BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Indonesia, dinyatakan bebas cacar sejak
tahun 1974. Sedangkan polio diharapkan musnah dari bumi Indonesia pada tahun
2008. Berbagai wilayah lain di belahan dunia sudah dinyatakan bebas polio
seperti Amerika, Asia Timur, kecuali beberapa negara di Afrika, Asia Selatan
dan Asia Tenggara yang masih memiliki kasus polio. Sebenarnya Indonesia hampir
saja mencapai taraf pemusnahan polio karena sejak tahun 1995 sudah tidak
diketemukan lagi virus polion liar di Indonesia.
Vaksin adalah suatu bahan yang berasal
dari kuman atau virus yang menjadi penyebab penyakit yang bersangkutan, yang
telah dilemahkan atau dimatikan atau diambil sebagiuan atau tiruan dari kuman
penyebab penyakit, yang sengaja dimasukkan ke dalam tubuh seseorang atau
kelompok orang yang bertujuan untuk merangsang timbuklnya zat anti penyakit
tertentu pada oarng – orang tersebut. Melalui studi yang mendalam vaksin
dianggap menjadi alat yang paling cost efektif.
Penyakit campak secara klinnik dikenal
dengan memiliki 3 stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi (keluar bercak
– bercak) dan stadium konvalesensi. Penyebab penyakit campak adalah virus yang
masuk ke dalam genus Morbillivirus dan keluarga Paramyxoviridae. Penyakit ini
merupakan penyakit yang bersifat akut dan menular lewat udara melalui system
pernafasan, terutama percikan ludah (cairan yang keluar ketika seseorang berson
batuk atau berbicara) seorang penderita. Kini dunia sepakat untuk melakukan
eradikasi campak. Pertemuan di cape Town, Afrika Selatan pada tahun 2008
mengkonfirmasikan hal tersebut.
Dari penjelasan di atas maka penulis
tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA By. S UMUR 9 BULAN DENGAN IMUNISASI
CAMPAK DI PUSKESMAS GEMOLONG.”
II.
Tujuan
1)
Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan
balita pada An. S dengan imunisasi campak dengan
menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif.
2)
Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data
subyektif maupun obyektif pada By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Gemolong.
b. Dapat membuat
interpretasi data dengan tepat pada pada By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Gemolong
c. Dapat menentukan
diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Gemolong.
d.
Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk
pada By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Gemolong
e. Dapat membuat perencanaan
tindakan yang tepat untuk pada
By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Gemolong
f. Dapat melaksanakan
rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Gemolong
g. Dapat melakuakn evaluasi
dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Gemolong
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi
secara pasif, sedangkan istilah vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen)
yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam
imunitas.
Imunisasi campak adalah cara untuk meningkatkan kekebalan
seorang secara aktif terhadap virus campak sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang ssuai serupa tidak terjadi penyakit.
B. Epidemiologi
Penyaklit Campak
Sejak tahun 1970 penykit cammpak di Indonesia telah
mendapatkan perhatian khusus, yaitu sejak terjadi wabah campak yang cukup
seriuys di pulau Lombok dengan kematian 330 jiwa dari 12.017 kasus dan di pulau
Bangka terdapat 65 kematian diantara 407 kasus. Kejadian luar biasa campak
masih sering terjadi misalnya di daerah Cikeusal, kabupaten Serang. Pada tahun
1998 di Pelembang, Madura, Lampung dan Bengkulu, terbanyak pada kelompok usia
5-9 tahun. Penyulit pada penyakit Campak yang sering dijumpai adalah
bronkopneumonia, gasttroenteritis, dan ensefalitis.
C. Efek
Samping
·
Demam
ringan > 39, 50C, biasanyan setelah hari ke – 5 – 6 selama 2
hari.
·
Diare
·
Konjungtivitis
·
Ruam
setelah 7 – 12 hari pasca imunisasi , dan berlangsung selama 2 – 4 hari.
·
Biasanya
terjadi ensefalitis.
·
Kemerahan
selama 3 hari.
D. Diagnosis
Penyakit Campak
Diagnosis kasus campak dibuat atas dasar kelompok gejala
klinik yang sering berkaitan, yaitu conza dan mata radang disertai batuk dan
demam yang tinggi beberapa hari diikuti ruam mukopopular pada kulit yang
memiliki ciri khas. Ruam timbul diawali dari belakang telinga kemudian menyebar
ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki bersamaan dengan meningkatkan suhu tubuh.
Pada stadium prodromal dapat ditemukan enatem di mukosa pipi yang merupakan tanda
patognomosis penyakit campak yaitu bercak koplik. Pada saat penyembuhan, ruam
merah menghitam dan selanjutnya mengelupas.
E. Jenis
Vaksin
Pada tahun 1963, telah dibuat dua
jenis vaksin campak yaitu
·
vaksin
dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe Edmonston B)
·
vaksin
danvirus campak yang dimatikan (virus campak yang berada dalam larutan formalin
yang dicampur dengan larutan garam Aluminium)
F. Dosis
dan Cara Pemberian
1.
dosis
baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 1000 TCID50
atau sebanyak 0.5 ml
2.
untuk
vaksin hidup pemberian dengan 20 TCID50 saja mungkin sudah dapat
memberikan hasil yang baik.
3.
pemberian
yang dianjurkan secara subkutan, walaupun demikian juga dapat diberikan secara
intramuskuler.
4.
daya
proteksi vaksin campak diukur dengan berbagai macam cara.satu indikator
pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah penurunan angka kejadian kasus campak
sesudah pelaksanaan program imunisasi.
5.
pada
saat ini negara berkembang angka kejadian campak masih tinggi dan sering kali
dijumpai penyulit, maka WHO menganjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi
diumur 9 bulan.
6.
untuk
negara maju imunisasi campak (MMR) Ndianjurkan pada anak diantara umur 12 – 15
tahun.
G. Reaksi
KIPI
1.
reaksi
KIPI imunisasi campak yang banyak dijumpai pada imunisasi ulang pada seseorang yang
telah memiliki imunitas swebagai akibat dari imunisasi campak yang telah menuun
dengan digunakannya vaksin campak yang dilemahkan.
2.
gejala
KIPI berupa demam yang lebih dari 39,50 C yang terjadi pada 5 – 15 %
kasus, demam mulai dijumpai pada hari ke 5 – 6 sesudah imunisasi dan
berlangsung 2 hari.
3.
berbeda
dengan infeksi alami demam tidak tinggi, walaupun demikian peningkatan suhu
tubuh tersebut dapat merangsang terjadinya kejang
4.
ruam
dapat dijumapi pada 5% resipien, timnul pada hari ke 7-10 sesudah imunisasi dan
berlangsung pada 2-4 hari. Hal ini sukar dibedakan modified measles akibat
imunisasi yang terjadi jika seseorang telah memperoleh imunisasi pada saat
inkubasi penyakit alami.
5.
reaksi
KIPI berat jika ditemukan gangguan fungsi sistem saraf pusaf seperti
ensefalitis dan ensefalopati pada imunisasi. Landrigan dan Witte memperkiran
resiko terjadinyta kedua efek samping tesebut selama 30 hari sesudah imunisasi
sebanyak 1 diantara 1 milyar dosis vaksin.
H. Imunisasi
Ulangan
Penelitian di Jogja, Ambon, dan Palu oleh Badan Lingkas
Depkes mengenai kadar IgG pada 200 anak sekolah per provinsi pada tahun 1998,
menunjukkan status antibodi campak cukup tinggi yaitu 26 – 32,6 %, atas dasar
penelitian tersebut ulangan imunisasi campak diberikan ulangan pada umur 6 – 7
tahun melalui program BIAS .
Imunisasi ulang dianjurkan bila dalam siatuasi tertentu.
a)
mereka
yang memperoleh imunisasi sebelum umur 1 tahun dan terbukti potensi vaksin yang
digunakan kurang baik (tampak peningkatan insiden kegagalan vaksinasinasi).
Pada bulan tidak disarankan mengulang imunisasinya tetapi hal ini bukan
merupakan kontra indikasi.
b)
apabila
terdapat kejadian luar biasa peningkatan kasus campak maka anak SD, SMP, SMA
dan diberikan imunisasi uang.
c)
Apabila
terdapat kejadian luar biasa peningkatan kasus campak.
d)
Setiap
orang yang pernah imunisasi vaksin campak yang virusnya sudah dimatikan (vaksin
inaktif)
e)
setiap
orang yang pernah memperoleh imunoglobulin
f)
setiap
yang tidak dapat menunjukkan catatan imunisasi
I. Kontra Indikasi
Indikasi kotra imunisasi campak berlaku bagi mereka yang
sedang menderita demam tinggi, sedang memperoleh pengobatan imunosuprosif,
hamil, memiliki riwayat alergi, sedang memperoleh pengobatan imunoglolin atau bahan
– bahan berasal dari darah,
leukimia, penyakit Hodgkin, defisiensi imunologik, alergi protein telur, wanita
hamil, hipersensitifitas dengan kanamisisn dan eritrimisin, tuberkulin tes di
tangguhkan minimal 2 bulan setelah imunisasi campak, demam ringan, infeksi
ringan pada saluran nafas, dan diare.
J. Cara
Pemberian
Vaksin campak dianjurkan didalam satu dosis 0,5 ml secara
subkutan dalam, lebih baik pada
lengan atas. Satu dosis vaksin campak cukup untuk membentuk kekebalan terhadap
infeksi. Imunisasi campak dilakukan pada
umur 9 bulan (270 hari), karena
masih ada antibodi yang diperoleh oleh ibu.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BALITA By. S UMUR
9
BULAN DENGAN IMUNISASI CAMPAK
DI PUSKESMAS GEMOLONG
Tanggal/jam
masuk : 7 Desember 2011 /
09.00 WIB
Tempat : PUSKESMAS GEMOLONG
I.
Pengkajian
Tanggal
/ Jam :
7 Desember 2011
/
09.15 WIB
1. Data
Subyektif
A.
Identitas
Nama : By.
S
TTL :
Sragen, 5 Maret 2011
Umur : 9 Bln
Penanggung Jawab
Nama orang tua : Ny.
T
Umur :
24 tahun
Pekerjaan orang tua : wiraswasta
Alamat : Kwangen
RT 12 Gemolong, Sragen
B. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya
C. Data
Kesehatan
1.
Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ),
menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering
makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), Sakit Kuning (Hepatitis),
Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan
keputihan Gatal – Gatal (PMS).
2.
Riwayat penyakit dahulu : ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit sampai memerlukan penanganan yang serius.
3.
Riwayat penyakit keluarga : Ibu
mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit menurun ( ashma, DM ),
menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering
makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg
(Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa
(Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal
(PMS).
D. Data
Imunisasi
BCG
|
Campak
|
DT
|
DPT
|
Polio
|
HB
|
||||||||
I
|
I
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
||
√
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Ö
|
√
|
√
|
√
|
Ö
|
√
|
√
|
E. Kebutuhan
dasar
Kebutuhan
|
Sehari - Hari
|
# Pola Makan
Frekuensi
Porsi
Makanan yang disukai
Makanan yang tidak disukai
Jenis makanan
Keluhan
Pantangan
|
Bubur 3 – 4 x sehari
10 – 14 x sehari menetek ibu
1 mangkok kecil
ASI, bubur tim
Tidak ada
Bubur , sayur
Tidak
Tidak
|
# Istirahat
Lama Tidur
Keluhan
|
14 - 17 jam/hari
Tidak ada
|
# Personal Hygiene
Mandi
Keramas
Sikat Gigi
Ganti Pakaian
Keluhan
|
2xsehari
3x seminggu
2x sehari
Tiap basah / kotor
Tidak ada
|
# aktifitas bermain
|
Ø
Merangkak
Ø
Melempar mainan
Ø
Menjatuhkan mainan
Ø
Membuat bunyi dengan memukul – mukul benda
|
# Eliminasi
Frekuensi BAK
Warna
Jumlah
Keluhan
Frekuensi BAB
Warna
Bau
Konsistensi
Keluhan
|
7-8x sehari
Kuning jernih
1 popok penuh
Tidak ada
1 - 2x sehari
Kuning kecoklatan
Khas
Lembek
Tidak ada
|
2. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
a. Keadaan
umum : Baik kesadaran
: composmentis
b. Vital
sign
T :
-
RR : 30 x/menit
HR : 100 x/menit
S : 36, 50C
c. BB
: 7400 gr PB : 67 cm
d. LILA :
- LK : 40 cm
2. Kepala
dan wajah
a. Rambut
Warna
: hitam
Pertumbuhan
: rata / normal
Keadaan
: bersih
Lesi : tidak ada
Oedema
: tidak ada
b. Mata
Conjungtiva
: tidak anemis
Sclera
: tidak ikterik
Sekret
: tidak ada
Bentuk :
simetris
Tanda infeksi :
tidak ada
Kelainan :
tidak ada
c. Hidung
Sekret
: tidak ada
Keadaan
: bersih
Lesi
: tidak ada
d. Mulut
Secret
: tidak ada
Lidah
: bersih
Gigi
: Jumlah 3 ( Atas 1, Bawah 2 ), bersih
Gusi
: kemerahan, tidak bengkak, tidak berdarah, tidak
ada stomatitis
e. Leher
Bentuk
: simetris
Massa :
tidak ada
Kekakuan
: tidak ada
Kel.
Tiroid : tidak ada
pembesaran
Kel.
Parotis : tidak ada pembengkakan
f. Dada
Bentuk
: simetris
Type
pernafasan : normal
Perkusi
dada : normal
Auskultasi
suara : normal
Pernafasan
: normal
KGB
axila : tidak ada pembesaran
g. Abdoment
Bentuk
: simetris
Meteorismus :
tidak ada
Bekas luka op :
tidak ada
Resistensi :
tidak ada
Peristaltik usus :
normal
Tumor/masa :
tidak ada
Palpasi hepar :
normal / tidak ada
pembesran
Palpasi
lien : normal / tidak ada pembesaran
Palpasi
mc. burney : normal / tidak ada nyeri tekan
h. Genetalia
:
Oedem :
tidak ada
Secret :
tidak ada
Kelainan :
tidak ada
i.
Ekstremitas
Oedema :
tidak ada
Kelainan
: tidak ada
Turgor Kulit :
Baik
3. Pemeriksaan
penunjang
Tidak
dilakukan pemeriksaan
4. Pengobatan
yang telah didapat
Ibu mengatakan bayinya belum pernah mendapatkan
pengobatan apapun
II.
Interprestasi
Data
Tanggal
/ jam : 7 Desember 2011
/ 09.25 WIB
1.
Diagnosa Kebidanan
By. S umur 9 bulan
dengan imunisasi campak.
Dasar : DS :
·
Ibu mengatakan
ingin mengimunisasi bayinya.
·
Ibu mengatakan
bayinya berumur 9 bulan dan dalam keadaan sehat.
·
Ibu mengatakan
bayinya tidak sedang sakit.
DO : KU : Baik Kesadaran : CM
T :
- HR : 100 x / menit
RR :
30 x / menit S :
36,50C
BB :
7, 4 kg PB : 67 cm
LILA :
- LK : 40 cm
Bayi tampak sehat dan gerakannya
aktif.
Imunisasi yang telah didapatkan : HB, BCG,
DPT, POLIO
2.
Masalah :
tidak ada
III. Diagnosa Potensial dan Antisipasi
Tidak ada
IV. Tindakan Segera
Tidak
ada
V. Perencanaan
Tanggal / jam :
7 Desember 2011 / 09.30 WIB
1.Beritahu kepada ibu tentang keadan anaknya
2.Jelaskan pada
Ibu tentang pentingnya imunisasi campak
3.Siapkan alat vaksin campak.
4.Suntikkan vaksin campak pada bayi secara SC pada lengan kiri atas bayi.
5.Berikan
antipiretik yang sesuai untuk mengatasi
demam pada bayi.
6.Anjurkan Ibu untuk tetap memberikan ASI pada
bayinya dan makanan
pendamping ASI yang bergizi seimbang.
7.Beritahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai.
8.Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
9.
Anjurkan
ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
10. Dokumentasi
tindakan dalam buku KIA dan register imunisasi.
VI. Implementasi
Tanggal / Jam : 7
Desember 2011 / 09.35 WIB
1)
Memberitahu kepada ibu tentang keadan anaknya
2)
Menjelaskan
pada Ibu tentang pentingnya imunisasi
campak bahwa imunisasi campak itu
penting bertujuan untuk mencegah penularan campak yang dapat mengakibatkan
komplikasi radang paru, radang otak, dan kebutaan.
3)
Menyiapkan
alat vaksin campak ;
·
Vaksin
campak o,5 ml
·
Kapas
4)
Menyuntikkan
vaksin campak
pada bayi secara SC pada
lengan kiri atas bayi.
5)
Memberikan
antipiretik yang sesuai untuk mengatasi
demam pada bayi:
Parasetamol
syrup 120 gram 3 x ½ sendok / hari
6)
Menganjurkan Ibu untuk tetap memberikan ASI pada
bayinya dan makanan
pendamping ASI yang bergizi seimbang.
7)
Memberitahu
ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai.
8)
Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
9)
Menganjurkan
ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
10)Mendokumentasi tindakan dalam buku KIA dan register imunisasi.
VII. Evaluasi
Tanggal
/ jam : 7 Desember 2011/
09.50 WIB
1)
KU : Baik Kesadaran : CM
T : - HR : 100 x / menit
RR : 30 x / menit S : 36,50C
Ibu sudah mengerti bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
2)
Ibu sudah mengerti
tentang pentingnya imunisasi campak.
3)
Alat vaksin
imunisasi campak sudah disiapkan.
4)
Suntikkan
vaksin campak sudah diberikan pada bayi.
5)
Antipiretik
sudah diberikan pada ibu untuk mengatasi demam pada bayi.
6)
Ibu bersedia
untuk tetap memberikan ASI dan makanan pendamping ASI yang bergizi seimbang.
7)
Ibu sudah
mengerti bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai.
8)
Ibu bersedia
untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
9)
Ibu
bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
10)
Tindakan
sudah didokumentasikan dalam buku KIA dan register imunisasi.
11)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah
melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada By. S umur 9 bulan denagn imunisasi campak di Puskesmas Gemolong.
Penulis dapat mengambil kesimpulan :
4.1.1 Dengan menggunakan manajement varney dengan
menggunakan soap dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dan sikap yangan
harus dilakukan bidab dalam memberikan asuhan secara tepat, cermat, menyeluruh
4.1.2 Dengan manajement varney dapat meningkatkan
kemammpuan bidan dalam hal pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada By. S
umur 9 bulan denagn imunisasi campak: KU
: Baik, Kesadaran: CM, VS: T : -, HR :
100 x/menit, RR : 30 x/menit, S : 36,5oC, tidak ada riwayat penyakit
yang membahayakan. Asuhan Kebidanan yang diberikan yaitu melakukan penyuntikkan
vaksin campak pada lengan atas kiri bayi secara SC, memberikan informasi
tentang diare, memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi campak,
anjurkan ibu untuk mengontrolkan anaknya apabila ada keluhan, tanggal imunisasi
sudah dicatat dalam buku KIA dan bayi sudah diberikan terapi.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Ibu
Diharapkan bagi Ibu untuk memperhatikan jadwal imunisasi
pada anaknya sehingga anak mendapatkan kekebalan yang cukup untuk mencegah
berbagai penyakit
4.2.2. Bagi Bidan
Diharapkan dalam melaksanakan asuhan kebidanan
menggunakan manajemen 7 langkah varney serta selalu meningkatkan pengetahuan
DAFTAR
PUSTAKA
·
Achmadi, Umar Farmi. 2006. Imunisasi
Mengapa Perlu?. Jakarta : Penerbit Buku Kompas
·
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba
·
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara
·
Nelson. 2002. Ilmu
Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
·
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar