A. Pengertian
Ada beberapa
konsep mengenai pengertian schizofrenia yang dikemukakan oleh para sarjana,
antara lain :
1.
Prof. Maramis (1980)
Schizofrenia
adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of
reality) proses berfikir, kemauan dan psikomotorik sedemikian rupa sehingga
tidak sesuai dengan kenyataan lagi.
2.
Eungene Bleuler (1857-1938)
Schizofrenik adalah jiwa yang pecah
belah terhadap keretakan atau disharmonis perasaan, perbuatan dan proses pikir.
B. Jenis Schizofrenia
1.
Schizofrenia Hebefrenic
2.
Schizofrenia Katatonik
3.
Schizofrenia Simplex
4.
Schizofrenia Paranoid
5.
Schizofrenia Latent
6.
Schizofrenia Residual
7.
Schizofrenia Akut
8.
Schizofrenia Skizo Afektif
9.
Schizofrenia Tak Tergolongkan
10. Schizofrenia
C. Faktor-Faktor Penyebab Schizofrenia
1.
Faktor Keturunan
Dari hasil penelitian dibuktikan
mengenai prosentasi angka kesakitan pada keluarga Schizofrenia.
a. Saudara tiri : 0.9-1.8%
b.Saudara kandung : 7-15%
c. Bagi anak yang salah satu
orang tuanya menderita Schizofrenia :
7-15%
d.Bila kedua orang tuanya menderita Schizofrenia : 40-60%
e. Bayi kembar dua telur : 2-15%
f. Bayi kembar satu telur : 61-86%
2.
Faktor Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubungan
dengan angka kejadian Schizofrenia yang sering pada waktu pubertas, kehamilan
ataupun purperium dan fase klimakterium.
3.
Faktor Metabolisme
Apa pendapat yang mengatakan bahwa
Schizofrenia disebabkan oleh suatu gangguan proses metabolisme. Hal ini atas
dasar keadaan penderita Schizofrenia yang tampak pucat, lemah dan ujung
extremitasnya agak cyanosis, nafsu makan berkurang, berat badan yang menurun.
Dewasa ini teori metabolisme mendapat perhatian lagi berhubungan dengan telah
dilakukan terhadap pemakian obat halusinogenik dapat menyebabkan gejala yang
mirip dengan gelah Schizofrenia tetapi revesible.
D. Gejala-gejala
1.
Gejala Primer
a.
Gangguan proses pikir
Dimana terjadi gangguan baik pada bentuk, arus maupun isi
pikiran. Terdapat asosiasi longgar maupun inkoheren.
b.
Gangguan efek dan emosi, berupa :
-
Kadangkala efek dan emosi sehingga klien menjadi acuh tak
acuh.
-
Terdapat dua hal yang berlawanan yang terjadi secara
bersamaan akibat dari kepribadian yang terpecah belah, misalnya mencintai dan
membenci orang yang sama.
c.
Gangguan kemauan
Dalam hal ini
klien tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan dan selalu memberikan alasan meskipun alasannya tidak tepat. kadang
klien melamin berhari-hari lamanya bahkan berbulan-bulan, dinama perilaku ini
erat kaitannya dengan austisme dan stupor katatonik.
d.
Gejala psikomotor
Disebut juga gejala psikomotor tersebut antara lain :
1.
Katatonik
Adalah suatu
sikap yang selalu bergerak dan gelisah.
2.
Mutisme
Adalah suatu
sikap dimana penderita tidak mau bicara, hal disebabkan oleh halusinasi yang
tidak mengijinkan bila dia bicara.
3.
Stereotipi
Adalah
melakukan-melakukan suatu gerakan atau sikap yang berulang-ulang sedangkan
stereotipi pada pebiraan disebut Verbigerasi.
4.
Gejala spsikomotorik yang lain adalah :
-
Katalepsi
Adalah
mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama.
-
Fleksibilitas Area
Adalah menirukan gerakan orang lain, biasanya diikuti dengan Ekhalia
yaitu menirukan kata-kata yang diucapkan orang lain.
2.
Gejala Sekunder
a.
Waham
Sering tidak
logis sama sekali, klien beranggapan bahwa hal tersebut merupakan suatu fakta
sehingga tidak bisa diubah oleh siapapun.
b.
Halusinasi
Timbul tanpa
penurunan kesadaran. Paling sering adalah halusinasi pendengaran, kadang-kadang
halusinasi penciuman, dll.
E. Pengobatan
Adalah beberapa macam terapi yang
dapat dilakukan dirumah sakit jiwa, antara lain :
-
Farmakoterapi
Yaitu terapi
dengan pemberian obat-obatan neuroleptika dosis tinggi, seperti Klorpremazine,
stelasin, Artan dl.
-
ECTs Terapi
Terapi jenis
ini belum diketahui cara kerjanya secara pasti, namun ada yang berpendapat
bahwa ECT dapat memperpendek lamanya serangan.
-
Terapsi koma insulin
Meskipun
pengobatan ini tidak khusus tetapi hasilnya lebih memuaskan, prosentase
kesembuhan lebih besar bila pengobatan dimulai dalam waktu 6 bulan sesudah
penderita jatuh sakit.
-
Psikoterapi
Yang dimaksud
disini adalah psikoterapi suportif individual atau kelompok serta bimbingan
yang praktis dengan maksud untuk mengembalikan klien ketengah masyarakat.
-
Okupasi terapi
Yaitu terapi
yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas klien, mengurangi ketidak
normalan atau meningkatkan derajat kesehatan.
-
Terapi lain
Misalnya
terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku, terapi keluarga,
terapi agama dll. Yang kesemuanya itu mempunyai efek terapi yang dapat
memperbaiki tingkah laku klien.
-
Rehabilitasi
Yaitu suatu
fungsi refungsional dan pengembangan bagi klien gangguan jiwa agar mampu
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dan optimal dalam kehidupan
ditengah-tengah masyarakat.
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KASUS (MASALAH UTAMA)
Halusinasi
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. DEFINISI
-
Halusinasi adalah persepsi terhadap stimulus eksternal tanpa
adanya rangsangan dari luar (W. Kusuma, 1997 : 48).
-
Halusinasi pendengaran (Auditif, akustik) adalah halusinasi
yang mengancam dan memberi perintah yang membicarakan atau menertawakan tanpa
bnetuk verbal atau tidak realistik (Rusdi Muslim, 2000 : 84).
-
Halusinasi pendengaran dapat berupa suara manusia, hewan,
mesin, barang, kejadian alamiah dan musik. (Maramis, 1994 : 119).
B.
ETIOLOGI
Halusinasi
biasanya disebabkan oleh skizofrenia gangguan mental organic, penggunaan zat
halusinogenik, ketidak seimbangan endoktrin, gangguan efektif, depresi, sindrom
putus zat dan keracunan obat.
Adapun 2 teori
menurut Stuart dan sundeen tentang halusinasi.
1.
Teori Biokimia
Halusinasi
terjadi karena respon metabolisme terhadap stress yang dapat mengakibatkan
lepasnya zat-zat “Halusinogenetik neurokimia”.
2.
Teori Psikoanalisa
Halusinasi
merupakan mekanisme pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari luar yang
mengancam dan muncul dalam alam sadar.
C.
TANDA DAN GEJALA
1.
Data Obyektif
a.
Apatis, ekspresi wajah sedih, efek tumpul.
b.
Menghindar dari orang lain (menyendiri) kx tampak memisahlam
diri dari orang lain, misal pada saat makan, ngobrol, dll.
c.
Komunikasi kurang / tidak ada, tidak tampak bercakap-cakap
dengan perawat.
d.
Tidak ada kontak mata, kx lebih sering menunduk.
e.
Berdiam diri di kamar / tempat terpisah, kx kurang
mobilitasnya.
f.
Menolak berhubungan dengan orang lain, kx memutuskan
percakapan / pergi jika diajak bercakap-cakap.
g.
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari artinya perawatan diri
dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
2.
Data Subyektif
Data subyektif
sukar didapat jika klien sulit diajak berkomunikasi. Beberapa data subyektif
adalah menjawab dengan singkat, dengan kata-kata : Tidak, Ya, Tidak Tahu.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
1.
Teori Biologi
-
Indikasi pada faktor genetik.
Kecacatan
sejak lahir.
Peningkatan
dari depomin neurotransmitter yang menghasilkan gejala peningkatan aktifitas
yang berlebihan dan pemecahan asosiasi.
2.
Teori Sikososial
Teori sistem
keluarga (Bowen, 1978) perkembangan disfungsi keluarga saling mempengaruhi.
3.
Teori Interpersonal (Sullivan, 1953)
Hubungan yang
menghasilkan tingkat ansietas tinggi maka konsep diri seseorang akan ambivalen.
4.
Teori adalah hasil dari suatu ego yang lemah dipertahankan
trhadap ansietas maka terjadi suatu yang maladaptif.
E.
PROSES TERJADINYA HALUSINASI
a.
Fase pertama
Kx mengalami
stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepian, yang memuncak dan tidak dapat
diselesaikan, kx mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan cara ini
dapat menolong sementara.
b.
Fase kedua
Kecemasan
meningkat, menurun dan berfikir sendiri jadi dominan mulai di rasakan ada
bisikan yang tidak jelas, kx tidak ingin orang lain tahu.
c.
Fase ketiga
Bisikan suara
isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol kx, kx menjadi
terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
d.
Fase keempat
Halusinasi
berubah menjadi ancaman, memerintah dan memerintah dan memarahi kx, kx menjadi
takut, tak berdaya, hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan
orang lain di lingkungan.
Jenis-jenis
halusinasi
a.
Halusinasi dengar
Dengar suatu
pembicaraan, mengejek, menertawakan, mengancam tetapi tidak ada sumber
disekitarnya.
b.
Halusinasi penglihatan
Melihat
pemandangan orang, binatang dan sesuatu yang tidak ada tetapi klien yakin ada.
c.
Halusinasi penciuman
Menyatakan
mencium bau bunga, kemenyan yang tidak dirasakan orang lain dan tidak ada
sumber.
d.
Halusinasi pengecap
Merasa
mengecap sesuatu di mulut tetapi tidak ada.
e.
Halusinasi raba
Merasa ada
binatang merayap pada kulit tetapi tidak ada.
III. POHON MASALAH
Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji
1.
Resiko tinggi kekerasan
DS
DO
|
:
:
|
- Kx marah-marah dan ingin
memukul siapa saja yang ada didepannya.
- Kx mengatakan tidak puas
jika tidak memukul orang apabila menghadapai masalah.
- Ekspresi wajah tegang,
muka merah, tangan meremas-remas sewaktu menceritakan apa yang terjadi.
|
2.
Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran
DS
|
:
|
- Kx mendengar suara-suara
yang ingin membunuhnya.
- Kx khawatir dengan
suara-suara tersebut.
|
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko tinggi prilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan
sensori persepsi : halusinasi pendengaran.
2.
Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran berhubungan
dengan isolasi sosial menarik diri.
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1.
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi
prilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan sensori persepsi : halusinasi
pendengaran.
2.
Tujuan Umum
Klien tidak
melakukan perilaku kekerasan.
Tujuan Khusus
a.
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b.
Klien dapat mengenal halusinasinya.
c.
Klien dapat mengontrol halusinasinya.
d.
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
e.
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar