basah / kotor
Tidak ada
|
# aktifitas bermain
|
Aktif
|
Aktifitas bermain bayi berkurang
|
# Eliminasi
Frekuensi BAK
Warna
Jumlah
Keluhan
Frekuensi BAB
Warna
Bau
Konsistensi
Keluhan
|
4-6x sehari
Kuning jernih
1 popok penuh
Tidak ada
1 - 2x sehari
Kuning kecoklatan
Khas
Lembek
Tidak ada
|
4-6x sehari
Kuning jernih
1 popok penuh
Tidak ada
1 - 2x sehari
Kuning kecoklatan
Khas
Lembek
Tidak ada
|
2)
Data Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
a. Keadaan
umum : Baik kesadaran : composmentis
b. Vital
sign
T : -
RR : 40 x/menit
HR : 96 x/menit
S : 36, 50C
c.
BB : 10 kg PB :
73 cm
d. LILA : 10 LK : 42 cm
2. Kepala
dan wajah
a. Rambut
Warna
: hitam
Pertumbuhan
: rata / normal
Keadaan
: bersih
Lesi : tidak ada
Oedema
: tidak ada
b. Mata
Conjungtiva
: anemis
Sclera
: tidak ikterik
Sekret
: tidak ada
Bentuk : simetris
Tanda
infeksi : tidak ada
Kelainan : tidak ada
c. Hidung
Sekret
: tidak ada
Keadaan
: bersih
Lesi
: tidak ada
d. Mulut
Secret
: tidak ada
Lidah
: bersih
Gigi
: Jumlah 3 (
Atas 1, Bawah 2 ), bersih
Gusi
: kemerahan,
tidak bengkak, tidak berdarah, tidak ada stomatitis
e. Leher
Bentuk
: simetris
Massa : tidak ada
Kekakuan
: tidak ada
Kel.
Tiroid : tidak ada
pembesaran
Kel.
Parotis : tidak ada
pembengkakan
f. Dada
Bentuk
: simetris
Type
pernafasan : normal
Perkusi
dada : normal
Auskultasi
suara : normal
Pernafasan
: normal
KGB
axila : tidak ada
pembesaran
g. Abdoment
Bentuk
: simetris
Meteorismus : ada, perut kembung
Bekas luka op :
tidak ada
Resistensi :
tidak ada
Peristaltik usus : meningkat
Tumor/masa :
tidak ada
Palpasi hepar :
normal / tidak ada pembesran
Palpasi
lien : normal / tidak ada
pembesaran
Palpasi
mc. burney : normal / tidak ada nyeri
tekan
h.
Genetalia :
Oedem : tidak ada
Secret : tidak ada
Kelainan : tidak ada
i.
Ekstremitas
Oedema
: tidak ada
Kelainan
: tidak ada
Turgor
Kulit : menurun
3. Pemeriksaan
penunjang
Tidak
dilakukan pemeriksaan
4. Pengobatan
yang telah didapat
Ibu mengatakan bayinya belum pernah mendapatkan
pengobatan apapun
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal /
jam : 14 Desember 2011 / 09. 20 WIB
1.
Diagnosa Kebidanan
By. F umur
10 bulan dengan diare.
Dasar : DS :
Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah
berlangsung selama 1 hari.
DO : KU : Lemah Kesadaran : CM
T :
- HR : 96 x / menit
RR :
40 x / menit S : 36,50C
Turgor kulit :
menurun
Abdomen :
peristaltk usus meningkat, perut kembung
Wajah pucat, conjungtiva anemis
2.
Masalah : tidak ada
III.
DIAGNOSA /
MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI
Potensial
terjadinya dehidrasi ringan
ANTISIPASI :
·
Penuhi asupan cairan untuk mengatasi
dehidrasi atau rehidrasi
·
Pemberian nutrisi yang adekuat.
IV.
TINDAKAN
SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal /
jam : 14 Desember 2011 / 09. 25 WIB
1.
Observasi KU dan VS.
2.
Beri pendkes pada ibu tentang diare
3.
Anjurkan ibu untuk memberi oralit
atau larutan gula garam
4.
Anjurkan ibu untuk memberi nutrisi
yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5.
Anjurkan ibu untuk mengompres
bayinya bila panas
6.
Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi
dan personal hygiene pada bayinya.
7.
Berikan terapi pada bayi ibu.
8.
Anjurkan ibu untuk kontrol setelah
obat habis
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal /
jam : 14 Desember 2011 / 09. 30 WIB
1.
Mengobservasi KU dan VS.
2.
Memberi pendkes pada ibu tentang
diare
Diare adalah
buang air besar lembek / cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
lebih sering dari biasanya, biasanya 2 x / lebih dalam sehari.
3.
Menganjurkan ibu untuk memberi
oralit atau larutan gula garam :
Sediakan air
mineral 200 cc atau 1 gelas
Gula 2
sendok makan
Garam 1
sendok makan
Dicampur, diaduk
sampai larut, di minum 3 x 1 hari
4.
Menganjurkan ibu untuk memberi
nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5.
Menganjurkan ibu untuk mengompres
bayinya dengan air hangat bila panas
6.
Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi
dan personal hygiene pada bayinya :
a.
Nutrisi
Diet rendah
serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula.
b.
Personal Hygiene
Menjaga
kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari.
Cara
membersihkan botol sesuai dengan standart ( sterilisasi ) yaitu dengan cara
merebus botol ke dalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan kuman /
bakteri yang tertinggal di dalam botol.
7.
Memberikan terapi pada bayi ibu.
Cotrimoxazol
syrup 240 mg 3 x 1 / hari
Pamol syrup 120 mg 3 x 1 hari
CTM 4 mg 3 x 1 hari
8.
Menganjurkan ibu untuk kontrol
setelah obat habis
VII.
EVALUASI
Tanggal /
jam : 14 Desember 2011 / 09. 40
WIB
1. KU : Lemah Kesadaran : CM
T :
- HR : 96 x / menit
RR : 40
x / menit S : 36,50C
2. Ibu sudah
mengerti tentang diare.
3. Ibu
bersedia untuk memberikan oralit atau larutan gula garam pada bayinya.
4. Ibu
bersedia untuk memberikan nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5. Ibu
bersedia untuk mengompres anaknya bila panas dengan air hangat.
6. Ibu sudah
mengerti tentang nutrisi dan personal hygiene.
7. Anak sudah
diberikan terapi
8.Ibu bersedia
untuk kontrol setelah obat habis.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian asuhan
kebidanan pada By. F umur 10 bulan dengan
diare di Puskesmas Gemolong. Penulis dapat mengambil kesimpulan :
4.1.1 Dengan menggunakan manajement varney dengan menggunakan soap
dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dan sikap yangan harus dilakukan
bidab dalam memberikan asuhan secara tepat, cermat, menyeluruh
4.1.2 Dengan manajement varney dapat meningkatkan kemammpuan bidan
dalam hal pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada An. S umur 10 bulan denagn diare: Alasan datang berak encer
dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari
. KU : Lemah, Kesadaran: CM, VS: T : -, HR
: 100 x/menit, RR : 40 x/menit, S : 37oC, tidak ada riwayat penyakit
yang membahayakan. Asuhan Kebidanan yang diberikan yaitu melakukan rehidrasi
dengan oralit, memberikan informasi tentang diare, memberikan KIE tentang
nutrisi dan personal hygiene, anjurkan ibu untuk mengontrolkan anaknya 1 minggu
lagi atau bila ada keluhan.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi tenaga kesehatan
Bagi
tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
4.2.2 Bagi pasien
Hendaknya
dapat mendukung dan mampu diajak kerjasama dengan tenaga kesehatan
4.2.3 Untuk Keluarga
Hendaknya
memberikan dukungan kepada pasien baik mental maupun spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta :
Bratara
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta :
FKUI
Widjaja,
M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan
Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar