ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.L 21 TAHUN G2P1A0 HAMIL 33 – 34 MINGGU FISIOLOGIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia merupakan angka tertinggi
dibandingkan dengan negara –
negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor yang terkait dengan resiko
terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan
kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah
kematian ibu dan bayi masih tetap tinggi (Depkes RI, 2001).
Berdasarkan
Profil Kesehatan Indonesia 2006 (2008, dalam Depkes RI), AKI Indonesia adalah
307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB di Indonesia sebesar
35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum
di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan infeksi 11%. Penyebab kematian bayi yaitu
BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian
perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan.
Angka kematian
ibu dan bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2004 sampai
tahun 2007. Di tahun 2007, angka kematian bayi mencapai 26,9 persen per 1000
kelahiran hidup dan angka kematian ibu berkisar 248 per 100 ribu kelahiran.
Padahal di tahun 2004, angka kematian bayi sekitar 30,8 persen per 1000
kelahiran hidup dan angka kematian ibu sekitar 270 dari per 100 ribu kelahiran.
Kehamilan
merupakan mekanisme utama dalam peristiwa kelahiran bayi, merupakan proses yang
dimulai dengan konsepsi dan berakhir dengan adanya permulaan persalinan.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan ketuban keluar dari rahim
ibu. Ibu yang mengalami proses kelahiran akan memasuki masa nifas. Nifas adalah
masa pulih, dimana dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti semula. (Mochtar, 1998)
Wiknjosastro
(2002) berpendapat dalam menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan
bayi diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur, makin tua kehamilannya
makin cepat pemeriksaan harus diulang. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi
pengarahan sedikit tentang kehamilan yang sedang di kandungnya. Kualitas
pemeriksaan oleh tenaga kesehatan (bidan) yang baik diharapkan setiap ibu hamil
dapat melewati masa kehamilan yang normal tanpa komplikasi.
Memberi perawatan
kepada wanita hamil dan melibatkan orang-orang yang dekat dengannya merupakan
hal yang menarik sekaligus menantang. Untuk berbagi dan memfasilitasi pertemuan
wanita dan pasangannya ketika mereka mulai membuka diri dan mengeksplorasi
perasaan mereka adalah kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengalaman
kehidupan seseorang yang menakjubkan. Oleh karena itu, memberi perawatan untuk
kehamilan dan fokus terkait tentang cara wanita dan pasangannya mengalami
kehamilan ini harus disesuaikan dengan dengan keunikan pengalaman mereka
(Varney, 2007).
Pemanfaatan pelayanan antenatal care
oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan
pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil secara teratur dan
menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting
untuk segera ditangani.
Kurangnya pemanfaatan antenatal care
oleh Ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. Yaitu faktor-faktor
predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pendidikan, jumlah
anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu
hamil dan sebagainya, faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors) yang
terwujud dalam jarak fisik lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan
antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya
Selain itu terdapat pula faktor-faktor
penguat (reinforcing factors) yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan
antenatal care, sikap petugas pelayanan antenatal care dan sikap tokoh
masyarakat.
Dampak dari kurangnya pembinaan
pemeliharaan kesehatan Ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu
hamil itu sendiri tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan
kemudian.
Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang
kehamilannya itu baik ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam
kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh
seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian di
jadikan sebuah program yang di sebut Antenatal care. Program ini sebuah program
untuk mengarahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan
seorang ibu hamil agar janin nya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi
bayi.
B.
Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Menggambarkan dan melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil normal Ny.L 21 tahun G2P1A0
hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong tahun 2011 sesuai Standar
Pelayanan Kebidanan dengan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2.
Tujuan
Khusus
a. Mampu menggambarkan dan melakukan
pengkajian berupa data subjektif yang didapat dari Ny.L selama kehamilan.
b. Mampu menggambarkan dan melakukan
pengkajian berupa data objektif Ny.L selama kehamilan.
c. Mampu menegakkan diagnose berdasarkan
data subjektif dan data objektif dalam assesment pada kasus Ny.L selama
kehamilan.
d.
Menyusun
perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada Ny.L selama kehamilan.
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada Ny.L selama kehamilan.
e.
Mendokumentasikan
hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.
C.
Manfaat
1. Bagi
Mahasiswa
Mahasiswa
mengerti mengenai penatalaksanan pada ibu hamil normal, dan mahasiswa mampu
menganalisa keadaan pada ibu hamil normal dan mengerti tindakan segera yang
harus dilakukan.
2.
Bagi Ny.L
Mengetahui
tentang keadaan kehamilannya secara keseluruhan, dan dapat mengetahui arti
penting pemerikasaan kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan
dan persalinan.
3.
Bagi
Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber
bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pelayanan antenatal
4.
Bagi
Puskesmas DTP Malangbong
Diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi Puskesmas DTP Malangbong dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Normal
sesuai standar pelayanan sehingga dapat mengoptimalkan penurunan angka kematian
ibu dan bayi.
D.
Ruang
Lingkup
1. Lingkup Masalah
Masalah yang dikaji pada laporan kasus ini adalah Asuhan Kebidanan pada
ibu hamil normal.
2. Lingkup Metode
Adapun metode dan teknik pengumpulan data diperoleh melalui:
a.
Anamnesa
1)
Auto Anamnesis
Teknik ini dilakukan melalui komunikasi secara langsung
dengan klien untuk memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan klien
yang akan dijadikan kasus sehingga yang diperoleh lebih akurat.
2)
Alo Anamnesis
Teknik ini dilakukan melalui komunikasi secara langsung
dengan keluarga untuk memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan
klien yang akan dijadikan kasus sehingga yang diperoleh lebih akurat.
b.
Pemeriksaan Fisik
Penulis melaksanakan pemeriksaan fisik pada klien dengan
teknik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
c.
Pemeriksaan Aktif
Untuk mengikuti perkembangan klien dan menilai tingkat
keberhasilan dari asuhan yang diberikan penulis terjun secara langsung
memberikan asuhan kebidanan.
d.
Home Visit
Melakukan kunjungan rumah untuk melihat perkembangan klien
dan menilai tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan asuhan secara kontinu sesuai dengan kebutuhan.
e.
Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari buku,sumber yang dapat dijadikan
data dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus yang diambil.
3. Lingkup Sasaran
Sasaran dalam laporan kasus ini yaitu Ny.L G2P1A0 Hamil
33 – 34 minggu fisiologis.
4. Lingkup Tempat dan Waktu
Laporan kasus ini dilaksanakan di Puskesmas DTP Malangbong Garut yang
beralamat di Jl. Alun – alun Timur No.11 dan kegiatan home visit dikerjakan di rumah Ny.L tepatnya
di Kp.Muncang Agung Ds.Malangbong. Laporan kasus ini dilaksanakan pada tanggal 07 Desember 2011.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Konsep
Dasar Teori
1. Kehamilan
a. Definisi
Kehamilan
adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan
ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).
Kehamilan
adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma
(Kushartanti, 2004).
Masa
kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terahir (Hanifa, 2000).
Kehamilan adalah
proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan), dihitung dari pertama haid terakhir (Sumber : Alzam Faisal, 2009).
Kehamilan adalah
sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran
telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel
yang akan bertumbuh (BKKBN, 2004).
Dari definisi
kajian penulis maka disimpulkan kehamilan adalah masa dimana wanita membawa
embrio dalam tubuhnya yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada
saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu
membentuk sel yang akan bertumbuh yang membuat terjadinya proses konsepsi dan
fertilisasi sampai lahirnya janin.
b. Diagnosis
kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Ditinjau
dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1) Trimester
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
2) Trimester
kedua dari bulan ke 4 sampai 6 bulan
3) Trimester
ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan
2. Tanda dan gejala kehamilan
Menurut
Widiyastuti (2006) tanda dan gejala kehamilan merupakan sekumpulan tanda/gejala
yang timbul pada wanita hamil yang terjadi akibat perubahan fisiologis dan
psikologis pada masa kehamilan.
Tanda/gejala kehamilan ini dibagi
dalam 3 bagian yaitu:
a. Tanda
tidak pasti kehamilan
1)
Amenorhoe (tidak dapat
haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang
teratur , amenorhoe menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal
hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan
tafsiran tanggal persalinan dengan memakai rumus dari Naegele.
Kadang-kadang amenorhoe disebabkan oleh hal-hal
lain diantaranya penyakit berat seperti TBC, Typhus, Anemia atau karena
pengaruh psychis misalnya karena perubahan lingkungan ( dari desa ke asrama )
juga dalam masa perang sering timbul amenorhoe pada wanita.
2)
Nausea (mual) dan emesis
(muntah)
Mual terjadi umumnya pada
bulan–bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan pertama disertai
kadang-kadang oleh muntah. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu.
Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan ini
masih fisiologis, namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan dan disebut dengan hiperemesis gravidarum.
3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan
pertama dan menghilang sengan makin tuanya kehamilan.
4) Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada
mamae, sehingga glandula Montglomery tampak lebih jelas.
5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Terjadi pada bulan –bulan pertama,
tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai
salah pengertian makan untuk “dua orang“, sehingga kenaikan berat badan tidak
sesuai dengan tuanya kehamilan.
6) Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada
bulan–bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar
keluar dari rongga panggul . Pada akhir triwulan gejala bisa timbul kembali
karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.
7)
Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
8) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu
keatas. Pada pipi, hidung dan dahi, kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum ( topeng kehamilan ). Areola
mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba . Hal ini terjadi
karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit.
9)
Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae.
Sering terjadi pada triwulan pertama.
10) Varises (penekanan vena – vena)
Sering dijumpai pada triwulan
terakhir. Didapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan
betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang
terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang – kadang
timbulnya carises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
b. Tanda
– tanda kemungkinan hamil
1) Pembesaran,
perubahan bentuk dan konsistensi rahim.
a) Pemeriksaan dalam diraba bahwa
uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.
b) Tanda piscazek, uterus membesar ke
salah satu jurusan hingga menonjol jelas.
c) Konsistensi rahim menjadi lebih
lunak terutama daerah isthmus uteri yang disebut “tanda Hegar”.
2) Perubahan
pada serviks.
a)
Di
luar kehamilan konsistensi serviks keras, seperti ujung hidung.
b)
Dalam
kehamilan serviks menjadi lunak, seperti bibir atau ujung bawah daun telinga.
3) Kontraksi
Braxton hicks.
Waktu
palpasi uterus yang lunak menjadi keras karena berkontraksi
4) Balotemen.
a)
Dapat
ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan
pemeriksaan dalam.
b)
Pada
bulan keempat dan kelima janin itu kecil dibandingkan dengan banyaknya air
ketuban maka kalau rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau di goyang maka
anak akan melenting ke dalam rahim.
5) Meraba
bagian anak.
a)
Dapat
dilakukan bila anak sudah besar.
b)
Kadang-kadang
tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dapat menyerupai bentuk anak.
6) Pemeriksaan
biologis.
7) Pembesaran
perut.
Setelah
bulan ketiga, rahim dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut.
8) Tanda
Chadwick.
Warna
selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
c. Tanda
pasti kehamilan
1) Pada perabaan di bagian perut
dirasakan adanya janin serta gerak janin.
2) Bila didengarkan menggunakan alat
Doppler maka akan terdengar detak jantung janin.
3) Pada pemeriksaan USG dilihat
gambaran janin.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat
gambaran rangka janin.
3. Perubahan fisik dalam kehamilan
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan
pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan.
Jantung dan pembuluh darah. Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan
ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan
16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada
saat istirahat juga meningka (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90
kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu,
curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan venayang membawa darh dari tungkai ke
jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah
persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu
secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama
kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke
rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim
ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah
ibu.
Ketika melakukan aktivitas/olah raga,
maka curah jantung, denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih
tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. Rontgen dada
dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam
jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan
irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa
hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan
pengobatan khusus.
Selama trimester kedua biasanya tekanan
darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga.
Selama kehamilan, volume darah dalam
peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut
oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%. Untuk alasan yang belum jelas,
jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi)
selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan,
agak meningkat.
a.
Ginjal
Selama
kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya
meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan
16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke
ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan
normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri.
Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering
merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.
Pada akhir
kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita
hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena
yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang
selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
b. Paru-paru
Ruang yang
diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon
progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil
bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen
untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.
Lapisan saluran
pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh
penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami
penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita
hamil agak berubah.
c. Sistem pencernaan
Rahim yang
semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi
sembelit (konstipasi).
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
Wanita hamil
sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan
terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi
sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir
kembali ke kerongkongan.
Ulkus gastrikum
jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus
gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih
sedikit.
d. Kulit
Topeng kehamilan
(melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening
dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap.
Spider angioma
(pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di
kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang
berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
e. Hormon
Kehamilan
mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk
membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan
oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang
pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan
kehamilan.
Plasenta juga
menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif.
Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung
berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati;
selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme
(overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.
Plasenta juga
menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulit berwarna
lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di
dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan tanda peregangan
berwarna pingk pada kulit perut.
Selama kehamilan
diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu
penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang lebih
buruk.
4. Pertumbuhan janin
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga
fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut
trimester.
a. Trimester
Pertama (Minggu 0 – 12)
Dalam
fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal
sampai periode terbentuknya fetus.
1) Periode
Germinal (Minggu 0 – 3)
Proses
pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi
dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
2) Periode
Embrio (Minggu 3 – 8 )
Proses
dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai
terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai
memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio
berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
3) Periode
Fetus (Minggu 9 – 12)
Periode
dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan
dan aktivitas otak sangat tinggi.
b. Trimester
kedua (Minggu 12 – 24)
Pada
trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18
kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek
kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,
kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera
penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat
membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan
panjang 30 cm.
c. Trimester
ketiga (24 -40)
Dalam
trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan
aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia
sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama
dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
5. Tanda bahaya kehamilan
a. Perdarahan lewat jalan lahir
Pada awal kehamilan,
ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama terlambat
haid. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi
pada dinding rahim) dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan,
perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi).
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
Pada awal
kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah perdarahan yang banyak, merah
atau disertai nyeri. Perdarahan ini dapat berarti keguguran, kehamilan mola
(hamil anggur) atau kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).
Pada kehamilan
lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan berulang,
disertai atau tidak diserati rasa nyeri. Perdarahan ini dapat berarti plasenta
previa (plasenta meutupi jalan lahir) atau solusio plasenta.
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang
tidak hilang
Sakit kepala
bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan.
Sakit kepala
yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap
dan tidak hilang dengan beristriahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang
hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre
eklampsia.
c. Perubahan visual (penglihatan) secara
tiba-tiba (pandangan kabur)
Karena pengaruh
hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan
ringan adalah normal.
Masalah visual
yang mengindikasikan keadaaan yang mengancam jiwa adanya perubahan visual
(penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan.
Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin
suatu tanda dari pre eklampsia.
d. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen
yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah TIDAK NORMAL.
Nyeri abdomen
yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat
jalan lahir.
Hal ini bisa
berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar
kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm,
gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular
seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
e. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh
dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya
muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan
meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
Bengkak dapat
menjadi masalah serius jika muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang
setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan
pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre
eklampsia.
Gejala anemia
dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan
darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb,
sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya,
kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu hamil mlai
dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida,
sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida,
baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).
Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik.
B.
Konsep
Dasar Asuhan
1. Definisi
Asuhan
antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan.(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai
Prenatal Care)
Pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu
selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal
yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan
darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet
besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Pemeriksaan
antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan
ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan. Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh tenaga
terlatih dan terdidik dalam bidang kebidanan yaitu Pembantu Bidan, Bidan,
Dokter, dan Perawat yang sudah terlatih (Pusdiknakes,2003).
2. Tujuan ANC
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental dan sosial pada ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan
atau implikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif
f. Memepersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
3. Keuntungan ANC
Dapat mengetahui
berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk
melakukan rujukan kerumah sakit. (Manuaba,1998)
4. Fungsi ANC
a. Promosi
kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan
b. Melakukan
screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan
merujuk bila perlu
c. Memantau
kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang
terjadi.
5. Standar Asuhan Kebidanan
(pusdiknakes, 2003)
a.
Kunjungan antenatal terfokus
oleh petugas kesehatan terampil
b.
Perencanaan persiapan kelahiran
dan kesiapan menghadapi komplikasi
c.
Penyuluhan mengenai KB, ASI,
tanda bahaya, HIV, nutrisi/makanan
d.
Deteksi dan penatalaksanaan
kondisi serta komplikasi yang dialami
Pelayanan/asuhan
standar minimal termasuk “10 T”, yaitu:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
b. Ukur tekanan darah.
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d. Ukur tinggi fundus uteri.
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
g. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
h. Test laboratorium (rutin dan khusus).
i.
Tatalaksana kasus.
j.
Temu wicara
(konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan.
6. Cara pelayanan antenatal
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar
pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari:
a. Kunjungan
Pertama
1) Catat
identitas ibu hamil
2) Catat
kehamilan sekarang
3) Catat
riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat
penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
6) Pemeriksaan
obstetric
7) Pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian
obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta
obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
b. Jadwal
Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu
kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu
kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3) Dua
kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah
minggu ke 36).(Saifudin, dkk.,2002)
4) Perlu
segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin
tidak bergerak lebih dari 12 jam
(Pusdiknakes, 2003:45).
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu
didapatkan informasi yang sangat penting.
a. Trimester
pertama sebelum minggu ke 14
1) Membangun
hubungan saling percaya antara petugas
kesehatan dan ibu hamil.
2) Mendeteksi
masalah dan menanganinya
3) Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
4) Memulai
persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5) Mendorong
perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya
b. Trimester
kedua sebelum minggu ke 28
Sama
seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu
tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
c. Trimester
ketiga antara minggu 28-36
Sama
seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
d. Trimester
ketiga setelah 36 minggu
Sama
seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi
lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saifuddin, dkk., 2002)
7. Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu
Hamil
Kontak ibu hamil
dan petugas yang memberikan pelayanan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan,
istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang ke
fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh
petugas kesehatan (Depkes RI, 1997:57).
8. Kebijakan Pelayanan Antenatal
a. Kebijakan
Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam
upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB
pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu meliputi : Keluarga
Berencana, ANC, Persalinan Bersih dan
Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial.
Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini
sesuai dengan pendekatan Making
Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :
1) Setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2) Setiap
komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
3) Setiap
perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan penatalaksanaan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal
menetapkan frekuensi kunjungan
antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Minimal
satu kali pada trimester pertama (K1).
2) Minimal
satu kali pada trimester kedua (K2).
3) Minimal
dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4). (Depkes, 2009)
b. Kebijakan
teknis
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh
tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk
itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil
seara keseluruhan yang bertujuan untuk
mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini.
Kebijakan
teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1) Mengupayakan
kehamilan yang sehat
2) Melakukan
deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.
3) Persiapan
persalinan yang bersih dan aman
4) Perencanaan
antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama ini dilaksanakan
dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi :
1) Deteksi
dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan
stiker dan buku KIA, dengan melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas
Ibu Hamil.
2) Peningkatan
kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan Dukun.
3) Peningkatan
akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah.
4) Peningkatan
akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
(Depkes,
2009)
9. Pelaksana dan Tempat Pelayanan
Antenatal
Pelayanan
kegiatan pelayanan antenatal terdapat
dari tenaga medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedic
yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas,
puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit
bersalin dan rumah sakit umum. (Depkes RI, 1995)
10. Wewenang Bidan Dalam Asuhan Kehamilan
Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal
50 penjelasan menyatakan bahwa : Yang dimaksud dengan” standar profesi ”adalah
batasan kemampuan ( knowledge, skill and professional attitude ) minimal yang
harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi
profesi.
Dalam melaksanakan profesinya, Bidan
memiliki 9 (sembilan) kompetensi yaitu:
a.
Bidan
mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu
tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
b. Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang
sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c.
Bidan
memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi
tertentu.
d.
Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat
selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir.
e.
Bidan
memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
f.
Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat
sampai dengan 1 bulan.
g.
Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat
(1 bulan – 5 tahun).
h.
Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok
dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
i.
Melaksanakan
asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
Setiap Kompetensi dilengkapi dengan
Pengetahuan dan keterampilan dasar, pengetahuan dan keterampilan tambahan, yang
wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam melakukan kegiatan asuhan kebidanan.
Menurut Kepmenkes RI Nomor 900/Menkes/VSK/VII/2002
Adalah:
a.
Dalam menjalankan kewenangan yang
diberikan,bidan harus :
1)
Melaksanakan tugas
kewenangan sesuai dengan standar profesi
2)
Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan
yang dilakukan
3)
Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku
diwilayah
4)
Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan
berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi atau
janin.
b.
Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi
pelayanan pada masa pranikah,termasuk remaja putri, prahamil, kehamilan,
persalinan, nifas, menyususi dan masa antara kehamilan.
c.
Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan,masa
persalinan dan masa nifas meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan
yang diberikan. Perhatian khusus diberikan pada masa sekitar persalinan karena
kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam masa tersebut.
Enam
Standar Pelayanan Antenatal:
a.
STANDAR
3 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan
melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan motifasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Adapun
tujuan yang diharapkan dari penerapan standar ini adalah mengenali dan
memotifasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Kegiatan
yang dapat dilakukan bidan untuk mengidentifikasi ibu hamil contoh nya sebagai
berikut:
1) Bidan melakukan kunjungan rumah dan
penyuluhan secara teratur
2) Bersama kader bidan memotifasi ibu
hamil
3) Lakukan komunikasi dua arah dengan
masyarakat untuk membahas manfaat pemeriksaan kehamilan.
4) Dll
Hasil
yang diharapkan dari standar ini adalah ibu dapat memahami tanda dan gejala
kehamilan. Ibu , suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur.meningkatkan cakupan ibu hamil yang
memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
b. STANDAR 4: Pemeriksaan dan
Pemantauan Antenatal
Bidan
hendaknya paling sedikit memberikan 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal.bidan juga harus bisa mengenali
kehamilan dengan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
Tujuan
yang diharapkan dari standar ini adalah bidan mampu memberikan pelayanan
antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
Adapun
hasil yang diharapkan yaitu ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4
kali selama kehamilan. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan. Ibu hamil, suami, keluarga
dan masyarakat mengenali tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus
dilakukan. Mengurus transportasi rujukan ,jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
c. STANDAR 5: Palpasi abdominal
Bidan
harus melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan dan untuk merujuk tepat waktu.
Tujuan
dari dilakukannya standar ini adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan
pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dibagian bawah janin.
Hasil
yang diharapkan yaitu bidan dapat memperkirakan usia kehamilan, diagnosis dini
kelainan letak, dan merujuk sesuai kebutuhan. Mendiagnosisi dini kehamilan
ganda dan kelainan, serta merujuk sesuai dengan kebutuhan.
d. STANDAR 6: Pengelolaan Anemia pada
Kehamilan
Bidan
melakukan tindakan pencegahan anemia, penemuan, penanganan dan rujukan semua
kasusu anemia pada kehamialan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tujuan
dari standar ini adalah bidan mampu menemukan anemia pada kehamilan secara
dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung.
Tindakan
yang bisa dilakukan bidan contohnya, memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada
kunnjungan pertama dan minggu ke 28. Memberikan tablet Fe pada semua ibu hamil
sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut . beripenyuluhan gizi dan
pentingnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, dll.
Hasil
yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini yaitu jika ada ibu hamil dengan
anemia berat dapat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan dengan
anemia, penurunana jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR.
e. STANDAR 7: Pengelolaan Dini
Hipertensi Pada Kehamilan
Bidan
menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknnya.
Tujuan
dari dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali dan menemukan secaea
dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan. Adapun
tindakan yang dapat dilakukan bidan yaitu rutin memeriksa tekanan darah ibu dan
mencatatnya. Jika terdapat tekanan darah diatas 140/90 mmHg lakukan tindakan
yang diperlukan.
Hasil
yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini adalah ibu hamil dengan tanda
preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu. Penurunan angka
kesakitan dan kematian akibat eklamsia.
f. STANDAR 8: Persiapan Persalinan
Bidan
memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami atau keluarga pada
trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Tujuan
dari dilakukannya standar ini adalah untuk memastikan bahwa persalinan
direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan
pertolongan bidan terampil.
Hasil
yang diharapkan adalah ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk
merencanakan persalinan yang bersih dan aman. Persalinan direncanakan di tempat
yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. Adanya persiapan
sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin,jika perlu. Rujukan tepat waktu
telah dipersiapkan bila diperkirakan .
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY.L 21 TAHUN
G2P1A0 HAMIL 33 –
34 MINGGU FISIOLOGIS
Tanggal Pengkajian :
07 Desember 2011
Tempat Pengkajian :
Puskesmas DTP Malangbong
Pengkaji :
Eka Puspita Wulandari
A.
DATA
SUBJEKTIF
1.
Identitas
Klien Suami
Nama : Ny.L Tn.A
Umur : 21 tahun 29
tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SD
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Kp.
Muncang Agung Ds. Malangbong
2.
Alasan
Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3.
Riwayat
Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang kedua. Ibu pernah
memeriksakan kehamilannya ke bidan. Gerakan janin pertama kali dirasakan pada
usia kehamilan 4 – 5 bulan. Ibu sudah pernah di imunisasi TT 2 kali. HPHT pada
tanggal 15 April 2011 dan taksiran persalinan pada tanggal 22 Januari 2012.
4.
Riwayat
Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 tahun dengan siklus teratur
setiap bulan. Lama haid 7 hari dan tidak ada keluhan apapun saat haid.
5.
Riwayat
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
No
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Penyulit
|
Anak
|
Keadaan
|
||||
Tahun
|
Penolong
|
Jenis
|
JK
|
BB
|
PB
|
||||
1.
|
Ke 1
|
2007
|
Paraji
|
Spontan
|
-
|
L
|
3000
|
50
|
Hidup
|
6.
Riwayat
Kesehatan
Ibu mengatakan tidak sedang sakit atau pernah memiliki penyakit berat,
turunan atau pun menular begitu pun dengan keluarganya
7.
Riwayat
KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun
kemudian tidak menggunakan KB lagi dengan alasan ingin memiliki anak
8.
Pola
Hidup Sehari – hari
a.
Nutrisi
Ibu mengatakan makan sehari 3x dan minum
lebih dari 10 gelas sehari. Ibu mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan tidak
menyukai sayuran.
b.
Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1x sehari dan sering
BAK
c.
Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x sehari,ganti
pakaian dan celana dalam 2x sehari, dan gosok gigi 2x sehari
d.
Aktifitas
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan
aktifitas berat
e.
Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ± 8 jam dan
tidur siang ± 2 jam
9.
Riwayat
Sosial Ekonomi
Ibu mengatakan ini adalah pernikahannya yang pertama. Lama pernikahan 5
tahun. Suami beserta keluarganya menginginkan dan mendukung kehamilannya ini.
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.
B.
DATA
OBJEKTIF
1.
Keadaan
Umum : Baik
2.
Kesadaran : Composmentis
3.
Emosional : Stabil
4.
Antropometri
BB saat hamil : 57 kg TB : 152 cm
BB sebelum hamil : 48 kg Lila : 24,5 cm
Kenaikan BB : 9 kg
5.
Tanda
– tanda Vital
T : 110/80 mmHg R : 22x/menit
P : 88x/menit S : 36,50C
6.
Pemeriksaan
Fisik
Kepala : Bersih, rambut
tidak rontok dan tidak berketombe
Muka : Tidak oedema,
sclera putih, conjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak
ada polip
Mulut : Bersih, tidak
ada stomatitis, tidak ada caries
Leher : Tidak ada
pembesaran KGB
Dada : Payudara
simetris, putting menonjol, tidak ada retraksi,
tidak ada dimpling, ada pengeluaran ASI
Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi,
pembesaran uterus
sesuai dengan umur kehamilan
Palpasi : LI : Difundus teraba lunak, tidak terlalu bulat,
tidak melenting, TFU 2 jari
dibawah px
LII : Disebelah kiri ibu teraba bagian –
bagian
kecil dan disebelah kanan ibu teraba
bagian
besar lurus memanjang
LIII: Bagian terbawah janin belum masuk PAP
TFU: 31cm TBBA:
2430 – 2790 gr
Auskultasi : DJJ: 140x/menit
Ekstremitas Atas : Tidak
oedema, kuku tidak pucat
Bawah :
Tidak oedema, tidak ada varices, ada reflex patella
7.
Pemeriksaan
Penunjang
Darah : Hb = 8,5 gr%
Urine : Protein Urine = Negatif (-)
Glukosa Urine = Negatif (-)
C.
ANALISA
G2P1A0
hamil 33 – 34 minggu fisiologis
D.
PENATALAKSANAAN
1.
Memberitahukan
hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga à ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu normal
2.
Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan yg seimbang à ibu mengkonsumsi makanan yang seimbang
3.
Menganjurkan
ibu untuk tidak atau mengurangi mengkonsumsi kopi à ibu tidak lagi mengkonsumsi kopi
4.
Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi sayur sedikit tapi sering dan mencoba memvariasikannya à ibu mengkonsumsi sayuran dengan menu
yang divariasikan
5.
Menganjurkan
ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe à ibu tetap mengkonsumsi tablet Fe
6.
Menganjurkan
ibu untuk mobilisasi à
ibu lebih sering berjalan – jalan disekitar rumah saat pagi dan sore hari
7.
Menjelaskan
tanda – tanda bahaya kehamilan à
ibu mengetahui tentang tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan
sebelum waktunya, ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan lain – lain
8.
Menjelaskan
tanda – tanda persalinan à
ibu mengetahui tentang tanda – tanda persalinan seperti mules – mules yang
sering dan teratur dan keluar darah bercampur lendir – lendir
9.
Menganjurkan
ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan à ibu mengerti tentang pentingnya
bersalin di tenaga kesehatan
10.
Menganjurkan
ibu untuk mulai mempersiapkan proses persalinan dan perlengkapannya à ibu sudah mulai mempersiapkan proses
dan perlengkapan persalinannya
11.
Dokumentasi
PEMERIKSAAN ANC KE II
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.L 21 TAHUN
G2P1A0 HAMIL 34 –
35 MINGGU FISIOLOGIS
Tanggal Pengkajian :
13 Desember 2011
Tempat Pengkajian :
Puskesmas DTP Malangbong
Pengkaji :
Eka Puspita Wulandari
A.
DATA
SUBJEKTIF
Ibu tidak mengeluh apapun
B.
DATA
OBJEKTIF
Pemeriksaan Penunjang
Darah :
Hb = 11,2 gr%
C.
ANALISA
G2P1A0
hamil 34 – 35 minggu fisiologis
D.
PENATALAKSANAAN
1.
Memberitahukan
hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga à ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu normal
2.
Memberitahukan
hasil pemeriksaan penunjang à
ibu mengetahui hasil pemeriksaan penunjang yaitu Hb = 11,2 gr%
3.
Menganjurkan
ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yg seimbang à ibu mengkonsumsi makanan yang seimbang
4.
Menganjurkan
ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe à ibu tetap mengkonsumsi tablet Fe
5.
Dokumentasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis
melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny.L G2P1A0
hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong, penulis menemukan persamaan
dan kesenjangan antara konsep teori dengan kenyataan di lapangan. Adapun hal
ini dapat penulis jabarkan sesuai dengan bentuk pendokumentasian SOAP yang
digunakan sebagai berikut:
A.
Data
Subjektif
Penulis tidak menemukan kesulitan karena
sikap kooperatif Ny,L dan keluarga yang dilakukan secara lisan dengan penulis.
Pada kasus ini penulis menemukan adanya permasalahan dalam pola nutrisi ibu
yaitu kebiasaan ibu yang sering mengkonsumsi kopi dan tidak terlalu menyukai
sayuran.
Pada dasarnya di dalam kopi terdapat
cafein yang dapat menyebabkan keguguran dalam kehamilan, meningkatkan resiko
BBLR, meningkatkan resiko adanya masalah jantung di kemudian hari, merangsang
system saraf pusat sehingga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung,
meningkatkan frekuensi buang air kecil yang dapat menyebabkan vitamin B dan C
terbuang percuma, dan menigkatkan gula darah. Selain
itu, konsumsi gula dalam jumlah banyak bisa mengganggu fungsi sistem saraf,
mengingat gula dalam tubuh harus dipecah menjadi energi, sementara proses
pemecahan gula memerlukan vitamin B6. Maka, semakin banyak gula yang
dikonsumsi, semakin banyak vitamin B6 yang terkuras. Padahal, terkurasnya
vitamin B6 akan mengganggu fungsi sistem saraf, dengan salah satu dampaknya
berupa kelelahan yang amat sangat dan mudah terusik seperti halnya dalam
kondisi stres. Meskipun batas maksimal boleh mengkonsumsi kopi 4 gelas atau
cafein 400 – 500 gr perhari, namun sebaiknya dihindari demi kesehatan ibu dan
bayi.
Selain itu, mengkonsumsi sayuran dapat menurunkan kemungkinan memiliki anak menderita leukemia, dapat mencegah hamil anggur atau molla
hidatidosa, terutama yaitu perkembangan bayi tergantung dari apa yang dimakan
oleh ibu.
B.
Data
Objektif
Dalam menegakan diagnosis Ny.L terdapat
kesenjangan dan kesamaan antara teori dan temuan di lapangan. Didapatkan data
yang mendukung penegakan diagnose, yaitu pada conjungtiva dan jari kuku Ny.L
berwarna merah muda, pada pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode
Sahli didapatkan kadar Hb Ny.L sebesar 8,5 gr%. Namun satu hari sebelumnya saat
pemeriksaan kehamilan, didapat kadar Hb Ny.L sebesar 10,1 gr% dengan
menggunakan alat yang berbeda. Sehingga di perlukan pemeriksaan ulang untuk
memastikan kadar Hb yang lebih tepatnya. Kemudian satu minggu kemudian dilakukan pemeriksaan kadar Hb di
laboratorium Puskesmas DTP Malangbong dengan hasil 11,2 gr% dan menggunakan
alat yang berbeda pula. Dengan adanya hasil tersebut, bahwa pada saat dilakukannya pemeriksaan
kehamilan dengan kadar Hb 8,5 gr% kemudian menjadi 11,2 gr%, ada kemungkinan
perubahan terjadi karena standar haemometer yang tidak sesuai dan disertai
dengan telah terjadi perubahan pola nutrisi ibu yang mulai mengkonsumsi sayuran
yang mengandung lebih banyak zat besi dan mengkonsumsi tablet Fe. Dengan hasil
akhir kadar Hb 11,2 gr%, hal ini sesuai dengan teori menurut Widiyastuty (2006)
menyatakan bahwa kadar Hb ibu hamil normal adalah sebesar 11 gr%. Pada data
objektif penulis juga melakukan pemeriksaan penunjang selain pemeriksaan Hb
Sahli yaitu protein urine dan glukosa urine dengan hasil negative yang berarti
bahwa Ny.L hamil fisiologis dan tidak mengalami komplikasi kehamilan dan
penyulit apapun.
Sedangkan saat dilakukan pengukuran TFU
yaitu sebesar 31 cm. Dan TBBA yaitu 2430 – 2790 gr dan dapat dikatakan normal dan sesuai dengan usia
kehamilan yang menandakan pertumbuhan dan perkembangan janin tidak mengalami hambatan.
Keadaan ini dipengaruhi pula oleh factor ibu, factor janin, dan factor plasenta
yang masih berfungsi secara normal.
Dan
mengenai palpasi abdominal pada ibu hamil, penulis melakukan pemeriksaan
Leopold dan didapatkan hasil posisi janin memanjang, pada bagian fundus teraba
bagian lunak (bokong), pada bagian samping kiri teraba bagian – bagian kecil
dan bagian samping kanan teraba punggung, bagian terbawah janin kepala dan
bagian terbesar kepala belum masuk PAP. Dan setelah dilakukan Leopold, dapat di
tentukan letak untuk pemeriksaan DJJ dengan cara menghitung 1 menit penuh
dengan hasil 140x/menit.
C.
Analisa
Berdasarkan data subjektif yang dikaji
langsung oleh penulis mengenai pengakuan riwayat kehamilan, persalinan, dan
nifas yang lalu bahwa ini adalah kehamilan yang kedua, pernah melahirkan satu
kali dan tidak pernah mengalami keguguran, serta usia kehamilan yang dirasakan
oleh Ny.L adalah 8 bulan yang sesuai HPHT pada tanggal 15 April 2011, yang mana
dapat ditentukan pula taksiran persalinan dengan menggunakan rumus Neagle
(HPHT hari +7, bulan -3, tahun +1) yaitu
pada tanggal 22 Januari 2012. Selain itu penulis juga mengkaji data objektif
yang salah satunya dengan melakukan
pemeriksaan fisik dengan melihat conjungtiva Ny.L yang berwarna merah muda
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ny.L tidak mengalami anemia yang dibuktikan
dengan pemeriksaan laboratorium menggunakan metode Sahli dengan hasil Hb 11,2 gr%.
Disamping itu penulis juga melakukan palpasi dan mengukur TFU yang sesuai
dengan tuanya kehamilan berdasarkan data subjektif yang telah dikaji oleh
penulis.
Dengan demikian berdasarkan data
subjektif dan objektif diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Ny.L
G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu tenyata benar
hamil normal dengan janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.
D.
Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan oleh penulis
kepada Ny.L salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan palpasi guna meyakinkan letak bayi dalam
kandungan Ny.L, yang kemudian hasilnya diberitahukan pada ibu bahwa bayi ibu dalam
keadaan normal.
Selain itu penulis memberikan konseling
pada ibu seperti tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan dan tanda – tanda
persalinan. Dan juga penulis memberikan asuhan dengan menganjurkan ibu untuk
memakan makanan bergizi terutama memperbanyak sayuran dan divariasikan, mengurangi
konsumsi kopi. Dan menganjurkan untuk mobilisasi seperti jalan – jalan dan
menganjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan. Dari keseluruhan asuhan
yang di berikan pada Ny.L tersebut sesuai dengan wewenang bidan dan juga
disesuaikan dengan kompetensi bidan di Indonesia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan
Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. L G2P1A0
Hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong Garut tahun 2011, penulis
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.
Mampu menggambarkan dan melakukan
pengkajian berupa data subjektif dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada
Ny. L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas
DTP Malangbong dan penulis mendapatkan hasil bahwa dalam kasus ini Ny.L
mangalami hamil normal.
2.
Mampu menggambarkan dan melakukan
pengkajian berupa data objektif dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada
Ny. L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas
DTP Malangbong ,dan hasilnya Ny. L tidak dalam keadaan inpartu melainkan dalam
hamil normal.
3.
Mampu menetapkan diagnosis berdasarkan
data-data subjektif dan data-data objektif dalam Asuhan KebidananKehamilan
Normal pada Ny. L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu
di Puskesmas DTP Malangbong, hasilnya Ny. L benar mengalami hamil normal tanpa
penyulit apapun.
4.
Dapat menyusun rencana asuhan, kemudian
melaksanakan serta mengevaluasi setiap rencana yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan ibu hamil Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. L G2P1A0
hamil 33 – 34 minggu di Puskesmaskan DTP
Malangbong,hasil yang didapat oleh penulis yaitu setiap asuhan yang diberikan
dapat diterima oleh Ny. L dengan baik.
5.
Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan
dalam bentuk SOAP.
B.
Saran
Setelah melakukan asuhan kehamilan pada
Ny. L adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu:
1.
Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu
hamil dapat memahami peran dan fungsi bidan dalm memberikan pelayanannya dan
meningkatkan pengetahuannya tentang seputar kehamilan sehingga ibu dapat
menjalani kehamilannya dengan baik dan dapat mencukupi kebutuhan selama
kehamilan dengan melakukan periksaan
kehamilan. Selain itu ibu hamil juga dapat mengetahui komplikasi dini
dan kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi sehingga ibu dapat
mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman serta persiapan rujukan bila tiba
– tiba terjadi keadaan gawat darurat.
2.
Bagi Puskesmas DTP Malangbong
Diharapkan dapat
menjadi bahan masukan untuk puskesmas agar dapat lebih meningkatkan lagi
pelayanan kebidanan khususnya asuhan antenatal pada ibu hamil,untuk mengurangi
angka kematian ibu.
3.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan
dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk institusi agar dapat
meningkatkan kualitas mahasiswanya,menambah bahan bacaan agar dapat menjadi
acuan buat mahasiswa
4.
Bagi Penulis
diharapkan
dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan kualitas dan pengetahuan penulis
khususnya keterampilan dalam melakukan
Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran, dkk. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Fauzi, Izman. 2011. Antenatal Care. [Online]. Tersedia: http://wwwblogkesehatan.blogspot.com.
[18 Desember 2011].
Febri. 2010. Tanda Tidak Pasti Kehamilan. [Online].Tersedia: http://bidanshop.blogspot.com. [18
Desember 2001].
Miil. 2008. Tanda Pasti Dan Mungkin Pada Kehamilan. [Online].Tersedia: http://sp4669.wordpress.com. [18
Desember 2001].
Pendidikan, Resolusi. 2010. Definisi Kehamilan. [Online].Tersedia: http://wikimedya.blogspot.com. [18
Desember 2001].
Aditama. 2006. Kehamilan. [Online].Tersedia: http://cybermed.cbn.net.id.
[18 Desember 2001].
Sweetspe. 2010. Proses Kehamilan Dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan.
[Online].Tersedia: http://sweetspearls.com/.
[18 Desember 2001].
Citra, Fuzi. 2011. Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan. [Online].Tersedia: http://zietraelmart.multiply.com.
[18 Desember 2001].
Anonym. 2008. Kehamilan. [Online].Tersedia: http://creasoft.wordpress.com. [18
Desember 2001].
Aini. 2011. Asuhan Antenatal Care. [Online].Tersedia: http://ainicahayamata.wordpress.com/.
[18 Desember 2001].
Rhezvolution. 2009. Antenatal Care. [Online].Tersedia: http://rhezvolution.wordpress.com/.
[18 Desember 2001].
Jannah, Izzati. 2011. 10 T Dalam Kehamilan. [Online].Tersedia: http://izzatijannah.wordpress.com.
[18 Desember 2001].
Anonym. 2009. Seberapa Banyak Ibu Hamil Boleh Minum Kopi?. [Online].Tersedia: http://female.kompas.com/. [18 Desember
2001].
Nurlaila, Anda. 2011. Minum Kopi Berlebih Saat Hamil Picu Keguguran. [Online].Tersedia: http://kosmo.vivanews.com. [18 Desember
2001].
Andalas, Mohd. 2011. Antara Sayuran Dan Hamil Anggur. [Online].Tersedia: http://www.ccde.or.id. [18 Desember 2001].
Anonym. 2011. Tips Makan Sehat Ibu Hamil. [Online].Tersedia: http://www.blog.indoislamicstore.com.
[18 Desember 2001].
Idaulat. 2011. Makan Sayur Bagi Ibu Hamil,Dapat Menyelamatkan Anaknya.
[Online].Tersedia: http://www.swatt-online.com.
[18 Desember 2001].
terima kasih, blog ini sangat membantu tugas2 kuliah saya :)
BalasHapus