LATAR BELAKANG
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode
antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
Kehamilan merupkan suatu hal yang fisiologis, namun
kehamilan normal dapat menjadi kehmilan yang patologis. Pelayanan antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal
dan mendeteksi ibu dengan kehamilan abnormal (patologis).
Untuk mengantisipasi adanya risiko yang terlalu berat pada
ibu berkaitan dengan kehamilannya, penting diketahui tentang tanda–tanda dini
bahaya dalam kehamilan muda, yang mencakup; Keluarnya darah dari jalan lahir
(pervaginam), hiperemesis gravidarum, nyeri hebat, dan sebagainya. Apabila
tanda-tanda bahaya tersebut diabaikan dan menyebabkan ibu berada dalam kondisi
yang mengancam jiwa dan sulit untuk ditolong, maka bukan tidak mungkin risiko
kematian ibu dan janinnya didepan mata dan akan menambah deret Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU HAMIL MUDA
Pengertian
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
TANDA-TANDA DINI KOMPLIKASI IBU
HAMIL MUDA
1.
PERDARAHAN PERVAGINAM
Perdarahan vagina dalam kehamilan
adalah jarang yang normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama
haidnya.
Perdarahan
ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain
dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau
erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya
infeksi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003).
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003).
Diagnosis perdarahan pada kehamilan muda :
1.
Pikirkan kemungkinan kehamilan
ektopik pada wanita dengan anemia, penyakit radang panggul (pelvic inflammatory
disease- PID), gejala abortus atau keluhan nyeri yang tidak biasa.
Catatan : Jika
dicurigai adanya kehamilan ektopik, lakuka
pemeriksaan bimanual secara hati-hati karena kehamilan ektopik awal bisa
sampa mudah pecah.
2. Pikirkan kemungkinan abortus pada wanita usia
reproduktif yang mengalami terlambat
haid (lebih 1 bulan sejak haid terakhir) dan mempunyai 1 atau lebih tanda
berikut : perdarahan, kaku perut, pengeluaran sebagian produk konsepsi, serviks
yang berdilatasi atau uterus yang lebih kecil dari seharusnya.
3. Jika abortus merupakan kemungkinan diagnosis, kenali dan
segera tangani komplikasi yang ada.
Macam-macam perdarahan pervaginam :
1.
Diagnosis abortus imminens :
·
Bercak perdarahan hingga perdarahan
sedang. Perdarahan ringan
membutuhkan waktu lebih 5 menit untuk membasahi pembalut atau kainbersih.
membutuhkan waktu lebih 5 menit untuk membasahi pembalut atau kainbersih.
·
Serviks tertutup.
·
Uterus sesuai dengan usia kehamilan.
·
Gejala / tanda : kram perut bawah
dan uterus lunak.
2.
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu :
·
Bercak perdarahan hingga perdarahan
sedang.
·
Serviks tertutup.
·
Uterus sedikit membesar dari usia
kehamilan normal
·
Gejala / tanda : limbung atau
pingsan, nyeri perut bawah, nyeri goyang porsio, massa adneksa, dan cairan
bebas intra abdomen.
3. Diagnosis
abortus komplit :
·
Bercak perdarahan hingga perdarahan
sedang.
·
Serviks tertutup atau terbuka.
·
Uterus lebih kecil dari usia
kehamilan normal
·
Gejala / tanda : sedikit atau tanpa
nyeri perut bawah, dan riwayat ekspulsi hasil konsepsi.
4.
Diagnosis abortus insipiens :
·
Perdarahan sedang hingga masif
(banyak). Perdarahan berat membutuhkan waktu kurang 5 menit untuk membasahi pembalut
atau kain bersih.
·
Serviks terbuka.
·
Uterus sesuai usia kehamilan.
·
Gejala / tanda : kram / nyeri perut
bawah, dan belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
5. Diagnosis
abortus inkomplit :
·
Perdarahan sedang hingga masif
(banyak).
·
Serviks terbuka.
·
Uterus sesuai usia kehamilan.
·
Gejala / tanda : kram / nyeri perut
bawah, dan ekspulsi sebagian hasil konsepsi.
6.
Diagnosis abortus mola :
·
Perdarahan sedang hingga masif
(banyak).
·
Serviks terbuka.
·
Uterus lunak dan lebih besar dari
usia kehamilan
·
Gejala / tanda : mual / muntah, kram
perut bawah, sindrom mirip pre-
eklampsia, tidak ada janin, dan keluar jaringan seperti anggur.
eklampsia, tidak ada janin, dan keluar jaringan seperti anggur.
2. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hyperemesis
gravidarum merupakan suatu keadaan yang dikarakteristikkan dengan rasa mual
yang berlebihan, muntah, kehilangan berat badan, dan gangguan keseimbangan
elektrolit.
Sebagian besar ibu hamil (70-80%) mengalami morning
sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang
ekstrim yang disebut hyperemesis gravidarum. Hyperemesis gravidarum tidak dapat
dicegah namun ibu hamil dapat menjadi lebih nyaman jika mengetahui cara
manajemen perawatan hyperemesis gravidarum tersebut.
Kasus
hyperemesis gravidarum ringan dapat diatasi dengan perubahan diet, istirahat
dan pemberian antasida.
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui.
Keadaan tersebut mungkin berhubungan dengan perubahan hormonal akibat kehamilan.
Hypermemesis gravidarum lebih sering dialami oleh ibu dengan kehamilan multipel
(kembar dua atau lebih) dan seorang wanita yang mengalami hyperemesis
gravidarum pada kehamilan sebelumnya mempunyai kemungkinan mengalami
hyperemesis gravidarum pada kehamilan berikutnya.
Gejala
hyperemesis yang dialami berbeda diantara ibu hamil. Namun gejala umum
hyperemesis gravidarum antara lain :
·
Mual dan muntah berat terutama pada trimester
pertama kehamilan
·
Muntah setelah makan atau minum
·
Kehilangan berat badan >5% dari BB ibu hamil
sebelum hamil, (rata-rata kehilanagn BB 10%)
·
Dehidrasi
·
Penurunan jumlah urine
·
Sakit kepala
·
Bingung
·
Pingsan
·
Jaundise
(warna kuning pada kulit, mata dan membran mukosa)
Perbedaan
Morning Sickness dan Hyperemesis Gravidarum
1.
Morning Sickness
·
Mual kadang disertai muntah
·
Mual berkurang pada 12 mgg kehamilan
·
Muntah tidak menyebabkan dehidrasi
·
Masih toleran terhadap makanan tertentu
2.
Hyperemesis Gravidarum
·
Mual berat disertai muntah
·
Mual tidak berkurang setelah 12 mgg kehamilan
·
Muntah menyebabkan dehidrasi berat
·
Tidak toleran terhadap makanan
Tindakan
perawatan pada Hyperemesis gravidarum :
·
Bed rest : membuat ibu hamil lebih nyaman, namun
harus berhati-hati karena istirahat terlalu banyak menyebabkan kehilangan berat
badan.
·
Akupresur : menekanan pada titik anti mual dan
muntah yang terletak pada 3 jari diatas pergelangan diantara dua tendon.
Lakukan penekanan secara lembut selama 3 menit untuk masing-masing tangan.
·
Hypnosis.
·
Herbal : jahe dan peppermin
3. NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
Nyeri
perut pada wanita hamil merupakan salah satu keluhan terbanyak saat melakukan
ANC. Sebetulnya tidak semua rasa sakit tersebut merupakan kelainan yang serius.
Namun tidak tertutup kemungkinan rasa nyeri tersebut disebabkan oleh suatu
kelianan yang serius.
Konstipasi
merupakan salah satu penyebab nyeri yang paling sering ditemukan. Berupa rasa
tidak enak diperut yang disebabkan oleh pengaruh hormon yang memperlambat
gerakan usus serta penekanan rahim terhadap rektum.
Ligamentum (yang menahan rahim pada tempatnya) juga dapat menimbulkan nyeri didaerah kiri dan kanan bawah bagian perut. Nyeri ini mulai dirasakan pada trimester 2, timbul akibat peregangan dan penebalan ligamentum tersebut guna mengakomodir pembesaran rahim akibat bertambahnya usia kehamilan.
Ligamentum (yang menahan rahim pada tempatnya) juga dapat menimbulkan nyeri didaerah kiri dan kanan bawah bagian perut. Nyeri ini mulai dirasakan pada trimester 2, timbul akibat peregangan dan penebalan ligamentum tersebut guna mengakomodir pembesaran rahim akibat bertambahnya usia kehamilan.
Nyeri
perut juga bisa dirasakan oleh bumil jika merubah posisi secra tiba-tiba
seperti bangun dari posisi duduk atau tempat tiudur, berguling ditempat tidur
atau saat kelur dari bathtub.
Berikut ini adalah beberapa penyebab nyeri perut yang serius :
Berikut ini adalah beberapa penyebab nyeri perut yang serius :
·
Hamil
tidak pada tempatnya (hamil ektopik): hamil yang menanamkan diri diluar rongga
rahim. Lokasi yang tersering adalah saluran telur (tuba). Kelainan ini biasanya
terjadi pada kehamilan trimester 1. Hamil di luar rongga rahim ini
akanmenmbulkan nyeri hebat akibat adanya perdarahan didalam rongga perut akibat
"pecahnya" kehamilan ektopik.
·
Keguguran:
gejala pertama keguguran adalah pendarahan, yang kemudian diikuti dengan nyeri
perut akibat kontraksi rahim. Nyeri bersifat ritmik. Menjalar dari pinggang
kearah bagian atas kemaluan.
·
Persalinan
kurang bulan: nyeri berasal dari kontraksi rahim . Pada persalinan kurang bulan
sering diikuti keluarnya darah yang banyak, sehingga sering disalah artikan
sebagai perdarahan pra-persalinan akibat plasenta previa (plasenta tidak pada
tempatnya).
·
Solutio
Plasenta: adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Waktu yang tepat bagi
plasenta lepas adalah setelah bayi lahir. Solusio terjadi sebelum bayi lahir
bisa akibat trauma misalnya diurut, atau karena penyakit ibu misalnya tensi
tinggi. Nyeri terjadi akibat darah terkumpul didalam rahim.
·
Preeklampsia:
nyeri dirasakan pada perut bagian atas (ulu hati) dan diikuiti oleh sakit
kepala serta gangguan pandangan berupa mata kabur. Kelainan pada preeklampsia
berupa naiknya tensi yang disertai bengkak terutama pada kaki serta bocornya
protein dari ginjal.
·
Infeksi
saluran kencing: Wanita hamil sering mengalami infeksi saluran kemih. Infeksi
pada kandung kemih menimbulkan rasa nyeri dan sensasi terbakar saat BAK. Rasa
nyeri dirasakan pada perut bagian bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, IBG, dkk. 2007. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar