BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Penyebab
kematian terbesar kematian ibu di indonesia adalah perdarahan (60%), abortus
(10%), infeksi (9 %), toxemia (7 %), akibat meningkatnya angka kematian ibu
(AKI) ini disebabkan juga karena ib mengalami komplikasi tidak mampu
mendapatkan pertolongan. Setelah itu, dikarenakan oleh keempat keterlembatan
mengenai tanda bahaya, keterlambatan dalam mencapai sarana pelayanan yang tepat
disarana pelayanan memadai dan keterlambatan dalam memperoleh pelayanan yang
tepat disarana eksehatan (Sarwono, 1998).
Masa
nifas adalah dimulai setelah melahirkan plasenta berakhir ketika alat-alat
kandungan berakhir seperti keadaan sebelum hamil. Asuhan masa nifas diperlukan dalamperiode ini
karena merupakan massa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2002).
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “ASUHAN KEBIDANAN
IBU NIFAS PADA Ny.R UMUR 26 TAHUN P2A0 DENGAN HEATING
PERINEUM DERAJAT I DI BPS Ny. ARI GEMOLONG SRAGEN.”
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan
Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada
ibu dengan nifas normal menggunakan 7 langkah manajemen varney dan melakukan
pendokumentasian menggunakan SOAP secara komperhensif.
1.2.2 Tujuan
Khusus
a.
Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif
maupun obyektif pada Ny. R umur 26
tahun dengan Heating Perineum Derajat I di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen.
b.
Dapat
membuat interpretasi data dengan tepat pada pada Ny. R umur 26 tahun dengan Heating Perineum
Derajat I di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
c.
Dapat
menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada Ny. R umur 26 tahun dengan Heating Perineum
Derajat I di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen.
d.
Dapat
menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada Ny. R umur 26 tahun dengan Heating Perineum
Derajat I di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen.
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang
tepat untuk pada Ny. R umur
26 tahun dengan Heating Perineum Derajat I di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
f.
Dapat
melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada Ny. R umur 26 tahun dengan Heating
Perineum Derajat I di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
g.
Dapat
melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada Ny. R umur 26 tahun dengan Heating
Perineum Derajat I di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian Nifas
Masa nifas
(Puerperium) adalah masa pulihnya kembali muali dari partus selesai sampai
kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998 :
115).
B.
Tahap
Masa Nifas
Nifas dibagi menjadi 3 periode :
a. Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
b. Puerperium inter medial
Kepulihan menyeluruh
alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
c. Remot puerperium
Waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu – minggu,
berbulan – bulan dan bertahun – tahun.
C.
Fisiologi Nifas
Menurut
Mochtar (1998) pada ibu nifas akan mengalami sebagai berikut:
1. Involusio
Adalah pulihnya kembali alat-alat
genetalia dan jalan lahir setelah plasenta lahir sampai mencapai keadaan
seperti prahamil
a. Involusio rahim
Pengertian rahim, karena :
-
Isi darah dalam rahim telah keluar
-
Otot – otot dinding rahim mengecil oleh proses autolysis (penghancuran
jaringan otot) dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan
kemudian dibuang dengan air kencing
b. Involusio tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat
plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata, kira-kira sebesar
telapak tangan dengan tepat luka ini mengecil dan sembuh kembali setelah 6
minggu post partum
c. Luka jalan lahir
Luka-luka pada jalan lahir
bila tidak ada infeksi, akan sembuh dalam waktu 7-10 hari
d. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus
mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah
persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus
mengecil lagi dalam nifas
e.
Perubahan pada servik dan vagina
Beberapa hari setelah
persalinan, ostium-eksternum dapat dilalui oleh 2 jari pinggir-pinggirnya tidak
rata, retak-retak karena robekan dalam persalinan. Vagina yang sangat diregangkan
waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukuran normal
Pada minggu ke 3 post partum
rugae mulai tampak kembali
f. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding
perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam
6 minggu
g. Rasa sakit
After paints karena kontraksi
rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari post partum
2. Lochea
Adalah cairan yang dikeluarkan
dari uterus melalui vagina pada masa nifas normal, bau anyir dan tidak busuk
a. Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, vernix kaseosa, lanugo dan mekoneum selama 2
hari post partum
b. Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kecoklatan berisi
darah dan lendir hari ke 3-7 post partum
c. Lochea Serosa
Berwarna kuning, cair dan
berdarah pada hari ke 7-14 post partum
d. Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu
e. Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan
seperti nanah berbau busuk
f. Locheastatis
Lochea yang tidak lancar
keluarnya
(Mochtar, 1998 : 116)
3. Laktasi
Masing – masing buah dada
terdiri dari 15-24 labus yang terletak radiar dan terpisah satu sama lain oleh
jaringan lemak. Tiap labus terdiri dari lobula yang terdiri pula dari acini.
Acini ini menghasilkan air susu, tiap lobulus mempunyai cairan halus untuk
menghasilkan dan mengalirkan air susu. Tiap lobulus mempunyai saluran halus
untuk mengalurkan air susu, pembentukan ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin
yang berasal dari bagian depan kelenjar umbi. Selama terbentuk zat ini hormons
esterogen oleh uri pembentukan prolaktin terlambat. Dengan terhentinya pengaruh
esterogen selama persalinan, maka produksi prolaktin meningkat keadaan ini
menyebabkan kelenjar mammae membentuk ASI. Pembentuk ASI dimulai 3-4 jam post
partum. Hormon oksitosin memegang peranan penting dalam mekanisme pengeluaran
ASI dari seluruh kelenjar
(Sarwono, 2002 : 238)
- Nasehat – Nasehat Pasca Ibu Melahirkan
1. Early
Ambulation (Mobilisasi Dini)
Adalah tindakan membimbing pasien keluar dari tempat
tidur dan membimbing selekas mungkin berjalan.
Keuntungan:
a.
Pasien merasa lebih sehat dan kuat
b.
Fungsi usus dan kemih baik
c.
Mengajarkan kepada ibu untuk memelihara bayinya
sendiri.
2. Diet
Makanan harus bergizi cakupan kalori,
protein, banyak sayuran, dan buah untuk memulihkan tenaga, pembentukan dan
pengeluaran ASI
3. Miksi
dan defekasi
a.
Miksi harus ada 6 jam post partum
b.
Defekasi harus ada 3 jam post partum
4. Perawatan
Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kuning,
terutama putting susu
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila putting susu lecet oleskan
colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu
d. Apabila lecet sangat berat dapat
diistirahatkan selam 24 jam, ASI dapat diminumkan dengan sendok.
5. Pemeriksaan
paska persalinan
a.
Pemeriksaan umum
b.
Keadaan umun
c.
Payudara
d.
Dinding perut
e.
Secret yang keluar
f.
Keadaan alat kandungan
6. Senam
nifas
Tujuan
a. Mengurangi rasa sakit pada otot-otot
b. Mengencangkan otot-otot perut
c. Memperbaiki perdarahan
d. Melancarkan pengeluaran lochea
e. Mempercepat involusio
f. Menghindari kelainan
7. Nasehat ibu post partum
a. Follow up
b. Susukan bayi anda sesegera mungkin
c. Mengajarkan senam nifas
d. Untuk kesehatan ibu bayi dan keluarga maka
ber-KB lah
e. Imunisasikan bayi anda
- Seksualitas Post Partum
1.
secara fisik aman melalui hubungan – hubungan suai
istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari
ke dalam vagina tanpa rasa sakit. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak
merasa nyeri maka aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu
siap.
2.
banyak budaya yang memiliki tradisi menunda masa
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu. Misalnya 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
PADA Ny.R UMUR 26 TAHUN P2A0
DENGAN HEATING PERINEUM DERAJAT I
DI BPS Ny. ARI GEMOLONG SRAGEN
Tanggal /Jam Masuk : 5 Desember 2011/ 15.00 WIB
Bidan : Bidan Aryanti
Tempat :
BPS Ny. ARI
I. PENGKAJIAN
Tanggal / jam :
5 Desember 2011/18.25 WIB
A. Data Subyektif
Identitas Pasien Nama
Suami
Nama : Ny. R Nama : Tn. S
Umur : 26 tahun Umur : 33 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa :
Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan :
Swasta
Alamat : Bolong RT 6A Gemolong
1.
Alasan
Datang
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya
pada tangal 5
Desember 2011 jam 16.15 WIB dan sekarang badannya masih
lemas dan nyeri pada luka jahitan.
2.
Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
- Para : 2, A : 0, Hidup : 2
- Usia Kehamilan : 40 minggu
- Kelainan selama hamil: tidak ada
- Tanggal persalinan : 5 Desember 2011 Jam : 16.15 WIB
- Jenis persalinan : normal
- Lama persalinan : Kala I = 7 jam
Kala II =
15 menit
Kala III =
10 menit
Kala IV =
2 jam
- Perdarahan : Kala I : - cc
Kala II :
75 cc
Kala III :
100 cc
Kala IV :
50 cc
Jumlah :
225 cc
- Penyulit dalam persalinan : tidak ada
- Penolong : Bidan
- Kelainan bawaan : tidak ada
- Anak : hidup. Tunggal
BB : 2,8 Kg
PB : 47 cm
3.
Rawat Gabung : ya
Alasan : untuk memudahkan bayi
mendapatkan ASI dan mendekatkan ibu dengan bayinya.
4.
Riwayat Menstruasi
a)
Menarche : 14 tahun
b)
Lama : 7 hari
c)
Warna : Merah Segar
d)
Siklus : 28 hari
e)
Banyaknya : 2 - 3x ganti pembalut/hari
f)
Keluhan : tidak ada
g)
Amenorea : tidak ada
5.
Riwayat Perkawinan
a.
Umur waktu menikah : 20 tahun
b.
Kawin berapa kali : Ibu mengatakan 1 kali menikah
c.
Lama perkawinan : Ibu mengatakan 6 tahun menikah
d.
Jumlah anak : Ibu
mengatakan mempunyai 2 anak
6.
Riwayat kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengatakan badannya lemas dan perutnya
mules setelah persalinan
b.
Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit
menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti
dada berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak
nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning
(Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
c.
Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak
menderita penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung )
seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing
(DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit
Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
7.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Hamil ke-
|
Komplikasi
|
Tempat persalinan
|
UK
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Nifas
|
Anak
|
Ket
|
||||
Lact
|
perdarahan
|
infeksi
|
JK
|
BB
|
PB
|
|||||||
1
|
-
|
BPS Ny. Ari
|
39mg
|
Normal
|
Bidan ari
|
lancar
|
-
|
-
|
L
|
3300 gram
|
49 cm
|
4,5 thn
|
8.
Riwayat KB
JENIS
|
LAMA PENGGUNAAN
|
KAPAN DROP OUT
|
ALASAN DROP OUT
|
KB Suntik 3 bulanan
|
3 tahun
|
2011
|
Ingin mempunyai anak kedua
|
·
Rencana ber KB : Ibu mengatakan ada rencana ber-KB.
·
Jenis Kontasepsi : KB Suntik 3
bulanan
·
Kapan : Setelah bayinya lahir
·
Tanggapan suami : Suami mendukung ibu untuk ber-KB.
·
Jumlah anak yang
diinginkan : 2 orang
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – Hari
KEBUTUHAN
|
POST
|
# Pola Makan
Frekuensi
Porsi
Jenis makanan
Makanan
pantang
Keluhan
Merokok
Minuman keras
Minum jamu
# Pola Minum
Frekuensi
Jenis
Keluhan
|
1 kali
1 piring
Nasi, lauk,sayur
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
Tidak
Tidak
I kali
Air Putih
Tidak Ada
|
# Istirahat
Lama Tidur
Keluhan
|
1 jam
Tidak ada
|
# Personal Hygiene
Mandi
Keramas
Sikat Gigi
Ganti Pakaian
Keluhan
|
Sibin
Belum
Belum
1 kali
Tidak ada
|
# Kehidupan seksual
Frekuensi
Keluhan
|
Belum dikaji
Belum dikaji
Belum dikaji
|
# Eliminasi
Frekuensi BAK
Warna
Bau
Keluhan
Frekuensi BAB
Warna
Bau
Konsistensi
Keluhan
|
2 kali
Kuning jernih
Khas
Tidak ada
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
|
10.
Data Psikologi
- Tanggapan ibu terhadap kelahiran bayinya
Ibu mengatakan
sangat senang dengan kelahiran bayinya dan dapat lahir dengan selamat dan keadaan bayinya sehat.
- Tanggapan suami/keluarga atas kelahiran bayinya
Senang atas kelahiran bayinya
- Dukungan yang diberikan suami / keluarga
Suami memberi dukungan mental
pada ibu dan menyediakan kebutuhan ibu dan bayinya dan membantu urusan rumah tangga
nanti.
- Rencana menyusui bayinya
Ya, segera setelah bayinya lahir sampai berumur + 2 tahun.
11. Data Sosial – Budaya
a. Hewan Peliharaan : ibu tidak memiliki
hewan peliharaan seperti kucing atau anjing di lingkuangan rumahnya.
b. Lingkungan : bersih dan nyaman.
c. Adat istiadat : Sepasaran (BBL)
Selapanan (BBL)
d. Hubungan antara manusia: Hubungan ibu dengan masyarakat baik
e. Hubungan dengan suami dan
keluarga : baik
f.
Kegiatan sosial : Ibu aktif dalam kegiatan di kampong
12.
Data Spiritual
Ibu mampu menjalankan ibadanya
dengan baik seperti tekun pengkajian rutin,
ibu aktif sholat 5 waktu
13. Pengetahuan Ibu
a) Tentang Masa Nifas : ibu sudah mengetahui sedikit mengenai proses
pada masa ifas seperti pemberian ASI, perawatan payudara, perawatan bayi baru
lahir, dan lain – lain.
b) Tentang menyusui/makanan bayi :
Manfaat ASI :
ibu sudah
mengetahui bahwa dalam ASI terkandung gizi yang lebih tinggi di banding susu
formula.
Perawatan payudara : ibu mengatakan bahwa ibu sudah mengerti tentang cara perawatan payudara
Makanan bayi : ibu
mengatakan bahwa bayinya hanya boleh mendapatkan ASI saja samapi usia 6 bulan tanpa tambahan
makanan apapun kecuali vitamin dan obat.
c) Tentang Perawatan bayi : ibu mengatakan sudah mengetahui tentang caraperawatan bayi
d) Pengetahuan ibu tentang senam nifas : Ibu mengatakan kurang tahu
e) Tentang alat KB : ibu sudah mengetahui tentang alat
kontrasepsi.
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM
b. Vital Sign
: TD : 120/80 mmHg N
: 84 x/ menit
S :
370C R
: 20x/ menit
c.
BB sebelum hamil : 53 kg
BB sekarang : 62 kg
d.
TB : 158 cm
e.
LILA : 27 cm
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala dan Leher
·
Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik,
kulit kepala tidak ada lesi
·
Wajah : tidak
ada oedem, simetris
·
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, tidak ada sekret
·
Hidung : bersih,
tidak ada polip, simetris, tidak ada secret
·
Mulut : bersih,
warna kemerahan, siemtris
·
Gigi :
gigi
tidak ada caries, tidak ada karang gigi
·
Gusi :
warna
kemerahan, tidak ada oedem
·
Bibir : warna merah, ada kelembapan, simetris,
tidak ada lesi
·
Telinga : bersih,tidak ada serumen
2.
Leher : Kelenjar thyroid :
tidak ada pembengkakan
Kelenjar
Parotis : tidak ada pembengkakan
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada massa
Kekakuan
: tidak ada
3.
Dada
Auskultasi
jantung : normal
Auskultasi
paru : normal
Bentuk : simetris
4.
Payudara
Pembesaran : Ada
Bentuk
dan ukuran : Simetris
Warna : Normal
Keadaan
putting : Menonjol
Pengeluaran : Ada
Jenis : Kolostrum
Hyeprpigmentasi : Areola
Benjolan : Tidak ada benjolan
/ massa
Nyeri : Tidak nyeri
KGB
Axila : tidak ada
pembesaran
5. Abdomen :
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : Baik
Konsistensi : Teratur
6.
Genetalia :
·
Oedem : tidak ada oedem
·
Varices : tidak ada varices
PPV :
·
Warna Lochea : Merah
·
Jenis : Rubra
·
Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut/hari, penuhnya 75 cc
·
Bau : Khas Darah
Infeksi : Tidak ada
Kelenjar Bartholini : tidak ada oedem, massa maupun cairan
abnormal.
7. Perineum dan Anus :
·
Luka jahitan : ada, derajat 1
·
Keadaan luka : tidak infeksi
·
Tanda radang : tidak ada radang
·
Keadaan vulva : normal
·
Anus : tidak haemorroid
·
Kelainan : tidak ada
8. Ekstremitas :
·
Atas : Baik
·
Bawah
: Baik
·
Oedem : tidak ada
·
Varices : tidak ada
·
Kuku jari : kemerahan
·
Reflek patella : +/+
9. Obat – obatan yang dipakai :
Etamox 3 x 500 mg/ hari
Asam
Mefenamat 3 x 500 mg/ hari
10.
Pemeriksaan Penunjang :
tidak dilakukan pemeriksaan
II.
INTERPRETASI
DATA
Tanggal / jam : 5 Desember 2011/ 18.35 WIB
1.
Diagnosa Kebidanan
Ny. R P2A0 umur 26 tahun 2 jam post partum dengan Heating Perineum
Derajat I.
Dasar
Subyektif : ibu
mengatakan telah melahirkan bayinya 2 jam yang lalu dan sekarang badannya masih lemas serta perutnya terasa mules.
Dasar
Obyektif : KU : Baik Kesadaran : composmentis
VS : T : 120/80
mmHg
R : 20
x/menit
N : 84 x/menit S : 370C
TFU : 2
jari dibawah px
Kontraksi
uterus : keras, konsistensi uterus: teratur
PPV : Lochea Rubra, Warna Merah, Banyaknya 75 cc.
Pemeriksaan Payudara :
·
Pembesaran : Ada
·
Bentuk dan ukuran : Simetris
·
Warna : Normal
·
Keadaan putting : Menonjol
·
Pengeluaran : Ada
·
Jenis : Kolostrum
·
Hyeprpigmentasi : Areola
·
Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
·
Nyeri : Tidak nyeri
2.
Masalah
DS : ibu mengatakan merasakan nyeri pada
luka jahitan.
DO : perineum dengan jahitan satu – satu
sebanyak 3 jahitan
III.
DIAGNOSA
POTENSIAL dan ANTISIPASI
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal/Jam : 5 Desember 2011/ 18.45 WIB
1.
Observasi KU ,VS, PPV. TFU, dan kontraksi uterus.
2.
Beritahu ibu tentang penyebab mules
3.
Anjurkan ibu untuk melakukan
mobilisasi dini.
4.
Beritahu ibu tentang cara menjaga personal hygine.
5.
Beritahu ibu cara menyusui yang benar
6.
Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan.
7.
Anjurkan ibu untuk makan – makanan yang bergizi seimbang.
8.
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
9.
Beritahu ibu tentang cara melakukan
perawatan luka jahitan perineum.
10.
Berikan terapi.
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 12 Desember 2011/ 14.20 WIB
1)
Mengobservasi KU ,VS, PPV. TFU, dan kontraksi
uterus.
2)
Memberitahu ibu tentang penyebab mules : disebabkan oleh adanya kontraksi
dari uterus untuk kembali ke keadaan semula sebelum hamil.
3)
Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
dini seperti mulai miring, duduk
dan benjalan – jalan.
4)
Memberitahu ibu tentang cara menjaga personal hygine :
·
Kebersihan mandi 2 x sehari.
·
Saat setelah BAK / BAB mencuci vulva hingga bersih dari depan ke belakang.
·
Mengganti pembalut bila penuh atau 2 – 3 x sehari.
5)
Memberitahu ibu cara menyusui yang benar :
·
Bayi diletakkan di lengkung tangan ibu, telapak tangan ibu memegang bokong
dan kepala bayi menghadap ke payudara ibu, perut bayi menempel perut ibu.
·
Kepala, telinga dan bahu sejajr satu garis lurus.
·
Oleskan sedikit air susu ibu ke putting susu ibu dan areola.
·
Sangga payudara ibu dengan tangan, kemudian rngsang mulut bayi agar membuka
dengan menggunakan putting susu ibu.
·
Masukkanputting susu ibu dan sebagian areola segera setelah bayi membuka
mulut.
·
Perhatikan bayi selama menyusui agar tidak tersedak.
·
Bila bayi sudah puas keluaran putting susu secara perlahan dengan menarik
perlahan dagu bayi atau dengan memasukkan jari kelingking dari sisi mulut bayi.
·
Oleskan sedikit air susu ibu ke putting dan areola dan biarkan sampai
kering.
6)
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan.
7)
Menganjurkan ibu untuk makan – makanan yang bergizi seimbang.
8)
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
9)
Memberitahu ibu tentang cara melakukan
perawatan luka jahitan perineum :
jangan disentuh – sentuh dan dibersihkan dari arah vulva menuju anus.
10)
Memberikan terapi :
Etamox 3 x 500 mg/ hari
Asam Mefnamat 3 x 500 mg/ hari
VII.
EVALUASI
Tanggal/Jam : 5 Desember 2011/ 19.10 WIB
1.
KU : Baik Kesadaran
: composmentis
VS : T : 120/80
mmHg
R : 20 x/menit
N : 84 x/menit
S : 370C
TFU : 2 jari dibawah px
Kontraksi uterus : keras, konsistensi uterus: teratur
PPV : Lochea Rubra, Warna Merah,
Banyaknya 75 cc.
2. Ibu sudah paham jika perutnya
itu mules disebabkan karena adanya kontraksi rahim untuk kembali ke bentuk
semula.
3. Ibu sudah bisa miring, dudu
dan berjalan – jalan.
4. Ibu bersedia untuk menjaga
personal hygiene.
5. Ibu sudah mengetahui cara
menyusui yang benar.
6. Ibu bersedia untuk menyusui
bayinya sesuai keinginan dan kebutuhan bayinya.
7. Ibu bersedia dan akan makan –
makanan yang bergizi seimbang.
8. Ibu bersedia untuk
beristirahat yang cukup.
9. Ibu sudah mengetahui cara
perawatan luka perineum .
10. Terapi telah diberikan pada
ibu.
DATA PERKEMBANGAN
Tanggal /Jam :
6 Desember 2011 /
07.00 WIB
I.
Subyektif :
·
Ibu mengatakan rasa mules di perutnya sudah berkurang
·
Ibu mengatakan badannya sudah tidak lemas lagi.
·
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dan ASI yang keluar lancar
·
Ibu mengatakan sudah mulai berjalan.
II.
Obyektif :
KU : Baik Kesadaran
: Composmentis
VS :
T :
120 / 80 mmHg S
: 37
0C
N : 84 x / menit R : 20 x / menit
TFU : 2
jari bawah pusat
Payudara : pengeluaran ASI lancar,
jenis kolostrum
Kontraksi uterus :
keras, konsistensi teratur
PPV : lochea rubra, warna merah, banyak 4 - 6 x ganti pembalut, penuhnya 50 cc
III.
Assesment :
Ny. S P2A0
umur 29 tahun 2 jam post
partum hari kedua
dengan nifas normal.
IV.
Penatalaksanaaan :
Tangal / jam : 6 Desember 2011 / 07. 20 WIB
a.
Observasi KU , VS, PPV, TFU, dan
kontraksi uterus.
Mengobservasi KU, VS, PPV,
TFU dan kontraksi uterus.
KU : Baik Kesadaran
: Composmentis
VS : T : 120
/ 70 mmHg S : 36,5
0C
N : 84 x / menit R : 24 x / menit
TFU :
2 jari bawah pusat
Payudara : pengeluaran ASI lancar, jenis kolostrum
Kontraksi
uterus : keras,
konsistensi teratur
PPV : lochea rubra, warna merah, banyak 4- 6 x ganti pembalut, penuhnya 50 cc
b.
Anjurkan ibu
untuk terus menyusui bayinya secara on demand.
Menganjurkan ibu untuk terus
menyusui bayinya secara on demand
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on
demand
c.
Anjurkan ibu
untuk cukup istirahat, makan – makanan yang bergizi dan minum yang cukup.
Menganjurkan ibu untuk cukup
istirahat, makan – makanan yang bergizi dan minum yang cukup
Ibu bersedia ibu untuk cukup
istirahat, makan – makanan yang bergizi dan minum yang cukup
d.
Jelaskan
pada ibu tentang tanda – tanda bahaya pada masa nifas.
Menjelaskan pada ibu tentang
tanda – tanda bahaya pada masa nifas
Tanda – tanda bahaya pada masa nifas :
1.
Perdarahan
dan pengeluaran abnormal.
2.
Sakit daerah
perut atau punggung.
3.
Bengkak pada
ekstremitas.
4.
Demam /
muntah / sakit pada saat BAK.
5.
Sakit kepala
terus – menerus / penglihatan kabur / nyeri ulu hati.
6.
Perubahan
pada payudara : payudara berubah
enjadi merah, panas dan terasa sakit.
7.
Kehilangan
nafsu makan dalam waktu lama.
8.
Rasa sakit /
nyeri, kemerahan, panas disertai dengan area pada betis keras.
9.
Depresi
ostpartum ; perasaan sedih / tidak
mampu mengasuh bayinya sendiri, perasaan letih, nafas terengah – rengah.
Ibu sudah mengetahui tanda –
tanda bahaya pada masa nifas.
e.
Jelaskan
pada ibu tentang pendidikan kesehatan ASI Eksklusif.
Menjelaskan pada ibu tentang
pendidikan kesehatan ASI Eksklusif
1.
Pengertian
ASI Eksklusif : pemberian ASI saja
pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain.
2.
Manfaat ASI
eksklusif :
·
Pada
ibu : lebih hemat,
melindungi dan mencegah kanker payudara, membentu menurunkan berat badan dan
mengembalikan bentuk ideal tubuh ibu seperti sebelu hamil.
·
Pada
bayi : mudah dalam
memberikan dan lebih higienis, relatif aman dan kemungkinan terjadi alergi.
3.
Cara
Penerapan ASI Eksklusif :
·
IMD
selama 1 jam setelah kelahiran bayinya.
·
ASI
Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau
minuman.
·
ASI
diberikan secara on demand, setiap hari setiap malam.
·
ASI
diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.
4.
Cara
penyimpanan ASI:
·
ASI
dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip ±80 – 100 cc.
·
ASI
yang disimpan dalam frezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi
setelah 2 hari.
·
ASI
beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 40C
·
ASI
tidak boleh dipanaskan.
5.
Jenis ASI
·
Kolostrum : pencahar yang membersihkan mekonium
sehingga mukosa usu bayo baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI,
duhasilkan pada hari pertama sampai hari keempat.
·
ASI
Peralihan : ASI ini diproduksi pada hari
kelimasampai hari kesepuluh, komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak
dan hidrat arang semakin tinggi.
·
ASI
Matur : ASI yang disekresikan pada
hari kesepuluh sampai seterusnya, ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus
berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai enam bulan.
f.
Komposisi
ASI :
1.
Imunoglobulin : seperti IgA, IgM, IgD, dan IgE
2.
Lisozim : terdapat dalam ASI sebanyak 6 –
300 ml / 1000 ml, fungsinya bakteriostatik terhadap enterobakteria dan kuman gram (-)
3.
Laktoperiodase:
membantu membunuh streptococcus
4.
lipase. : zat antivirus
Ibu sudah mengetahui tentang
pendidikan kesehatan ASI Ekskluasif.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
nifas dengan heating
perineum derajat I dengan
tujuh langkah varney, penulis mengambil kesimpulan :
4.1.1.
Penulis telah
mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan heating perineum
derajat I di BPS Ny. ARI Gemolong Sragen.
4.1.2.
Hasil pengkajian yang
penulis dapatkan yaitu Ny. R P2A0
post partum dengan
heating perineum derajat I telah melahirkan bayinya dan badannya
lemas, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu normal, riwayat
persalinan normal, anak hidup jenis kelamin perempuan, BB 2800 gram,
PB 47 cm, rawat gabung. Riwayat kesehatan di dalam keluarga
tidak ada yang menderita apapun, kebiasaan sehari-hari dalam batas normal, ibu
dan keluarga sangat senang atas kelahiran bayinya, ibu sedikit tahu cara
perawatan payudara dan bayinya, alat kontrasepsi yang dipakai adalah KB suntik 3 bulanan. Data obyektif dalam batas normal, masalah perut ibu
terasa mules, diagnosa potensial dan antisipasi tidak ada, tindakan segera
tidak ada, intervensi observasi KU dan VS, observasi kontraksi uterus,
observasi TFU dan PPV, beri KIE tentang penyebab mules, cara menjaga personal hygiene, cara
menyusui yang benar, cara melakukan perawatan luka
perineum, beri KIE tentang tanda bahaya nifas
Evaluasi KU baik, ibu sudah tahu penyebab mules, cara menjaga personal hygiene, cara
menyusui yang benar, cara melakukan
perawatan luka perineum, ibu sudah tahu
tanda bahaya nifas, Vital Sign T : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 370C, R : 20 x/menit.
4.1.3.
Dalam pelaksanaan
Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan heating perineum derajat I pada Ny. R tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktek di lahan praktek
4.2.
Saran
4.2.1
Bagi Tenaga Kesehatan
-
Hendaknya selalu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan IPTEK
-
Diharapkan dapat
bekerjasama dalam mengatasi masalah yang akan timbul Bagi Rumah Sakit
4.2.2
Bagi Rumah Sakit
Diharapkan memiliki peralatan yang cukup untuk
menangani masalah gawat darurat pada masa nifas
4.2.3
Bagi Pasien
Setelah diberikan asuhan diharapkan pasien
dapat mengenali tanda bahaya pada masa nifas
DAFTAR PUSTAKA
- Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
- Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
- Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar