Minggu, 10 Maret 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.L 21 TAHUN G2P1A0 HAMIL 33 – 34 MINGGU FISIOLOGIS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan  negara  –  negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor yang terkait dengan resiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan  kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu dan bayi masih tetap tinggi (Depkes RI, 2001).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 (2008, dalam Depkes RI), AKI Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB di Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan  infeksi 11%. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan.
Angka kematian ibu dan bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Di tahun 2007, angka kematian bayi mencapai 26,9 persen per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu berkisar 248 per 100 ribu kelahiran. Padahal di tahun 2004, angka kematian bayi sekitar 30,8 persen per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu sekitar 270 dari per 100 ribu kelahiran.
Kehamilan merupakan mekanisme utama dalam peristiwa kelahiran bayi, merupakan proses yang dimulai dengan konsepsi dan berakhir dengan adanya permulaan persalinan. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan ketuban keluar dari rahim ibu. Ibu yang mengalami proses kelahiran akan memasuki masa nifas. Nifas adalah masa pulih, dimana dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti semula. (Mochtar, 1998)
Wiknjosastro (2002) berpendapat dalam menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur, makin tua kehamilannya makin cepat pemeriksaan harus diulang. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengarahan sedikit tentang kehamilan yang sedang di kandungnya. Kualitas pemeriksaan oleh tenaga kesehatan (bidan) yang baik diharapkan setiap ibu hamil dapat melewati masa kehamilan yang normal tanpa komplikasi.
Memberi perawatan kepada wanita hamil dan melibatkan orang-orang yang dekat dengannya merupakan hal yang menarik sekaligus menantang. Untuk berbagi dan memfasilitasi pertemuan wanita dan pasangannya ketika mereka mulai membuka diri dan mengeksplorasi perasaan mereka adalah kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengalaman kehidupan seseorang yang menakjubkan. Oleh karena itu, memberi perawatan untuk kehamilan dan fokus terkait tentang cara wanita dan pasangannya mengalami kehamilan ini harus disesuaikan dengan dengan keunikan pengalaman mereka (Varney, 2007).
Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu   hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting  untuk segera ditangani.
Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. Yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pendidikan, jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan sebagainya, faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak fisik lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya
Selain itu terdapat pula faktor-faktor penguat (reinforcing factors) yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap petugas pelayanan antenatal care dan sikap tokoh masyarakat.
Dampak dari kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian.
Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian di jadikan sebuah program yang di sebut Antenatal care. Program ini sebuah program untuk mengarahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu hamil agar janin nya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Menggambarkan dan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal Ny.L 21 tahun G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong tahun 2011 sesuai Standar Pelayanan Kebidanan dengan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data subjektif yang didapat dari Ny.L selama kehamilan.
b.      Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data objektif Ny.L selama kehamilan.
c.       Mampu menegakkan diagnose berdasarkan data subjektif dan data objektif dalam assesment pada kasus Ny.L selama kehamilan.
d.      Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu 
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada Ny.L selama kehamilan.
e.       Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.
C.    Manfaat
1.      Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengerti mengenai penatalaksanan pada ibu hamil normal, dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil normal dan mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
2.      Bagi Ny.L
Mengetahui tentang keadaan kehamilannya secara keseluruhan, dan dapat mengetahui arti penting pemerikasaan kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan.
3.      Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pelayanan antenatal
4.      Bagi Puskesmas DTP Malangbong
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas DTP Malangbong dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Normal sesuai standar pelayanan sehingga dapat mengoptimalkan penurunan angka kematian ibu dan bayi.
D.    Ruang Lingkup
1.      Lingkup Masalah
Masalah yang dikaji pada laporan kasus ini adalah Asuhan Kebidanan pada ibu hamil normal.
2.      Lingkup Metode
Adapun metode dan teknik pengumpulan data diperoleh melalui:
a.       Anamnesa
1)      Auto Anamnesis
Teknik ini dilakukan melalui komunikasi secara langsung dengan klien untuk memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan klien yang akan dijadikan kasus sehingga yang diperoleh lebih akurat.
2)      Alo Anamnesis
Teknik ini dilakukan melalui komunikasi secara langsung dengan keluarga untuk memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan klien yang akan dijadikan kasus sehingga yang diperoleh lebih akurat.
b.      Pemeriksaan Fisik
Penulis melaksanakan pemeriksaan fisik pada klien dengan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
c.       Pemeriksaan Aktif
Untuk mengikuti perkembangan klien dan menilai tingkat keberhasilan dari asuhan yang diberikan penulis terjun secara langsung memberikan asuhan kebidanan.
d.      Home Visit
Melakukan kunjungan rumah untuk melihat perkembangan klien dan menilai  tingkat keberhasilan dalam melaksanakan asuhan secara kontinu sesuai dengan kebutuhan.
e.       Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari buku,sumber yang dapat dijadikan data dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus yang diambil.
3.      Lingkup Sasaran
Sasaran dalam laporan kasus ini yaitu Ny.L G2P1A0 Hamil 33 34 minggu fisiologis.
4.      Lingkup Tempat dan Waktu
Laporan kasus ini dilaksanakan di Puskesmas DTP Malangbong Garut yang beralamat di Jl. Alun alun Timur No.11 dan kegiatan home visit dikerjakan di rumah Ny.L tepatnya di Kp.Muncang Agung Ds.Malangbong. Laporan kasus ini dilaksanakan pada tanggal 07 Desember 2011.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.    Konsep Dasar Teori
1.      Kehamilan
a.       Definisi
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004).
Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir (Hanifa, 2000).
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir (Sumber : Alzam Faisal, 2009).
Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2004).
Dari definisi kajian penulis maka disimpulkan kehamilan adalah masa dimana wanita membawa embrio dalam tubuhnya yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh yang membuat terjadinya proses konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin.
b.      Diagnosis kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1)      Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
2)      Trimester kedua dari bulan ke 4 sampai 6 bulan
3)      Trimester ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan
2.      Tanda dan gejala kehamilan
Menurut Widiyastuti (2006) tanda dan gejala kehamilan merupakan sekumpulan tanda/gejala yang timbul pada wanita hamil yang terjadi akibat perubahan fisiologis dan psikologis pada masa kehamilan.
Tanda/gejala kehamilan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu:
a.       Tanda tidak pasti kehamilan
1)      Amenorhoe (tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur , amenorhoe menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan dengan memakai rumus dari Naegele. Kadang-kadang amenorhoe disebabkan oleh hal-hal lain diantaranya penyakit berat seperti TBC, Typhus, Anemia atau karena pengaruh psychis misalnya karena perubahan lingkungan ( dari desa ke asrama ) juga dalam masa perang sering timbul amenorhoe pada wanita.
2)      Nausea (mual) dan emesis (muntah)
Mual terjadi umumnya pada bulan–bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh muntah. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan hiperemesis gravidarum.
3)      Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang sengan makin tuanya kehamilan.
4)      Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae, sehingga glandula Montglomery tampak lebih jelas.
5)      Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Terjadi pada bulan –bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk “dua orang“, sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
6)      Sering kencing 
Terjadi karena kandung kencing pada bulan–bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul . Pada akhir triwulan gejala bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.
7)      Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
8)      Pigmentasi kulit 
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi, kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum ( topeng kehamilan ). Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba . Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
9)      Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan pertama.
10)  Varises (penekanan vena – vena)
Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang – kadang timbulnya carises merupakan gejala pertama kehamilan muda. 
b.      Tanda – tanda kemungkinan hamil
1)      Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim.
a)      Pemeriksaan dalam diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.
b)      Tanda piscazek, uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas.
c)      Konsistensi rahim menjadi lebih lunak terutama daerah isthmus uteri yang disebut “tanda Hegar”.
2)      Perubahan pada serviks.
a)      Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, seperti ujung hidung.
b)      Dalam kehamilan serviks menjadi lunak, seperti bibir atau ujung bawah daun telinga.
3)      Kontraksi Braxton hicks.
Waktu palpasi uterus yang lunak menjadi keras karena berkontraksi
4)      Balotemen.
a)      Dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
b)      Pada bulan keempat dan kelima janin itu kecil dibandingkan dengan banyaknya air ketuban maka kalau rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau di goyang maka anak akan melenting ke dalam rahim.
5)      Meraba bagian anak.
a)      Dapat dilakukan bila anak sudah besar.
b)      Kadang-kadang tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dapat menyerupai bentuk anak.
6)      Pemeriksaan biologis.
7)      Pembesaran perut.
Setelah bulan ketiga, rahim dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut.
8)      Tanda Chadwick.
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
c.       Tanda pasti kehamilan
1)      Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerak janin.
2)      Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka akan terdengar detak jantung janin.
3)      Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.
4)      Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.
3.      Perubahan fisik dalam kehamilan
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan. Jantung dan pembuluh darah.  Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu.  Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningka (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). 
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan venayang membawa darh dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu.  Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.
Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil.  Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung.  Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.
Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. 
Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.  Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan, agak meningkat. 
a.       Ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
b.      Paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.
Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
c.       Sistem pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi).
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
d.      Kulit
Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap.
Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
e.       Hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pingk pada kulit perut.
Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang lebih buruk.
4.      Pertumbuhan janin
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
a.       Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.
1)      Periode Germinal (Minggu 0 – 3) 
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
2)      Periode Embrio (Minggu 3 – 8 ) 
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
3)      Periode Fetus (Minggu 9 – 12) 
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
b.      Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
c.       Trimester ketiga (24 -40)
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
5.      Tanda bahaya kehamilan
a.       Perdarahan lewat jalan lahir 
Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama terlambat haid. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah perdarahan yang banyak, merah atau disertai nyeri. Perdarahan ini dapat berarti keguguran, kehamilan mola (hamil anggur) atau kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).
Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan berulang, disertai atau tidak diserati rasa nyeri. Perdarahan ini dapat berarti plasenta previa (plasenta meutupi jalan lahir) atau solusio plasenta.
b.      Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristriahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.
c.       Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal.
Masalah visual yang mengindikasikan keadaaan yang mengancam jiwa adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan. 
Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre eklampsia.
d.      Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah TIDAK NORMAL.
Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.
Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
e.       Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
Bengkak dapat menjadi masalah serius  jika muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia.
Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya. 
f.       Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).
Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. 
B.     Konsep Dasar Asuhan
1.      Definisi
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh tenaga terlatih dan terdidik dalam bidang kebidanan yaitu Pembantu Bidan, Bidan, Dokter, dan Perawat yang sudah terlatih (Pusdiknakes,2003).
2.      Tujuan ANC
a.       Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
b.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada ibu dan bayi
c.       Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
d.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
e.       Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif
f.       Memepersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
3.      Keuntungan ANC
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. (Manuaba,1998)
4.      Fungsi ANC
a.       Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan
b.      Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu
c.       Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.
5.      Standar Asuhan Kebidanan (pusdiknakes, 2003)
a.       Kunjungan antenatal terfokus oleh petugas kesehatan terampil
b.      Perencanaan persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi
c.       Penyuluhan mengenai KB, ASI, tanda bahaya, HIV, nutrisi/makanan
d.      Deteksi dan penatalaksanaan kondisi serta komplikasi yang dialami
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “10 T”, yaitu:
a.       Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
b.      Ukur tekanan darah.
c.       Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d.      Ukur tinggi fundus uteri.
e.       Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
f.       Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
g.      Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
h.      Test laboratorium (rutin dan khusus).
i.        Tatalaksana kasus.
j.        Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
6.      Cara pelayanan antenatal
Cara pelayanan  antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari:
a.       Kunjungan Pertama
1)      Catat identitas ibu hamil
2)      Catat kehamilan sekarang
3)      Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4)      Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan 
5)      Pemeriksaan  fisik diagnostic dan laboratorium
6)      Pemeriksaan obstetric
7)      Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8)      Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9)      Penyuluhan/konseling.
b.      Jadwal Kunjungan Ibu Hamil 
Setiap wanita hamil menghadapi  resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1)      Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2)      Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3)      Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36).(Saifudin, dkk.,2002)
4)      Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak  lebih dari 12 jam (Pusdiknakes, 2003:45).
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
a.       Trimester pertama sebelum minggu ke 14 
1)      Membangun hubungan saling percaya  antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
2)      Mendeteksi masalah dan menanganinya
3)      Melakukan tindakan pencegahan  seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4)      Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5)      Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya
b.      Trimester kedua sebelum minggu ke 28 
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
c.       Trimester ketiga antara minggu 28-36 
Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
d.      Trimester ketiga setelah 36 minggu 
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saifuddin, dkk., 2002)
7.      Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu Hamil
Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan (Depkes RI, 1997:57).
8.      Kebijakan Pelayanan Antenatal
a.       Kebijakan Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat  penurunan AKI dan AKB pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar  Safe Motherhood” yaitu meliputi : Keluarga Berencana, ANC, Persalinan Bersih  dan Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial.
Pendekatan pelayanan obstetric  dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan  Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :
1)      Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2)      Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
3)      Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan  antenatal  menetapkan frekuensi kunjungan  antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut :
1)      Minimal satu kali pada trimester pertama (K1).
2)      Minimal satu kali pada trimester kedua (K2).
3)      Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4). (Depkes, 2009)
b.      Kebijakan teknis
Pelayanan/asuhan  antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu  kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan  yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini.
Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1)      Mengupayakan kehamilan yang sehat
2)      Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
3)      Persiapan persalinan yang bersih dan aman
4)      Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan  antenatal rutin yang selama ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi :
1)      Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan   stiker dan buku KIA, dengan melibatkan kader dan  perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu Hamil.
2)      Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan Dukun.
3)      Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah.
4)      Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
(Depkes, 2009)
9.      Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal
Pelayanan kegiatan pelayanan  antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedic yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat pelatihan. Pelayanan  antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum. (Depkes RI, 1995)
10.  Wewenang Bidan Dalam Asuhan Kehamilan
Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal 50 penjelasan menyatakan bahwa : Yang dimaksud dengan” standar profesi ”adalah batasan kemampuan ( knowledge, skill and professional attitude ) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.
Dalam melaksanakan profesinya, Bidan memiliki 9 (sembilan) kompetensi yaitu:
a.       Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
b.      Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c.       Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
d.      Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
e.       Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
f.       Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
g.      Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).
h.      Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
i.        Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
Setiap Kompetensi dilengkapi dengan Pengetahuan dan keterampilan dasar, pengetahuan dan keterampilan tambahan, yang wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam melakukan kegiatan asuhan kebidanan.
Menurut Kepmenkes RI Nomor 900/Menkes/VSK/VII/2002 Adalah:
a.       Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan,bidan harus :
1)      Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
2)      Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukan
3)      Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku diwilayah
4)      Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi atau janin.
b.      Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa pranikah,termasuk remaja putri, prahamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyususi dan masa antara kehamilan.
c.       Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan,masa persalinan dan masa nifas meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan yang diberikan. Perhatian khusus diberikan pada masa sekitar persalinan karena kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam masa tersebut.
Enam Standar Pelayanan Antenatal:
a.       STANDAR 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motifasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Adapun tujuan yang diharapkan dari penerapan standar ini adalah mengenali dan memotifasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan bidan untuk mengidentifikasi ibu hamil contoh nya sebagai berikut:
1)      Bidan melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan secara teratur
2)      Bersama kader bidan memotifasi ibu hamil
3)      Lakukan komunikasi dua arah dengan masyarakat untuk membahas manfaat pemeriksaan kehamilan.
4)      Dll
Hasil yang diharapkan dari standar ini adalah ibu dapat memahami tanda dan gejala kehamilan. Ibu , suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur.meningkatkan cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
b.      STANDAR 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan hendaknya paling sedikit memberikan 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.bidan juga harus bisa mengenali kehamilan dengan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
Tujuan yang diharapkan dari standar ini adalah bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
Adapun hasil yang diharapkan yaitu ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengenali tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan. Mengurus transportasi rujukan ,jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
c.       STANDAR 5: Palpasi abdominal
Bidan harus melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan dan untuk merujuk tepat waktu.
Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dibagian bawah janin.
Hasil yang diharapkan yaitu bidan dapat memperkirakan usia kehamilan, diagnosis dini kelainan letak, dan merujuk sesuai kebutuhan. Mendiagnosisi dini kehamilan ganda dan kelainan, serta merujuk sesuai dengan kebutuhan.
d.      STANDAR 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan anemia, penemuan, penanganan dan rujukan semua kasusu anemia pada kehamialan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tujuan dari standar ini adalah bidan mampu menemukan anemia pada kehamilan secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.
Tindakan yang bisa dilakukan bidan contohnya, memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunnjungan pertama dan minggu ke 28. Memberikan tablet Fe pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut . beripenyuluhan gizi dan pentingnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, dll.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini yaitu jika ada ibu hamil dengan anemia berat dapat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia, penurunana jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR.
e.       STANDAR 7: Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknnya.
Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali dan menemukan secaea dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan. Adapun tindakan yang dapat dilakukan bidan yaitu rutin memeriksa tekanan darah ibu dan mencatatnya. Jika terdapat tekanan darah diatas 140/90 mmHg lakukan tindakan yang diperlukan.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini adalah ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklamsia.
f.       STANDAR 8: Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami atau keluarga pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman  dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.
Hasil yang diharapkan adalah ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman. Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin,jika perlu. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperkirakan .
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.L 21 TAHUN
G2P1A0 HAMIL 33 – 34 MINGGU FISIOLOGIS
Tanggal Pengkajian     : 07 Desember 2011
Tempat Pengkajian      : Puskesmas DTP Malangbong
Pengkaji                      : Eka Puspita Wulandari
A.    DATA SUBJEKTIF
1.      Identitas Klien                                                                                    Suami
Nama               : Ny.L                                                              Tn.A
Umur               : 21 tahun                                                        29 tahun
Agama             : Islam                                                             Islam
Pendidikan      : SMP                                                              SD
Pekerjaan         : IRT                                                                Wiraswasta
Alamat                        : Kp. Muncang Agung Ds. Malangbong
2.      Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3.      Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang kedua. Ibu pernah memeriksakan kehamilannya ke bidan. Gerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 4 – 5 bulan. Ibu sudah pernah di imunisasi TT 2 kali. HPHT pada tanggal 15 April 2011 dan taksiran persalinan pada tanggal 22 Januari 2012.
4.      Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 tahun dengan siklus teratur setiap bulan. Lama haid 7 hari dan tidak ada keluhan apapun saat haid.
5.      Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
No
Kehamilan
Persalinan
Penyulit
Anak
Keadaan
Tahun
Penolong
Jenis
JK
BB
PB
1.
Ke 1
2007
Paraji
Spontan
-
L
3000
50
Hidup
6.      Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak sedang sakit atau pernah memiliki penyakit berat, turunan atau pun menular begitu pun dengan keluarganya
7.      Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun kemudian tidak menggunakan KB lagi dengan alasan ingin memiliki anak
8.      Pola Hidup Sehari – hari
a.       Nutrisi
Ibu mengatakan makan sehari 3x dan minum lebih dari 10 gelas sehari. Ibu mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan tidak menyukai sayuran.
b.      Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1x sehari dan sering BAK
c.       Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x sehari,ganti pakaian dan celana dalam 2x sehari, dan gosok gigi 2x sehari
d.      Aktifitas
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan aktifitas berat
e.       Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 2 jam
9.      Riwayat Sosial Ekonomi
Ibu mengatakan ini adalah pernikahannya yang pertama. Lama pernikahan 5 tahun. Suami beserta keluarganya menginginkan dan mendukung kehamilannya ini. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.
B.     DATA OBJEKTIF
1.      Keadaan Umum          : Baik
2.      Kesadaran                   : Composmentis
3.      Emosional                   : Stabil
4.      Antropometri
BB saat hamil              : 57 kg                                     TB       : 152 cm
BB sebelum hamil       : 48 kg                                     Lila      : 24,5 cm
Kenaikan BB              : 9 kg
5.      Tanda – tanda Vital
T          : 110/80 mmHg                                               R         : 22x/menit
P          : 88x/menit                                                      S          : 36,50C
6.      Pemeriksaan Fisik
Kepala             : Bersih, rambut tidak rontok dan tidak berketombe
Muka               : Tidak oedema, sclera putih, conjungtiva merah muda
Hidung            : Bersih, tidak ada polip
Mulut              : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
Leher               : Tidak ada pembesaran KGB
Dada               : Payudara simetris, putting menonjol, tidak ada retraksi,
  tidak ada dimpling, ada pengeluaran ASI
Abdomen        :
            Inspeksi           : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran uterus
  sesuai dengan umur kehamilan
            Palpasi             : LI  : Difundus teraba lunak, tidak terlalu bulat,
         tidak melenting, TFU 2 jari dibawah px
                                      LII : Disebelah kiri ibu teraba bagian – bagian
          kecil dan disebelah kanan ibu teraba bagian
          besar lurus memanjang
                                      LIII: Bagian terbawah janin belum masuk PAP
                                      TFU: 31cm                TBBA: 2430 – 2790 gr
            Auskultasi       : DJJ: 140x/menit
Ekstremitas Atas         : Tidak oedema, kuku tidak pucat
                   Bawah      : Tidak oedema, tidak ada varices, ada reflex patella
7.      Pemeriksaan Penunjang
Darah  : Hb = 8,5 gr%
Urine   : Protein Urine  = Negatif (-)
              Glukosa Urine = Negatif (-)
C.     ANALISA
G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu fisiologis
D.    PENATALAKSANAAN
1.      Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga à ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu normal
2.      Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yg seimbang à ibu mengkonsumsi makanan yang seimbang
3.      Menganjurkan ibu untuk tidak atau mengurangi mengkonsumsi kopi à ibu tidak lagi mengkonsumsi kopi
4.      Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayur sedikit tapi sering dan mencoba memvariasikannya à ibu mengkonsumsi sayuran dengan menu yang divariasikan
5.      Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe à ibu tetap mengkonsumsi tablet Fe
6.      Menganjurkan ibu untuk mobilisasi à ibu lebih sering berjalan – jalan disekitar rumah saat pagi dan sore hari
7.      Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan à ibu mengetahui tentang tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan sebelum waktunya, ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan lain – lain
8.      Menjelaskan tanda – tanda persalinan à ibu mengetahui tentang tanda – tanda persalinan seperti mules – mules yang sering dan teratur dan keluar darah bercampur lendir – lendir
9.      Menganjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan à ibu mengerti tentang pentingnya bersalin di tenaga kesehatan
10.  Menganjurkan ibu untuk mulai mempersiapkan proses persalinan dan perlengkapannya à ibu sudah mulai mempersiapkan proses dan perlengkapan persalinannya
11.  Dokumentasi
PEMERIKSAAN ANC KE II
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.L 21 TAHUN
G2P1A0 HAMIL 34 – 35 MINGGU FISIOLOGIS
Tanggal Pengkajian     : 13 Desember 2011
Tempat Pengkajian      : Puskesmas DTP Malangbong
Pengkaji                      : Eka Puspita Wulandari
A.    DATA SUBJEKTIF
Ibu tidak mengeluh apapun
B.     DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Penunjang
Darah        : Hb = 11,2 gr%
C.     ANALISA
G2P1A0 hamil 34 – 35 minggu fisiologis
D.    PENATALAKSANAAN
1.      Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga à ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu normal
2.      Memberitahukan hasil pemeriksaan penunjang à ibu mengetahui hasil pemeriksaan penunjang yaitu Hb = 11,2 gr%
3.      Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yg seimbang à ibu mengkonsumsi makanan yang seimbang
4.      Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe à ibu tetap mengkonsumsi tablet Fe
5.      Dokumentasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny.L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong, penulis menemukan persamaan dan kesenjangan antara konsep teori dengan kenyataan di lapangan. Adapun hal ini dapat penulis jabarkan sesuai dengan bentuk pendokumentasian SOAP yang digunakan sebagai berikut:
A.    Data Subjektif
Penulis tidak menemukan kesulitan karena sikap kooperatif Ny,L dan keluarga yang dilakukan secara lisan dengan penulis. Pada kasus ini penulis menemukan adanya permasalahan dalam pola nutrisi ibu yaitu kebiasaan ibu yang sering mengkonsumsi kopi dan tidak terlalu menyukai sayuran.
Pada dasarnya di dalam kopi terdapat cafein yang dapat menyebabkan keguguran dalam kehamilan, meningkatkan resiko BBLR, meningkatkan resiko adanya masalah jantung di kemudian hari, merangsang system saraf pusat sehingga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, meningkatkan frekuensi buang air kecil yang dapat menyebabkan vitamin B dan C terbuang percuma, dan menigkatkan gula darah. Selain itu, konsumsi gula dalam jumlah banyak bisa mengganggu fungsi sistem saraf, mengingat gula dalam tubuh harus dipecah menjadi energi, sementara proses pemecahan gula memerlukan vitamin B6. Maka, semakin banyak gula yang dikonsumsi, semakin banyak vitamin B6 yang terkuras. Padahal, terkurasnya vitamin B6 akan mengganggu fungsi sistem saraf, dengan salah satu dampaknya berupa kelelahan yang amat sangat dan mudah terusik seperti halnya dalam kondisi stres. Meskipun batas maksimal boleh mengkonsumsi kopi 4 gelas atau cafein 400 – 500 gr perhari, namun sebaiknya dihindari demi kesehatan ibu dan bayi.
Selain itu, mengkonsumsi sayuran dapat menurunkan kemungkinan memiliki anak  menderita leukemia, dapat mencegah hamil anggur atau molla hidatidosa, terutama yaitu perkembangan bayi tergantung dari apa yang dimakan oleh ibu.
B.     Data Objektif
Dalam menegakan diagnosis Ny.L terdapat kesenjangan dan kesamaan antara teori dan temuan di lapangan. Didapatkan data yang mendukung penegakan diagnose, yaitu pada conjungtiva dan jari kuku Ny.L berwarna merah muda, pada pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode Sahli didapatkan kadar Hb Ny.L sebesar 8,5 gr%. Namun satu hari sebelumnya saat pemeriksaan kehamilan, didapat kadar Hb Ny.L sebesar 10,1 gr% dengan menggunakan alat yang berbeda. Sehingga di perlukan pemeriksaan ulang untuk memastikan kadar Hb yang lebih tepatnya. Kemudian satu minggu kemudian  dilakukan pemeriksaan kadar Hb di laboratorium Puskesmas DTP Malangbong dengan hasil 11,2 gr% dan menggunakan alat yang berbeda pula. Dengan adanya hasil tersebut, bahwa pada saat dilakukannya pemeriksaan kehamilan dengan kadar Hb 8,5 gr% kemudian menjadi 11,2 gr%, ada kemungkinan perubahan terjadi karena standar haemometer yang tidak sesuai dan disertai dengan telah terjadi perubahan pola nutrisi ibu yang mulai mengkonsumsi sayuran yang mengandung lebih banyak zat besi dan mengkonsumsi tablet Fe. Dengan hasil akhir kadar Hb 11,2 gr%, hal ini sesuai dengan teori menurut Widiyastuty (2006) menyatakan bahwa kadar Hb ibu hamil normal adalah sebesar 11 gr%. Pada data objektif penulis juga melakukan pemeriksaan penunjang selain pemeriksaan Hb Sahli yaitu protein urine dan glukosa urine dengan hasil negative yang berarti bahwa Ny.L hamil fisiologis dan tidak mengalami komplikasi kehamilan dan penyulit apapun.
Sedangkan saat dilakukan pengukuran TFU yaitu sebesar 31 cm. Dan TBBA yaitu 2430 – 2790 gr dan dapat dikatakan normal dan sesuai dengan usia kehamilan yang menandakan pertumbuhan dan perkembangan janin tidak mengalami hambatan. Keadaan ini dipengaruhi pula oleh factor ibu, factor janin, dan factor plasenta yang masih berfungsi secara normal.
Dan mengenai palpasi abdominal pada ibu hamil, penulis melakukan pemeriksaan Leopold dan didapatkan hasil posisi janin memanjang, pada bagian fundus teraba bagian lunak (bokong), pada bagian samping kiri teraba bagian – bagian kecil dan bagian samping kanan teraba punggung, bagian terbawah janin kepala dan bagian terbesar kepala belum masuk PAP. Dan setelah dilakukan Leopold, dapat di tentukan letak untuk pemeriksaan DJJ dengan cara menghitung 1 menit penuh dengan hasil 140x/menit.
C.    Analisa
Berdasarkan data subjektif yang dikaji langsung oleh penulis mengenai pengakuan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu bahwa ini adalah kehamilan yang kedua, pernah melahirkan satu kali dan tidak pernah mengalami keguguran, serta usia kehamilan yang dirasakan oleh Ny.L adalah 8 bulan yang sesuai HPHT pada tanggal 15 April 2011, yang mana dapat ditentukan pula taksiran persalinan dengan menggunakan rumus Neagle (HPHT  hari +7, bulan -3, tahun +1) yaitu pada tanggal 22 Januari 2012. Selain itu penulis juga mengkaji data objektif yang salah satunya  dengan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat conjungtiva Ny.L yang berwarna merah muda sehingga dapat disimpulkan bahwa Ny.L tidak mengalami anemia yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium menggunakan metode Sahli dengan hasil Hb 11,2 gr%. Disamping itu penulis juga melakukan palpasi dan mengukur TFU yang sesuai dengan tuanya kehamilan berdasarkan data subjektif yang telah dikaji oleh penulis.
Dengan demikian berdasarkan data subjektif dan objektif diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Ny.L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu tenyata benar hamil normal dengan janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.
D.    Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan oleh penulis kepada Ny.L salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan  palpasi guna meyakinkan letak bayi dalam kandungan Ny.L, yang kemudian hasilnya diberitahukan pada ibu bahwa bayi ibu dalam keadaan normal.
Selain itu penulis memberikan konseling pada ibu seperti tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan dan tanda – tanda persalinan. Dan juga penulis memberikan asuhan dengan menganjurkan ibu untuk memakan makanan bergizi terutama memperbanyak sayuran dan divariasikan, mengurangi konsumsi kopi. Dan menganjurkan untuk mobilisasi seperti jalan – jalan dan menganjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan. Dari keseluruhan asuhan yang di berikan pada Ny.L tersebut sesuai dengan wewenang bidan dan juga disesuaikan dengan kompetensi bidan di Indonesia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. L G2P1A0 Hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong Garut tahun 2011, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.      Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data subjektif dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong dan penulis mendapatkan hasil bahwa dalam kasus ini Ny.L mangalami hamil normal.
2.      Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data objektif dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong ,dan hasilnya Ny. L tidak dalam keadaan inpartu melainkan dalam hamil normal.
3.      Mampu menetapkan diagnosis berdasarkan data-data subjektif dan data-data objektif dalam Asuhan KebidananKehamilan Normal pada Ny. L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu di Puskesmas DTP Malangbong, hasilnya Ny. L benar mengalami hamil normal tanpa penyulit apapun.
4.      Dapat menyusun rencana asuhan, kemudian melaksanakan serta mengevaluasi setiap rencana yang telah disesuaikan dengan kebutuhan ibu hamil Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. L G2P1A0 hamil 33 – 34 minggu di Puskesmaskan  DTP Malangbong,hasil yang didapat oleh penulis yaitu setiap asuhan yang diberikan dapat diterima oleh Ny. L dengan baik.
5.      Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk SOAP.
B.     Saran
Setelah melakukan asuhan kehamilan pada Ny. L adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu:
1.      Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil dapat memahami peran dan fungsi bidan dalm memberikan pelayanannya dan meningkatkan pengetahuannya tentang seputar kehamilan sehingga ibu dapat menjalani kehamilannya dengan baik dan dapat mencukupi kebutuhan selama kehamilan dengan melakukan periksaan  kehamilan. Selain itu ibu hamil juga dapat mengetahui komplikasi dini dan kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi sehingga ibu dapat mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman serta persiapan rujukan bila tiba – tiba terjadi keadaan gawat darurat.
2.      Bagi Puskesmas DTP Malangbong
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk puskesmas agar dapat lebih meningkatkan lagi pelayanan kebidanan khususnya asuhan antenatal pada ibu hamil,untuk mengurangi angka kematian ibu.
3.      Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk institusi agar dapat meningkatkan kualitas mahasiswanya,menambah bahan bacaan agar dapat menjadi acuan buat mahasiswa
4.      Bagi Penulis
diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan kualitas dan pengetahuan penulis khususnya keterampilan  dalam melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal.

DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran, dkk. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Fauzi, Izman. 2011. Antenatal Care. [Online]. Tersedia: http://wwwblogkesehatan.blogspot.com. [18 Desember 2011].
Febri. 2010. Tanda Tidak Pasti Kehamilan. [Online].Tersedia: http://bidanshop.blogspot.com. [18 Desember 2001].
Miil. 2008. Tanda Pasti Dan Mungkin Pada Kehamilan. [Online].Tersedia: http://sp4669.wordpress.com. [18 Desember 2001].
Pendidikan, Resolusi. 2010. Definisi Kehamilan. [Online].Tersedia: http://wikimedya.blogspot.com. [18 Desember 2001].
Aditama. 2006. Kehamilan. [Online].Tersedia: http://cybermed.cbn.net.id. [18 Desember 2001].
Sweetspe. 2010. Proses Kehamilan Dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan. [Online].Tersedia: http://sweetspearls.com/. [18 Desember 2001].
Citra, Fuzi. 2011. Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan. [Online].Tersedia: http://zietraelmart.multiply.com. [18 Desember 2001].
Anonym. 2008. Kehamilan. [Online].Tersedia: http://creasoft.wordpress.com. [18 Desember 2001].
Aini. 2011. Asuhan Antenatal Care. [Online].Tersedia: http://ainicahayamata.wordpress.com/. [18 Desember 2001].
Rhezvolution. 2009. Antenatal Care. [Online].Tersedia: http://rhezvolution.wordpress.com/. [18 Desember 2001].
Jannah, Izzati. 2011. 10 T Dalam Kehamilan. [Online].Tersedia: http://izzatijannah.wordpress.com. [18 Desember 2001].
Anonym. 2009. Seberapa Banyak Ibu Hamil Boleh Minum Kopi?. [Online].Tersedia: http://female.kompas.com/. [18 Desember 2001].
Nurlaila, Anda. 2011. Minum Kopi Berlebih Saat Hamil Picu Keguguran. [Online].Tersedia: http://kosmo.vivanews.com. [18 Desember 2001].
Andalas, Mohd. 2011. Antara Sayuran Dan Hamil Anggur. [Online].Tersedia: http://www.ccde.or.id. [18 Desember 2001].
Anonym. 2011. Tips Makan Sehat Ibu Hamil. [Online].Tersedia: http://www.blog.indoislamicstore.com. [18 Desember 2001].
Idaulat. 2011. Makan Sayur Bagi Ibu Hamil,Dapat Menyelamatkan Anaknya. [Online].Tersedia: http://www.swatt-online.com. [18 Desember 2001].

1 komentar: