BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data yang ada ternyata kematian pada masa
neonatus memberikan kontribusi sekitar 75 % dari semua kematian selama tahun
pertama kehidupan bayi. Berbagai penyebab langsung kematian bayi pada masa neonatus
seperti BBLR (29 %), Asfiksia (27 %), Tetanus (10 %), Infeksi (15 %),
Heratologi (6 %), pemberian ASI (10 %), lain-lain (15 %). ( Anonim, 2010 ).
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lebih
kurang 2500 gr. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan kurang atau sama dengan
2500 gr disebut prematur. Kondisi BBLR sangat rentan terhadap komplikasi dan
membutuhkan suatu perawatan yang tepat.
Masih tingginya presentase angka kematian bayi maka
penulis mengambil judul “ASUHAN
KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA By.Ny. S DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI BPS
Ny. ARI GEMOLONG SRAGEN”. Agar
dapat mendeteksi serta mencegah komplikasi pada BBLR sehingga dapat menurunkan
angka kematian BBLR.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan
Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir normal menggunakan 7 langkah manajemen varney dan melakukan
pendokumentasian menggunakan SOAP secara komperhensif.
1.2.2 Tujuan
Khusus
a.
Dapat
melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada By.Ny. S dengan BBLR di BPS Ny. ARI Gemolong Sragen.
b. Dapat membuat interpretasi data dengan
tepat pada By.Ny. S dengan BBLR di BPS Ny. ARI Gemolong Sragen
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah
potensial dan antisipasi pada By.Ny. S dengan BBLR di BPS Ny. ARI Gemolong
Sragen
d. Dapat menentukan tindakan segera yang
tepat untuk By.Ny. S dengan BBLR di BPS Ny. ARI Gemolong Sragen
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang
tepat untuk By.Ny. S dengan BBLR di BPS Ny. ARI Gemolong Sragen
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang
telah dibuat dengan baik pada By.Ny. S dengan BBLR di BPS Ny. ARI Gemolong
Sragen
g.
Dapat
melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir
pada By.Ny. S dengan BBLR di BPS Ny. ARI Gemolong Sragen
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gr. (Dep Kes. RI, 2001 : 122).
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang
dari 500 gram, tanpa memandang usian kehamilan. (Gladioostrange. Blogspot.
Com).
2.2. Klasifikasi
Klasifikasi BBLR dapat digolongkan menjadi :
1.
Prematuritas murni.
Adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan BB yang
sesuai.
2.
Smal For Date (SFP) atau kecil untuk masa kehamilan.
Adalah bayi yang BB rendah kurang dari seharusnya umum kehamilan.
3.
Reterdasi pertumuhan janin uterus.
Adalah bayi yang lahir dengan BB rendah dan tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan.
4.
Lihgt for date sama dengan small for date.
5.
Dismaturias.
Adalah suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutan kehamilan.
6.
Large for date.
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan
missal pada DM.
(Mohtar Rustam, 1998 : 448).
2.3. Etiologi
1.
Faktor genetik / kromosom
2.
Infeksi
3.
Bahan toksit
4.
Radiasi
5.
Disfungsi plasenta
6.
Faktor nutrisi
7.
Faktor-faktor lain seperti merokok, peminum alcohol.
2.4. Komplikasi
1.
Sindrom
aspirasi mekonium
2.
Asfiksia
Neonatorum
3.
Sindrom
Disstres Respirasi
4.
Penyakit
membran Hialin
5.
Dismatur
Preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
6.
Hiperbilirubinemia,
patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
7.
Hipotermia,
hipoglikemia, anemi, gangguan pembekuan darah
8.
Infeksi,
retrolental fibroplasia, NEC ( necrotizing enterocolitis)
9.
Bronchopulmonary
dysplasia, malformasi kongenital.
2.5. Penanganan Awal BBLR
1.
Keringkan secepatnya dengan handuk kering.
2.
Ganti kain basah dengan kain kering.
3.
Bungkus bayi dengan kain dan sebelumnya lakukan
perawatan tali pusat.
4.
Untuk menghangatkan beri lampu 60 watt dengan jawak
minimal 60 cm dari bayi.
5.
Kemudian tutup kepala bayi dengan topi bila perlu
berikan oksigen.
6.
Tetesi ASI bila perlu dapat dilakukan sende untuk
memasukkan susu / ASI pada bayi.
7.
Bila bayi dalam keadaan rentang segera berikan infuse
dektrose 10 % + bikarbonas atau natricus 1,5 % - 4 % pada hari I : 60 cc / kg /
hari, pada hari ke II : 70 cc / kg / hari.
8.
Berikan antibiotika.
9.
Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapat
menelan langsung / biru / tanda-tanda hypotermi berat, terangkan kemungkinan
bayinya akan meninggal.
2.6. Perawatan Bayi Berat Badan Rendah
Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu
lingkungan. Pemberian makanan dan siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi
premature makin pendek masa kehamilan, makin sulit dan makin banyak persoalan
yang dihadapi. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi cacat
bawaan dan trauma pada otak.
1.
Pengaturan suhu lingkungan
Dapat dilakukan dengan pemanasan lampu atau dengan
memasukkan dalam incubator dengan suhu yang diatur :
* Suhu
berat badan di bawah 2 kg 35 0C.
* Bayi
berat badan 2 kg sampai 2,5 kg 34 0C.
Suhu incubator diturunkan 1 0C setiap
minggu sampai bayi ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24 sampai 27 0C.
2.
Makanan bayi berat lahir rendah
Umumnya bayi premature belum sempurna reflek menghisapnya, kapasitas
lambung masih kecil dan daya enzim pencernakan terutama lipase masih kurang,
maka makanan diberikan dengan sonde atau pipet sedikit demi sedikit tapi
sering.
3.
Pada perawatan bayi berat lahir rendah juga dapat
menggunakan Kanggoro Mother Care (KMC).
KMC adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara
dini, terus menerus dan dikombinasikan dengan pemberian ASI. Metode ini
bertujuan agar bayi kecil tetap hangat DURASI :
-
Dijalankan sampai bayi berat badan 2500 gram atau
mendekati 40 minggu.
-
Bila ibu perlu istirahat dapat digantikan ayah ataupun
saudara.
-
KMC dapat dilakukan setiap saat ketika bayi
menginginkan.
4.
Pakaian dan posisi bayi
-
Berikan bayi pakaian, topi, popok dan kaos kaki yang
telah dihangatkan lebih dulu.
-
Letakkan bayi di dada ibu :
·
Dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan
lihat apakah kepala bayi apakah sudah berfiksasi.
·
Posisikan bayi dalam frog position yaitu fleksi
pada siku dan tungkai kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala
agak ektensi.
-
Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang
sudah cukup hangat, dalam methode KM ini tidak memerlukan baju khusus dapat
juga menggunakan baju yang lebih besar dari badan ibu. Kemudian ibu memakai
selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
2.7. Diagnosa Potensial yang Dapat Terjadi Pada
BBLR
·
Hipotermi dapat disebabkan oleh lingkungan yang
dingin karena bayi tidak dapat menghasilkan panas dari dalam tubuhnya.
·
Ikterus biasanya terjadi pada BBLR dan lebih
besar terjadi pada premature, hal ini disebabkan karena adanya dasar patologis
atau kadarbilirubin mencapai nilai yang disebut hipebilirubinemia.
Dianggap bilirubinemia bila :
* Ikterus terjadi
24 jam pertama.
* Peningkatan
konsentrasi lebih besar sama dengan 5 mg% / 24 jam.
* Peningkatan
bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada NKL3 12,5 mg% pada NCB.
* Disertai
keadaan
- BB <
2000 mg
- UK < 36 mg
- Asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan
pernafasan
- Infeksi
- Trauma lahir kepala
- Hipoglikemia
- Hiporosmalalitas darah
Ikterus dapat dicegah dengan caa :
-
Pengawasan antenatal yang baik
-
Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan
neonatus
-
Pemberian makanan dini
-
Pencegahan infeksi.
2.8
Penatalaksanaan
·
Resusitasi
yang adekuat
·
Pengaturan
suhu
·
Terapi
oksigen
·
Pengawasan
terhadap PDA ( patent ductus arteriosus )
·
Keseimbangan
cairan dan elektrolit, pemberian nutris yang cukup.
·
Pengelolaan
hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat.
2.9
Kebutuhan Nutrisi
Makanan bayi prematur refleks hisap, telan
dan batuk belum sempurna. Kapasitas lambung masih sedikit, kebutuhan protein 3
– 5 gram / hari dan tinggi kalori 110 kalori / kgBB / hari. Pemberian minum
dimulai saat bayi berumur 3 jam. Jumlah cairan yang diberikan pertama kali
adalah 1 – 5 ml/ jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit 12 jam.
Banyak cairan yang diberikan perhari
adalah 60 ml/kgBB/ hari dan setiap hari dinaikkan sampai dengan 200 ml/kgBB/
hari pada akhir minggu kedua.
Hari Kelahiran
|
Cairan/kgBB/hari
|
Kalori/kgBB/hari
|
1
2
3
4
5
6
7
8-10
|
60 ml
70 ml
80 ml
90 ml
100 ml
110 ml
120 ml
150 – 200 ml
|
40 kal
50 kal
60 kal
70 kal
80 kal
90 kal
100 kal
120 kal
|
Air susu yang paling baik adalah ASI. Bila
bayi belum dapat menyusu, ASI dapat di pompa dan dimasukkan dalam botol steril.
Bila ASI tidak ada, ganti susu dengan susu buatan yang mengandung lemak yang
mudah dicerna oleh bayi ( lemaknya dari middle chain trigly ceride ) dan
mengandung 20 kalori/ 30 ml air atau sekurang – kurangnya bayi dapat 110
kal/kgBB/ hari.
2.10
Pencegahan
Hal – hal yang
dapat dilakukan :
1.
Meningkatkan
pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali salama kurun kehamilan dan
dimulai sejak umur kehamilan muda.ibu hamil yang diduga beresiko, terutama
faktor resio yang mengarah melahirkan bayi dengan BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2.
Penyuluhan
kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda – tanda
bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3.
Hendaknya
ibu dapat meencanakan persalinan pada kurun umur reproduksi sehat ( 20 – 34
tahun ).
4.
Perlu
dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI Ny. S DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI BPS Ny. ARI GEMOLONG SRAGEN
Tanggal / jam masuk : 8 Desember 2011 / 07.45
WIB
Tempat :
BPS Ny. ARI
I. PENGKAJIAN
Tanggal / jam : 8 Desember 2011 / 07. 55 WIB
- Data Subyektif
A. Identitas
Nama : By. Ny. S
Tanggal/jam lahir : 8 Desember 2011 / 07.45 WIB
Alamat :
Ngandul RT 7 RW 2 Sumberlawang, Sragen
Penanggung Jawab
Nama :
Ny. S
Umur :
33 Tahun
Pekerjaan :
Swasta
B. Riwayat Kehamilan Sekarang
G P A : G2 P1 A0
Umur kehamilan : 38 minggu
Kenaikan BB : 10 kg
ANC : 15 kali
TT :
2 kali (kehamilan yang ke 24 mgg dan
kehamilan yang ke 28 mgg)
C.
Riwayat Persalinan Sekarang
a.
Kala I :
12 menit
b. Kala II : 15 menit
§ DJJ :
128 x / menit
§ Warna air ketuban : Jernih
§ Caput :
Tidak ada
§ Cefal Hematuma : Tidak ada
§ Bayi lahir jam : 07.45 WIB
§ Jenis persalinan : Normal
APGAR SCORE
Skore
|
1 menit
|
5 menit
|
10 menit
|
A: Appearance colour
(warna kulit)
|
2
|
2
|
2
|
P: Pulse/ Head Rate
(frekuensi jantung)
|
2
|
2
|
2
|
G:
Grimace (reaksi terhadap rangsangan)
|
1
|
1
|
2
|
A: Activity (tonus otot)
|
2
|
2
|
2
|
R: Respiration (usaha nafas)
|
1
|
2
|
2
|
Jumlah
|
8
|
9
|
10
|
D.
Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Hamil ke-
|
Komplikasi
|
Tempat persalinan
|
UK
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Nifas
|
Anak
|
Ket
|
||||
Lact
|
perdarahan
|
infeksi
|
JK
|
BB
|
PB
|
|||||||
1
|
-
|
BPS Ny. Ari
|
38mg
|
normal
|
Bidan ari
|
lancar
|
-
|
-
|
L
|
3400 gram
|
49cm
|
-
|
2
|
-
|
BPS Ny. Ari
|
38
mg
|
normal
|
Bidan ari
|
lancar
|
-
|
-
|
P
|
2300 gram
|
48 cm
|
-
|
E.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak
menderita penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung )
seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing
(DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit
Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
F. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi :
Bayi belum diberi nutrisi.
2. Eliminasi :
BAK pertama kali tanggal
: 8 Desember 2011, Jam : 08.30 WIB
Warna : Kuning Jernih
Jumlah : 20 cc
BAB pertama kali tanggal : 8
Desember 2011, Jam : 08.20 WIB
Warna : Hitam Kehijauan ( Mekonium )
Konsistensi : Lembek
Jumlah : 50 cc
3. Istirahat :
belum dikaji
·
Tidur : belum dikaji
·
Keluhan : belum dikaji
- Data Obyektif
A.
Pemeriksaan Umum
1.
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : CM
2.
Vital Sign : HR :
128 x / menit S : 370C
RR :
42 x / menit
3.
BB Lahir : 2300 gram BB sekarang : 2300 gram
4.
PB Lahir : 48 cm PB
sekarang : 48 cm
5.
LD lahir :
34 cm LD sekarang : 34 cm
6.
LK Lahir : 34 cm LK
sekarang : 34 cm
7.
Warna kulit : Kemerahan Warna
kuku : Kemerahan
8.
Tangis bayi : Kuat
9.
Tonus otot : Baik
B.
Pemeriksaan kepala
1. Keadaan Ubun-ubun :
mendatar Sutura :
Menutup
2. Penonjolan / pencekungan : tidak ada
3. Ukuran kepala : DMO : 15 cm
DFO : 13,5 cm
C.
Mata
1.
Kedimetrisan :
simetris
2.
Tanda –tanda infeksi :
tidak ada
3.
Konjungtiva :
tidak anemis
4.
Sclera :
tidak ikterik
5.
Kelaianan pada mata :
tidak ada
6.
Secret :
tidak ada
7.
Reflek
penglihatan : ada, mata
bayi melihat benda bergerak
D.
Hidung dan Mulut
1.
Kelainan bawaan :
tidak ada
2.
Refleksi menghisap :
ada, areola putting susu ibu
tertekan gusi bayi, lidah dan langit – langit mulut bayi.
3.
Kesimetrisan :
simetris
E.
Telinga
1.
Letaknya/kesimetrisan :
simetris
2.
Kelainan :
tidak ada
3.
Reflek
pendengaran : ada, respon
memeluk saat bayi dikagetkan
F.
Leher
1.
Pembengkakan :
tidak ada
2.
Benjolan :
tidak ada
G.
Dada
1.
Bentuk :
simetris
2.
Putting Susu : menonjol
3.
Bunyi napas :
normal
4.
Bunyi Jantung
: dalam batas normal
5.
Retraksi : tidak ada retraksi
H.
Bahu, lengan, dan tangan
1.
Gerakan :
normal
2.
Kelainan :
tidak ada
3.
Bentuk :
simetris
4. Kesimetrisan : simetris kanan dan kiri
5.
Jumlah jari :
lengkap
I.
Sistem saraf
1. Reflek Moro : baik, ada respon memeluk saat bayi dikagetkan.
2. Reflek Rooting : baik, ada respon membuka
mulut saat jari kita menyentuh mulut bayi.
3. Reflek Grasping : baik, saat tangan bayi diberi telunjuk
maka tangan bayi akan menggenggam.
4. Reflek Walking : baik, saat telapak kaki bayi disentuh dengan
jari maka akan bergerak-gerak.
5.
Reflek Sucking : baik, bayi menghisap dengan kuat dan areola putting susu ibu tertekan gusi
bayi, lidah dan langit – langit.
6. Reflek Tonic Neck : ada, bayi dapat menggerak-gerakkan kepalanya dan dapat memiringkan kepalanya saat di
tengkurapkan.
J.
Abdomen
1.
Bentuk : simetris
2.
Penonjolan lilitan tali pusat pada saat bayi menangis : tidak ada
3.
Perdarahan tali pusat :
tidak ada
4.
Keadaan tali
pusat : baik
K.
Kelamin
·
Perempuan :
Vagina : Berlubang
Uretra : Berlubang
Keadaan Labia Mayira dan
Minora : labia mayora menutupi labia
minora.
Kelainan : tidak ada
L.
Tungkai dan Kaki
1.
Bentuk :
simetris
2.
Gerakan :
normal
3.
Kelainan :
tidak ada
4.
Jumlah jari : Lengkap
M.
Punggung
1.
Pembengkakan/Pencekungan : tidak ada
2.
Spina Bifida :
tidak ada
N.
Anus
·
Berlubang :
ya
O.
Kulit
1.
Vernik :
ada
2.
Warna :
kemerahan
3.
Tanda lahir :
tidak ada
4.
Pembengkakan
: tidak ada
P.
Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
·
Golongan
darah :
Tidak dilakukan
·
Hb : Tidak dilakukan
·
Bilirubin : Tidak dilakukan
·
Leukosit : Tidak dilakukan
·
Lain-lain :
Tidak dilakukan
Q. Pengobatan yang telah didapat : tidak ada
II.
INTERPRETASI DATA
Tanggal : 8 Desember 2011 / 08. 30 WIB
a.
Diagnosa Kebidanan
By.Ny. S lahir spontan, cukup bulan, sesuai masa kehamilan
dengan berat badan lahir rendah umur 15 menit.
Dasar :
S : ibu
mengatakan telah melahirkan
anak keduanya di BPS Ny. Ari Gemolong tanggal 8 Desember 2011 jam 07. 45 WIB
O :
·
Bayi lahir tanggal 8 Desember 2011 jam 07. 45 WIB
·
Keadaan
Umum : Baik Kesadaran : CM
HR : 128 x / menit S : 370C
RR : 42 x / menit
·
Apgar
Score : 1 menit : 8
5 menit :
9
10 menit :
10
·
Jenis
kelamin : Perempuan
BB : 2300 gram PB : 48 cm
LK : 34 cm LD : 34 cm
·
Warna
Kulit : Kemerahan Tonus otot : Aktif
·
Tangis
bayi : Kuat Anus :
berlubang
·
Kelainan
Kongenital : tidak ada
·
Reflek
rooting, sucking, moro, grasping, tonic neck :
Baik
b.
Masalah :
tidak ada
III. DIAGNOSA
POTENSIAL dan ANTISIPASI
Tidak ada
IV. TINDAKAN
SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal / jam : 8
Desember 2011 / 08. 35 WIB
1.
Observasi KU
dan VS
- Jaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor.
- Beri nutrisi PASI 1 – 5 ml / jam dan ASI sesering mungkin pada bayi minimal tiap 2 jam atau sesuai kebutuhan.
- Observasi BAB dan BAK.
- Memandikan bayi setelah 6 jam post partum selanjutnya 2 x sehari.
- Berikan injeksi vitamin K dan tetes mata segera setelah bayi lahir.
- Rawat tali pusat dengan prinsip antiseptik.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal
/ jam : 8 Desember 2011 / 08. 40 WIB
1)
Mengobservasi
KU dan VS
2)
Menjaga
kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor.
3)
Memberi
nutrisi PASI 1 – 5 ml / jam dan ASI sesering mungkin pada bayi minimal tiap 2
jam atau sesuai kebutuhan.
4)
Mengobservasi
BAB dan BAK.
5)
Memandikan
bayi setelah 6 jam post partum selanjutnya 2 x sehari.
6)
Memberikan
injeksi vitamin K 1 mg secara IM pada paha kiri 1/3 bagian luar atas dan tetes
mata eritromycin 0,5 % sebanyal 1 tetes pada mata kanan dan mata kiri segera setelah bayi lahir.
7)
Merawat tali
pusat dengan prinsip antiseptik dengan cara membungkus tali pusat bayi dengan
kassa steril.
VII.
EVALUASI
Tanggal /
jam : 8 Desember 2011 / 09.00 WIB
1. Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis
Vital Sign : HR : 138 x/menit S : 37OC
RR : 44 x/menit
2. Kehangatan bayi sudah terjaga dengan
mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor
3. Bayi sudah diberi PASI dan ASI sesuai
kebutuhan
4. Bayi sudah BAB 1 kali, warna kehitaman, konsisitensi
lembek, dan BAK 4 - 6 kali, warna kuning jernih.
5. Injeksi vitamin K dan tetes mata sudah
diberikan.
6. Tali pusat sudah dirawat dan dibungkus
dengan kassa steril dan tidak ada perdarahan maupun tanda – tanda infeksi.
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal
/ jam : 9 Desember 2011/ jam 06.30 WIB
I.
DATA
SUBYEKTIF
·
Ibu
mengatakan bayinya sudah menetek dengan kuat.
·
Ibu mengatakan
ASI nya sudah lancar.
·
Ibu
mengatakan bayinya sudah tidur nyenyak.
·
Ibu
mengatakan bayinya BAB 1 kali sehari dan BAK 4 – 6 kali sehari.
II.
DATA
OBYEKTIF
·
Keadaan
Umum : Baik Kesadaran : CM
HR : 138 x / menit S : 370C
RR : 44 x / menit
·
Apgar
Score : 1 menit : 8
5 menit :
9
10 menit :
10
·
Jenis
kelamin : Perempuan
BB : 2300 gram PB : 48 cm
LK : 34 cm LD : 34 cm
·
Warna
Kulit : Kemerahan Tonus otot : Aktif
·
Tangis
bayi : Kuat Anus :
berlubang
·
Kelainan
Kongenital : tidak ada
·
Reflek
rooting, sucking, moro, grasping, tonic neck :
Baik
·
Tali
pusat : masih basah dan tidak ada
tanda – tanda infeksi
·
Minum
PASI : 70 ml/kgBB/ hari atau bila bayi menangis.
III.
ASSESMENT
By. Ny. S lahir
spontan, cukup bulan, sesuai dengan masa kehamilan dengan berat badan lahir rendah
umur 2 hari.
IV.
PENATALAKSANAAN
Tanggal / jam :
9 Desember 2011/ jam 06.45 WIB
1. Observasi KU dan VS.
Mengobsevasi KU dan VS.
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : CM
HR : 128 x / menit S : 37,20C
RR : 48 x / menit
2. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai
kebutuhan bayi.
Menganjurkan
ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan bayi.
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya
sesuai kebutuhan bayi.
3. Cegah infeksi dan rawat tali pusat.
Mencegah infeksi dan merawat
tali pusat bayi dengan cara membungkus tali pusat bayi dengan kassa steril.
Tali pusat bayi sudah terawat dengan
baik sehingga tidak terjadi infeksi.
4. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan
bayi.
Menganjurkan ibu untuk menjaga
kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi tiap basah atau kotor.
Ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayi.
5. Anjurkan ibu
untuk menjaga kebersihan bayi.
Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayi
dengan memandikan bayi 2 x sehari.
Ibu
bersedia untuk menjaga kebersihan bayi.
6. Observasi tanda
– tanda peradangan tali pusat
Mengobservasi tanda – tanda peradangan tali pusat
seperti adanya bau busuk dari tali pusat, tali pusat berwarna kemerahan, keluar
nanah / pus dari tali pusat.
Tali
pusat tidak ada tanda – tanda infeksi, tali pusat masih basah dan terbungkus
kassa steril.
7. Beri pendkes
pada ibu tentang Tanda Bahaya BBL
Memberi pendkes pada ibu tentang Tanda Bahaya BBL, meliputi :
a. Bayi
tidak dapat menyusu , sulit minum, malas minum. Kemungkinan bayi mengalami
kelainan pada bibir dan langit – langit dan bayi infeksi.
b. Bayi
kejang kemungkinan bayi terjadi infeksi misalnya tetanus neonatorum dan
gangguan sistim persyarafan seperti trauma kelahiran
c. Bayi
mengantuk dan tidak sadar ( letargis ) kemingkinan bayi infeksi / sepsis dan
gangguan sistim persyarafan.
d. Apabila
nafas bayi kurang dari 40 x/menit atau labih dari 60 x/menit disertai tarikan
dada, ini disebabkan karena gangguan pernafasan.
e. Apabila
bayi merintih, lemah, atau kurang aktif, kemungkinan disebabkan karena infeksi.
f. Warna
kulit bayi : sianosis ( warna
kulit membiru mulai dari muka sampai seluruh tubuh), warna kulit sangat kuning
mulai dari kepala turu ke kaki.
g. Apabila
perut bayi kembung, muntah kemungkinan bayi mengalami saluran pencernaan bagian
atas buntu, sedangkan apabila bayi tidak mengeluarkan mekonium berarti saluran
percernaan bagian bawah buntu.
h. Apabila
bagian tali pusat bayi dan dinding perut di sekitar tali pusat berwarna
kemerahan, berbau busuk, terdapat pus / nanah, keluar darah / perdarahan,
kemungkinan tali pusatnya terdapat infeksi tali pusat.
Ibu sudah mengerti tentang tanda – tanda bahaya
BBL
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat
badan lahir rendah dengan tujuh langkah varney, penulis mengambil kesimpulan :
4.1.1.
Penulis telah
mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan kebidanan pada bayi Ny. S bayi baru lahir dengan
berat badan lahir rendah di BPS Ny. ARI Gemolong Sragen
dengan menggunakan tujuh langkah varney.
4.1.2.
Hasil pengkajian yang
penulis dapatkan yaitu diagnosa
bayi Ny. S baru lahir dengan berat badan lahir rendah , menangis spontan dan kuat. Bayi Ny. S dilahirkan pada tanggal 8 Desember 2011, jam 07.45 WIB dengan BB: 2300 gram, PB: 48 cm, LK: 34 cm,LD : 34 cm, DMO: 15 cm, DFO: 13,5 cm, memiliki APGAR Score: 8-9-10 dan dengan tanda-tanda vital yaitu HR: 128 x/menit, RR: 45 x/menit, S: 370C.Pada bayi Ny.
R tidak ditentukan diagnosa potensial karena bayi
Ny. S adalah bayi baru lahir normal, antisipasi yang
dilakukan pun tidak ada.
Asuhan yang diberikan pada By.Ny.S , yaitu memandikan dan
mengganti pembalut tali pusat bayi,, mengajarkan pada ibu
tentang cara perawatan bayi setiap hari, pastikan bayi dalam
kondisi yang aman dan nyaman, observasi nutrisi bayi, dan memberikan injeksi Vit. K 1 mg secara IM serta tetes mata.
4.1.3.
Dalam pelaksanaan
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal pada By. Ny. S tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan praktek
4.2 Saran
4.2.1
Bagi
Bidan
Bidan hendaknya selalu meningkatkan ketrampilan
dan pengetahuan sesuai dengan perkembangan IPTEK agar mampu mebersihkan asuhan
kebidanan dengan baik.
4.2.2
Bagi
Tenaga Kesehatan
Hendaknya saling bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainya
agar terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu.
4.2.3
Bagi
Pasien
Hendaknya selalu merawat bayinya dengan penuh kasih sayang
dan memperhatikan kesehatan bayinya agar kelak tumbuh menjadi anak yang sehat
dan dapat dibanggakan.
4.2.4
Bagi
Mahasiswa
Mampu menerapkan ilmu yang didapat dengan baik kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
|
Syaifudin, Abdul. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Nelson. 1998.
Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obsetri. Jakarta : EGC
Straight, barbara. 2004. Keperawatan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Ladewig, W. Patricia. 2005. Asuhan Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir. Jakarta
: EGC
Syahlan , J. H. 1993. Ilmu Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta :
Pusdiknakes Departemen Kesehatan RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar