BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada istilah kedokteran,dismenorhea
berari menstruasi yang menimbulkan nyeri. Hal yang paling sering menimpa
kebanyakan perempuan. Bahkan perkiraan perempuan di Amerika kehilangan 1,7 juta
hari kerja setiap bulan akibat dismenorhea. Tidak ada angka pasti mengenai
jumlah penderita haid di indonesia. Namun di Surabaya didapatkan 1,07 % hingga
1,31 % dari jumlah penderita yang datang ke bagian kebidanan. Rasa nyeri dalam
haid dipengaruhi oleh usia penderita, status sosial, pekerjaan, dan jumlah anak
yang dipengaruhi.
Dismminorea primer terjadi jika tidak
ada penyakit organic biasanya dari enam bulan sampai tahun kedua setelah
menarche ( menstruasi pertama kali didapatkan perempuan, biasanya perempuan
indonesia pada usia 12-14 tahun. Tapi seiring kemajuan jaman usia itu semakin
dini saja ). Dismenorea ini sering hilang pada usia 25 tahun atau setelah
perempuan hamil atau melahirkan normal.
Dismenorea atau nyeri haid adalah suatu
nyeri haid yang demikian hebatnya, sehingga membuat penderita harus
beristirahat cukup, bahkan kadang harus memaksa untuk meningalkan pekerjaan
sehari-hari. Hal itu yang merupakan suatu gejala yang menyebabkan wanita muda
sering pergi kedokter. Namun demikian, gejala ini bersifat kadang pula berupa
nyeri yang sanggat hebat, meskipun frekuensi dismenorea cukup tinggi sudah lama
terjadi pada wanita, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat
diperankan dengan baik. Sebagai bidan upaya yang dilakukan dengan meningkatkan
preventif dan kkuratif dengan cara banyak makan-makanan bergizi, berolah raga,
berfikir positif, minum air hangat dll. ( Winkjosastro, H. 2002 )
Dari uraian diatas penulis tertarik
mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Nn. S
Umur 15 Tahun Dengan Disminore Primer di RSUD SURAKARTA.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Memperloeh pengalaman nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada Nn. S umur 15 tahun dengan gangguan sistem
reproduksi disminorea menggunakan pendekatan tujuh langkah varney secara
komprehensif.
1.2.2
Tujuan Khusus
1.2.2.1 Dapat
melakukan pengkajian data pada Nn. S dengan dismenorhea Primer di RSUD
Surakarta.
1.2.2.2 Dapat
melakukan interpretasi data pada Nn. S dengan dismenorhea Primer di RSUD
Surakarta.
1.2.2.3 Dapat
merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi pada Nn. S dengan dismenorhea
Primer di RSUD Surakarta.
1.2.2.4 Dapat
melaksanakan tindakan segera pada Nn. S dengan dismenorhea Primer di RSUD
Surakarta.
1.2.2.5 Dapat
membuat rencana tindakan pada Nn. S dengan dismenorhea Primer di RSUD
Surakarta.
1.2.2.6 Dapat
membuat implementasi data pada Nn. S dengan dismenorhea Primer di RSUD
Surakarta.
1.2.2.7 Dapat
membuat evaluasi pada Nn. S dengan
dismenorhea Primer di RSUD Surakarta.
BAB II
TINJAUN TEORI
A.
Definisi
Dismenorea
adalah rasa nyeri haid dan sakit menjelang dan saat menstruasi di daerah perut
bawah pinggang sedemikian rupa sehingga dapat menganggu aktivitas sehari -
hari. ( Taber.1994 : 75 )
B.
Klasifikasi
1. Dismenorea
spasmodik primer
Merupakan kesatuan klinik dangan
tanda-tanda khas sebagai berikut :
a.
Dismenorea pertama
tampak 6-24 bulan susudah menarche
b.
Nyeri dirasakan pada
hari pertama haid periode menstruasi
c.
Nyeri berakhir dalam
beberapa jam dan jarang dijumpai melampaui 48 jam
d.
Nyeri tersebut sanggat
berat dan tertahankan
e.
Nyeri terasa pada
abdoment bagian bawah
f.
Nyeri tersebar kelubang
sepanjang paha
g.
Dapat disertai pusing,
lemah, mual dan muntah
h.
Diagnosa dapat terlihat
pada pemeriksaan pelvis. Nyeri dapat hilang dengan terapi hormon siklik
2. Dismenorea
spasmodic sekunder
Adanya suatu mioma uteri submukosa
yang kemudian menjadi polip yang fibroid. Sebelum uterus berhasil melepaskan
mioma tersebuut area permukaan yang menjadi sumber perdarahan sudah demikian
luas. Maka dismenorea didahului dengan menometroragia untuk benerapa bulan atau
beberapa tahun. Sesudah polip itu menonjol ( protude ) kedalam vaginadismenorea
akan disertai pengeluaran darah dari vagina yang tidak teratur. Kontrasepsi
spiral dapat pula menimbulakna dismenorea. Biasanya cukup berat dan terjadi
pada periode menstruasi pertama atau kedua setelah pemasangan spiral.
Spiral harus diangkat jika
menimbulakan gejala tersebut. Menorhea
dengan passase bekuan darah. Biasanya dismenorea dirasakan sebelum bekuan darah
dikeluarkan.
Dismenorea membran sub mukosa ini
jarang ditemukan. Dalam hal ini endometrium terlepas dalam potongan potongan
yang besar. Pengeluaran disartai dengan kholik yang berat.
3. Dismenorea
Kongestif
Adalah gejala kongestif pelvis yang
disebabkan oleh penyakit laktis genetalia, ( misalnya : alfingo ouportis, mioma
ateri endometrium ) akuolesi ekstra uteri ( misalnya : divertikulitis seluli
pelvis dan verikokel ligamentum besar ) dismenorea tersebut mempunyai
tanda-tanda sebagai berikut :
a. dismenorea
tampak beberapa tahun setelah menarhea
b. nyeri
biasany a timbul 2-3 bulan atau 4 hari
sebelum menstruasi.
c. Intensisitas
nyeri berbeda dari pasien dengan pasien lainnya
d. Nyeri
teraba bagian bagian bawah kadang-kadang lebih berat pada satu sisi
e. Nyeri
dapat juga dirasakan belakangan
f.
Gejala lain yang dapat
menyertai adalah menoragia, polimenorhea, dan tenesmus.
4. Dismenorea
obstruktif
Ini merupakan gejala heiatukolpus atau
hematumelva ( dapat merupakan kelainan congenital ) dismenorea mempunyai
tanda-tanda :
a. dismenorea
karena kelainan congenital yang akan berlangsung pada saat atau segera sesudah
menarche.
b. Nyeri
biasanya dimulai pada hari ke 3 dan ke 4 menstruasi.
c. Nyeri
bioasanya menetap sampai 3 hari berikutnya atau 4-5 hari sesudah menstruasi.
d. Nyeri
bersifat spamodik
e. Nyeri
sanggat berat dirassakan.
f.
Nyeri bersifat
unilateral kalau hanya doktus muller yang terkena.
g. Pada
kasus hemanometra, nyeri akan menyebar satu atau dua belah paha.
h. Gejala
tambahan tergantung lokalisasi lesi sesunguhnya.
C.
Penanganan
1. Banyak
minum air putih
2. Mengurangi
rasa nyeri dengan cara mengompres hangat pada perut bagian bawah
3. Massase
searah jarum jam
4. Istirahat
tirah baring
D.
Pengobatan
1.
Dismenorhea Primer
a. Konseling
(psikotherapi)
b. Inhibitas
atau prostaglandin (aspirin, betazondin, iondazin, postarardnox)
2.
Dismenorhea Sekunder
a. Terapi
sesuai penyebabnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
GANGGUAN REPRODUKSI
PADA
Nn. S UMUR 15 TAHUN DENGAN DISMINORE PRIMER
DI RSUD SURAKARTA
Tanggal/jam : 12 Juni
2012/09.15 WIB
Tempat
: RSUD SURAKARTA / Poli KIA
I.
PENGKAJIAN
Tanggal/Jam : 12 Juni 2012/ 09.25 WIB.
A. Data
Subyektif
1. Identitas
Pasien Penanggungjawab
Nama : Nn. S Nama :
Ny. T
Umur :
15 tahun Umur : 35 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam
Agama :
Islam Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : pelajar Pendidikan : SMA
Alamat :
Pucang Sawit RT 5 RW 10 Jebres, Surakarta
2. Alasan
masuk :
Nn.
S mengatakan ini haid hari pertama dan
merasa nyeri perut bagian bawah dan sakit.
3. Riwayat
mestruasi
-
Menarchea : 13 tahun
-
Lama :
6-7 hari
-
Jumlah : 3-4x ganti pembalut/hari
-
Siklus :
28 hari
-
Teratur/tidak : teratur
-
Keluhan :
nyeri perut bagian bawah dan sakit saat haid pertama
4. Riwayat
perkawinan dan Riwayat KB
Nn.
S mengatakan belum menikah dan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
5. Riwayat
kesehatan
a.
Riwayat kesehatan
sekarang
· Keluhan
utama : Nn. S mengatakan ini hari pertama haid dan merasa nyeri perut bagian
bawah dan sakit.
· Riwayat
Penyakit yang diderita : Nn. S mengatakan ini hari pertamanya menstruasi dan perut
bagian bawah terasa nyeri mulai sejak pertama kali mendapat menstruasi.
· Pengobatan
yang pernah didapat : Nn. S mengatakan dirinya belum pernah mendapatkan
pengobatan apapun
· Alergi
terhadap obat : Nn. S mengatakan tidak pernah alergi pada obat apapun.
b.
Riwayat Kesehatan yang
lalu
Nn.
S mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular, menurun dan menahun
seperti dada berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM),
sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning
(Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
-Operasi
yang pernah dialami : Nn. S mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun.
c.
Riwayat penyakit
keluarga
Nn.S
mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun, menular,
dan menahun dan penyakit yang memerlukan perawatan khusus seperti seperti dada
berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas
(Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis),
Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan
keputihan Gatal – Gatal (PMS).
6. Pola
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan
|
Sebelum Sakit
|
Saat Sakit
|
# Pola Makan
Frekuensi
Porsi
Jenis makanan
Makanan pantang
Keluhan
Merokok
Minuman keras
Minum jamu
|
3x sehari
1 piring
Nasi, lauk,sayur
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
Tidak
Tidak
|
3x sehari
1 piring
Nasi, lauk,sayur
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
Tidak
Tidak
|
# Istirahat
Lama Tidur
Keluhan
|
7-8 jam/hari
Tidak ada
|
5-6 jam/hari
Tidak ada
|
# Personal Hygiene
Mandi
Keramas
Sikat Gigi
Ganti Pakaian
Keluhan
|
2xsehari
3x seminggu
2x sehari
2x sehari
Tidak ada
|
2xsehari
3x seminggu
2x sehari
2x sehari
Tidak ada
|
# Kehidupan seksual
|
Tidak melakukan
|
Tidak melakukan
|
# Eliminasi
Frekuensi BAK
Warna
Bau
Keluhan
Frekuensi BAB
Warna
Bau
Konsistensi
Keluhan
|
4-5x sehari
Kuning jernih
Khas
Tidak ada
1x sehari
Kuning kecoklatan
Khas
Lembek
Tidak ada
|
4-5x sehari
Kuning jernih
Khas
Tidak ada
1x sehari
Kuning kecoklatan
Khas
Lembek
Tidak ada
|
7. Data
Psikologis
·
Perasaan Klien :
Nn. S mengatakan bahwa dia merasa
khawatir dan cemas tentang keadaannya sekarang.
·
Pengetahuan klien
tentang gangguan yang di derita saat ini :
Nn. S mengatakan belum mengetahui
tentang gangguan yang dideritanya saat ini.
·
Pengetahuan klien
tentang Kesehatan Reproduksi:
Nn. S mengatakan sudah mengetahui Kesehatan
Reproduksi.
B. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
Ku : Baik Kesadaran : CM
VS : TD :
110/70 mmHg N :
84x/menit
R :
22x/menit S :
36,7oC
2. Pemeriksaan
wajah
a. Kepala
dan wajah
Rambut : warna : hitam
Pertumbuhan : baik
Lesi : tidak ada
Oedema : tidak ada
Mata
:
Conjungtiva : tidak anemis
Secret :
tidak ada
Sclera :
tidak ikhterik
Hidung : Keadaan : Bersih
Polip :
tidak ada
Secret :
tidak ada
Mulut :Lidah : warna kemerahan dan tidak luntur
Gigi : tidak ada karang gigi dan caries
Gusi : warna kemerahan dan tidak oedema
Bibir :warna kemerahan simetris kelembaban baik dan tidak ada
pembengkakan
b. Leher
Bentuk
:
simetris
Kel
thyroid : tidak ada
pembengkakan
Kel
parotis :
tidak ada pembengkakan
c. Dada
atau payudara
Bentuk
:
simetris
Pengeluaran
cairan : tidak ada
Puting
susu : menonjol’
KGB
axila :
tidak ada pembesaran
d. Abdoment
Bekas
luka OP : tidak ada
Palpasi
abdoment : nyeri abdoment bagian bawah
e. Ekstermitas
Kuku
jari :
tidak pucat
Varises :
tidak ada
Oedema :
tidak ada
f. Genetalia : adanya pengeluaran haid, warna
kemerahan dan tidak ada kelainan anatomis genetalis.
3. Pemeriksaan
dalam dan inspekulo : tidak dilakukan
II.
INTERPRESTSI
DATA
Tanggal/jam:
15-06-2010/16.40 wib
Diagnosa Kebidanan :
Nn.
S umur 15 tahun dengan gangguan
reproduksi dismenorea primer
Dasar :
S :
pasien mengatakan sedang haid hari pertama dan merasakan nyeri pada perut
bagian bawah da terasa sakit.
O :
KU : baik Kesadaran
: CM
TD : 110/70 mmHg N : 82x/menit
R : 24X/Menit S :
36,70C
III.
DIAGNOSA
POTENSIAL DAN ANTISIPASI
Tidak
ada
IV.
TINDAKAN
SEGERA
Tidak
ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal/jam:
12 juni 2012/09.35 WIB
1. Observasi
KU dan VS
2. Jelaskan
pada pasien dan keluarga tentang dismenorea (definisi, tanda dan gejala, pengobatan)
3. Anjurkan
pasien untuk minum air putih hangat yang
banyak.
4. Anjurkan
pasien untuk istirahat yang cukup.
5. Ajarkan
pada pasien tentang cara mengurangi nyeri.
6. Berikan
terapi pada pasien
7. Anjurkan
pasien untuk kontrol lagi apabila terjadi nyeri hebat.
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal/jam:
12 juni 2012/09.40 WIB
1. Mengobservasi
KU dan VS.
2. Menjelaskan
pada pasien dan keluarga tentang dismenorea
Dismenorhea
Primer penyebabnya tidak jelas tetapi yang pasti selalu berhubungan dengan
pelepasan sel – sel telur (ovulasi) dan kelenjar indung telur (ovarium)
sehingga dianggap berhubungan dengan keseimbangan hormon.
3. Menganjurkan
pasien untuk minum air putih hangat yang banyak (± 8 gelas /hari).
4. Menganjurkan
pasien untuk istirahat yang cukup.
5. Mengajarkan
pada pasien tentang cara mengurangi nyeri:
a. Mengompres
dengan air hangat pada perut bagian bawah.
b. Melakukan
massase pada pinggang.
6. Memberkan
terapi pada pasien
a. Asam
mefenamat 3x500 mg selama 2-3 hari
b.Vitamin
C 2x50 mg selama haid
berlangsung
c. Fe 2x500 mg selama
haid berlangsung
7. Menganjurkan
pasien kontrol lagi apabila terjadi nyeri hebat.
VII.
EVALUASI
Tanggal/jam:
12 juni 2012/09.55 WIB
1. KU :
sedang
Kesadaran :CM
VS : T : 110/70 mmHg S : 36,70C
VS : T : 110/70 mmHg S : 36,70C
N : 82x/menit R : 24x/menit
2. Pasien
dan keluarganya mengerti tentang dismenorea
3. Pasien
bersedia untuk banyak minum air putih
4. Pasien
bersedia istirahat cukup.
5. Pasien
sudah mengetahui tentang cara mengurangi nyeri.
6. Pasien
sudah mendapatkan terapi.
7. Pasien
bersedia kontrol apabila terjadi nyeri hebat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian asuhan
kebidanan gangguan reproduksi pada Nn. S umur 15 tahun denagn dismenorea primer
di RSUD SURAKARTA. Penulis dapat mengambil kesimpulan :
4.1.1 Dengan menggunakan manajement varney dengan menggunakan soap
dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dan sikap yangan harus dilakukan
bidab dalam memberikan asuhan secara tepat, cermat, menyeluruh
4.1.2 Dengan manajement varney dapat meningkatkan kemammpuan bidan
dalam hal pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada Nn. S umur 15 tahun
dengan dimenorea primer: Alasan data nyeri pada perut bagian bawah pada saat
datang bulan . KU : Baik, Kesadaran: CM, VS: T : 110/70 mmHg, N : 82x/menit, R : 24x/menit,
S : 36,7oC, tidak ada riwayat penyakit yang membahayakan,pasien
sudah tau apa yang terjadi dengan dirinya. Asuhan Kebidanan yang diberikan yaitu
memberikan informasi tentang dismenorhea primer, mengajarkan teknik/cara
mengurangi nyeri, pasien sudah istirahat yang cukup, pasien mau minum air putih
± 8 gelas perhari, pasien sudah mendapatkan terapi, dan pasien sudah mau
kembali bila belum sembuh atau terjadi nyeri yang hebat.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi tenaga kesehatan
Bagi
tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan pelayanan dan penyuluhan kepada
masyarakat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
4.2.2 Bagi pasien
Setelah
diberikan asuhan, pasien diharapkan menemukan secara dini kemungkinan adanya
faktor resiko dan komplikasi sehingga pasien dapat menemukan sikap atau
mengambil keputusan sendiri.
4.2.3 Untuk Keluarga
Hendaknya
memberikan dukungan kepada pasien baik mental maupun spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
· Badiad,
A. 2002. Endokrin. Jakarta: Media Aeskulapius
· Winkjosastro,
H. 2002. Ilmu Kedokteran. Jakarta : Yayayan bina pustaka
· Manuaba,
Ida Bagus. 1999. Memahami Kesehatan reproduksi Wanita
· Sastro,
Sukiman. 1981. Ginekologi. Bandung. Unpad
· Prawiro,
sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
· Sarwono
Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP.
· Mansjoer
A, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Asculapins.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar