Selasa, 19 Februari 2013

Tanda-tanda Dini Bahaya Ibu Hamil Muda


 


LATAR BELAKANG
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
Kehamilan merupkan suatu hal yang fisiologis, namun kehamilan normal dapat menjadi kehmilan yang patologis. Pelayanan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan abnormal (patologis).
Untuk mengantisipasi adanya risiko yang terlalu berat pada ibu berkaitan dengan kehamilannya, penting diketahui tentang tanda–tanda dini bahaya dalam kehamilan muda, yang mencakup; Keluarnya darah dari jalan lahir (pervaginam), hiperemesis gravidarum, nyeri hebat, dan sebagainya. Apabila tanda-tanda bahaya tersebut diabaikan dan menyebabkan ibu berada dalam kondisi yang mengancam jiwa dan sulit untuk ditolong, maka bukan tidak mungkin risiko kematian ibu dan janinnya didepan mata dan akan menambah deret Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).


TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU HAMIL MUDA
Pengertian
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
TANDA-TANDA DINI KOMPLIKASI IBU HAMIL MUDA
1.      PERDARAHAN PERVAGINAM
                                     
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003).
Diagnosis perdarahan pada kehamilan muda :
1.      Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita dengan anemia, penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease- PID), gejala abortus atau keluhan nyeri yang tidak biasa.
     Catatan : Jika dicurigai adanya kehamilan ektopik, lakuka     pemeriksaan bimanual secara hati-hati karena kehamilan ektopik awal bisa sampa mudah pecah.
2. Pikirkan kemungkinan abortus pada wanita usia reproduktif  yang mengalami terlambat haid (lebih 1 bulan sejak haid terakhir) dan mempunyai 1 atau lebih tanda berikut : perdarahan, kaku perut, pengeluaran sebagian produk konsepsi, serviks yang berdilatasi atau uterus yang lebih kecil dari seharusnya.
3. Jika abortus merupakan kemungkinan diagnosis, kenali dan segera tangani komplikasi yang ada.
Macam-macam perdarahan pervaginam :
1. Diagnosis abortus imminens :
·         Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang. Perdarahan ringan
membutuhkan waktu lebih 5 menit untuk membasahi pembalut atau kainbersih.
·         Serviks tertutup.
·         Uterus sesuai dengan usia kehamilan.
·         Gejala / tanda : kram perut bawah dan uterus lunak.

2. Diagnosis kehamilan ektopik terganggu :
·         Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang.
·         Serviks tertutup.
·         Uterus sedikit membesar dari usia kehamilan normal
·         Gejala / tanda : limbung atau pingsan, nyeri perut bawah, nyeri goyang porsio, massa adneksa, dan cairan bebas intra abdomen.

3. Diagnosis abortus komplit :
   
·         Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang.
·         Serviks tertutup atau terbuka.
·         Uterus lebih kecil dari usia kehamilan normal
·         Gejala / tanda : sedikit atau tanpa nyeri perut bawah, dan riwayat ekspulsi hasil konsepsi.

4. Diagnosis abortus insipiens :
   
·         Perdarahan sedang hingga masif (banyak). Perdarahan berat membutuhkan waktu kurang 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih.
·         Serviks terbuka.
·         Uterus sesuai usia kehamilan.
·         Gejala / tanda : kram / nyeri perut bawah, dan belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi.

5. Diagnosis abortus inkomplit :
   
·         Perdarahan sedang hingga masif (banyak).
·         Serviks terbuka.
·         Uterus sesuai usia kehamilan.
·         Gejala / tanda : kram / nyeri perut bawah, dan ekspulsi sebagian hasil konsepsi.

6. Diagnosis abortus mola :
   
·         Perdarahan sedang hingga masif (banyak).
·         Serviks terbuka.
·         Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
·         Gejala / tanda : mual / muntah, kram perut bawah, sindrom mirip pre-
eklampsia, tidak ada janin, dan keluar jaringan seperti anggur.

2. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hyperemesis gravidarum merupakan suatu keadaan yang dikarakteristikkan dengan rasa mual yang berlebihan, muntah, kehilangan berat badan, dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Sebagian besar ibu hamil (70-80%) mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang ekstrim yang disebut hyperemesis gravidarum. Hyperemesis gravidarum tidak dapat dicegah namun ibu hamil dapat menjadi lebih nyaman jika mengetahui cara manajemen perawatan hyperemesis gravidarum tersebut.
Kasus hyperemesis gravidarum ringan dapat diatasi dengan perubahan diet, istirahat dan pemberian antasida.
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui. Keadaan tersebut mungkin berhubungan dengan perubahan hormonal akibat kehamilan. Hypermemesis gravidarum lebih sering dialami oleh ibu dengan kehamilan multipel (kembar dua atau lebih) dan seorang wanita yang mengalami hyperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya mempunyai kemungkinan mengalami hyperemesis gravidarum pada kehamilan berikutnya.
Gejala hyperemesis yang dialami berbeda diantara ibu hamil. Namun gejala umum hyperemesis gravidarum antara lain :

·         Mual dan muntah berat terutama pada trimester pertama kehamilan
·         Muntah setelah makan atau minum
·         Kehilangan berat badan >5% dari BB ibu hamil sebelum hamil, (rata-rata kehilanagn BB 10%)
·         Dehidrasi
·         Penurunan jumlah urine
·         Sakit kepala
·         Bingung
·         Pingsan
·         Jaundise  (warna kuning pada kulit, mata dan membran mukosa)
Perbedaan Morning Sickness dan Hyperemesis Gravidarum
1.      Morning Sickness
·         Mual kadang disertai muntah
·         Mual berkurang pada 12 mgg kehamilan
·         Muntah tidak menyebabkan dehidrasi
·         Masih toleran terhadap makanan tertentu
2.      Hyperemesis Gravidarum
·         Mual berat disertai muntah
·         Mual tidak berkurang setelah 12 mgg kehamilan
·         Muntah menyebabkan dehidrasi berat
·         Tidak toleran terhadap makanan

Tindakan perawatan pada Hyperemesis gravidarum :
·         Bed rest : membuat ibu hamil lebih nyaman, namun harus berhati-hati karena istirahat terlalu banyak menyebabkan kehilangan berat badan.
·         Akupresur : menekanan pada titik anti mual dan muntah yang terletak pada 3 jari diatas pergelangan diantara dua tendon. Lakukan penekanan secara lembut selama 3 menit untuk masing-masing tangan.
·         Hypnosis.
·         Herbal : jahe dan peppermin
3.  NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
Nyeri perut pada wanita hamil merupakan salah satu keluhan terbanyak saat melakukan ANC. Sebetulnya tidak semua rasa sakit tersebut merupakan kelainan yang serius. Namun tidak tertutup kemungkinan rasa nyeri tersebut disebabkan oleh suatu kelianan yang serius.

Konstipasi merupakan salah satu penyebab nyeri yang paling sering ditemukan. Berupa rasa tidak enak diperut yang disebabkan oleh pengaruh hormon yang memperlambat gerakan usus serta penekanan rahim terhadap rektum.

Ligamentum (yang menahan rahim pada tempatnya) juga dapat menimbulkan nyeri didaerah kiri dan kanan bawah bagian perut. Nyeri ini mulai dirasakan pada trimester 2, timbul akibat peregangan dan penebalan ligamentum tersebut guna mengakomodir pembesaran rahim akibat bertambahnya usia kehamilan.

Nyeri perut juga bisa dirasakan oleh bumil jika merubah posisi secra tiba-tiba seperti bangun dari posisi duduk atau tempat tiudur, berguling ditempat tidur atau saat kelur dari bathtub.

Berikut ini adalah beberapa penyebab nyeri perut yang serius :
·         Hamil tidak pada tempatnya (hamil ektopik): hamil yang menanamkan diri diluar rongga rahim. Lokasi yang tersering adalah saluran telur (tuba). Kelainan ini biasanya terjadi pada kehamilan trimester 1. Hamil di luar rongga rahim ini akanmenmbulkan nyeri hebat akibat adanya perdarahan didalam rongga perut akibat "pecahnya" kehamilan ektopik.
·         Keguguran: gejala pertama keguguran adalah pendarahan, yang kemudian diikuti dengan nyeri perut akibat kontraksi rahim. Nyeri bersifat ritmik. Menjalar dari pinggang kearah bagian atas kemaluan.
·         Persalinan kurang bulan: nyeri berasal dari kontraksi rahim . Pada persalinan kurang bulan sering diikuti keluarnya darah yang banyak, sehingga sering disalah artikan sebagai perdarahan pra-persalinan akibat plasenta previa (plasenta tidak pada tempatnya).
·         Solutio Plasenta: adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Waktu yang tepat bagi plasenta lepas adalah setelah bayi lahir. Solusio terjadi sebelum bayi lahir bisa akibat trauma misalnya diurut, atau karena penyakit ibu misalnya tensi tinggi. Nyeri terjadi akibat darah terkumpul didalam rahim.
·         Preeklampsia: nyeri dirasakan pada perut bagian atas (ulu hati) dan diikuiti oleh sakit kepala serta gangguan pandangan berupa mata kabur. Kelainan pada preeklampsia berupa naiknya tensi yang disertai bengkak terutama pada kaki serta bocornya protein dari ginjal.
·         Infeksi saluran kencing: Wanita hamil sering mengalami infeksi saluran kemih. Infeksi pada kandung kemih menimbulkan rasa nyeri dan sensasi terbakar saat BAK. Rasa nyeri dirasakan pada perut bagian bawah.

DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, IBG, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar